Anda di halaman 1dari 11

ADVOKAT/PENASEHAT HUKUM

Perihal: Memori Banding Mataram, 29 Juli 2022


Dalam Putusan No.13/G/2022/PTUN-MTR.

Kepada
Yth.Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya
di-
Surabaya

Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, IRMA ZAIMATUDDUNIA, pekerjaan Dokter,
Kewaganegaraan Indonesia, alamat jalan Dersalam, RT.001, RW.003, Kelurahan
Dersalam, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah Domisili
elektronik (email) dr.irmazaimatuddunia@yahoo.com, berdasarkan surat kuasa
khusus tanggal 10 Februari 2022 dalam hal ini memberikan kuasa kepada:
MUH.RUM SALEH, SH, pekerjaan ADVOKAT, Kewarganegaraan Indonesia,
Domisili elektronik (email) rum52945@gmail.com berkedudukan di Kantor
Advokat/Penasehat Hukum MUH.RUM, SH DKK beralamat di jalan Mawar Utara
nomor 18 Tolobali Kelurahan Sarae, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima,
selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING / dulu sebagai PEMBANDING.
Dalam Perkara nomor: 13/G/2022/PTUN.MTR, MELAWAN: Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat, berkedudukan di jalan
Pendidikan nomor 4 Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat, selanjutnya
disebut sebagai TERBANDING/ dulu sebagai TERBANDING.

Dalam perkara ini oleh Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram, pada tanggal 18
Juli 2022 telah menjatuhkan putusan yang amarnya berbunyi :
MENGADILI:
1. Menyatakan gugatan Pembanding tidak diterima;
2. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Mataram tidak berwenang secara Absolut;
3. Menghukum Pembanding untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp. 480.000
(empat ratus delapan puluh ribu rupiah);

Bahwa dalam putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram tertanggal 18 Juli
2022 tersebut di atas, oleh kami kuasa dari IRMA ZAIMATUDDUNIA telah
menyatakan Banding pada hari jumaat tanggal 29 Juli tahun 2022 dan telah
membayar biaya banding secukupnya, sehingga pernyataan banding ini masih
dalam tenggang waktu banding, sehingga permohonan banding ini dapat diterima.

Tentang alasan-alasan Pembanding sebagai berikut:

1. Bahwa putusan Pengadilan Tata Usaha Nagara Mataram tertanggal 18-7-2022


no:13/G/2022/PTUN.MTR adalah cacad hukum dan melanggar ketentuan pasal
53 ayat 1 dan ayat (2) Undang undang nomor : 9 tahun 2004 tentang perubahan
atas undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara
Ayat 1 berbunyi: orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan
tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan
Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah
dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi.
Ayat 2 berbunyi: alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:
a. keputusan Tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undang yang berlaku.
b. keputusan Tata usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan asas-
asas umum pemerintah yang baik.

Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram di dalam mengadili perkara ini
tidak memeriksa secara adil dalam perkara ini dan tidak memperhatikan bukti-
bukti yang telah diajukan oleh Pembanding baik bukti saksi-saksi maupun bukti
surat-surat yang telah diajukan oleh Pembanding dan fakta-fakta yang terjadi
selama persidangan tidak diperhatikan oleh Majelis Hakim, malah langsung
memutuskan mengadili :
1. Menyatakan gugatan Pembanding tidak diterima.
2. Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram tidak berwenang secara
absolut.
Bahwa putusan tersebut di atas adalah betul-betul melanggar ketentuan yang
berlaku dan melanggar ketetuan pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang
nomor 9 tahun 2004 tentang perubahan atas undang-undang nomor 5 tahun 1986
tentang Peradilan Tata Usaha Negara.

2. Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram dalam putusannya mengenai


kewenangan absolut Pengadilan Tata Usaha Negara sudah menyatakan dalam
perkara ini sudah memenuhi 3 (tiga) unsur kumulatif yaitu objek yang
disengketakan haruslah berbentuk Keputusan Tata Usaha Negara, subjek yang
bersengketa haruslah antara subjek hokum orang atau badan hokum perdata
sebagai penggugat dengan badan atau pejabat tata usaha Negara sebagai
tergugat, esensi sengketanya haruslah timbul dalam bidang hokum tata usaha
negara (hukum administrasi negara) sehingga Pengadilan Tata Usaha Negara
mempunyai kewenangan absolut menangani perkara ini.

