Anda di halaman 1dari 35

MEMORI BANDING

Atas Putusan Pengadilan Negeri Sumbawa No. 19/Pdt.G/2023/PN Sbwa


Tanggal 6 Februari 2024

KUSUMO HADI, ………………………………… PEMBANDING/dahulu PENGGUGAT

Melawan

1. Sdr. Asad H Ahmad, beralamat di Jalan Garuda Nomor 10 Toko


UD Kartini, Kota Sumbawa, selanjutnya disebut
sebagai…………………………… ………….. TERBANDING I/TERGUGAT I
2. Paris Leonidas, beralamat di Jl. Jatiluhur No. 3 BTN Kakalik
Kelurahan Parang Pule, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram,
selanjutnya disebut sebagai ……….. TERBANDINGII/TERGUGAT II
3. Carmen Pasadena, beralamat di Jl. Jatiluhur No. 3 BTN Kakalik
Kelurahan Parang Pule, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram,
selanjutnya disebut sebagai ……….. TERBANDING III/TERGUGAT III
4. Vega Paloba, beralamat di Jl. Jurusan Sambalia Km 3 Dusun
Barantapen Asri Desa Seruni Mumbul, Kecamatan Pringgabaya,
Lombok Timur, selanjutnya disebut sebagai
……………………………………………………… TERBANDING IV/TERGUGAT IV
5. Dedi Haryanto Bin Faisal selaku Ahti Waris Sdr. Faisal, beralamat
di RT 001 RW 08 Kampung Mandar Desa Labuhan Kecamatan
Labuhan Badas Sumbawa, selanjutnya disebut sebagai
……………………………………………………… TERBANDING V/TERGUGAT V
6. KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUMBAWA, beralamat di
Desa Karang Dima, Kelurahan Lampeh Brangbiji Sumbawa,
selanjutnya disebut sebagai ……….. TURUT TERBANDING I/TURUT
TERGUGAT l;
7. JOKO DERPO YUWONO, SH., Notaris Sumbawa, beralamat di
Sumbawa, selanjutnya disebut sebagai ..… TURUT TERBANDING
II/TURUT TERGUGAT II;
8. CAMAT SUMBAWA, beralamat di Kantor Kecamatan Sumbawa,
selanjutnya disebut sebagai ……… TURUT TERBANDING III/TURUT
TERGUGAT lII

Jakarta, 15 Februari 2024

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Tinggi
Jalan Majapahit Nomor 46 Matara
Di
Mataram.

Disampaikan melalui :

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Sumbawa Besar


Di
Sumbawa.

Hal : MEMORI BANDING

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

ENNY ROHAENI, SH.,MSi Warga Negara Indonesia adalah Advokat pada


Kantor Hukum Enny Rohaeni, SH Dan Rekan, beralamat di Jl. Sasak II
Nomor 50 RT 005 RW 02 Kelurahan Kelapa Dua, Kecamatan Kebun Jeruk,
Kota Administrasi Jakarta Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal
2023, (terlampir) bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
kepentingan hukum dari :

KUSUMO HADI : Warga Negara Indonesia beralamat di Jl. Pantai Sire


Nomor 45 Pagutan Permai RT 004/096 Kelurahan Pagutan Barat Mataram
Nusa Tenggara Barat, selanjutnya Dengan ini disampaikan MEMORI
BANDING atas Putusan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Nomor
19/Pdr.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2024 yang lengkapnya
berbunyi sebagai berikut :

I. Pernyataan Banding Masih Dalam Tenggang Waktu :

Putusan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Nomor


19/Pdt.G/2023/PN Sbwa di putus tanggal 6 Februari 2024 dan
atas Putusan tersebut Pembanding/Penggugat menyatakan
Banding pada tanggal 16 Februari 2024;

Dengan demikian pernyataan Banding dari


Pembanding/Penggugat telah sesuai dengan ketentuan
Perundang-undangan yang berlaku;

II. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Nomor


19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2024 diketahui
melalui e-Court pada tanggal 9 Februari 2024 dan Memori Banding
ini didaftarkan pada E-Court pada tanggal 22 Februari 2024;

III. Bahwa Pembanding/Penggugat keberatan dengan Putusan


Pengadilan Negeri Sumbawa Besar Nomor 19/Pdt.G/2023/PN
Sbwa tanggal 6 Februari 2024 yang Amar nya berbnunyi sebagai
berikut :

MENGADILI

1. Mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut Tergugat I;


2. Menyatakan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar secara Kompetensi
Absolut tidak berwenang untuk mengadili perkara a quo;
3. Menyatakan Eksepsi Tergugat I selain kompetensi absolut tidak dapat
diterima;
4. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet On van
kelijk verklaard);
5. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul daam
perkara ini sejumlah Rp. 2.819.000,00-, (dua juta delapan ratus
Sembilan belas ribu rupiah);

KEBERATAN PERTAMA :
“APABILA DALAM SUATU PUTUSAN TERDAPAT KEKHILAFAN HAKIM ATAU
SUATU KEKELIRUAN”

Bahwa menunjuk pada Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung


Republik Indonesia tanggal 9 Oktober 1975 Nomor 951 K/SIP/1973
yang menyatakan :

“Pemeriksaan Tingkat Banding yang seolah-olah seperti di Tingkat


Kasasi yang hanya memperhatikan apa yang diajukan oleh
Pembading adalah salah, seharusnya pemeriksaan Banding
mengulang pemeriksaan keseluruhannya, baik mengenai fakta
maupun penetapan hukum” -------------------------------------------------------------------

Peradilan Judex Factie, khususnya Pengadilan Tinggi Mataram


mempunyai kewenangan untuk memeriksa Kembali fakta-fakta dan
penerapan hukumnya;

Bahwa keberatan-keberatan Pembanding/Penggugat atas Putusan Perkara


Pengadilan Negeri Sumbawa Nomor 19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6
Februari 2024 dalam amar pertimbangan hukum maupun putusannya akan
ditanggapi secara berurut oleh Pembanding/Penggugat sebagai berikut :

BAHWA PERTIMBANGAN YUDEX FACTIE PENGADILAN NEGERI


SUMBAWA BESAR DARI PARAGRAPH 5 HALAMAN 38 SAMPAI
DENGAN Paragraph 3 HALAMAN 39 ADALAH KELIRU, TIDAK
OBYEKTIF, DAN TIDAK BERDASAKAN HUKUM.

Peradilan Judex Factie, khususnya Pengadilan Tinggi Mataram


mempunyai kewenangan untuk memeriksa Kembali fakta-fakta dan
penerapan hukumnya;

1. Bahwa Pertimbangan Hukum Majelis Hakim pada PARAGRAPH 5


HALAMAN 38 DAN paragraph 3 Halaman 39 ADALAH KELIRU, TIDAK
OBYEKTIF, DAN TIDAK BERDASAKAN HUKUM.
“Menimbang, BAHWA BERDASARKAN Pasal 1 Angka (4) Peraturan
Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang
Pedoman Penyelesaian Sengketa Tindakan Pemerintah dan
Kewenangan Mengadili Perbuatan Melanggar Hukum oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrechmatige Overheidsdaad) yang
menyatakan bahwa sengketa perbuatan melawan hukum oleh Badan
dan/atau Pejabat Pemerintahan (Onrechmatige Overheidsdaad)
adalah sengketa yang didalamnya mengandung tuntuan untuk
menyatakan tidak sah dan/atau batal Tindakan Pejabat Pemerintah
atau tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat beserta ganti rugi
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”;

“Menimbang, atas pertimbangan tersebut maka berdasarkan Pasal 2


ayat (1) Perma Nomor 2 Tahun 2019 yang menyatakan perkara
perbuatan melanggar hukum (Onrechtmatige Overheidsdaad) oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemeintahan merupakan kewenangan
peradilan tata usaha negara, sehingga Majelis Hakim berpendapat
bahwa apa yang menjadi poko gugatan Penggugat tersebut bukanlah
wewenang Pengadilan Negeri Sumbawa Besar untuk memeriksa dan
memutus perkara tersebut, melainkan wewenag Pengadilan Tata
Usaha Negara”;

Mengutip tulisan Renata Christa Auli, SH pada Hukum


Online,com menjelaskan bahwa

Perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Perdata

Perbuatan Melawan Hukum perdata adalah suatu perbuatan atau


tidak berbuat sesuatu yang menimbulkan kerugian bagi orang lain
tanpa sebelumnya ada suatu hubungan hukum, kewajiban mana
ditujukan terhadap setiap orang pada umumnya dan dengan tidak
memenuhi kewajibannya tersebut dapat diminta suatu ganti rugi.

