Anda di halaman 1dari 27

Menemukan kesalahan ketik dalam dokumen? Klik di sini untuk perbaikan.

Pid.I.A.11
PUTUSAN
Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA


Pengadilan Negeri Palembang yang mengadili perkara Praperadilan dalam tingkat
pertama telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
1. Nama lengkap : H. ZULKIFLI SITOMPUL, S.H.
2. Tempat lahir : Medan
3. Umur/tanggal lahir : 68 / 10 Juli 1955
4. Jenis kelamin : Laki-laki
5. Kebangsaan : Indonesia
6. Tempat tinggal : Jalan Radial Rusun Blok 38 lantai 1 No. 8 RT. 28
Kelurahan 24 Ilir Kecamatan Bukit Kecil Palembang
7. Agama : Islam
8. Pekerjaan : Pengacara ( Advokat)
yang dalam hal ini memberikan kuasa kepada Emil Zulfan, S.H., Advokat dan Konsultan Hukum
pada “EMIL ZULFAN, S.H. & PARTNERS” yang beralamat di Jalan Pipa Reja Ruko Lantai 2
Pempek Cek Tasya Kecamatan Kemuning Kota Palembang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
Nomor : 23/SKH/Pdn/VI/2023 tanggal 20 Juni 2023 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Palembang di bawah Nomor Register 1061/SK 2023/PN Plg tanggal 27 Juni
2023, selanjutnya disebut sebagai Pemohon;
Melawan

DITRESKRIMUM POLDA SUMATERA SELATAN, yang beralamat di Jalan Jenderal


Sudirman Palembang, yang dalam hal ini memberikan kuasa kepada Jansen Sitohang,
S.I.K., M.H. Pangkat / Nrp : Komisaris Besar Polisi / 74020562, Heri Yuniawan, S.H.,
M.H. Pangkat / Nrp : Ajun Komisaris Besar Polisi / 68060667, Agus Marhadi, S.H., M.Si.
Pangkat / Nrp : Ajun Komisaris Besar Polisi / 65080215, Rifka Fathoni, S.I.K. Pangkat /
Nrp : Ajun Komisaris Besar Polisi / 76110628, M. Nuzuar, S.H., M.H. Pangkat / Nrp :
Komisaris Polisi / 68100542, Dr. Muhammad Ihsan, S.S, S.H., M.H. Pangkat / Nrp :
Komisaris Polisi / 73100052, Musfa’in, S.H. Pangkat / Nrp : Inspektur Polisi Dua /
74020241, Heru Pujo Handoko, S.H., M.H., CLA., CM. Pangkat / Nrp : Ajun Inspektur
Polisi Satu / 80060186 dan Ahmad Yani,
S.H. Pangkat / Nip : Pembina / 1966101919870310003, kesemuanya berkewarganegaraan
Indonesia dan memilih domisili hukum pada Bidang Hukum Polda Sumsel Jalan Jenderal
Sudirman KM. 4,5 Palembang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 05 Juli 2023 yang
telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Palembang di bawah Nomor
Register 1181/SK 2023/PN Plg

Halaman 1 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


tanggal 21 Juli 2023 dan Surat Perintah Nomor : Sprin/1437/VII/HUK.12.15/2023
tanggal 5 Juli 2023, selanjutnya disebut sebagai Termohon;

Pengadilan Negeri tersebut;


Setelah membaca penetapan Ketua Pengadilan Negeri Palembang Nomor
17/Pid.Pra/2023/PN Plg tanggal 4 Juli 2023 tentang penunjukan Hakim;
Setelah membaca penetapan Hakim tentang hari sidang;
Setelah membaca berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi dan memeriksa bukti surat-surat yang
diajukan ke persidangan;
Menimbang, bahwa Pemohon melalui surat permohonan tanggal 26 Juni 2023 yang
telah didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri Palembang register Nomor
17/Pid.Pra/2023/PN Plg tanggal 4 Juli 2023, telah mengajukan permohonan praperadilan dengan
alasan-alasan sebagai berikut:

