Anda di halaman 1dari 14

NOTA

KEBERATAN

(EKSEPSI)

SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM

PADA KEJAKSAAN NEGERI SURABAYA

Nomor : PDM - 418/Epp 2/06/2018

06 Juli 2018

DALAM PERKARA PIDANA

NOMOR REGISTER : 1983/Pid.B/2018/PN.SBY

PADA

PADA PENGADILAN NEGERI SURABAYA ATAS NAMA TERDAKWA :

BUDI SANTOSO

IR. KLEMEN SUKARNO CANDRA

SURABAYA, 31 JULI 2018

Surabaya, 31 Juli 2018.


Kepada

Yth. Ketua dan Majelis Hakim Pemeriksa Perkara Pidana Daftar No: 1983/Pid.B/2018/PN.Sby

Di -

SURABAYA

EKSEPSI PENASEHAT HUKUMTERDAKWA Perkara Pidana No: 1983 /Pid.B/2018/PN.Sby

Untuk dan atas nama Terdakwa :

1) Nama

: BUDI SANTOSO;

Tempat Lahir

Lumajang;

Umur/Tgl Lahir

46 Tahun/ 26 Juli 1972;

Jenis Kelamin

: Laki-laki ;

Kewarganegaraan

: Indonesia ;
Tempat tinggal

: J1.Jemur Andayani 21 RT.02/RW.08, Kel. Jemur; Wonosari

Kec. Wonocolo Kota Surabaya

Agama

: Katolik;

Pekerjaan

Wiraswasta;

Pendidikan

: S1 (sarjana S1)

2) Nama

: Ir.KLEMENS SUKARNO CANDRA;

Tempat Lahir

:Sumbawa;

Umur/Tgl Lahir

: 48 Tahun/ 21 Juni 1970;


Jenis Kelamin

: Laki-laki ;

Kewarganegaraan Tempat tinggal

: Indonesia ;

: JI.Galaxi Bumi Permai E-2/8 RT.01/RW.09, Kel.Keputi Kec. Sukolilo Kota Surabaya

Agama

Islam;

Pekerjaan

Wiraswasta;

Pendidikan

: S1 (sarjana S1)

Adalah selaku Terdakwa dalam Perkara Pidana Nomor Reg. Perkara: PDM-418/

Epp.2/06/ 2018;

DAKWAAN

KESATU
Melanggar Pasal 372 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

ATAU

KEDUA :

Melanggar Pasal 378 Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP.

Majelis hakim yang terhormat

Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati

Bahwa untuk menyingkat waktu, kami mohon bahwa surat dakwaan dianggap telah dimuat secara
lengkap dalam eksepsi ini. Kita semua sependapat dengan Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang
mempunyai tugas dan wewenang sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 butir 6 KUHAP, bahwa
setiap perbuatan kejahatan yang dilakukan oleh siapapun tidak boleh dibiarkan dan haruslah
dilakukan penyidikan serta pelaksanaan hukumnya tidak boleh ditawar-tawar, dalam arti siapapun
yang bersalah harus dituntut dan dihukum setimpal dengan perbuatannya, kecuali ditentukan lain
oleh undang-undang menghukum orang yang bersalah merupakan tuntutan dari hukum, keadilan,
dan kebenaran itu sendiri. Sebab jika tidak dilakukan akan timbul reaksi yang dapat menggoyahkan
sendi-sendi dalam penegakan supremasi hukum. Tetapi disamping itu, tidak seorangpun boleh
memperkosa kaedah-kaedah hukum, keadilan dan kebenaran untuk maksud-maksud tertentu dan
dengan tujuan tertentu. Begitu pula dalam perkara ini, kita semua sepakat untuk menegakkan sendi-
sendi hukum dalam upaya kita mengokohkan supremasi hukum yang telah diatur dalam kaedah-
kaedah hukum di dalam KUHAP.