3. Bahwa berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara


yang menggunakan Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor:
88 K/TUN/1993 tanggal 7 September 1994 yang kaidah hukumnya: Bahwa
meskipun sengketa yang terjadi akibat dari surat keputusan pejabat, tetapi
perkara tersebut menyangkut pembuktian hak milik atas tanah, maka gugatan
harus diajukan terlebih dahulu ke Peradilan Umum karena sengketa perdata
dapat Pembanding bantah sebagai berikut:
- Bahwa penggunaan yurisprudensi digunakan apabila belum diatur dalam
ketentuan perundangan yang berlaku. Dalam perkara ini sudah diatur dalam
Pasal 53 ayat 1 dan ayat 2 Undang undang nomor : 9 tahun 2004 tentang
perubahan atas undang-undang nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara;
- Bahwa yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 88
K/TUN/1993 tanggal 7 September 1994 tersebut menyangkut pembuktian hak
atas tanah, sedangkan yang menjadi objek sengketa adalah pembatalan
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa
Tenggara Barat nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021, tentang Pembatalan
Sertifikat Hak Milik nomor 1408 tanggal 22 Juli 2019, Surat Ukur nomor:
01133/Santi/2019 tanggal 20 Juli 2019, luas 263 m2 an. IRMA
ZAIMATUDDUNIA dengan Dalil Tumpang Tindih lokasi atas tanah. Dan dalam
proses persidangan Terbanding tidak bisa membuktikan kepada Majelis Hakim
PTUN tentang dalil tumpang tindih tersebut;
- Lahan tanah yang menjadi objek perkara nomor 13/G/2022/PTUN-MTR sudah
pernah diperkarakan pada PERADILAN UMUM/ Pengadilan Negeri Raba
Bima dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap yang dimenangkan oleh
H. Jafar Abdullah diwariskan ke Nurlailah binti H.Jafar kemudian
menghibahkan kepada Asrah dan Asrah menjual tanah tersebut kepada Ayah
PEMBANDING (H.Muchlis) kemudian menghibahkannya pada PEMBANDING
(Bukti P-9) / Surat Putusan Pengadilan Negeri Raba Bima
no.3/PDT.G/2004/PN.RBI, tanggal 1 Juli 2004.

4. Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram dalam putusannya tidak


mempertimbangkan dan tidak memasukan Bukti P-9 yaitu Surat Putusan
Pengadilan Negeri Raba Bima no.3/PDT.G/2004/PN.RBI, tanggal 1 Juli 2004
yang objek tanahnya merupakan bagian dari objek perkara nomor
13/G/2022/PTUN-MTR. Yang pada intinya tanah objek tersebut sudah pernah
diperkarakan PADA PERADILAN UMUM / PENGADILAN NEGERI RABA BIMA
dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap yang dimenangkan oleh H. Jafar
Abdullah diwariskan ke Nurlailah binti H.Jafar kemudian menghibahkan kepada
Asrah dan Asrah menjual tanah tersebut kepada Ayah PEMBANDING (H.Muchlis)
kemudian menghibahkannya pada PEMBANDING, sehingga tidak perlu diajukan
gugatan lagi ke Peradilan Umum;

5. Bahwa Pengadilan Tata Usaha Negara Tidak sama sekali mempertimbangkan


bukti-bukti dan saksi-saksi yang diajukan oleh Pembanding dan tidak menjadikan
fakta persidangan dalam memutuskan perkara ini;

Untuk jelasnya perkara ini, maka pembanding melalui memori banding ini akan
menjelaskan tentang duduknya perkara ini sebagai berikut:
1. Bahwa Pembanding telah mengajukan gugatannya sebagaimana dalam surat
gugatannya tertanggal 18 Maret 2022 dan terdaftar di Pengadilan Tata Usaha
Negara Mataram dengan nomor Registrasi 13/G/2022/PTUN.MTR;
Bahwa Pembanding dalam gugatannya pada pokoknya mendalilkan bahwa yang
menjadi objek gugatan dalam perkara ini adalah Keputusan Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor:
159/SK-52.MP.02.03/XII/2021, tentang Pembatalan Sertifikat Hak Milik nomor
1408 tanggal 22 Juli 2019, Surat Ukur nomor: 01133/Santi/2019 tanggal 20 Juli
2019, luas 263 m2 an. IRMA ZAIMATUDDUNIA terletak di Kelurahan Santi
Kecamatan Mpunda Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat berdasarkan cacat
yuridis dan/atau cacat administrasi tanggal 22 Desember 2021.