I. DASAR HUKUM PERMOHONAN PRAPERADILAN


a. Tindakan upaya paksa, seperti penetapan tersangka, penangkapan,
penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan yang dilakukan dengan melanggar
peraturan perundang-undangan pada dasarnya merupakan suatu tindakan perampasan
hak asasi manusia. Menurut Andi Hamzah (1986:10) praperadilan merupakan tempat
mengadukan pelanggaran Hak Asasi Manusia, yang memang pada kenyataannya
penyusunan KUHAP banyak disemangati dan berujukan pada HukumInternasional
yang telah menjadi International Customary Law. Oleh karena itu,
Praperadilan menjadi satu mekanisme kontrol terhadap kemungkinan tindakan
sewenang-wenang dari penyidik atau penuntut umum dalam melakukan tindakan
tersebut. Hal ini bertujuan agar hukum ditegakkan dan perlindungan hak asasi
manusia sebagai tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan penyidikan dan penuntutan.
Di samping itu, praperadilan bermaksud sebagai pengawasan secara
horizontal terhadap hak-hak tersangka/terdakwa dalam pemeriksaan pendahuluan
(vide Penjelasan Pasal 80 KUHAP). Berdasarkan pada nilai itulah penyidik atau
penuntut umum dalam melakukan tindakan penetapan tersangka, penangkapan,
penggeledahan, penyitaan, penahanan, dan penuntutan agar lebih mengedepankan asas
dan prinsip kehati-hatian dalam menetapkan seseorang menjadi tersangka.
b. Bahwa sebagaimana diketahui Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana
(KUHAP) Pasal 1 angka 10 menyatakan :
Praperadilan adalah wewenang pengadilan negeri untuk memeriksa dan
memutus menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini, tentang:
1. Sah atau tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas
permintaan tersangka atau keluarganya atau pihak lain atas kuasa
tersangka;

Halaman 2 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


2. Sah atau tidaknya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan
atas permintaan demi tegaknya hukum dan keadilan;
3. Permintaan ganti kerugian, atau rehabilitasi oleh tersangka atau
keluarganya atau pihak lain atas kuasanya yang perkaranya tidak
diajukan ke pengadilan.”
c. Bahwa selain itu yang menjadi objek praperadilan sebagaimana yang diatur dalam Pasal
77 KUHAP diantaranya adalah:
Pengadilan negeri berwenang untuk memeriksa dan memutus, sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini tentang::
1. sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan atau
penghentian penuntutan;
2. ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya
dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan.
d. Dalam perkembangannya pengaturan Praperadilan sebagaimana diatur dalam Pasal
1 angka 10 Jo. Pasal 77 KUHAP, sering terjadi tidak dapat menjangkau fakta perlakuan
aparatur penegak hukum yang nyata-nyata merupakan pelanggaran hak asasi seseorang,
sehingga yang bersangkutan tidak memperoleh perlindungan hukum yang nyata dari
Negara.Untuk itu perkembangan yang demikian melalui dapat diakomodirnya mengenai sah
tidaknya penetapan tersangka dan sah tidaknya penyitaan telah diakui merupakan wilayah
kewenangan praperadilan, sehingga dapat meminimalisasi terhadap perlakuan sewenang-
wenang oleh aparat penegak hukum. Dalam kaitan perubahan dan perkembangan hukum
dalam masyarakat yang demikian, bukanlah sesuatu yang mustahil terjadi dalam praktik
sistem hukum di negara mana pun apalagi di dalam sistem hukum common law, yang telah
merupakan bagian dari sistem hukum di Indonesia. Peristiwa hukum inilah yang menurut
(alm) Satjipto Rahardjo disebut ”terobosan hukum” (legal- breakthrough) atau hukum
yang prorakyat (hukum progresif) dan menurut Mochtar Kusumaatmadja merupakan
hukum yang baik karena sesuai dengan perkembangan nilai-nilai keadilan yang hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Terobosan hukum dan hukum yang baik itu merupakan cara
pandang baru dalam memandang fungsi dan peranan hukum dalam pembangunan nasional di
Indonesia. Dengan demikian hukum bukan hanya memiliki aspek normatif yang diukur dari
kepastiannya melainkan juga memiliki aspek nilai (values) yang merupakan bagian dinamis
aspirasi masyarakat yang berkembang dan terkini.
e. Bahwa selain itu telah terdapat beberapa putusan pengadilan yang memperkuat dan
melindungi hak-hak tersangka, sehingga lembaga praperadilan juga dapat memeriksa dan
mengadili keabsahan penetapan tersangka seperti yang terdapat dalam perkara berikut :
1. Putusan Mahkamah Agung No. 88 PK/PID/2011 tanggal 17 Januari 2012
2. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 38/Pid.Prap/2012/Pn.Jkt.Sel tanggal 27
november 2012.