Kemudian, Rosa Agustina dalam bukunya berjudul Perbuatan


Melawan Hukum menjelaskan bahwa dalam menentukan suatu
perbuatan dapat dikualifisir sebagai melawan hukum, diperlukan
syarat sebagai berikut:

1. bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku;


2. bertentangan dengan hak subjektif orang lain;
3. bertentangan dengan kesusilaan; dan
4. bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.
Lebih lanjut, Mariam Darus Badrulzaman dalam
bukunya berjudul KUH Perdata Buku III: Hukum Perikatan dengan
Penjelasan, sebagaimana dikutip oleh Rosa Agustina menguraikan
unsur Perbuatan Melawan Hukum yang harus dipenuhi, antara lain:

1. harus ada perbuatan (positif maupun negatif);


2. perbuatan itu harus melawan hukum;
3. ada kerugian;
4. ada hubungan sebab akibat antara perbuatan melawan hukum
itu dengan kerugian; dan
5. ada kesalahan.

Renata menambahkan bahwa dalam


konteks hukum
perdata, Perbuatan Melawan Hukum dikenal dengan
istilah onrechtmatige daad. Sebagaimana diatur dalam Pasal
1365 KUHPer, Perbuatan Melawan Hukum adalah:

Tiap perbuatan yang melanggar hukum dan membawa kerugian


kepada orang lain, mewajibkan orang yang menimbulkan kerugian itu
karena kesalahannya untuk menggantikan kerugian tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum


perdata meliputi adanya perbuatan melawan hukum, adanya
kesalahan, adanya sebab akibat antara kerugian dan perbuatan, serta
adanya kerugian.

Kemudian Sovia Hasanah, SH dalam Perbedaan Gugatan Perdata


dengan Gugatan TUN :

1. Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul


dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di
pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan
keputusan berdasarkan wewenang yang ada padanya atau yang dilimpahkan
kepadanya yang digugat oleh orang atau badan hukum perdata.[3]

2. Yang disebut dengan gugatan yang diajukan pada Pengadilan


Tata Usaha Negara (“TUN”) adalah permohonan yang berisi
tuntutan terhadap Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dan
diajukan ke Pengadilan untuk mendapatkan putusan.
3. Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang
mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh
orang atau badan hukum perdata.

4. Menurut Rozali Abdullah dalam bukunya Hukum Acara


Peradilan Tata Usaha Negara (hal.5), Peradilan TUN hanya
berwenang mengadili sengketa TUN, yaitu sengketa antara orang
atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara. Oleh karena itu, pada hakikatnya sengketa TUN
adalah sengketa tentang sah atau tidaknya suatu keputusan TUN
yang telah dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN.

Berdasarkan hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Yang dapat digugat di hadapan peradilan TUN hanyalah badan


atau pejabat TUN;
2. Sengketa yang dapat diadili oleh peradilan TUN adalah sengketa
mengenai sah atau tidaknya suatu Keputusan TUN, bukan
sengketa mengenai kepentingan hak.

Mengenai gugatan dijelaskan oleh Retnowulan Sutantio dan


Iskandar Oeripkartawinata dalam bukunya Hukum Acara
Perdata dalam Teori dan Praktek (hal. 10), yakni dalam perkara
gugatan ada suatu sengketa atau konflik yang harus diselesaikan dan
diputus oleh pengadilan.

Dalam hukum acara perdata, orang yang merasa bahwa haknya


dilanggar disebut dengan penggugat, sedangkan bagi orang yang
ditarik ke muka pengadilan karena ia dianggap melanggar hak
seseorang atau beberapa orang itu, disebut tergugat.[5]

Sementara, Yahya Harahap dalam bukunya Hukum Acara Perdata


Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan Putusan
Pengadilan (hal. 46) menjelaskan bahwa gugatan mengandung
sengketa di antara kedua belah pihak atau lebih. Permasalahan yang
diajukan dan diminta untuk diselesaikan dalam gugatan merupakan
sengketa atau perselisihan di antara para pihak. Penyelesaian
sengketa di pengadilan ini melalui proses sanggah-menyanggah
dalam bentuk replik dan duplik. Dalam perundang-undangan, istilah
yang dipergunakan adalah gugatan perdata atau gugatan saja.[6]

Analisis

Jadi untuk membedakan antara gugatan yang diajukan ke Pengadilan


TUN dan gugatan perdata, kita dapat melihat dari segi para pihak dan
sengketa apa yang diadili. Pada Pengadilan TUN, yang dapat digugat
di hadapan pengadilan TUN hanyalah badan atau pejabat TUN baik di
pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya
keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa
kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, bukan sengketa mengenai kepentingan hak yang dilanggar.

Sedangkan pada gugatan perdata, para pihaknya adalah


orang yang merasa bahwa haknya dilanggar (penggugat) dan
orang yang ditarik ke muka pengadilan karena ia dianggap
melanggar hak seseorang atau beberapa orang (tergugat).
Dalam gugatan perdata, yang akan diselesaikan adalah
sengketa atau konflik hak para pihak.

Oleh karenanya Majelis Yang Mulia Walaupun dalam


Gugatan a quo Penggugat menggugat terkait
Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984,
Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984
dan Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang
Dima/1984 yang diterbitkan oleh Turut Tergugat I
yang adalah Pejabat Tata Usaha Negara, namun yang
dijadikan dasar gugatan ini adalah mengenai
perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Para
Tergugat dan Para Turut Tergugat dan dipandang
telah merugikan hak-hak subyektif dari Penggugat
sebagaimana Posita Gugatan Penggugat, dimana
perbuatan tersebut telah memenuhi unsur-unsur
sebagai perbuatan melawan hukum sesuai Pasal
1365 KUH Perdata;
Oleh karenanya perbuatan melawan hukum yang
Penggugat maksud bukan perbuatan melawan hukum
yang ditentukan dalam Undang-Undang Peradilan
Tata Usaha Negara yang dibuat oleh badan/pejabat
tata usaha negara yang bersifat konkrit, final dan
individual;

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 93


K/TUN/1996 tanggal 24 Februari 1998 menyatakan
bahwa “Gugatan mengenai fisik tanah sengketa dan
kepemilikannya adalah wewenang di Pengadilan
Perdata untuk memeriksa dan memutuskannya”;

Oleh karenanya Pertimbangan Hukum Majelis Hakim


Tingkat I bahwa Gugatan Penggugat bukan
kewenangan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar,
adalah salah keliru besar dan tidak berdasar, mohon
kepada Yang Mulia Majelis Hakim agar memeriksa
dan memutuskan membatalkan Putusan Pengadilan
Negeri Sumbawa Besar Nomor 19/Pdt.G/2023/PN
Sbwa., tanggal 6 Februari 2024;

2. Bahwa sebelumnya perkara yang sama pernah


diajukan oleh Pembanding/Penggugat yang diregister
dalam perkara Nomor 035/Pdt.G/2022/PN.Sbwa dan
oleh Majelis Hakim yang sama telah diputus NO pada
tanggal 4 April 2023 dimana Terbanding I/Tergugat I
mengajukan Jawaban Dalam Eksepsi ada 3 yaitu pada
lembar kedua/halaman 2 ada Eksepsi Kurang Pihak,
dan dalam halaman yang sama ada Eksepsi Obscuur
Libel dan pada halaman 6 ada Eksepsi Kewenangan
Absolut, dan Majelis Hakim Perkara Nomor 035/Pdt.G
/2022/PN Sbwa pada tanggal 4 April 2023
memutuskan dalam Pertimbangan hukum bahwa
mengabulkan Eksepsi Tergugat I yaitu Gugatan
Penggugat/ Pembanding kurang pihak (mengapa
tidak langsung menerima Eksepsi Tergugat I tentang
Kewenangan), sebagaimana pertimbangan hukum
pada Paragraph I halaman 45 :