2. Bahwa berdasarkan fakta dipersidangan bahwa Pembanding telah membuktikan


bahwa Saudara Muhammad Arif Sadikin, SH tidak memiliki legal standing untuk
mengajukan surat permohonan pembatalan sertifikat nomor 01408 atas nama
IRMA ZAIMATUDDUNIA karena hanya berdasar kwitansi yang belum bisa
dipastikan kebenarannya; hal ini bertentangan dengan ketentuan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah
Pasal 23 berbunyi:
hak atas tanah baru dibuktikan dengan: 1) penetapan pemberian hak dari Pejabat
yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang
berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak
pengelolaan; 2) asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh
pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai
hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik;

Dan Pasal 37 berbunyi: Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam peusahaan dan
perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui
lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh
PPAT yang berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

3. Pihak pembanding (Irma Zaimatuddunia) telah memberikan kuasa kepada MUH.


RUM SALEH, SH untuk mengajukan Upaya Administratif/keberatan kepada
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa Tenggara
Barat (surat kuasa tertanggal 22 Februari 2022 dan telah didaftarkan pada PTUN
Mataram / Bukti P1) dan sehingga Pembanding BERWENANG dan sudah
menyampaikan surat keberatan tertanggal 4 Maret 2022 (bukti P2) dan sudah
diterima dan ditandatangani surat tanda terima oleh petugas Kantor Badan
Pertanahan Nasional Provinsi NTB tanggal 4 Maret 2022;
Dalam hal ini fakta yang terjadi adalah Terbanding tidak menyelesaikan
keberatan yang diajukan oleh Pembanding sehingga Terbanding telah melanggar
Undang-undang nomor 30 tahun 2014 tentang Administratif Pemerintahan Pasal
77 ayat (5): Dalam hal Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak
menyelesaikan keberatan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), KEBERATAN DIANGGAP DIKABULKAN;
(pasal 77 ayat (4): Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan menyelesaikan
keberatan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja);

Sehingga Pihak Tebanding harus melaksanakan ketentuan Pasal 77 ayat (6)


Undang-Undang nomor 30 tahun 2014 berbunyi: keberatan yang dianggap
dikabulkan, ditinjaklanjuti dengan penetapan keputusan sesuai dengan
permohonan keberatan oleh Badan dan /atau pejabat pemerintahan sehingga
KEBERATAN ADMINISTRATIF PEMBANDING DIANGGAP DIKABULKAN.
Dan Pasal 77 ayat (7) Undang-Undang nomor 30 tahun 2014 berbunyi : Badan
dan atau pejabat Pemerintah WAJIB menetapkan keputusan sesuai dengan
permohonan paling lama 5 (lima) hari kerja setelah berakhirnya tenggang waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) Undang-Undang nomor 30 tahun 2014.

