Anda di halaman 1dari 6

Nama : ANDI WISNU BHAROTO

NIM : 20190610183
Kelas : I

Hal : Permohonan Praperadilan


Lamp. : 1 (satu) lembar Surat Kuasa Khusus

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Negeri Bantul
Pada Pengadilan Negeri Bantul
Di -
BANTUL

Dengan segala hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini kami :

ANDI WISNU BHAROTO, S.H., M.H


RYANDANA PRAYOGA, S.H., M.H
Keduanya adalah Advockat pada kantor ANDI WISNU AND PARTNERS
ADVOCATES AND LEGAL CONSULTANS yang beralamat Jalan Namburan Kidul No2, Panembahan,
Kraton, Kabupaten Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 560383 Telp/Fax. (0274) 2218977

Dalam hal ini bertindak berdasarkan surat kuasa tertanggal 9 Maret 2022, baik secara bersama-sama ataupun
secara sendiri-sendiri untuk dan atas nama klien yang bernama :

Nama : Retno Santoso


Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. Tamantirto No. 45 RT/RW 08/001, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul

Pekerjaan : Wiraswasta

Yang selanjutnya dalam hal ini disebut sebagai PEMOHON I

Nama : Bayu Jatmiko


Umur : 26 Tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Alamat : Jl. Kalipakis No. 14 RT/RW 05/006, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul
Pekerjaan : Wiraswasta

Yang selanjutnya dalam hal ini disebut sebagai PEMOHON II

Dengan ini mengajukan Permohonan Praperadilan terhadap :

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia . Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta, Resort Bantul

Yang selanjutnya dalam hal ini disebut sebagai TERMOHON

Adapun alasan-alasan PEMOHON dalam mengajukan PERMOHONAN PRAPERADILAN ini adalah sebagai
berikut:

I. DASAR HUKUM PERMOHONAN PRAPERADILAN

a. Tindakan upaya paksa, seperti penetapan tersangka, penangkapan, penggeledahan, penyitaan,


penahanan, dan penuntutan yang dilakukan dengan melanggar peraturan perundang-undangan pada dasarnya
merupakan suatu tindakan perampasan hak asasi manusia. Menurut Andi Hamzah (1986:10) praperadilan
merupakan tempat mengadukan pelanggaran Hak Asasi Manusia, yang memang pada kenyataannya
penyusunan KUHAP banyak disemangati dan berujukan pada Hukum Internasional yang telah menjadi
International Customary Law. Oleh karena itu, Praperadilan menjadi satu mekanisme kontrol terhadap
kemungkinan tindakan sewenang-wenang dari penyidik atau penuntut umum dalam melakukan tindakan
tersebut. Hal ini bertujuan agar hukum ditegakkan dan perlindungan hak asasi manusia sebagai
tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan penuntutan. Di samping itu, praperadilan bermaksud
sebagai pengawasan secara horizontal terhadap hak-hak tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan pendahuluan
(vide Penjelasan Pasal 80 KUHAP). Berdasarkan pada nilai itulah penyidik atau penuntut umum dalam
melakukan tindakan penetapan tersangka, penangkapan, penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan
agar lebih mengedepankan asas dan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.

b. Bahwa sebagaimana diketahui Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Pasal 1 angka 10
menyatakan :

Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan memutus menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini, tentang:


1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasa tersangka;
2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan atas permintaan demi
tegaknya hukum dan keadilan;

3. Permintaan ganti kerugian, atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas
kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke pengadilan.”
c. Bahwa selain itu yang menjadi objek praperadilan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 77 KUHAP
diantaranya adalah:

Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
undang-undang ini tentang:



1. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau penghentian
penuntutan;

2. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat
penyidikan atau penuntutan.