Halaman 3 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


3. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
04/Pid.Prap/2015/PN.Jkt.Sel tanggal 15 Februari 2015
4. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No.
36/Pid.Prap/2015/Pn.Jkt.Sel tanggal 26 Mei 2015
5. Dan lain sebagainya
f. Bahwa melalui Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015
memperkuat diakuinya lembaga praperadilan juga dapat memeriksa dan dan mengadili
keabsahan penetapan tersangka, seperti pada kutipan putusan Mahkamah Konstitusi No.
21/PUU-XII/2014 sebagai berikut :
Mengadili,
Menyatakan :
1. Mengabulkan Permohonan untuk sebagian :
□ [dst]
□ [dst]
□ Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum
acara pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209)
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sepanjang tidak dimaknai termasuk Penetapan Tersangka,
Penggeledahan dan Penyitaan;
□ Pasal 77 huruf a Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang hukum
acara pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1981, Nomor
76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai
termasukPenetapan Tersangka, Penggeledahan dan Penyitaan;
g. Dengan demikian jelas bahwa berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No.
21/PUU-XII/2014 tanggal 28 April 2015 bahwa Penetapan Tersangka merupakan bagian dari
wewenang Praperadilan. Mengingat Putusan Mahkamah Konstitusi bersifat final dan
mengikat, maka sudah tidak dapat diperdebatkan lagi bahwa semua harus melaksanakan
Putusan yang telah berkekuatan hukum tetap sejak diucapkan.

II. ALASAN PERMOHONAN PRAPERADILAN


1. MENGENAI PENGADUAN PEMOHONDIHENTIKAN
1. Bahwa awalnya Pemohon membuat pengaduan ke Polda Sumatera Selatan dengan
Nomor Laporan Polisi: LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan tanggal 21 Juni 2021
tentang Peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 242 dan atau
Pasl 264 KUHPidana.
2. Bahwa terkait dengan laporan Pengaduan oleh Pemohon dengan Nomor laporan Polisi
LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan tanggal 21 Juni 2021, telah dihentikan
penyidikannya oleh Penyidik Kamneg unit 2 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Sumatera
Selatan dengan alasan Perkara tersebut tidak ditemukan tindak

Halaman 4 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


pidana sebagaimana tertuang dalam Surat Pemberitahuan Penghentian Hasil Penyelidikan
(SPPHP), tanggal 4 Agustus 2022.
3. Bahwa melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) bernomor 21/PUU-XII/2014. MK
mengabulkan sebagian permohonan yang salah satunya menguji ketentuan objek
praperadilan. Melalui putusannya, Mahkamah Konstitusi menyatakan inkonstitusional
bersyarat terhadap frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti
yang cukup” dalam Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP sepanjang
dimaknai minimal dua alat bukti sesuai Pasal 184 KUHAP. Pasal 77 huruf a KUHAP
dinyatakan inkontitusional bersyarat sepanjang dimaknai termasuk penetapan tersangka,
penggeledahan, dan penyitaan.
4. Mahkamah beralasan KUHAP tidak memberi penjelasan mengenai batasan jumlah (alat
bukti) dari frasa “bukti permulaan”, “bukti permulaan yang cukup”, dan “bukti yang
cukup”. Berbeda dengan Pasal 44 ayat (2) UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mengatur secara jelas batasan jumlah alat
bukti, yakni minimal dua alat bukti.
5. “Frasa ‘bukti permulaan’, ‘bukti permulaan yang cukup’, dan ‘bukti yang cukup’ dalam
Pasal 1 angka 14, Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP harus ditafsirkan sekurang-
kurangnya dua alat bukti sesuai Pasal 184 KUHAP disertai pemeriksaan calon
tersangkanya, kecuali tindak pidana yang penetapan tersangkanya dimungkinkan
dilakukan tanpa kehadirannya (in absentia),”
6. Mahkamah menganggap syarat minimum dua alat bukti dan pemeriksaan calon
tersangka untuk transparansi dan perlindungan hak asasi seseorang agar sebelum
seseorang ditetapkan sebagai tersangka telah dapat memberi keterangan secara seimbang.
Hal ini menghindari adanya tindakan sewenang- wenang oleh penyidik terutama dalam
menentukan bukti permulaan yang cukup itu.
7. Bahwa sebagaimana diketahui laporan Pemohon telah dihentikan penyidikannya oleh
Penyidik Kamneg unit 2 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Sumatera Selatan dengan alasan
Perkara tersebut tidak ditemukan tindak pidana sebagaimana tertuang dalam Surat
Pemberitahuan Penghentian Hasil Penyelidikan (SPPHP), tanggal 4 Agustus 2022.
8. Bahwa Pemeriksaan 2 alat bukti dalam kapasitas Pemohon sebagai tersangka. Berdasar
pada Nomor Laporan Polisi: LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan tanggal 21 Juni
2021 tentang Peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 242 dan
atau Pasl 264 KUHPidana., Surat Panggilan Nomor: SP-GII/830/VI/2023/Ditreskrimum
oleh Termohon, yakni melalui surat panggilan sebagai Tersangka oleh Termohon kepada
Pemohon, perkara tindak pidana pengaduan fitnah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal
317 KUHPidana, berdasarkan Laporan Pengaduan Pemohon Nomor:
LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan tanggal 21 Juni 2021 tentang Peristiwa
Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 242 dan atau Pasl 264
KUHPidana.