Bahwa dihadapan majelis Hakim yaitu sebagai “Dominus Litis” yang tidak berpihak, saat ini ada dua
pihak yang berperkara yaitu : Jaksa Penuntut Umum sebagai penuntut dan Terdakwa BUDI SANTOSO
dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA yang didampingi oleh KAMI Penasehat Hukumnya yang melihat
hukum tersebut dari fungsinya yang berbeda, dan selanjutnya Majelis Hakim memandang kedua
belah pihak sama tinggi dan sama rendah, Majelis hakim memeriksa dan mengadili perkara ini tanpa
mempunyai kepentingan pribadi di dalamnya ;

Dengan demikian, majelis hakim akan dapat menempatkan dirinya pada posisi yang netral dan tetap
eksis sebagai pengayom keadilan dan kebenaran dalam usaha terwujudnya kepastian hukum
(reachable to legal certainity) seperti yang didambakan oleh masyarakat secara luas pada waktu ini;
Mengacu kepada maksud yang terkandung dalam Pasal 156 (1) KUHAP, atas nama Terdakwa BUDI
SANTOSO dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA, maka kami sampaikan EKSEPSI/Keberatan atas surat
dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum dengan alasan-alasan yuridis sebagai berikut :

Bahwa pada kesempatan ini, tepat sekali kiranya Majelis Hakim menyoroti kualitas dakwaan yang
telah disampaikan oleh sdr. Jaksa Penuntut Umum, apakah tindakan hukum yang dilakukan, rumusan
delik dan penerapan ketentuan undang-undang yang dimaksud oleh KUHP dalam perkara ini apakah
sudah tepat dan benar serta apakah telah sesuai dengan norma-norma hukum, fakta dan bukti
kejadian yang sebenarnya, ataukah rumusan delik dalam dakwaan itu hanya merupakan suatu
‘imaginer” yang sengaja dikedepankan sehingga membentuk suatu “konstruksi hukum” yang dapat
menyudutkan Terdakwa pada posisi lemah secara yuridis ;

Jika ditinjau dari sudut pasal 143 ayat (2) KUHAP yang menuntut bahwa surat dakwaan harus jelas,
cermat, dan lengkap memuat semua unsur-unsur tindak pidana yang didakwakan, maka terlihat
bahwa dakwaan sdr. Jaksa Penuntut Umum masih belum memenuhi persyaratan yang dimaksud oleh
Undang-undang tersebut baik dari segi formil maupun dari segi materilnya. Keterangan tentang apa
yang dimaksud tentang dakwaan yang jelas, cermat dan lengkap apabila tidak dipenuhi
mengakibatkan batalnya surat dakwaan tersebut karena merugikan Terdakwa dalam melakukan
pembelaan ;

Memperhatikan bunyi pasal 143 ayat (2) KUHAP terdapat 2 (dua) unsur yang harus dipenuhi dalam
surat dakwaan, yaitu :

Syarat Formil (Pasal 143 ayat (2) huruf a.

Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat tanggal, ditandatagani oleh Penuntut Umum
serta memuat nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal lahir, jenis kelamin, kebangsaan,
tempat tinggal, agama dan pekerjaan Terdakwa.

Syarat Materil (Pasal 143 ayat (2) HURUF b.

Maksudnya adalah suatu surat dakwaan harus memuat uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai tindak pidana yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.

Selanjutnya Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP secara tegas menyebutkan bahwa tidak dipenuhinya
syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi hukum atau66 null and void” yang berarti
sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang dilukiskan dalam surat dakwaan itu.
Berikut ini kami kutip apa yang dimaksud dengan “cermat, jelas dan lengkap” oleh Pedoman
pembuatan Surat Dakwaan yang diterbitkan oleh Kejaksaan Agung RI halaman 12, menyebutkan :

Yang dimaksudkan dengan cermat adalah ;

Ketelitian Jaksa Penuntut Umum dalam mempersiapkan surat dakwaan yang didasarkan kepada
undang-undang yang berlaku, serta tidak terdapat kekurangan dan atau kekeliruan yang dapat
mengkibatkan batalnya surat dakwaan atau tidak dapat dibuktikan, antara lain misalnya :

> Apakah ada pengaduan dalam hal delik aduan ;

>> Apakah penerapan hukum/ketentuan pidananya sudah tepat ;

> Apakah terdakwa dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan tindak pidana tersebut ;

> Apakah tindak pidana tersebut belum atau sudah kadaluarsa ;

> Apakah tindak pidana yang didakwakan tidak nebis in idem ;

Yang dimaksud dengan jelas adalah :