“Menimbang bahwa dengan memperhatikan gugatan dan jawaban


yang disampaikan oleh para pihak tersebut di atas dihubungkan
dengan bukti-bukti surat dan keterangan Para Saksi yang diajukan
oleh Penggugat dan Tergugat I dan Turut Tergugat I, maka untuk
memperjelas asal-usul perolehan dari obyek sengketa maka Majelis
Hakim memandang pihak yang sedari awal yang memiliki tanah
kemudian menjual atau mengalih tangankan kepemilikan tanah yang
saat ini menjadi obyek sengketa, dalam hal ini adalah Paris Leonidas,
Carmen Pasadena dan Vega Paloba yang merupakan anak dari D Mone
yang merupakan pemilik pertama tanah yang saat ini menjadi obyek
sengketa, harus turut dijadikan pihak dalam perkara ini”;

3. Kemudian Pembanding/Penggugat mengajukan


Gugatan Baru dalam rangka memenuhi
formalitas Gugatan sesuai pertimbangan
hukum Majelis Hakim dalam Perkara Nomor
035/Pdt.G/2022/PN. Sbwa pada tanggal 4
April 2023. dan perkara baru dengan Nomor
19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2024
dengan putusan NO bahwa Gugatan Penggugat bukan
kewenangan Pengadilan Negeri Sumbawa Besar
tetapi merupakan wewenang TUN;

Pertimbangan Hakim pada Paragraph 3 halaman 39 :

“Menimbang, atas pertimbangan tersebut maka berdasarkan Pasal 2


ayat (1) Perma Nomor 2 Tahun 2019 yang menyatakan perkara
perbuatan melanggar hukum (Onrechtmatige Overheidsdaad) oleh
Badan dan/atau Pejabat Pemeintahan merupakan kewenangan
peradilan tata usaha negara, sehingga Majelis Hakim berpendapat
bahwa apa yang menjadi poko gugatan Penggugat tersebut bukanlah
wewenang Pengadilan Negeri Sumbawa Besar untuk memeriksa dan
memutus perkara tersebut, melainkan wewenag Pengadilan Tata
Usaha Negara”;

Bahwa Pembanding/Penggugat tidak habis pikir


dengan putusan Majelis Hakim mengapa pada perkara
Nomor 035/Pdt.G/2022/PN Sbwa tanggal 4 April
2023 memutus NO dengan menerima Eksepsi Kurang
Pihak dari Tergugat I mengapa tidak memutuskan NO
dengan menerima Eksepsi Tergugat I tentang Eksepsi
Kewenangan Absolut dan kemudian memutuskan
menerima Eksepsi Tergugat I pada Perkara Nomor
19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2024
dengan putusan NO tentang Kewenangan Absolut ?
Putusan Majelis Hakim sangat salah/keliru dan tidak
berdasar sama sekali mengingat bahwa berdasarkan
tulisan dari Dewi Atiqah pada Telusuri serta awasi
jalannya proses perkara :”Bahwa salah satu wujud
peningkatan kualitas putusan hakim dan
profesionalisme lembaga peradilan yakni ketika
hakim mampu menjatuhkan putusan dengan
memperhatikan tiga hal yang sangat esensial, yaitu
keadilan (gerechtigheit), kepastian (rechsecherheit)
dan kemanfaatan (zwachmatigheit).

Bahwa secara prinsip hukum diciptakan untuk memberikan


kepercayaan kepada Masyarakat (manusia) terhadap
kepentingan yang berbeda, melalui hukum diharapkan
dapat terjalin pencapaian cita dari manusia (subyek hukum),
sebagaimana dikatakan oleh Gustav Radburch bahwa
hukum dalam pencapaiannya tidak boleh lepas dari
keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Eksistensi hukum
yang dimaksud ialah baik hukum yang bersifat pasif
(peraturan perundang-undangan) maupun bersifat aktif
(hakim di pengadilan);

Bahwa berdasarkan tulisan tersebut di atas maka


putusan Majelis Hakim dalam perkara Nomor
19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2024
tidak mencerminkan keadilan, kepastian hukum dan
kemanfaatan bagi Pembanding/ Penggugat karena
dengan menerima Eksepsi Tergugat I tentang
Kewenangan Absolut Majelis Hakim telah keliru dan
salah besar karena:

a. Sesuai tulisan Bambang Sunggono dalam Metode


Penelitian Hukum, Majelis Hakim harus
memperhatikan Pasal 119 HIR/143 Rbg bahwa
menerapkannya kepada pihak untuk meminimalisi
putusan dengan amar gugatan tidak data diterima,
Majelis Hakim yang memeriksa suatu perkara di
persidangan hendaknya menjamin penegakan
terhadap asas peradilan cepat, sederhana dan
biaya ringan sesuai Amanah dari Pasal 2 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman tanpa mengenyampingkan
ketelitian dan kecermatan dalam mencari
kebenaran dan keadilan, proses pekara yang lama
dan berbeli-belit akan berimplikasi pada
pembengkakan pengeluaran atau biaya perkara
sehingga dapat memicu Masyarakat untuk
menyelesaikan masalah dengan main hakim
sendiri (eigenrichting) tentunya hal ini harus
dihindari agar ada ketertiban dan kenyamanan
dalam Masyarakat.

Subekti memandang hukum adalah bertujuan


melayani negara dengan menyelenggarakan
keadilan dan ketertiban.

Dengan demikian bahwa hukum tidak saja


mencarikan keseimbangan antara berbagai
kepentingan yang bertentangan satu sama lain
untuk mendapatkan keadilan tetapi hukum juga
harus mendapatkan keseimbangan atara tuntutan
keadilan tersebut dengan tuntutan ketertiban dan
kepastian hukum;

b. Bahwa Majelis Hakim pada Gugatan awal dengan


Nomor perkara 035/Pdt.G/2022/PN Sbwa tanggal
4 April 2023 adalah susunan Majelis hakim yang
sama dengan Majelis Hakim yang memeriksa
dalam Perkara Nomor 19/Pdt.G/2023/PN Sbwa
tanggal 6 Februari 2024 telah memutus dengan
putusan NO untuk kedua kalinya, sungguh sangat
jauh dari amanat Pasal 119 HIR/143 Rbg dan
Pasal 2 UU Nomor 48 Tahun 2009;
c. Bahwa apabila Putusan bersifat negative atau
Eksepsi dikabulkan, maka amar putusannya
mengabulkan eksepsi tergugat dan menyatakan
gugatan penggugat tidak dapat diterima atau NO
(niet onvankelijke verklaard). Dalam hal ini
pengadilan tidak menyelesaikan materi pokok
perkara karena gugatan yang diajukan
mengandung cacat formil yang mengakibatkan
pengadilan tidak mungkin menyelesaikan materi
pokok perkara (M Yahya Harahap “Hukum Acara
Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,
Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Jakarta
2015 Halaman 428).

Bahwa Majelis Hakim perkara Nomor


19/Pdt.G/2023/PN Sbwa JUSTRU telah
memeriksa pokok perkara tidak meminta bukti
awal tetapi memeriksa dengan Acara bukti
keseluruhan selama 4 x sidang untuk bukti
Penggugat saja dan Tergugat I dan pemeriksaan
Saksi Penggugat 2 kali sidang dan Saksi Tergugat
I dilakukan 3 x sidang serta dilakukan
Pemeriksaan setempat dan sudah menentukan
Acara Kesimpulan tetapi tiba-tiba memutuskan
menerima Eksepsi Tergugat I dan tiba-tiba saja
Rapat Musyawarah Majeli dimundurkan untuk
memutuskan NO menjadi tanggal 18 Januari 2024
sungguh menggelikan;

Tujuan pokok pengajuan eksepsi, yaitu agar pengadilan


mengakhiri proses pemeriksaan tanpa lebih lanjut
memeriksa materi pokok perkara, penyelesaian eksepsi lain
diluar eksepsi Kompetensi, nyatanya Majelis Hakim sampai
memeriksa pokok perkara dan sudah mengucapkan akan
acara Kesimpulan melalui Panitera (apakah menunggu
transaksi tawar menawar yang alot dengan T 1). Cara
penyelesain inilah yang seharusnya disampaikan oleh
Majelis Hakim. Hal tersebut berdasakan Pasal 136 HIR.
Penyelesaian eksepsi lain diluar eksepsi kompetensi
diperiksa dan diputus bersama-sama dengan pokok Perkara.
Dengan demikian, Pertimbangan dan amar putusan
mengenai eksepsi dan pokok perkara dituangkan bersamaan
secara keseluruhan dalam putusan akhir. (Eind Vonnis).
Eksepsi selain berkenaan dengan kompetensi Absolut atau
Relatif diperiksa, dipertimbangkan dan diputus bersamaan
dengan pokok perkara, tidak diperiksa dan diputus secara
terpisah dengan pokok perkara.