4. Bahwa pada fakta persidangan Pihak Terbanding tidak bisa menghadirkan


Saudara Muhammad Arif Sadikin, SH yang merupakan pelapor sehingga
diterbitkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Nusa Tenggara Barat nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021, tentang
Pembatalan Sertifikat Hak Milik nomor 1408 tanggal 22 Juli 2019, Surat Ukur
nomor: 01133/Santi/2019 tanggal 20 Juli 2019, luas 263 m2 an. IRMA
ZAIMATUDDUNIA. Hal ini terbukti bahwa Saudara Muhammad Arif Sadikin, SH
sebagai pelapor sekaligus saksi Terbanding tidak bisa membuktikan langsung
kepada Majelis Hakim tentang apa yang menjadi dalil Terbanding.
5. Bahwa terbukti Perbuatan Terbanding yang telah menerbitkan surat keputusan
nomor: 159/SK.52.MP.02.03/XII/2021, tentang pembatalan sertifikat nomor: 1408
atas nama Irma Zaimatuddunia tersebut adalah error in obyecto (salah obyek
yang dibatalkan) karena sertifikat hak milik yang ada pada tangan Pembanding
sekarang bukan bernomor: 1408 (empat angka) akan tetapi bernomor : 01408
(lima angka) oleh karena itu surat keputusan yang diterbitkan oleh Terbanding
nomor: 159/.SK.52.MP.02.03/XIII/2021, adalah cacad yuridis/cacad administrasi,
oleh karena itu sertifikat nomor: 01408 (lima angka) atas nama Irma
Zaimatuddunia (pembanding) adalah tetap sah menurut hukum karena
Terbanding sendiri telah melanggar ketentuan Peraturan Menteri Negara
Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang tata
cara pemberian dan pembatalan hak atas tanah negara dan hak pengelolaan
Pasal 111 ayat (1): Setelah berkas permohonan diterima, Kepala Kantor
Pertanahan: 1. Memeriksa dan meneliti data yuridis dan data fisik;

6. Bahwa dalam aplikasi SENTUH TANAHKU yang merupakan produk aplikasi oleh
KEMENTERIAN ATR/BPN, sertifikat nomor: 452 atas nama M.AMIN SAKBAN,
TIDAK TERDATA pada koordinat TM3 X : 227006,449 Y : 564993,489 akan
tetapi yang terdata adalah pada koordinat tersebut adalah sertifikat nomor 01408
atas nama IRMA ZAIMATUDDUNIA.
Dengan demikian surat keputusan yang diterbitkan oleh Terbanding yang
menjadi obyek perkara ini yaitu keputusan nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021,
adalah cacad yuridis/cacad administrasi. dan sertifikat nomor: 452 atas nama
M.AMIN SAKBAN adalah tidak sah. Oleh karena itu yang harus dibatalkan oleh
Terbanding adalah sertifikat nomor: 452 sertifikat atas nama M.AMIN SAKBAN.
(bukti P.11/foto satelit tentang aplikasi sentuh tanahku dan bukti P.19 tentang
peta blok tanah peserta konsolidasi di Kelurahan Penatoi/ kelurahan Santi).

7. Dalam menerbitkan Surat Keputusan nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021


TERBANDING TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2020
TENTANG PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS PERTANAHAN
PASAL 32 ayat (1) poin a,b,c dan ayat (2) poin a dan b, yang pada pokoknya
berbunyi :

Pasal 32 ayat 1 :
Kementerian atau kantor wilayah sesuai kewenangannya TIDAK DAPAT
MEMBATALKAN produk hukum baik karena cacad administrasi dan/atau cacad
yuridis maupun sebagai pelaksanaan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan
hukum tetap, dalam hal :
a. hak atas tanah obyek sengketa/perkara telah beralih kepada pihak ketiga.
b. pihak ketiga sebagai pemegang hak terakhir tidak menjadi pihak dalam
perkara; dan
c. pihak ketiga memperoleh hak atas tanah tersebut dengan itikad baik sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebelum adanya perkara.

Pasal 32 ayat (2):


Dalam hal hak atas tanah atau sertifikat tanah yang dimohon pembatalan tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kementerian atau
kantor wilayah sesuai kewenangannya memberitahukan kepada:
a. pemohon pembatalan untuk melakukan upaya hukum di pengadilan dalam
rangka mempertahankan hak keperdataan atas tanah.
b. pihak ketiga mengenai adanya putusan Pengadilan yang membatalkan hak
atas tanah atau sertifikat tanah atas nama pihak ketiga yang tidak menjadi
pihak dalam perkara.