Jaksa Penuntut Umum harus mampu merumuskan unsur-unsur dari delik yang didakwakan sekaligus
mempadukan dengan uraian perbuatan materil (fakta) yang dilakukan oleh Terdakwa dalam surat
dakwaan. Dalam hal ini harus diperhatikan jangan sekali-kali mempadukan dalam uraian dakwaan
antara delik yang satu dengan delik yang lain yang unsur-unsurnya berbeda satu sama lain atau
uraian dakwaan yang hanya menunjuk pada uraian dakwaan sebelumnya (seperti misalnya menunjuk
pada dakwaan pertama) sedangkan unsurnya berbeda, sehingga dakwaan menjadi kabur atau tidak
jelas (obscuur libels) yang diancam dengan pembatalan.

Yang dimaksud dengan lengkap adalah :

Uraian surat dakwaan harus mencakup semua unsur-unsur yang ditentukan undangundang secara
lengkap. Jangan sampai terjadi adanya unsur delik yang tidak dirumuskan secara lengkap atau tidak
diuraikan perbuatan materilnya secara tegas dalam dakwaan, sehingga berakibat perbuatan itu
bukan merupakan tindak pidana menurut undangundang.
Adapun keberatan/Eksepsi kami ini adalah sebagai berikut : KOMPETENSI RELATIF

A. PENGADILAN NEGERISURABAYA TIDAK DAPAT MENGADILI

PERKARA INI

Bahwa sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dijelaskan bahwa tempat kejadian perkara
bertempat di Jalan Wisata Menanggal Desa Kedungrejo, Kecamatan Waru, kabupaten Sidoarjo atau
setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Sidoarjo;

Bahwa selain itu , sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum jelas disebutkan bahwa seluruh ijin
perusahaan yang mengeluarkan adalah kabupaten Sidoarjo sehingga jelas bahwa perkara ini
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoarjo:

Bahwa sesuai dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dijelaskan bahwa seluruh transaksi pembelian
apartemen bertempat di Jalan Wisata Menanggal Desa

Kedungrejo, Kecamatan Waru, kabupaten Sidoarjo atau setidak-tidaknya di suatu tempat yang masih
termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Sidoario;

Bahwa alasan Jaksa Penuntut Umum yang beralasan bahwa tempat kediaman sebagian besar saksi
lebih dekat di Pengadilan Negeri Surabaya adalah sangat tidak berdasar dan beralasan dimana Jaksa
Penuntut Umum meninggalkan asas hukum yang paling dasar mengenai locusdelicti perkara hanya
karena tempat tinggal saksi sehingga alasan Jaksa Penuntut Umum sangat tidak benar dan harus
ditolak;

Bahwa selain itu Jaksa Penuntut Umum beralasan karena Terdakwa ditahan di

Rutan Polda Jawa Timur, maka perkara mereka dilimpahkan di Pengadilan negeri Surabaya, hal ini
sangat tidak dapat dibenarkan karena memang Terdakwa di periksa di Polda Jawa Timur yang
memiliki wilayah kerja seluruh Jawa Timur, sehingga tidak dapat dibenarkan hanya karena Terdakwa
di periksa di Polda Jawa Timur, maka pelimpahan perkaranya dilimpahkan di Pengadilan Negeri
Surabaya;

Bahwa sesuai asas hukum Pidana mengenai locusdelicti, jelas bahwa Pengadilan Negeri yang
berwenang untuk mengadili perkara adalah di mana tempat kejadian perkara tersebut berlangsung
dalam hal ini jelas bahwa Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang untuk mengadili perkara ini
melainkan Pengadilan Negeri Sidoarjo;

Bahwa Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang untuk mengadili perkara ini, maka kami mohon
kepada yang Mulia Majelis Hakim yang mengadili perkara ini menyatakan dakwaan ditolak atau
setidak-tidaknya menyatakan dakwaan tidak dapat diterima dan membebaskan Para Terdakwa dari
segala tuntutan hukum;

B. SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM ADALAH KABUR DAN TIDAK JELAS (OBSCUUR LIBELS)

Bahwa memperhatikan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum tertanggal 06 Juli 2018 yang telah kami
terima pada sidang ke-1 pada tanggal 24 Juli 2018, dalam uraian dakwaan Jaksa Penuntut Umum
baik pada dakwaan ke-satu atau dakwaan ke- dua hanya diuraikan kronologis peristiwa hukum dari
Terdakwa BUDI SANTOSO dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA, tanpa menguraikan perbuatan hukum
Terdakwa dengan disertai rumusan delik dan tidak menyebutkan unsur-unsur Pasal 372 Jo Pasal 55
ayat (1) ke-1 dan Pasal 378 Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP dalam suatu uraian perbuatan hukum yang
dilakukan oleh Terdakwa. Dan tersurat kronologis peristiwa hukum antara dakwaan ke-satu dan
dakwaan kedua adalah copy paste, sehingga Saudara Jaksa Penuntut Umum tidak cermat, tidak jelas
serta tidak lengkap sebagaimana syarat-syarat materiil dalam surat dakwaan yang harus dipenuhi
berdasarkan Pasal 143 ayat (3) huruf b KUHAP yang menyatakan secara tegas memyebutkan bahwa
tidak dipenuhinya syarat-syarat materil ; surat dakwaan menjadi batal demi hukum atau “ null and
void” yang berarti sejak semula tidak ada tindak pidana seperti yang dilukiskan dalam surat dakwaan
itu.

Bahwa dari semula tidak ada surat dakwaan atau tidak ada suatu tindak pidana yang dilukiskan
dalam surat dakwaan itu. Oleh sebab itu, kiranya demi kepastian hukum dan rasa keadilan hukum
bagi Terdakwa, maka kami mohon kiranya kepada yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan
mengadili perkara a quo untuk membatalkan demi hukum dakwaan Penuntut Umum.

PERKARA TERDAKWA BUDI SANTOSO dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA ADALAH MURNI PERKARA
PERDATA

Bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) KUHAP terhadap perkara yang bukan kewenangan pengadilan
untuk mengadili dapat diajukan sebagai bentuk keberatan/perlawanan (verweer). Dalam perkara a
quo surat dakwaan jaksa penuntut umum terhadap Terdakwa tidak memperhatikan tentang
kewenangan relatif dari Pengadilan. Terhadap apa yang telah dilakukan Terdakwa adalah murni
merupakan wilayah Hukum Perdata, sebagaimana Terdakwa telah digugat dalam perkara perdata
dengan daftar Nomor : 308/Pdt.G/2018/PN.Sby tertanggal 27 Maret 2018 tentang Gugatan
Perbuatan Melawan Hukumyang masih dalam proses persidangan pada tahap jawaban para Tergugat
termasuk Terdakwa sebagai pihak Tergugat III dan Tergugat XIII, jadi perkara perdata tersebut adalah
belum berkekuatan hukum tetap (inkracht van bewijs), oleh karena itu sesuai dengan pasal 81 KUHP,
yang menyatakan “adanya penundaan (Schorsing) penuntutan pidana berhubung dengan adanya
perselisihan pre-yudisial “

Bahwa perkara nomor 308/Pdt.G/2018/PN.Sby yang menyatakanTerdakwa BUDI SANTOSO dan Ir.
KLEMENS SUKARNO CANDRA selaku Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap
kontraktual perjanjian jual beli apartemen kepada Penggugat Tjijik Waluyo Dkk, dimana Terdakwa
telah digugat karena keterlambatan menyerahkan unit apartemen kepada Penggugat yang sudah
jatuh tempo berdasarkan surat pemesanan yang terikat secara kontraktual dan pada hukum
perjanjian tentang jual beli sebagaimana diatur dalam pasal 1457-1458 BW. Oleh karena itu kami
mohon kiranya kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk
membatalkan demi hukum dakwaan Penuntut Umum, karena lingkup perkara a quo bukanlah pidana
melainkan perdata dan juga perkara perdatanya masih belum inkracht dan demi hukum berdasarkan
(Pasal 81 KUHP) harus dihentikankan sampai ada putusan perdata yang berkekuatan hukum tetap
(Inkracht van bewijs).

