Anda di halaman 1dari 8

KESIMPULAN TERGUGAT

Dalam Perkara

No. 119/G/2023/PTUN.BDG

ANTARA

DEDE NURHAYATIE (PENGGUGAT)

MELAWAN

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


KOTA BANDUNG (TERGUGAT)

1
Kepada Yth :
KETUA PENGADILAN NEGERI BANDUNG
CQ : YANG MULIA MAJELIS HAKIM
Pengadilan Tata Usaha Negeri Bandung
Di

TEMPAT

Perihal :Kesimpulan Tergugat atas perkara Nomor No. 119/G/2023/PTUN.BDG

ANTARA

DEDE NURHAYATIE, Umur 75, Lahir di Bandung, 21 Juni 1948, Beralamat


Jalan Pagarsih No.232 RT 004 RW 001 Kelurahan Jamika, Kecamatan Bojongloa
Kaler, Kota Bandung; Selanjutnya disebut sebagai,. ......................... PENGGUGAT.

MELAWAN

DINAS KEPENDUDUKAN dan PECATATAN SIPIL KOTA BANDUNG,


Beralamat Jalan Ambon No 1, Kelurahan Citarum, Kecamatan Bandung Wetan,
Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya disebut sebagai,. TERGUGAT.

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Sakum, S.H
2. Teguh Prasetyo, S.H
3. Hario Bismo Machestian, S.H
4. Ahmad Yunianto, S.H
5. Indah Nurhayati, S.H
6. Khanza Sukma Syafa, S.H.

2
Yang bertindak sebagai Advokat pada kantor hukum Sakum, S.H & P a t n e r s
yang berkedudukan di Jl. Wisma Monex Lt. 9, Jalan Asia Afrika No. 133-137
Bandung Tlp/Fax(0267)-322833. 081282780967 email:
sakumlawpartners@gmail.com. Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama pemberi
kuasa yaitu DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA
BANDUNG selaku TERGUGAT dalam Perkara Gugatan No.
119/G/2023/PTUN.BDG di Pengadilan Tata Usaha Negeri Bandung.

Majelis Hakim yang kami Muliakan, berdasarkan Gugatan Perbuatan Melawan


Hukum Penggugat, Eksepsi Tergugat, Replik Penggugat , Duplik Tergugat,
Pemeriksaan alat-alat bukti saksi dan surat, Keterangan ahli serta seluruh fakta-
fakta yang terungkap di persidangan, maka izinkanlah kami menyampaikan
kesimpulan dari persidangan ini. Terlebih dahulu kami akan membagi kesimpulan
ini menjadi beberapa bagian sebagai berikut:

I. TENTANG GUGATAN (PERBUATAN MELAWAN HUKUM)


PENGGUGAT
II. ALAT BUKTI SURAT
III. YURISPRUDENSI DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
IV. KESIMPULAN

I. TENTANG GUGATAN (PERBUATAN MELAWAN HUKUM)


PENGGUGAT
1. Bahwa dalam Surat Gugatan,Penggugat dianggap telah menimbulkan
kerugian serta bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan, maupun asas-asas
pergaulan kemasyarakatan dengan cara :
a. Penggugat Mengikuti Calon Kepala Desa atas A-Quo;
b. Penggugat Dinyatakan Kalah Karena Kecurangan Panitia PILKADA atas
A-Quo;
c. Administrasi Calon Nomor Urut 2 Yang Tidak Sah A-Quo;
d. Penggugat Merasa Dirugikan Oleh Kedua Objek Sengketa A-Quo;

3
Sehingga dianggap dikategorikan sebagai “Perbuatan melawan hukum yakni

dengan cara:
a. Melanggar hak subyektif orang lain;
b. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum, serta
c. Bertentangan dengan nilai-nilai asas kecermatan

2. Bahwa dari uraian diatas, PENGGUGAT telah keliru besar dan tidak
memiliki dasar dalam mengkategorikan Perbuatan Melawan Hukum dan
PENGGUGAT juga tidak memiliki dasar dalam menyebutkan asas-asas
kecermatan, sehingga dalil-dalil PENGGUGAT merupakan sebuah opini
yang dipaksakan dan tidak berdasar, selain itu PENGGUGAT juga tidak
mampu dalam menyebutkan hak subyekif PENGGUGAT mana yang
dilanggar.

3. Bahwa dalam poin 2 (Dua) dasar gugatan penggugat mengatakan “Saya


merasa dirugikan, seharusnya nomor urut 2 tidak berhak menang karena
adanya kecurangan oleh panitia PILKADA ”. Majelis Hakim Yang Kami
Muliakan, apakah pantas prosedur pencalonan kepala desa dicurangi oleh
panitia? Pihak panitia sudah menghitung ulang namun tetap nomor urut 2
lah yang mendapatkan suara terbanyak.

4. Bahwa dalam poin 4 (Empat) Petitum penggugat memohon agar Majelis


Hakim memutuskan perbuatan Tergugat sebagai Perbuatan Melawan
Hukum. Yang mulia Majelis Hakim, penggugat telah keliru memahami
keutuhan sebuah gugatan Perbuatan Melawan Hukum. Unsur-unsur
Perbuatan Melawan Hukum sebagai berikut:
a. Adanya Perbuatan Melawan Hukum,
b. Adanya Kesalahan,
c. Adanya Hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan,
d. Adanya Kerugian.