Dari ketentuan pasal 32 ayat 1 dan 2 Terbanding TIDAK BERWENANG


menerbitkan surat keputusan pembatalan produk hukum nomor: 159/SK-
52.MP.02.03/XII/2021 karena posisi Pembanding (IRMA ZAIMATUDDUNIA)
adalah pihak ketiga sebagai pemegang hak terakhir tidak menjadi pihak dalam
perkara, dan Pembanding sebagai pihak ketiga memperoleh hak atas tanah
tersebut dengan itikad baik (yaitu didapat dari penyerahan dari orang tua yang
bernama Muchlis) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bahwa orang tua pembanding (Muchlis) mendapatkan tanah tersebut
berdasarkan jual beli dengan seorang yang bernama Asyrah (sesuai bukti P.5),
dan Asrah mendapatkan tanah tersebut dari ibu Nurlailah binti H.Jafar Abdullah
pada tanggal 29-10-2015, bukti P.4)

8. Dalam menerbitkan Surat Keputusan nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021


TERBANDING TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2020
TENTANG PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS PERTANA HAN pasal
3 ayat (8) menyatakan: Pengaduan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dinyatakan belum lengkap dan tidak
memenuhi syarat, dikembalikan kepada pengadu secara tertulis atau media
daring dan Pengaduan yang disampaikan secara lisan melalui loket Pengaduan
dikembalikan di loket Pengaduan tersebut. Pihak terbanding tidak pernah
mengembalikan permohonan keberatan administratif kepada pihak pembanding
secara tertulis dengan kata lain pembanding menilai pengajuan keberatan
administratif telah memenuhi syarat;

9. Dalam menerbitkan Surat Keputusan nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021


TERBANDING TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN
PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2020
TENTANG PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS PERTANAHAN Pasal
6 ayat (2) yaitu Penanganan Sengketa dan Konflik dilakukan dengan tahapan
PENANGANAN SECARA BERURUTAN; yakni:
1. Laporan hasil penelitian permasalahan penerbitan sertifikat ganda atas satu
bidang tanah terletak di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda bersama batas
kawasan hutan TANGGAL 02 JUNI 2021;
2. Kajian kasus kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa
Tenggara Barat TANGGAL 12 JULI 2021;

urutan seharusnya adalah:


1. Kajian kasus kantor wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa
Tenggara Barat TANGGAL 12 JULI 2021;
2. Laporan hasil penelitian permasalahan penerbitan sertifikat ganda atas satu
bidang tanah terletak di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda bersama batas
kawasan hutan TANGGAL 02 JUNI 2021;
Yang dilakukan Terbanding adalah mendahulukan membuat laporan
penelitian setelah itu melakukan kajian kasus. Ini membuktikan bahwa yang
dilakukan Terbanding seakan-akan membuat keputusan yang berpihak
kepada pihak yang mengajukan keberatan.

. Dalam menerbitkan Surat Keputusan nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021


TERBANDING TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN
KETENTUAN PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21
TAHUN 2020 TENTANG PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS
PERTANAHAN Pasal 6 ayat (1) yaitu: Penanganan sengketa dan konflik
dilakukan melalui tahapan :
a.pengkajian kasus.
b.gelar awal .
c.penelitian.
d.ekspos hasil penelitian.
e.rapat koordinasi.
f.gelar ahir. Dan
g.penyelesain kasus.
Dalam hal ini Terbanding MENGAKUI dalil Pembanding yang menyatakan
Terbanding tidak melaksanakan:
-
-
- dan Terbanding

10. Terbanding TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN KETENTUAN


PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN
PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2020
TENTANG PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KASUS PERTANAHAN

melaksanakan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum


tetap diajukan oleh pihak pemenang Perkara melalui Kepala Kantor

Dalam perkara ini yang menjadi objek adalah tanah yang dulunya tanah
sengketa yang sudah ada keputusan yang berkekuatan hukum tetap. Karena
tanah tersebut sudah pernah menjadi objek sengketa dan sudah diputuskan oleh
Pengadilan dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap yang dimenangkan
oleh Pihak dimana pembanding mendapatkan tanah tersebut (Bukti P9);
seharusnya Terbanding membatalkan sertifikat nomor 452 tanggal 24
Desember 2003, surat ukur nomor:194/santi/2003 (PIHAK YANG KALAH);

11. TERBANDING TIDAK MEMPERHATIKAN DAN MELAKSANAKAN


KETENTUAN Undang-undang NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN Pasal 47: Dalam hal Keputusan
menimbulkan pembebanan bagi Warga Masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 ayat (1), maka Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan wajib
memberitahukan kepada pihak-pihak yang bersangkutan paling lama 10
(sepuluh) hari kerja sebelum menetapkan dan/atau melakukan Keputusan
dan/atau Tindakan, kecuali diatur lain dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini Terbanding sama sekali tidak pernah memberitahukan
kepada pihak Pembanding sebelum mengeluarkan keputusan.
Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut di atas, maka gugatan Pembanding ini telah
terbukti dan dapat dikabulkan menurut hukum .