Berdasarkan alasan-alasan hukum yang disampaikan


secara tidak berlebihaan dan juga tidak
mendiskreditkan Putusan Judex Factie ijinkanlah
Pembanding/Penggugat menyampaikan ADAGIUM
HUKUM yang isinya sebagai berikut :

“IGNORANTIA EXCUSATUR NON JURIS SED FACTIE”

Artinya :

“KETIDAKTAHUAN AKAN FAKTA-FAKTA DAPAT


DIMAAFKAN TAPI TIDAK DEMIKIAN HALNYA
KETIDAKTAHUAN AKAN HUKUM”;

Oleh karenanya Mohon Majelis Hakim Tingkat


Banding untuk menolak Eksepsi Tergugat I dan
membatalkan Putusan PN Sumbawa Besar Nomor
19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6 Februari 2023;

KEBERATAN KEDUA :
1. Bahwa Putusan Pengadilan Tingkat Pertama dalam
Perkara Nomor 19/Pdt.G/2023/PN Sbwa tanggal 6
Februari 2024 tersebut kurang cukup pertimbangan
hukumnya, tidak sempurna dan tidak tuntas
(ONVOLDOENDE GEMOTIVEERD) WALAUPUN
PEMERIKSAAN SIDANG SUDAH MELIPUTI Pokok
Perkara;
2. KAIDAH HUKUM MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 638 K/SIP/1969 TANGGAL 22
JULI 1970 JO 1967 K/SIP/1995 TANGGAL 18 JUNI
1998 menyebutkan :

PUTUSAN JUDEX FACTIE YANG KURANG CUKUP DAN


KURANG SEMPURNA PERTIMBANGAN HUKUMNYA
(ONVOLDOENDE GEMOTIVEERD) HARUS
DIBATALKAN”;

JUNCTO

KAIDAH HUKUM YURISPRUDENSI MAHKAMAH


AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 638
K/SIP/1969 TANGGAL 22 JULI 1970 JO. 672
K/SIP/1969 TANGGAL 18 DESEMBER 1970,
menyebutkan :

PUTUSAN-PUTUSAN YANG KURANG CUKUP


PERTIMBANGAN HUKUMNYA HARUSLAH
DIBATALKAN (ONVOLDOENDE GEMOTOVEERD)”;

Bahwa menunjuk pada Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung


Republik Indonesia tanggal 9 Oktober 1975 Nomor 951 K/SIP/1973
yang menyatakan :

“Pemeriksaan Tingkat Banding yang seolah-olah seperti di Tingkat


Kasasi yang hanya memperhatikan apa yang diajukan oleh
Pembading adalah salah, seharusnya pemeriksaan Banding
mengulang pemeriksaan keseluruhannya, baik mengenai fakta
maupun penetapan hukum” -------------------------------------------------------------------

Oleh karenanya Peradilan Judex Factie, khususnya Pengadilan Tinggi


Mataram mempunyai kewenangan untuk memeriksa Kembali fakta-
fakta dan penerapan hukumnya;
DALAM POKOK PERKARA :

PEMBANDING/PENGGUGAT ADALAH PEMILIK SAH ATAS SERTIFIKAT HAK


MILIK NOMOR 523/Karang Dima/1984, NOMOR 524/Karang
Dima/1984, DAN 525/Karang Dima/1984 YANG TERLETAK DI JALAN
SUMBAWA BADAS DESA KARANG DIMA, KECAMATAN SUMBAWA.

1. Bahwa Pembanding/Penggugat adalah Pemilik sah tiga bidang


tanah yang bersebelahan letaknya, yaitu :

a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 tanggal 6


Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi bin Hendri Ripto
dengan Surat Ukur Nomor 180/1984 tanggal 12 Januari
1984 luas 2000 M2 yang terletak di Desa Karang Dima,
Kecamatan Sumbawa;
b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 tanggal 6
Oktober 1984 atas nama Kusuma Wardani binti Hendri Ripto
dengan Surat Ukur Nomor 181/1984 tanggal 12 Januari
1984 luas 1500 M2, yang terletak di Jl. Sumbawa Badas
Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa;
c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 tanggal 6
Oktober 1984 atas nama Kusuma Dewi binti Hendri Ripto
Surat Ukur Nomor 182/1984 tanggal 12 Januari 1984 luas
1500 M2, yang terletak di Jl. Sumbawa Badas Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa;

2. Bahwa Pembanding/Penggugat memperoleh tanah tersebut


berdasarkan peninggalan orangtua Pembanding/Penggugat yang
bernama Henri Ripto (yang belum dibagi kepada seluruh Ahli
Waris) yang adalah Pensiunan Polisi yang beralamat di Kota
Mataram, sesuai Surat Keterangan Waris tanggal 3 Maret 2021
atas nama Almarhum Henri Ripto;

3. Bahwa Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984.


Nomor 524/Karang Dima/1984 dan Nomor 525/Karang
Dima/1984 diterbitkan berdasarkan Tanah Kavling atas nama
Almarhum Henri Ripto orangtua Pembanding/Penggugat dengan
luas keseluruhan 7000 M2 (ada Sertifikat Hak Milik Nomor
742/Karang Dima/1985 atas nama Henri Ripto seluas 2000
M2 yang tidak menjadi obyek perkara a quo), yang terletak di
Jl. Sumbawa Badas Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa,
Kabupaten Tingkat II Sumbawa, dengan batas-batas sebagai
berikut :

a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 :


- Sebelah Utara : Kavling atas nama Kusuma Wardani
SUS No. 181/84
- Sebelah Timur : Kavling atas nama Endang Retnowati
SUS No. 185/84
- Sebelah Selatan : Kavling atas nama Henri Ripto SUS
No. 299/84
- Sebelah Barat : Jalan Gang

b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 :


- Sebelah Utara : Kavling atas nama Kusuma Dewi
SUS No. 182/84
- Sebelah Timur : Kavling atas nama Haryo Bawono
SUS No. 184/84
- Sebelah Selatan : Kavling atas nama Kusuma Hadi
SUS No. 180/84
- Sebelah Barat : Jalan Gang

c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 :


- Sebelah Utara : Kavling atas nama Ety Rohanity SUS
No. 204/84
- Sebelah Timur : Kavling atas nama Haryo Bawono SUS
No. 184/84
- Sebelah Selatan : Kavling atas nama Wardani SUS No.
181/84
- Sebelah Barat : Jalan Gang

4. Bahwa orang tua Pembanding/Penggugat telah meminta tolong


teman sesama Polisi untuk diajukan permohonan kepada
Pertanahan untuk disertifikatkan bersama-sama Anggota Polisi
yang lain yaitu melalui Almarhum Bapak Abbas Djamaludin,
termasuk Almarhum Bapak Faisal (meninggal tahun 2019)
adalah satu tim dan sampai sekarang keluarganya menetap di
Sumbawa;

5. Bahwa ayahanda Pembanding/Penggugat Bapak Hendri Ripto


meninggal pada tanggal 13 Oktober 2020 yang lalu, namun
pernah memberitahu kepada Pembanding/Penggugat bahwa
selama ini tidak pernah bertanya kepada Almarhum Faisal
tentang sertifikat tanah a quo karena memang disamping Pak
Faisal tinggal dilokasi tanah yang berada jauh dari tempat
tinggal orangtua Pembanding/Penggugat dan kondisi tanah
sekitar juga masih lahan kosong juga masih mengumpulkan
dana untuk melakukan pemagaran dan lain-lain, pernah
Almarhum Bapak menyuruh Pembanding/Penggugat untuk
mencari tau tentang kondisi tanah dan sertifikat ke kantor
Kantor Turut Terbanding/Turut Tergugat I;