d. Dalam perkembangannya pengaturan Praperadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 10 Jo. Pasal
77 KUHAP, sering terjadi tidak dapat menjangkau fakta perlakuan aparatur penegak hukum yang nyata-nyata
merupakan pelanggaran hak asasi seseorang, sehingga yang bersangkutan tidak memperoleh perlindungan
hukum yang nyata dari Negara. Untuk itu perkembangan yang demikian melalui dapat diakomodirnya
mengenai sah tidaknya penetapan tersangka dan sah tidaknya penyitaan telah diakui merupakan wilayah
kewenangan praperadilan, sehingga dapat meminimalisasi terhadap perlakuan sewenang-wenang oleh aparat
penegak hukum. Dalam kaitan perubahan dan perkembangan hukum dalam masyarakat yang demikian,
bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi dalam praktik sistem hukum di negara mana pun apalagi di dalam sistem
hukum common law, yang telah merupakan bagian dari sistem hukum di Indonesia. Peristiwa hukum inilah
yang menurut (alm) Satjipto Rahardjo disebut ”terobosan hukum” (legal-breakthrough) atau hukum yang
prorakyat (hukum progresif) dan menurut Mochtar Kusumaatmadja merupakan hukum yang baik karena sesuai
dengan perkembangan nilai-nilai keadilan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Terobosan hukum
dan hukum yang baik itu merupakan cara pandang baru dalam memandang fungsi dan peranan hukum dalam
pembangunan nasional di Indonesia. Dengan demikian hukum bukan hanya memiliki aspek normatif yang
diukur dari kepastiannya melainkan juga memiliki aspek nilai (values) yang merupakan bagian dinamis aspirasi
masyarakat yang berkembang dan terkini.

e. Bahwa selain itu telah terdapat beberapa putusan pengadilan yang memperkuat dan melindungi hak-hak
tersangka, sehingga lembaga praperadilan juga dapat memeriksa dan mengadili keabsahan penetapan tersangka
seperti yang terdapat dalam perkara berikut :



1. Putusan Pengadilan Negeri Bengkayang No. 01/Pid.Prap/2011/PN.BKY tanggal 18 Mei 2011
2. Putusan Mahkamah Agung No. 88 PK/PID/2011 tanggal 17 Januari 2012
3. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 38/Pid.Prap/2012/Pn.Jkt.Sel tanggal 27
november 2012

4. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel tanggal 15 Februari


2015
5. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 36/Pid.Prap/2015/Pn.Jkt.Sel tanggal 26 Mei
2015
6. Dan lain sebagainya

f. Bahwa melalui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 memperkuat
diakuinya lembaga praperadilan juga dapat memeriksa dan dan mengadili keabsahan penetapan tersangka,
seperti pada kutipan putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 sebagai berikut :

Mengadili,

Menyatakan :

1. Mengabulkan Permohonan untuk sebagian :

• [dst]
• [dst]
• Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209) bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk Penetapan Tersangka,
Penggeledahan dan Penyitaan;
• Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3209) tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak
dimaknai termasuk Penetapan Tersangka, Penggeledahan dan Penyitaan;

g. Dengan demikian jelas bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal
28 April 2015 bahwa Penetapan Tersangka merupakan bagian dari wewenang Praperadilan. Mengingat Putusan
Mahkamah Konstitusi bersifat final dan mengikat, maka sudah tidak dapat diperdebatkan lagi bahwa semua
harus melaksanakan Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap sejak diucapkan.

II. ALASAN PERMOHONAN PRAPERADILAN


1. Bahwa pada hari jumat tanggal 6 November 2020 sekitar Jam 09:00 WIB, bertempat di Rumah Pemohon I
dan Pemohon II, telah dilakukan penangkapan terhadap PEMOHON I dan PEMIHON II oleh TERMOHON,
yaitu :

2. Bahwa penangkapan terhadap PEMOHON oleh TERMOHON, berdasarkan surat Penangkapan Nomer :
:SP.Kap/23/II/2020/RESKRIM, tertanggal ; 06 November 2020
3. Bahwa setelah TERMOHON masuk ke rumah milik PEMOHON I dan PEMOHON II, tanpa menujukan
Surat Perintah Penggeledahan, TERMOHON langsung menodongkan Pistol ke Kepala PEMOHON ;

4. Bahwa pada saat melakukan penggeledahan, TERMOHON tidak membawa dan menunjukan Surat
Perintah Penggeledahan, sekalipun PEMOHON meminta TERMOHON untuk menunjukannya ;
5. Bahwa TERMOHON juga melakukan penyitaan terhadap barang-barang milik PEMOHON ;
6. Bahwa penyitaan yang dilakukan TERMOHON terhadap barang-barang milik PEMOHON, hanya beberapa
barang milik PEMOHON saja yang dimasukan dalam Berita Acara Penyitaan, sedangkan ada barang-barang
lain milik PEMOHON yang disita namun tidak dimasukan Berita Acara Penyitaan ;