TENTANG KETERANGAN SAKSI:


1. A.Hafid.
2. Nasaruddin.

Ad,1. SAKSI A.HAFID.

Saksi A.HAFID, di bawah sumpah telah memberi keterangan dan telah membuat
surat pernyataan tentang kronologis kepemilikan tanah sebagai berikut:
1. Bahwa pada tahun 2003-2004 dilaksanakan konsolidasi tanah di Kelurahan
Penatoi (sebelum pemekaran menjadi Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda, Kota
Bima).
2. Bahwa pada tahun 2003-2004 H.Jafar Abdullah memiliki tanah seluas 85 are di
Kelurahan Penatoi (sebelum pemekaran jadi kelurahan Santi), Kecamatan
Mpunda, Kota Bima, akan tetapi tanah tersebut dalam proses Pengadilan
(sengketa) dengan Tuan M.Nor HA,Tuan Arsyad Jida, Tuan Ibrahim Ahmad (yaitu
dalam perkara di Pengadilan Negeri Raba Bima No.3/pdt.G/2004/PN.RBI, dan
perkara tersebut di menangkan oleh H. Jafar Abdullah).
3. Bahwa perkara tersebut diatas telah dimenangkan oleh H.Jafar Abdullah dan
telah dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Raba Bima pada tahun 2015
berdasarkan putusan Pengadilan Negeri Raba Bima no.3/Pdt.G/2004/PN.RBI.
sebelum di eksekusi,BPN telah menerbitkan sertifikat atas nama Tuan M.Nor HA
DKK yang merupakan tanah yang dimenangkan oleh H.Jafar Abdullah,ikut dalam
program konsolidasi berdasarkan surat keputusan Kepala BPN Kabupaten Bima
no.420.123.06/27/353/HM/KY/BPN/2003.
4. Di dalam pelaksanaan konsolidasi tanah setiap peserta konsolidasi wajib
menyumbangkan 17% dari tanahnya untuk pembangunan baik untuk
pembangunan jalan,drainase dll.dimana pada saat pelaksanaan konsolidasi
tersebut tanah H.Jafar Abdullah tersebar di beberapa lokasi tanah yang saat ini
disengketakan seluas 2,7 are yang atas nama Irma Zaimatuddunia awalnya
dalam perencanaan konsolidasi merupakan sisa tanah untuk pembangunan
(STUP) saat pelaksanaan konsolidasi tersebut, namun pada pelaksanaan
konsolidasi terdapat kekurangan hak atas tanah yang dimiliki oleh H.Jafar
Abdullah sehingga tanah STUP tersebut diberikan haknya kepada H.Jafar
Abdullah yang dimaksud untuk memenuhi kekurangan tanah yang dimiliki oleh
H.Jafar Abdullah.
5. Kepemilikan Nurlailah binti H.Jafar Abdullah atas tanah H.Jafar Abdullah berasal
dari warisan yang diperuntungkan pada ibu Nurlailah sebagai anak dari H.Jafar
Abdullah dimana tanah yang disengketakan saat ini merupakan bagian dari tanah
yang wariskan.
6. Berdasarkan surat hibah bahwa pada tanggal 29 Oktober 2015 Nurlailah binti
H..Jafar menghibahkan tanahnya kepada Asyrah.
7. Mulai tahun 2018 SPPT tanah yang saat ini dimiliki oleh Irma Zaimatuddunia
nama dan alamat wajib pajaknya atas nama MUCHLIS, yang merupakan pemberi
hibah tanah kepada Irma Zaimatuddunia.
Bahwa surat pernyataan ini,dilampiri dengan beberapa surat yaitu :
1. Surat keterangan lurah Santi no.140.1/106/KS/XI/2019, yang menerangkan
bahwa Irma Zaimatuddunia memiliki sebidang tanah.
2. SPPT, tahun 2017, 2018, 2020, 2021, 2022.
8. Saksi A.Hafid menerangkan bahwa BPN Kota Bima tidak pernah melakukan
mediasi antara Irma Zaimatuddunia dengan M.Amin Sakban/Muhammad Arif
Sadikin, SH.