6. Bahwa Pembanding/Penggugat mengetahui dari pihak Turut


Terbanding I/Turut Tergugat I yang menjelaskan sertifikat
semuanya yaitu SHM Nomor 523/Karang Dima/1984, Nomor
524/Karang Dima/1984 dan Nomor 525/Karang Dim/1984
(termasuk SHM Nomor 742/Karang Dima/1985 atas nama Henri
Ripto) keseluruhannya seluas 7000 M2 telah diambil oleh
Almarhum Faisal namun tidak diserahkan kepada
Pembanding/Penggugat atau orangtua Pembanding/Penggugat,
dan saat ditanya selalu menghindar hal ini menjadi makin sulit
dihubungi mengingat Almarhum Pak Faisal menetap di Sumbawa;

7. Bahwa pihak Turut Terbanding I/Turut Tergugat I menjelaskan


bahwa ketiga sertifikat tanah milik Pembanding/Penggugat telah
diperjual belikan oleh Almarhum Faisal secara melawan hukum
dan dua diantaranya yaitu SHM Nomor 523/Karang Dima/1984,
Nomor 524/Karang Dima/1984 telah dibalik nama atas nama
Sdr. Asad Ahmad/Terbanding I berarti saat itu tanpa
sepengetahuan orang tua Pembanding/Penggugat;
8. Bahwa Pembanding/Penggugat juga mendapatkan fotocopy
Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984, Nomor
524/Karang Dima/1984, sedangkan Sertifikat Nomor
525/Karang Dima/1984 tidak ada data di Kantor Turut
Tergugat I (belum ada AJB dan belum balik nama, dan data
peralihannya atas ketiga Sertifikat Hak Milik tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 tanggal


6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9 Agustus
1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 180/1984 Luas 2000
M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, atas nama Kusuma Hadi dialihkan hak
kepemilikan Pembanding/Penggugat secara melawan
hukum menjadi atas nama Terbanding II/Tergugat II
berdasarkan Akta Jual Beli Bomor 10/lll/Sbwa/1990
tanggal 5 Maret 1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut
Terbanding III/Turut Tergugat IlI, Akta Jual Beli ini juga
terdapat kesalahan nama Penjualnya tertulis nama Kusuma
Dewi seharusnya atas nama Kusuma Hadi pemilik Sertifikat
Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984, oleh karena itu
Akta Jual Beli Nomor 10/lll/1990 tanggal 5 Maret 1990
PPAT Camat Sumbawa/Turut Terbanding III/Turut Tergugat
lII cacat hukum sehingga batal demi hukum;

Kemudian Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/


1984 tanggal 6 Oktober 1984 dialihkan lagi oleh
Terbanding II/Tergugat II kepada, Terbanding I/Tergugat I
berdasarkan Akta Jual Beli Nomor 426/2010 tanggal 10
Agustus 2010 Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut
Terbanding/Turut Tergugat II notaris Kabupaten Sumbawa;

b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 tanggal


6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9 Agustus
1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 181/1984 Luas 1500
M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, atas nama Kusuma Wardani dialihkan hak
kepemilikan secara melawan hukum menjadi atas nama
Carmen Pasadena/Terbanding III/Tergugat III berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 11/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret
1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut Terbanding III/Turut
Tergugat IIl;

Kemudian Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/


1984 tanggal 6 Oktober 1984 dialihkan lagi oleh Terbanding
III/Tergugat III kepada Terbanding I/Tergugat I berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 425/2010 tanggal 10 Agustus 2010
Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut Terbanding
ll/Turut Tergugat II notaris Kabupaten Sumbawa;

Bahwa Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984


tanggal 6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan
Gubernur Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9
Agustus 1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 182/1984 Luas
1500 M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, terbit atas nama Kusuma Dewi dialihkan hak
kepemilikan secara melawan hukum menjadi atas nama
Vega Paloba/Tebanding IV/Tergugat IV berdasarkan Akta
Jual Beli No. 12/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret 1990 PPAT
Camat Sumbawa/Turut Terbanding III/Turut Tergugat llI;

Kemudian Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/


1984 tanggal 6 Oktober 1984 diakui oleh Terbanding
I/Tergugat I sebagai miliknya tanpa Akta Jual Beli yang sah,
hanya menjadikan bukti selembar kwitansi tertanggal
sebagai pembelian Sertifikat M 525/Karang/Dima/1984
atas nama Kusuma Dewi, dan lucunya saat pembuktian di
perkara Nomor 035/Pdt.G/2022 /PN Sbwa tanggal 4 April
2023 kwitansi pembelian SHM 525 ini tidak ada tetapi
muncul dijadikan bukti oleh Terbanding I/Tergugat I pada
sidang dalam perkara Nomor 19/Pdt.G/2023/PN Sbwa
tanggal 6 Februari 2024;

Bahwa Camat Sumbawa/Turut Terbanding III/Turut


Tergugat lII yang sekarang sudah pensiun tidak mengakui
AJB peralihan dari SHM Nomor 523, 524 dan 525 ini dibuat
di Kecamatan Sumbawa saatnya menjabat karena Turut
Terbanding III/Turut Tergugat IlI ingat lokasi ini sudah
dipesan oleh Bupati adalah lokasi hadiah kepada mantan
Pejabat Polisi yang pernah bertugas di NTB dan juga tanda
tangan pada AJB beda dengan tanda tangan Turut
Terbanding III/Turut Tergugat III (Vide Bukti P - ……………);

Bahwa Turut Terbanding II/Turut Tergugat II sebagai notaris


pun tidak penah datang pada dua gugatan a quo dan
Penggugat pernah minta copy Salinan AJB yang ada pada
minit aktanya jawabnya tidak ada alias AJB bodong juga,
makanya semua pihak dalam peralihan Sertifikat milik
Penggugat dari M 523, M 524 dan M 525 tidak langsung
dialkukan oleh pembeli atau penjual berikutnya, semua
menggunakan kuasa karena semua dapat dimengerti semua
rekayasa dari orangtua Terbanding V/Tergugat V dan
Terbanding l/Tergugat I untuk mempersulit pencari
keadilan;

9. Bahwa Akta Jual Beli yang diterbitkan oleh Turut Terbanding ll/Turut
Tergugat II secara melawan hukum, sehingga sudah seyogyanya
dibatalkan, yaitu :

a. Akta Jual Beli Nomor 426/2010 tanggal 10 Agustus 2010


Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut Terbanding
ll/Turut Tergugat II notaris Kabupaten Sumbawa atas
Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 tanggal 6
Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi Surat Ukur tanggal 12
Januari 1984 No. 180/1984 Luas 2000 M2, yang terletak
di Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa, diterbitkan
secara melawan hukum dan cacat hukum karena dijual oleh
Kusuma Dewi bukan oleh Kusuma Hadi sebagai pemilik
sertifikat;

b. Akta Jual Beli Nomor 425/2010 tanggal 10 Agustus 2010


yang diterbitkan oleh Turut Terbanding II/Turut Tergugat II
atas Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 seluas
1500 M2 atas nama Kusuma Wardani yang terletak di Desa
Karang Dima, Kecamatan Sumbawa diterbitkan secara
melawan hukum kepada Terbanding l/Tergugat I;

c. Pengakuan yang dilakukan oleh Terbanding I/Tergugat I atas


Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 seluas 1500
M2 atas nama Kusuma Dewi yang terletak di Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa adalah melawan hukum karena
belum diterbitkan Akta Jual Belinya kepada Terbanding
I/Tergugat I, sehingga sudah seyogyanya dibatalkan;

10. Bahwa Akta Jual Beli yang diterbitkan oleh Turut Terbanding lll/Turut
Tergugat III secara melawan hukum, sehingga sudah seyogyanya.
Batal demi hukum atau harus dibatalkan, yaitu :

a. Akta Jual Beli Nomor 10/lll/1990 tanggal 5 Maret 1990 PPAT


Camat Sumbawa/Turut Terbanding lll/Turut Tergugat lII atas
Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 tanggal 6
Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi Surat Ukur tanggal 12
Januari 1984 No. 180/1984 Luas 2000 M2, yang terletak
di Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa, dialihkan
secara melawan hukum kepada Terbanding II/Tergugat lI;

b. Akta Jual Beli Nomor 11/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret


1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut Terbanding lll/Turut
Tergugat IIl atas Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang
Dima/1984 seluas 1500 M2 atas nama Kusuma Wardani yang
terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa
diterbitkan secara melawan hukum, kepada Terbanding
III/Tergugat III sehingga sudah seyogyanya dibatalkan;
c. Akta Jual Beli Nomor 12/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret
1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut Tergugat lll atas Sertifikat
Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 seluas 1500 M2 atas
nama Kusuma Dewi yang terletak di Desa Karang Dima,
Kecamatan Sumbawa diterbitkan secara melawan hukum,
kepada Terbanding IV/Tergugat IV sehingga sudah seyogyanya
dibatalkan;

11. Bahwa kalau diperhatikan batas batas tanah dalam Akta Jual Beli
yang diterbitkan oleh Turut Terbanding lll/Turut Tergugat III pada
angka 10 di atas, sangat keliru dan hanya mencantumkan SUS yaitu
Surat Ukur Sementara dan itupun asal tulis dan sangat berbeda
dengan batas tanah yang tercantum pada data kavling (yang
diterbitkan oleh Turut Terbanding I/Turut Tergugat I atas
permintaan Pemda Sumbawa pada sekitar tahun 1983/1984 sebagai
dasar penerbitan sertifikat kepada penerima tanah hadiah dari
Pemda Sumbawa saat itu) dari Pemda Sumbawa sebagai dasar
penerbitan sertifikat dan dilampirkan oleh Pembanding/Penggugat
saat pengajuan permohonan yang sudah ditarik pihak Turut
Terbanding I/Turut Tergugat I yang tersimpan dalam Warkah, dari
sini sangat jelas terlihat Akta Jual Beli diterbitkan oleh Alm. Pak Faisal
orangtua Terbanding V/Tergugat V bekerjasama dengan Para
Terbanding/Tergugat melakukan Perbuatan Melawan Hukum,
dimana batas tanah sangat berbeda, dengan batas tanah yang
tercantum pada saat pengkavlingan;

12. Bahwa Para Terbanding/Tergugat dan sampai saat ini Terbanding


l/Tergugat I tidak pernah menguasai tanah milik
Pembanding/Penggugat dan malah menguasai dan memagar tanah
disebelah yaitu milik Ibu Endang Retnowati pemilik Sertifikat Hak
Milik Nomor 526/Karang Dima/1984 seluas 2000 M2 dan lokasi tanah
atas nama Haryo Bawono yaitu Sertifikat Hak Milik Nomor
527/Karang Dima/1984 seluas 2000 M2 dan juga menguasai tanah
Kaveling peruntukan Fasilitas Umum seluas 1000 M2 total 5000 M2
sama dengan luas tiga sertifikat milik Pembanding/Penggugat,
Tergugat I tidak pernah mengetahui lokasi dari tanah
Pembanding/Penggugat dan hanya melakukan tipuan dengan
menerbitkan Akta Jual Beli palsu dan balik nama sertifikat secara
melawan hukum, karena tidak ada pengecekan fisik ke lokasi hanya
balik nama data saja;

Bahwa Bu Endang dan Pak Haryo Bawono adalah mantan


Kepala Personalia Polda Bali yang turut diberikan hadian
tanah kaveling oleh Pemda Sumbawa Besar karena pernah
bertugas di Kepolisian di Wilayah NTB dan Nustra, beliau -
beliau ini pernah datang mencari lokasi tanah hadiah ini
namun tidak diberikan informasi oleh yang mengurus
kolektif sertifikasi saat itu yaitu orang tua Terbanding
V/Tergugat V;

13. seharusnya Turut Terbanding I/Turut Tergugat l dalam


melaksanakan tugasnya berpedoman pada sop pelaksanaan tugas
dalam meneliti berkas permohonan balik nama kepada Para
Terbanding/Tergugat harusnya datang ke lokasi check and recheck,
disamping pemilik ada petugas RT, RW Kepala Dusun Kepala Desa
dan ada Camat serta bisa menanyakan masyarakat sekitar yang akan
memberikan penjelasan bahwa lokasi yang ditunjuk Terbanding
l/Tergugat I adalah tanah Penggugat yang belum pernah diperjual
belikan kepada siapapun juga, kemudian juga harus ada saksi
minimal 2 (dua) orang dari lingkungan masyarakat setempat dan
berdasarkan Pasal 60 ayat (3 dan 4) Peraturan Menteri
Negara Agraria Nomor 3/97 Tentang Pelaksana Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Jo Pasal 38 PP Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah :

3) Apabila bukti kepemilikan sebidang tanah sebagaimana di


maksud pada ayat (2) tidak lengkap atau tidak ada, pembuktian
hak atas bidang tanah itu dapat dilakukan dengan bukti lain
yang dilengkapi dengan pernyataan yang bersangkutan dan
keterangan yang dapat dipercaya dari sekurang-kurangnya 2
(dua) orang saksi dari lingkungan masyarakat setempat yang
tidak mempunyai hubungan keluarga dengan yang
bersangkutan sampai derajat kedua baik dalam kekerabatan
vertikal maupun horizontal yang menyatakan bahwa yang
bersangkutan adalah benar pemilik bidang tanah tersebut;
4) Untuk menilai kebenaran keterangan saksi-saksi atau keterangan
keterangan yang bersangkutan, sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Panitia Ajudikasi dapat :

a. mencari keterangan tambahan dari masyarakat yang berada


berada di sekitar bidang tanah tersebut yang dapat
digunakan untuk memperkuat kesaksian atau keterangan
mengenai pembuktian kepemilikan tanah tersebut;
b meminta keterangan tambahan dari masyarakat sebagaimana
dimaksud pada huruf a yang diperkirakan dapat mengetahui
riwayat kepemilikan bidang tanah tersebut, dengan melihat
usia dan lamanya bertimpat tinggal pada daerah tersebut;
c. melihat keadaan bidang tanah di lokasinya untuk mengetahui
mengetahui apakah yang bersangkutan secara fisik
menguasai tanah tersebut atau digunakan oleh pihak lain
dengan seizin yang bersangkutan, dan selain itu dapat menilai
bangunan dan petunjuk untuk membuktikan kepemilikan
seseorang atas bidang tanah tersebut bangunan dan petunjuk
untuk membuktikan kepemilikan seseorang atas bidang tanah
tersebut;

14. Bahwa berdasarkan Pasal 83 Huruf b Ketentuan Pelaksanaan


Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah :

b. melakukan pemeriksaan lapangan untuk menentukan kebenaran


alat bukti yang diajukan oleh pemohon pendaftaran tanah”.

Bahwa seandainya langkah ini dilakukan oleh Turut Terbanding


l/Turut Tergugat I maka kesalahan menerbitkan/balik nama
sertipikat kepada Para Tergugat tidak akan terjadi, karena
apapun namanya baik permohonan hak untuk pertama kali,
balik nama, atau permohonan Peningkatan Hak, maka prosedur
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang tertuang pada Peraturan
Pemerintah tentang pendaftaran tanah harus dilaksanakan agar
terhindar dari kesalahan yang mengakibatkan kerugian orang
lain;

15. Dan sesuai Pasal 86 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24


Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah seperti pemasangan
pengumuman agar memberi kesempatan kepada pihak yang
berkepentingan dapat segera mengajukan keberatan tanpa
harus membawa persoalan ini ke Badan Peradilan, hal ini tetap
dilakukan termasuk balik nama sertifikat untuk menghindari
kerugian masyarakat;

16. Bahwa dengan adanya pengakuan tanah milik


Pembanding/Penggugat oleh Para Terbanding/Tergugat, maka
perbuatan Para Terbanding/Tergugat tersebut adalah
merupakan Perbuatan Melawan Hukum, sebagaimana yang
dimaksud dalam Pasal 1365 KUH Perdata yang berbunyi :

“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang


lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”.