7. Bahwa barang-barang milik PEMOHON yang dsita oleh TERMOHON, namun tidak dimasukan dalam
Berita Acara Penyitaan, meliputi : HP merk Iphone XR dan Helm warna putih

8. Bahwa keesokan harinya, tepatnya hari sabtu, 7 November 2020 sekitar Pukul 11:00 WIB, PEMOHON
meminta kepada TERMOHON, agar PEMOHON bisa menghubungi keluarganya, namun tiba-tiba
TERMOHON memegang leher PEMOHON (dengan posisi hendak memukul PEMOHON), TERMOHON
marah-marah sambil menyeret PEMOHON ;

9. Bahwa PEMOHON tidak diperbolehkan untuk menghubungi keluarga atau siapapun, termasuk menghubungi
Penasehat Hukum ;

10. Bahwa penyiksaan secara psikis dan fisik terhadap PEMOHON oleh TERMOHON, antara lain
TERMOHON menyerahkan 2 (dua) lembar surat, yaitu :

a. Berita Acara Penangkapan Tertanggal 6 November 2020


b. Berita Acara Penahanan tertanggal 7 November 2020
11. TERMOHON mengancam akan membunuh PEMOHON, apabila PEMOHON tidak menandatangani kedua
surat tersebut, yang nyata-nyata tidak sesuai antara fakta penangkapan dan penahanan dengan tanggal di
surat penangkapan dan penahanan tersebut ;

12. Bahwa merasa dipaksa oleh TERMOHON, akhirnya PEMOHON menandatangani kedua surat tersebut dan
setelah PEMOHON selesai menandatangani surat-surat tersebut, TERMOHON langsung memasukan
PEMOHON ke dalam tahanan ;

13. Bahwa pada tanggal 9 November 2020, PEMOHON diperiksa sebagai Tersangka oleh TERMOHON.
Setelah selesai pemeriksaan, PEMOHON diperintahkan oleh TERMOHON untuk menandatangani BAP
namun bukan BAP tertanggal 9 November 2020, melainkan BAP tertanggal 10 November 2020; 13. Bahwa
selama di POLRES Bantul, PEMOHON diperiksa oleh TERMOHON selama beberapa kali

14. Bahwa selama di dalam tahanan, PEMOHON diperiksa atau dimintai Keterangan sebagai Tersangka oleh
TERMOHON, akan tetapi PEMOHON tidak diberitahu haknya untuk didampingi oleh Penasehat Hukum ;

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, mohon Ketua Pengadilan Negeri Bantul agar segera mengadakan Sidang
Praperadilan terhadap TERMOHON tersebut sesuai dengan hak-hak PEMOHON sebagaimana diatur dalam
Pasal 77 sampai dengan Pasal 83 serta Pasal 95 KUHAP, dan mohon kepada Yth. Ketua Pengadilan Negeri
Bantul. Hakim Yang Memeriksa Permohonan ini berkenan memeriksa dan memutuskan sebagai berikut :

1. Menerima dan mengabulkan Permohonan PEMOHON untuk seluruhnya ;


2. Menyatakan tindakan penangkapan, Penahanan, Penggeledahan, dan Penyitaan atas barang dan diri
PEMOHON adalah Tidak Sah Secara Hukum karena melanggar ketentuan perundang-undangan ;
3. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh Termohon
yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri Pemohon oleh Termohon;
4. Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap perintah penyidikan kepada
Pemohon;
5. Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;
6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara menurut ketentuan hukum yang berlaku.
PEMOHON sepenuhnya memohon kebijaksanaan Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Bantul yang memeriksa, mengadili dan memberikan putusan terhadap Perkara aquo dengan tetap
berpegang pada prinsip keadilan, kebenaran dan rasa kemanusiaan.

Apabila Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Bantul yang memeriksa Permohonan aquo
berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Bantul, 15 April 2022

Hormat kami,

Advockat pada kantor ANDI WISNU AND PARTNERS ADVOCATES AND LEGAL
CONSULTANS

ANDI WISNU BHAROTO, S.H., M.H

RYANDANA PRAYOGA, S.H., M.H

Anda mungkin juga menyukai