Ad.2. SAKSI NASARUDDIN.

Dibawah sumpah saksi menerangkan bahwa:


- Saksi tidak kenal dengan Terbanding
- Saksi hanya kenal nama saja tentang Pembanding yaitu dokter Irma.
- Sahwa saksi mengetahui adanya program pemerintah tentang konsolidasi tanah
di kelurahan Santi,Kecamatan Mpunda.
- Bahwa konsolidasi tanah di kelurahan Santi,Kecamatan Mpunda,Kota Bima
diadakan pada tahun 2003-2004.
- Bahwa saksi tau tentang tanah yang disengketakan sekarang di Kelurahan Santi
bahwa tanah tersebut masuk dalam wilayah konsolidasi pada tahun 2003-2004.
- Bahwa saksi kenal dengan orang yang bernama M.AMIN SAKBAN.
- Bahwa M. AMIN SAKBAN tidak memiliki tanah di kelurahan Santi.
- Bahwa H.Jafar Abdulah pernah perkara dengan M.Nor HA.
- Bahwa tanah sengketa sekarang pernah dieksekusi oleh Pengadilan Negeri Raba
Bima pada tahun 2015.

Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut di atas dan berdasarkan bukti surat kode
P.1,P.2, P.3, P.4, P.5, P.6, P.7, P.8,P.9, P.10,P.11, P.12,P.13, P.14, P.15,P.16,
P.17, P.18,P.19 dan berdasarkan invormandum P.1, P.2, P.3, P.4, P.5,P.6, dan
invormandum P.7, serta berdasarkan keterangan dua orang saksi di bawah sumpah
yaitu saksi 1. A.HAFID, dan 2. Saksi Nasaruddin, maka membuktikan bahwa
tindakan TERBANDING yang telah menerbitkan Keputusan 159/SK-
52.MP.02.03/XII/2021 tentang pembatalan sertifikat hak milik nomor : 1408 tanggal
22 juli 2019, surat ukur nomor :01133/Santi/2019 tanggal 20 Juli 2019, luas 263 m2
an.Irma Zaimatuddunia terletak di Kelurahan Santi, Kecamatan Mpunda Kota Bima
Propinsi Nusa Tenggara Barat adalah KELIRU DAN SALAH, LEBIH KHUSUS
TERBANDING telah melanggar undang-undang:
1. Terbanding telah melanggar ketentuan pasal 76 ayat ( 2 ) UU nomor 30 tahun
2014, melanggar ketentuan pasal 77 ayat ( 4 ), melanggar ketentan pasal 77 ayat
( 5 ), melanggar ketentuan pasal 77 ayat ( 6 ),melanggar ketentuan pasal 77 ayat
( 7 ) undang undang nomor 30 tahun 2014 tentang administrasi Pemerintahan.
2. Terbanding telah melanggar ketentuan pasal 32 ayat ( 1 ) poin a,b,c dan ayat
(2) poin a dan poin b Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia nomor 21 tahun 2020 tentang
penanganan dan penyelesaian kasus pertanahan.
3. Terbanding melanggar ketentuan juknis layanan informasi pertanahan dan tata
ruang secara elektronik nomor : 5 / juknis- 100 HK.02/VIII/2021 tanggal 9 agustus
2021 pada poin VII layanan informasi titik kordinat menjelaskan bahwa hasil
layanan informasi titik kordinat diterbitkan paling lama 3 ( tiga ) hari kerja sejak
permohonan layanan dikonfermasi oleh sistim elektronik. Bahwa sampai sejak
dilaksanakan persidangan perkara ini titik kordinat dengan nomor sertifikat
sebagaimana tercantum pada dasar keputusan pembatalan sertifikat hak milik
nomor : 1408 tanggal 22 Juli 2019, surat ukur nomor: 01133/Santi/2019 tanggal
20 juli luas 263 m2 an.Irma Zaimatuddunia, koordinat TM3 X : 227006,449 Y :
564993, 489 TIDAK TERDATA dengan kata lain tidak tercatat dan atau tidak
terdaftar atau TIDAK ADA DATANYA, akan tetapi YANG TERDATA ADALAH
SERTIFIKAT NOMOR : 01408 an.IRMA ZAIMATUDDUNIA. dari aplikasi ini
terbkti bahwa titik koordinat tersebut adalah sertifikat atas nama IRMA
ZAIMATUDDUNIA dan Terbanding telah mengada-ada menyampaikan titik
koordinat tersebut sertifikat milik M.AMIN SAKBAN. Sangat tidak masuk akal
Terbanding berdalil hanya terploting secara offline sedangkan ploting secara
online tidak dilakukan pada aplikasi SENTUH TANAHKU yang merupakan produk
aplikasi oleh KEMENTERIAN ATR/BPN sudah bertahun-tahun telah digunakan
dan konsumsi masyarakat/ public (bukti P.11 ).