Bahwa Perbuatan Para Terbanding/Tergugat , dan Turut Terbanding/Turut


Tergugat, telah memenuhi unsur perbuatan melanggar hukum, yaitu :
a. Bertentangan dengan Hak Orang Lain;
b. Bertentangan dengan kewajiban hukum sendiri;
c. Bertentangan dengan kesusilaan;
d. Bertentangan dengan keharusan seperti (kehati-hatian, kepantasan, dan
kepatutan) yagn harus diindahkan dalam pergaulan masyarakat;
e. Adanya kerugian;
f. Adanya hubungan sebab akibat.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka perbuatan Para


Terbanding/Tergugat, dan Para Turut Terbanding/Turut Tergugat
patut dinyatakan sebagai Perbuatan Melawan Hukum yang telah
merugikan Pembanding/Penggugat.

17. Bahwa berdasarkan fakta hukum yang tidak terbantahkan


tentang data kepemilikan Pembanding/Penggugat dan
perbuatan melawan hukum (PMH), terbukti Para
Terbanding/Tergugat dan / atau subyek hukum bukan orang
yang mempunyai hak atas objek sengketa dan / atau obyek
tanah sengketa yang diakuinya, dimana sebenarnya merupakan
tanah yang sah milik Pembanding/Penggugat, dan oleh
karenanya Pembanding/Penggugat sekarang ini adalah
Pembanding/Penggugat yang benar dan baik;

18. Bahwa atas perbuatan yang dilakukan secara melawan hukum


tersebut, telah membawa kerugian immaterial bagi
Pembanding/Penggugat sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh
milyar rupiah);

19. Bahwa Pembanding/Penggugat mengalami kerugian materil atas


tanah sertifikat :
a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 seluas
2000 M2 x Rp. 1.000.000/harga per meter tanah = Rp.
2.000.000.000,- (dua milyar rupiah);
b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 seluas
1500 M2 x Rp. 1.000.000,-/harga permeter tanah = Rp.
1.500.000.000,- (satu milayar lima ratus juta rupiah);
c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 seluas
1500 M2 x Rp.1.000.000,-/harga permeter tanah = Rp.
1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus juta rupiah);

Total jumlah Kerugian Material Rp. 7.000.000.000,- +


2.000.000.000,- + 1.500.000.000,- + Rp. 1.500.000.000,- = Rp.
12.000.000.000,- ( dua belas milyar rupiah);

20. Bahwa karena gugatan ini didasarkan pada bukti yang sah
dan tidak dapat disangkal kebenarannya, maka berdasarkan
ketentuan Pasal 180 HIR, maka Pembanding/Penggugat mohon
agar putusan dalam perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu
walaupun ada bantahan (Verzet), banding atau kasasi (Uit
Voerbaar Bij Voorad);

21. Bahwa Turut Terbanding l/Turut Tergugat l (Kantor Pertanahan


Kabupaten Sumbawa) tidak cermat, dan / atau tidak teliti dan
/ atau tidak hati-hari dalam melakukan balik nama sertifikat,
maka berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah Jo. Peraturan Kepala BPN Nomor 3
Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah,
sehingga melakukan balik nama atas Sertifikat :

a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984 tanggal


6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9 Agustus
1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 180/1984 Luas 2000
M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, atas nama Kusuma Hadi dialihkan hak kepemilikan
secara melawan hukum menjadi atas nama Paris
Leonidas/Tergugat II/Tergugat II berdasarkan Akta Jual Beli
Nomor 10/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret 1990 PPAT Camat
Sumbawa/Turut Terbanding III/Turut Tergugat lII, Akta Jual
Beli ini juga terdapat kesalahan nama Penjualnya dari
Kusuma Dewi tetapi Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang
Dima/1984 adalah atas nama Kusuma Hadi (kakaknya) oleh
karena itu Akta Jual Beli Nomor 10/lll/1990 tanggal 5 Maret
1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut Terbanding lll/Turut
Tergugat lII tidak diterbitkan oleh Turut Terbanding lll/Turut
Tergugat III olehkarenanya batal demi hukum atau dapal
dibatalkan;

Kemudian Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang


Dima/1984 tanggal 6 Oktober 1984 dialihkan lagi oleh
Terbanding ll/Tergugat II kepada Tergugat I berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 426/2010 tanggal 10 Agustus 2010
Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut Terbanding
ll/Turut Tergugat II notaris di Kabupaten Sumbawa;

b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 tanggal


6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9 Agustus
1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 181/1984 Luas 1500
M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, atas nama Kusuma Wardani dialihkan hak
kepemilikannya secara melawan hukum menjadi atas nama
Carmen Pasadena/Terbanding III/Tergugat III berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 11/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret
1990 PPAT Camat Sumbawa/Turut Terbanding lll/Turut
Tergugat lII;

Kemudian Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/


1984 tanggal 6 Oktober 1984 dialihkan lagi oleh Terbanding
lll/Tergugat III kepada Terbanding l/Tergugat I berdasarkan
Akta Jual Beli Nomor 425/2010 tanggal 10 Agustus 2010
Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut Terbanding
II/Turut Tergugat II notaris di Kabupaten Sumbawa;

c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 tanggal


6 Oktober 1984 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur
Kdh.Tk.I. NTB. Sk.No.593.21.287/1984 tanggal 9 Agustus
1984, tanggal 12 Januari 1984 No. 182/1984 Luas 1500
M2, yang terletak di Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa, atas nama Kusuma Dewi dialihkan hak kepemilikan
secara melawan hukum menjadi atas nama Vega
Paloba/Terbanding IV/Tergugat IV berdasarkan Akta Jual
Beli Nomor 12/lll/Sbwa/1990 tanggal 5 Maret 1990 PPAT
Camat Sumbawa/Turut Terbanding III/Tergugat IlI;

22. Bahwa oleh karena Para Terbanding/Tergugat dan Para Turut


Terbanding/Turut Tergugat telah melakukan perbuatan melawan
hukum, oleh karenanya balik nama yang telah dilakukan oleh
Para Terbanding/Tergugat dan Para Tururt Tergugat/Turut
Tergugat atas Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang
Dima/1984, Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984
adalah cacat hukum, sehingga batal demi hukum dan tidak
mempunyai kekuatan hukum dan siapapun yang memperoleh
hak atasnya harus segera menyerahkan data kepemilikan/fisik
lokasi dalam keadaan kosong kepada Pembanding/Penggugat;

23. Bahwa dikhawatirkan Para Terbanding/Tergugat dan Para Turut


Terbanding/Turut Tergugat tidak akan melaksanakan isi putusan
ini, maka Pembanding/Penggugat memohon kepada Ketua
Pengadilan Tinggi Mataram cq. Majelis Hakim yang memeriksa
perkara a quo agar menghukum Para Terbanding/Tergugat dan
Para Turut Terbanding/Turut Terbanding/Turut Tergugat untuk
membayar uang paksa (dwangsom) kepada Pembanding/
Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) setiap
harinya apabila Para Terbanding/Tergugat dan Para Turut
Terbanding/Turut Tergugat tidak memenuhi isi putusan ini
terhitung sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang
tetap sampai dilakukannya Pelaksanaan Putusan;

B. PERMOHONAN AMAR PUTUSAN

Bahwa berdasarkan alasan-alasan dan uraian-uraian tersebut di


atas, alasan dasar permohonan Banding/gugatan dari Pembanding/
Penggugat sudah berdasarkan hukum, sehingga patut untuk
diterima.