4
Unsur-unsur tersebut mensyaratkan adanya kerugian agar sebuah perbuatan
dapat defenitif dikatakan sebagai Perbuatan Melawan Hukum. Seperti yang
kita ketahui bersama, dikenal sebuah asas didalam Hukum Peradilan Tata
Usaha Negara, sesuai dengan pasal 163 HIR yang pada prinsipnya
menyatakan “siapa yang mendalilkan, maka dialah yang harus
membuktikan”, atau yang kemudian dikenal dengan asas “Actori incumbit
probation”. Majelis Hakim yang kami Muliakan, apabila dalam sebuah
gugatan Perbuatan Melawan Hukum, penggugat tidak mampu
membuktikan dalilnya, atau setidak-tidaknya menyebutkan secara jelas
kerugian yang nyata-nyata telah dialami oleh penggugat, apakah layak
perbuatan tersebut diterima secara hukum sebagai Perbuatan Melawan
Hukum? Bukankah Undang-Undang mensyaratkan sebuah perbuatan dapat
dikatakan Perbuatan Melawan Hukum apabila semua unsur-unsurnya
terpenuhi secara utuh?

II. ALAT BUKTI SURAT

1. BUKTI SURAT PENGGUGAT


A. Fotocopy Buku Register Akte Kelahiran Nomor : 458/1979 atas nama
Hiantoro 3 Gunawan yang dikeluarkan tanggal 28 Maret 1979 oleh
Pegawai Luar Biasa Catatan Sipil Kotamadya Bandung (sesuai dengan
aslinya);
B. Fotocopy Buku Register Akte. Kelahiran Nomor: 116/1981 atas nama
Siuliana yang dikeluarkan tanggal 26 Januari 1981 oleh Pegawai Luar
Biasa Catatan Sipil Kotamadya Bandung (sesuai dengan aslinya)
C. Fotocopy Surat Permohonan Perubahan Nama Orang Tua Kandung pada
Akta Kelahiran An. Hiantoro Gunawan dan Siuliana No.
Ref:01/PMHN/VII/2020 tanggal 20 Juli 2020 dari Kantor Hukum
SAKUM, S.H. & PARTNERS (sesuai dengan aslinya);

5
III. YURISPRUDENSI DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. YURISPRUDENSI
A. Putusan Pengadilan Tata Usaha Negeri Bandung

• Kaidah Hukum: “Surat Bukti yang hanya merupakan suatu


Pernyataan tidaklah mengikat dan tidak dapat disamakan dengan
kesaksian yang seharusmya diberikan dibawah sumpah di muka
Pengadilan”
2. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
A. Pasal 144A UU Nomor 51 Tahun 2009.
Berbunyi “Biaya proses penyelesaian perkara sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dibebakan pada pihak atau para pihak yang berperkara
yang ditetapkan oleh Mahkamah Agung.” Dari bunyi pasal tersebut,
maka dapat ditarik unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum sebagai
berikut:
• Adanya Perbuatan Melawan Hukum,
• Adanya Kesalahan,
• Adanya Hubungan sebab akibat antara kerugian dan perbuatan
• Adanya Kerugian

B. Pasal 1 angka 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun


2013 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Administrasi Kependudukan, berbunyi:

“Pejabat Pencatatan Sipil adalah pejabat yang melakukan pencatatan


peristiwa penting yang dialami seseorang pada instansi pelaksana yang
pengangkatannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan”.

6
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap selama persidangan, maka dapat


disimpulkan sebagai berikut:
1. Bahwa selama dalam persidangan, Penggugat tidak mampu membuktikan
dalilnya tentang “Perbuatan Melawan Hukum”. Melalui bukti surat dan
bukti saksi yang dihadirkan oleh penggugat di Muka Pengadilan, tidak
satupun dalil yang dapat diterima untuk menyatakan bahwa tergugat telah
melakukan perbuatan melawan hukum. Justru, tergugat menilai bahwa fakta- fakta
yang terungkap kemudian di Persidangan, penggugatlah yang telah melakukan
perbuatan melawan hukum.
2. Bahwa berdasarkan uraian diatas, penggugat telah keliru mendalilkan
sebuah Perbuatan Melawan Hukum. Pembuktian yang telah dilakukan
terhadap dalil-dalil penggugat, sesungguhnya tidak mampu menerangkan
secara jelas unsur-unsur Perbuatan Melawan Hukum yang seperti apa yang
sedang dilakukan oleh tergugat.
Berdasarkan kesimpulan yang telah kami uraikan diatas, demi Keadilan dan
Kepastian Hukum, kami memohon Kepada Majelis Hakim yang kami Muliakan
agar menjatuhkan Putusan sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI

1. Menolak gugatan Perbuatan Melawan Hukum dan dalil-dalil Penggugat


untuk seluruhnya karena kabur/Obscuur Libel dan tidak terbukti.
2. Menerima Eksepsi dan dalil-dalil bantahan tergugat untuk seluruhnya.

DALAM POKOK PERKARA

1. Menyatakan Penggugat untuk tunduk dan patuh pada putusan ini;


2. Menghukum penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul akibat
perkara ini.

7
SUBSIDAIR

Apabila Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo
berpendapat lain, maka mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Karawang, 28 Desember 2023

KUASA HUKUM TERGUGAT

1. Sakum, S.H

2. Teguh Prasetyo, S.H

3. Hario Bismo Machestian, S.H

4. Ahmad Yunianto, S.H

5. Indah Nurhayati, S.H

6. Khanza Sukma Syafa, S.H.

Anda mungkin juga menyukai