Menanggapi bukti yang diajukan oleh Terbanding yaitu Bukti T1, T2, T3, T4, T5, T6
dan bukti informandum bukan merupakan bukti menurut undang-undang. Lebih
khusus bukti T.6 yaitu Copy kuitansi jual beli antara Muhammad Arif Sadikin dengan
M. Amin Sakban tanggal 23 Januari 2011 adalah BUKAN bukti peralihan hak milik
atas tanah, karena kuitansi itu bukan akta otentik/bukan akta PPAT yang dibuat oleh
Notaris/PPAT. Oleh karena itu peralihan hak atas tanah belum dilakukan. Jual beli
tanah harus sesuai ketentuan Peraturan perundangan yaitu Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah Pada Pasal
23, 37, 38, 39.
Pasal 23 berbunyi:
hak atas tanah baru dibuktikan dengan : 1) penetapan pemberian hak dari Pejabat
yang berwenang memberikan hak yang bersangkutan menurut ketentuan yang
berlaku apabila pemberian hak tersebut berasal dari tanah Negara atau tanah hak
pengelolaan; 2) asli akta PPAT yang memuat pemberian hak tersebut oleh
pemegang hak milik kepada penerima hak yang bersangkutan apabila mengenai
hak guna bangunan dan hak pakai atas tanah hak milik;
Dan Pasal 37 berbunyi: Peralihan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam peusahaan dan
perbuatan hukum pemindahan hak lainnya, kecuali pemindahan hak melalui lelang
hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang dibuat oleh PPAT yang
berwenang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Justru
itu saudara Muhammad Arif Sadikin tidak memiliki legal standing dalam pengajuan
pembatalan sertifikat pada objek perkara ini;

Terbanding tidak dapat membuktikan dalil sesuai pertimbangan pada Keputusan


Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Nusa Tenggara Barat
nomor: 159/SK-52.MP.02.03/XII/2021, tentang Pembatalan Sertifikat Hak Milik
nomor 1408 tanggal 22 Juli 2019, Surat Ukur nomor: 01133/Santi/2019 tanggal 20
Juli 2019, luas 263 m2 an. IRMA ZAIMATUDDUNIA. Karena bukti yang dimiliki
hanya kuitansi yang tidak bisa dijadikan dasar hak atas tanah sesuai peraturan
perundangan. Terbanding juga tidak bisa membuktikan bahwa sertifikat an. Irma
Zaimatuddunia terbit diatas bidang yang sama dengan sertifikat an. M. Amin
Sakban. Lebih-lebih Terbanding tidak bisa membuktikan bahwa pada bidang tanah
tersebut tanah milik M.Amin Sakban melainkan yang terbukti pada fakta persidangan
adalah pada bidang tersebut merupakan Tanah milik Irma Zaimatuddunia.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka melalui memori ini Pembanding
memohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
Surabaya kiranya perkara ini dapat diputus sebagai berikut:

Menyatakan membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Mataram nomor:


13/G/2022/PTUN.MTR,TERTANGGAL 18 JULI 2022;
DAN

Anda mungkin juga menyukai