I. DALAM POKOK PERKARA :

1. Mengabulkan gugatan Pembanding / Penggugat untuk


seluruhnya;
2. Menyatakan secara hukum Terbanding/Tergugat I,
Terbanding II/Tergugat II, Terbanding III/Tergugat III,
Terbanding IV/Tergugat IV, Terbanding V/Tergugat V
dan Turut Terbanding l/Turut Tergugat I, Turut Tergugat
I, Turut Terbanding II/Turut Tergugat II serta Turut
Terbanding III/Turut Tergugat III baik yang dilakukan
sendiri-sendiri maupun bersama-sama telah melakukan
Perbuatan Melawan Hukum yang merugikan
Pembanding/Penggugat;
3. Menyatakan Pembanding/Penggugat adalah pemilik tiga
bidang tanah yaitu :
a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi bin
Hendri Ripto dengan Surat Ukur Nomor 180/1984
tanggal 12 Januari 1984 luas 2000 M2 yang terletak
di Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa;
b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Wardani
binti Hendri Ripto dengan Surat Ukur Nomor
181/1984 tanggal 12 Januari 1984 luas 1500 M2,
yang terletak di Jl. Sumbawa Badas Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa;
c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Dewi
binti Hendri Ripto Surat Ukur Nomor 182/1984
tanggal 12 Januari 1984 luas 1500 M2, yang terletak
di Jl. Sumbawa Badas Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa;

4. Menyatakan bahwa Terbanding l/Tergugat l, Terbanding


II/Tergugat II, Terbanding III/Tergugat III, Terbnding
IV/Tergugat IV, Terbanding V/Tergugat V dan Turt
Terbanding I/Turut Tergugat I, Turut Terbanding II/Turut
Tergugat II serta Turut Terbanding III/Turut Tergugat III
telah salah melakukan jual beli tanah milik
Pembanading/Penggugat berdasarkan :

a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984


tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi bin
Hendri Ripto dengan Surat Ukur Nomor 180/1984
tanggal 12 Januari 1984 luas 2000 M2 yang terletak
di Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa;
b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Wardani
binti Hendri Ripto dengan Surat Ukur Nomor
181/1984 tanggal 12 Januari 1984 luas 1500 M2,
yang terletak di Jl. Sumbawa Badas Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa;
c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Dewi
binti Hendri Ripto Surat Ukur Nomor 182/1984
tanggal 12 Januari 1984 luas 1500 M2, yang terletak
di Jl. Sumbawa Badas Desa Karang Dima, Kecamatan
Sumbawa; Jakarta Barat;

5. Menyatakan secara hukum bahwa balik nama Sertifikat


Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984, Sertifikat Hak
Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 yang terletak di
Desa Karang Dima, Kecamatan Sumbawa Cacat hukum,
dan dapat batal demi hukum dan Tidak Mempunyai
Kekuatan Hukum Mengikat;
6. Menyatakan batal Akta Jual Beli yang diterbitkan oleh Turut
Terbanding II/Turut Tergugat II, yaitu :
a. Akta Jual Beli Nomor 426/2010 tanggal 10 Agustus
2010 Notaris Drs. Joko Derpo Yuwono, SH/Turut
Terbanding ll/Turut Tergugat II notaris Kabupaten
Sumbawa atas Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang
Dima/1984 tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma
Hadi Surat Ukur tanggal 12 Januari 1984 No.
180/1984 Luas 2000 M2, yang terletak di Desa
Karang Dima, Kecamatan Sumbawa, dialihkan secara
melawan hukum kepada Terbanding l/Tergugat I;
b. Akta Jual Beli Nomor 425/2010 tanggal 10 Agustus
2010 yang diterbitkan oleh Turut Tergugat II/Turut
Tergugat II atas atas Sertifikat Hak Milik Nomor
524/Karang Dima/1984 seluas 1500 M2 atas nama
Kusuma Wardani yang terletak di Desa Karang Dima,
Kecamatan Sumbawa diterbitkan secara melawan
hukum kepada Terbanding l/Tergugat I;

7. Menyatakan batal Akta Jual Beli yang diterbitkan oleh Turut


Terbanding III/Turut Tergugat III, yaitu :
a. Akta Jual Beli Nomor 10/lll/1990 tanggal 5 Maret 1990
PPAT Camat Sumbawa atas Sertifikat Hak Milik Nomor
523/Karang Dima/1984 tanggal 6 Oktober 1984 atas
nama Kusuma Hadi Surat Ukur tanggal 12 Januari 1984
No. 180/1984 Luas 2000 M2, yang terletak di Desa
Karang Dima, Kecamatan Sumbawa, dialihkan secara
melawan hukum kepada Terbanbding ll/Tergugat lI;
b. Akta Jual Beli Nomor 11/lll/Sbwa/1990 tanggal 5
Maret 1990 PPAT Camat Sumbawa atas Sertifikat Hak
Milik Nomor 524/Karang Dima/1984 seluas 1500 M2 atas
nama Kusuma Wardani yang terletak di Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa diterbitkan secara melawan
hukum, kepada Terbanding III/Tergugat III sehingga
sudah seyogyanya dibatalkan;
c. Akta Jual Beli Nomor 12/lll/Sbwa/1990 tanggal 5
Maret 1990 PPAT Camat Sumbawa atas Sertifikat Hak
Milik Nomor 525/Karang Dima/1984 seluas 1500 M2 atas
nama Kusuma Dewi yang terletak di Desa Karang
Dima, Kecamatan Sumbawa diterbitkan secara melawan
hukum, kepada Terbanding IV/Tergugat IV sehingga
sudah seyogyanya dibatalkan;

8. Menghukum Para Terbanding/Tergugat dan Para Turut


Terbanding/ Turut Tergugat untuk membayar kerugian
immaterial sebesar Rp. 7.000.000.000,- (tujuh milyar
rupiah);
9. Menghukum Terbanding l/Tergugat I membayar
kerugian materil sebesar :
a. Sertifikat Hak Milik Nomor 523/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Hadi
bin Hendri Ripto dengan Surat Ukur Nomor
180/1984 tanggal 12 Januari 1984 luas 2000 M2
x Rp. 1.000.000,- = Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar
rupiah);
b. Sertifikat Hak Milik Nomor 524/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma
Wardani binti Hendri Ripto dengan Surat Ukur
Nomor 181/1984 tanggal 12 Januari 1984 luas
1500 M2 x Rp. 1.000.000,- = Rp. 1.500.000.000,-
(satu milyar lima ratus juta rupiah);
c. Sertifikat Hak Milik Nomor 525/Karang Dima/1984
tanggal 6 Oktober 1984 atas nama Kusuma Dewi
binti Hendri Ripto Surat Ukur Nomor 182/1984
tanggal 12 Januari 1984 luas 1500 M2 x Rp.
1.000.000,- = Rp. 1.500.000.000,- (satu milyar lima
ratus juta rupiah);
Total keseluruhan menjadi Rp. 7.000.000.000,- +
Rp. 2.000.000.000,- + Rp. 1.500.000.000,- + Rp.
1.500.000.00,- = Rp. 12.000.000.000,- (dua belas
milyar rupiah);

10. Menghukum Para Terbanding/Tergugat dan Para Turut


Terbanding/Turut Tergugat untuk membayar secara
tanggung renteng uang paksa (dwangsom) kepada
Penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah)
setiap harinya apabila Para Terbanding/Tergugat dan
Para Turut Terbanding/Turut Tergugat lalai memenuhi isi
putusan ini terhitung sejak putusan ini mempunyai
kekuatan hukum tetap sampai dilakukannya Pelaksanaan
Putusan ini;
11. Menghukum pihak yang mendapatkan hak atasnya untuk
segera mengosongkan dan atau menyerahkannya kepada
Pembanding/Penggugat;
13. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat
dijalankan terlebih dahulu walaupun ada bantahan,
banding maupun kasasi (Uit Voerbaar Bij Voorad);
14. Menghukum Para Tergugat dan Para Turut Tergugat untuk
taat dan patuh pada putusan ini;
15. Menghukum Para Tergugat dan Para Turut Tergugat
cara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara.

ATAU

Apabila Ketua Pengadilan Tinggi Mataram cq Majelis Hakim yang


memeriksa dan mengadili perkara a quo berpendapat lain
mohon putusan yang seadil adilnya (ex aequo et bono).
2. Menyatakan menerima Pernyataan Banding dan
Memori Banding dari Pembanding/Penggugat;
3. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Sumbawa Besar Nomor 19/Pdt.G/2024/PN Sbwa
tanggal 6 Februari 2024;

Dengan mengadili sendiri :

1. Menyatakan menerima Pernyataan Banding dan


Memori Banding dari Pembanding/Penggugat;
2. Mengabulkan gugatan Pembanding/Penggugat
untuk seluruhnya;
3. Menghukum Terbanding l/Tergugat I untuk
membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara
ini.

Demikian Memori Banding ini disampaikan atas perhatian


Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Mataram dalam memeriksa dan
memutus perkara ini, saya haturkan terima kasih.

Hormat Saya

Kuasa Hukum Pembanding/Penggugat

ENNY ROHAENI, SH.,MSi

Anda mungkin juga menyukai