Bahwa oleh karena berdasarkan azas pre-judicial pasal 81 KUHP dan Surat Edaran Mahkamah Agung
No. 1 tahun 1951 perkara pidana tersebut harus dihentikan terlebih dahulu sebelum ada putusan
Pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. (Inkracht Van Bewijs). Bahwa oleh karena itu, sesuai
dengan prinsip hukum StufenBouw Theory dari Hans Kalsen, dimana hukum tersebut tidak dicampur
adukan dengan pidana, selaras dengan hukum lex spscialis systematic derogate lex generalis (asas
kekhususan yang sistematis). Ketentuan pidana yang bersifat khusus adalah berlaku apabila
pembentuk undang-undang memang bermaksud untuk memperlakukan ketentuan perdata tersebut
sebagai ketentuan pidana yang bersifat khusus. Sedangkan secara yuridis KUHPerdata tidak ada
mengatur secara khusus apabila terjadi kekhilafan atau kesengajaan dalam penipuan dan atau
penggelapan yang dilakukan oleh Terdakwa, yang diberikan oleh hukum adalah menyatakan
Wanptrestasi tersebut dengan penggantian biaya rugi dan bunga karena tak dipenuhinya suatu
perikatan sebagaimana diatur dalam pasal 1243 BW, oleh karena tidak ada unsur penggelapan dan
atau penipuan dalam perjanjian jual beli apartemen Royal Avatar World (RAW) yang dilakukan oleh
para Terdakwa sehingga perbuatan yang telah dilakukan dengan tidak/belum menyerahkan
apartemen tepat waktu adalah bukan merupakan tindakan criminal/ pidana yang diancam dengan
sanksi pidana, melainkan perbuatan tersebut adalah WANPRESTASI, Oleh karena itu dakwaan
Penuntut Umum a quo haruslah tidak diterima/batal demi hukum.

Bahwa kesulitan Penuntut Umum dalam menentukan fakta-fakta yang tepat untuk membuktikan
kesalahan terdakwa, sehingga menyusun surat dakwaan dengan bentuk alternatif ini dapat
dimaklumi dan dimengerti, karena sejujurnya dan sebenarnya perbuatan menurut Pasal 378 KUHP
atau Pasal 372 KUHP yang didakwakan terhadap sdr. BUDI SANTOSO & IR. KLEMENS SUKARNO
CANDRAadalah "ILLUSOIR" (mengada-ada, hampa, kosong dan tak bernilai) mengingat tindak pidana
yang didakwakan dalam surat dakwaan berdasarkan fakta-fakta mengenai masalah sengketa perdata
yang lahir atas hubungan hukum keperdataan melalui perjanjian antara masing-masing : SYANE
ANGEL Y TJIONGAN dan Dra. LINDA GUNAWATI GO ;
Bahwa Hubungan hukum keperdataan ini oleh Penuntut Umum dalam Surat Dakwaan-nya tidak
diuraikan dan dikemukakan dengan jelas dan terang, yang apabila Penuntut umum menguraikan
hubungan hukum keperdataan dimaksud tentunya akan tergambarkan fakta-fakta sebenarnya bahwa
tidak ada atau belum ada perbuatan pidana menurut Pasal 378 KUHP atau Pasal 372 KUHP seperti
didakwakan terhadap sdr. BUDI SANTOSO &IR. KLEMENS SUKARNO CANDRA ;

Bahwa berdasarkan Pasal 156 ayat (1) KUHAP terhadap perkara yang bukan kewenangan pengadilan
untuk mengadili dapat diajukan sebagai bentuk keberatan/perlawanan. Dalam perkara a quo surat
dakwaan jaksa penuntut umum terhadap Terdakwa BUDI SANTOSO & IR. KLEMENS SUKARNO
CANDRA tidak memperhatikan tentang kewenangan relatif dari pengadilan. Terhadap apa yang telah
dilakukan Terdakwa adalah murni merupakan wilayah Hukum hubungan keperdataaan antara saksi
korban/pelapor, SYANE ANGELY TJIONGAN danDra. LINDA GUNAWATI GO selaku Pembeli dimana
dalam pembelian terdapat bukti uang muka sebesar Rp.10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sesuai
kwitansi no.001/UMI/BT2017/RAW/IV/2014 dan bukti uang muka sebesar Rp.7.500.000 (Tujuh Juta
lima ratus ribu Rupiah) dibuktikan dengan nomor pesanan 0125/TTPRAW/CU1809/1/2014 yang telah
disepakati sebesar Rp.6.750.000 (Enam Juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) ;

Bahwa dari berdasarkan dan/atau berkaitan dengan perkara aquo tersebut jelas terdapat hubungan
hukum keperdataan antara BUDI SANTOSO & IR. KLEMENS SUKARNO CANDRA dengan SYANE
ANGELY adanya suatu bentuk perjanjian yang dibentuk dibuat oleh para pihak dan
menyepakatinya(murni perdata) terkesan sangat dipaksakan jika harus dipidana ; Oleh sebab itu,
kiranya demi kepastian hukum dan rasa keadilan hukum bagi Terdakwa, maka kami mohon kiranya
kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk membatalkan demi
hukum dakwaan Penuntut Umum.

D. SURAT DAKWAAN TERHADAP TERDAKWA TERDAPAT PERTENTANGAN SATU DENGAN LAINNYA.

Bahwa mencermati dakwaan dan susunan dakwaan Penuntut Umum, maka Dakwaan Penuntut
Umum terhadap Terdakwa pada pokoknya adalah sebagai berikut;

Didakwa Melanggar Pasal 372 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP

. Didakwa Melanggar Pasal 378 Jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP

Bahwa memperhatikan dakwaan dan usunan dakwaan Penuntut umum tersebut, maka NYATALAH
dakwaan penuntut umum adalah dakwaan yang memuat pertentangan satu dengan lainnya,
merugikan kepentingan pembelaan diri Terdakwa dan pertentangan isi perumusan perbuatan satu
dengan lainnya tersebut menimbulkan keraguan dalam diri terdakwa tentang perbuatanyang
didakwakan kepadanya.
Bahwa hal yang kami kemukakan pada angka 1 dan 2 di atas adalah dimana

Penuntut Umum telah menerapkan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terhadap terdakwa Dengan
perumusan dakwaan Penuntut Umum terhadap Terdakwa tersebut, Perumusan dakwaan yang
demikian jelas FAKTA YANG TIDAK TERBANTAH DARIDAKWAAN PENUNTUT UMUM TERHADAP
TERDAKWA sebagai DAKWAAN YANG MEMUAT PERTENTANGAN SATU DENGAN YANG LAINNYA.

Terdakwa didakwa "TURUT MELAKUKAN dan TURUT MEMBANTU" melakukan tindak pidana
sebagaimana dimaksud pasal 372 Jo pasal 55 ayat (1) kesatu KUHP. Jadi terhadap perbuatan tindak
pidana yang sama baik dalam hubungannya dengan pasal 372 KUHP maupun terhadap Pasal 378
KUHP, Terdakwa didakwa turut melakukan (medeplegen) atau turut serta melakukan sebagaimana
ketentuan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, padahal nyata - nyata dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut
Umum pelaku/dader dari perbutan pidana yang didakwakan adalahdirektur utama PT.BUMI
SAMUDRA JEDINE yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mewakili perseroan didalam dan
diluar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian. Sedangkan dalam dakwaan jaksa
penuntut umum pada halaman ketiga alinea pertama menyatakan yang bertugas melakukan
pemasaran adalah PT. SIPOA INVESTAMA PROPERTINDO (PT.SIP), sehingga hubungan hukumnya
sebenarnya pelapor dengan direktur utama PT.SIPOA INVESTAMA PROPERTINDO (PT.SIP) karena yang
telah menerima pembayaran surat kepada Pelapor, bukannya kepada para Terdakwa;

Bahwa Terdapatnya perumusan dakwaan yang saling bertentangan tersebut MAKIN KUAT, dimana
pada dakwaan ke-Satu terdakwa didakwa melanggar Pasal 372 KUHP, TETAPI kemudian dalam
dakwaan ke-Dua terdakwa didakwa melanggar Pasal 378 jo melanggar pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP.
BAHKAN Uraian-uraian perbuatan dari dakwaan Kesatu. Kedua, adalah uraian yang sama persis.

Sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung R.I. No. 296 K/PID/1987 tanggal 15 Maret 1991 dimana
seorang terdakwa melakukan penyertaan (deelneming) dalam hal melakukan (plegen), turut serta
melakukan (medeplegen), menyuruh melakukan (doemplegen) dicampur-adukkan menjadi satu
sehingga isinya bertentangan satu dengan lainnya yang mengakibatkan terdakwa menjadi ragu
terhadap tindak pidana mana yang didakwakan kepadanya, oleh Putusan Mahkamah Agung
dinyatakan surat dakwaan batal demi hukum.

Dalam kaitan uraian perumusan dakwaan Penuntut Umum di atas dan Putusan Mahkamah Agung
tersebut, maka jelas pula bahwa surat dakwaan Penuntut

Umum tidak cermat, jelas dan lengkap sebagaimana syarat materil ketentuan pasal
143 ayat (2) huruf (b) KUHAP, maka sebagaimana ketentuan pasal 143 ayat 3) KUHAP, surat dakwaan
itu diancam batal demi hukum (nuland void) yang berarti bahwa dari semula tidak ada surat dakwaan
atau tidak ada suatu tindak pidana yang dilukiskan dalam surat dakwaan itu. Oleh sebab itu, kiranya
demi kepastian hukum dan rasa keadilan hukum bagi Terdakwa, maka kami mohon kiranya kepada
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk membatalkan demi hukum
dakwaan Penuntut Umum terhadap terdakwa dan membebaskan Terdakwa dari segala dakwaan
Penuntut Umum. KESIMPULAN

Bahwa kami sangat mengharapkan agar Majelis Hakim benar-benar mempertimbangkan alasan dan
argument hukum yang dikemukan dalam tanggapan dan keberatan ini berdasarkan asas yang sesuai
dengan hukum acara (due process) dan sesuai dengan hukum (due to the law) sehingga dapat
membenarkan dan mengabulkan kesimpulan yang kami kemukankan dibawah ini :

1) Pengadilan Negeri Surabaya tidak dapat mengadili perkara a quo, melainkan yang berwenang
menurut kompetensi relatif berkaitan locus dan tempos delicti adalah Pengadilan Negeri Sidoarjo ;

2) Perbuatan yang didakwakan Jaksa Penuntut Umum berada diluar jangkauan atau berada di luar
jurisdiksi KUHPidana, akan tetapi jurisdiksi KUHPerdata ;

w Sehubungan dengan itu, tindak pidana yang disangkakan dan didakwakan Jaksa Penuntut Umum
kepada Terdakwa BUDI SANTOSO dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA tidak dapat diproses dalam
semua tingkat pemeriksaan mulai penyidikan, Penuntutan, dan peradilan ;

Akibat hukum yang melekat dalam kasus ini, hak Jaksa Penuntut Umum menuntut Terdakwa BUDI
SANTOSO dan Ir. KLEMENS SUKARNO CANDRA dalam perkara ini GUGUR demi hukum ;

Meminta kepada yang Mulia Majelis Hakim untuk menjatuhkan putusan yang menyatakan gugur hak
Jaksa Penuntut Umum melakukan penuntutan dalam perkara ini atau demi hukum peristiwa pidana
yang didakwakan tidak dapat dituntut.

Sesuai dengan alasan-alasan yang dikemukan dan telah disimpulkan diatas, kami Penasehat Hukum
Terdakwa memohon kehadapan Majelis hakim yang Mulia dalam memeriksa dan mengadili perkara
ini dapat menjatuhkan putusan sela dengan amarnya sebagai berikut :

Menyatakan Eksepsi/Keberatan Terdakwa diterima;

Menyatakan Pengadilan Negeri Surabaya tidak berwenang mengadili perkara a quo;


Menyatakan dakwaan jaksa penuntut umum setidak-tidaknya terhadap Terdakwa

batal demi hukum;

Atau setidak-tidaknya menyatakan dakwaan Penuntut Umum tidak diterima;

Membebaskan Terdakwa dari segala Dakwaan;

Memulihkan nama baik Terdakwa pada keadaan semula;

Membebankan biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;

Atau kami selaku Tim Penasehat Hukum mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk dapat
memeriksa, mempertimbangkan dan mengadili perkara ini menurut fakta hukum dan keyakinan
Majelis Hakim, sehingga akan diperoleh suatu kebenaran materiil dan keadilan yang seadil-adilnya
bagi Terdakwa.

Anda mungkin juga menyukai