Halaman 5 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


9. Bahwa berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI

(1) Saksi, Korban, Saksi Pelaku, dan/atau Pelapor tidak dapat dituntut secara hukum,
baik pidana maupun perdata atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang,
atau telah diberikannya, kecuali kesaksian atau laporan tersebut diberikan tidak
dengan iktikad baik.
(2) Dalam hal terdapat tuntutan hukum terhadap Saksi, Korban, Saksi Pelaku,
dan/atau Pelapor atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang, atau telah
diberikan, tuntutan hukum tersebut wajib ditunda hingga kasus yang ia laporkan
atau ia berikan kesaksian telah diputus oleh pengadilan dan memperoleh
kekuatan hukum tetap.
10. Dengan demikian jelas tindakan Termohon dengan menetapkan tersangka
masih prematur merupakan tindakan yang tidak sah, dan harus dibatalkan
tentang penetapan tersangka terhadap diri Pemohon oleh Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara A Quo.

2. TIDAK PERNAH ADA PENYELIDIKAN ATAS DIRI PEMOHON


1. Bahwa sebagaimana diakui baik oleh Pemohon maupun Termohon, bahwa penetapan
tersangka atas diri Pemohon baru diketahui oleh Pemohon berdasarkan surat panggilan
sebagai Tersangka oleh Termohon kepada Pemohon dengan Nomor
SPGB/830/VI/2023/Ditreskrimum tertanggal 13 Juni 2023, berdasarkan Laporan Polisi
Nomor: LP/B/621/VII/2021/SPKT/Polda SumSel. Tanggal 5 Juli 2021 Pelapor atas nama
DR. A.K. ANSYORI,SPM.,M.KES. Bahwa apabila mengacu kepada surat panggilan
tersebut, tidak pernah ada surat perintah penyelidikan kepada Pemohon. Padahal sesuai
Pasal 1 angka 1 dan 4 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Polisi memiliki tugas
melakukan penyelidikan dan penyidikan.
2. Bahwa hal itu senada dengan penyelidikan dan penyidikan, menurut Yahya Harahap,
S.H., dalam bukunya yang berjudul Pembahasan Permasalahan dan Penerapan
KUHAP: Penyidikan dan Penuntutan(hal. 101), menjelaskan bahwa dari pengertian
dalam KUHAP, “penyelidikan” merupakan tindakan tahap pertama permulaan
“penyidikan”. Akan tetapi harus diingat, penyelidikan bukan tindakan yang berdiri
sendiri terpisah dari fungsi “penyidikan”. Penyelidikan merupakan bagian yang tak
terpisah dari fungsi penyidikan. Kalau dipinjam kata- kata yang dipergunakan buku
petunjuk Pedoman Pelaksanaan KUHAP, penyelidikan merupakan salah satu cara atau
metode atau sub daripada fungsi penyidikan yang mendahului tindakan lain, yaitu
penindakan berupa penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan, pemeriksaan
surat, pemanggilan, tindakan pemeriksaan, dan penyerahan berkas kepada penuntut
umum.

Halaman 6 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


3. Lebih lanjut, Yahya Harahap menyatakan bahwa jadi sebelum dilakukan tindakan
penyidikan, dilakukan dulu penyelidikan oleh pejabat penyelidik, dengan maksud dan
tujuan mengumpulkan “bukti permulaan” atau “bukti yang cukup” agar dapat dilakukan
tindak lanjut penyidikan. Mungkin penyelidikan dapat disamakan dengan pengertian
“tindak pengusutan” sebagai usaha mencari dan menemukan jejak berupa keterangan dan
bukti-bukti suatu peristiwa yang diduga merupakan tindak pidana.
4. Yahya Harahap (Ibid, hal. 102) juga mengatakan bahwa jika diperhatikan dengan
seksama, motivasi dan tujuan penyelidikan, merupakan tuntutan tanggung jawab kepada
aparat penyidik, untuk tidak melakukan tindakan penegakan hukum yang merendahkan
harkat martabat manusia. Sebelum melangkah melakukan pemeriksaan penyidikan
seperti penangkapan atau penahanan, harus lebih dulu berusaha mengumpulkan fakta dan
bukti, sebagai landasan tindak lanjut penyidikan. Penyelidikan atas perkara orang lain
tidak dapat langsung dipakai pada penyelidikan atas nama Pemohon.
5. Dengan demikian jelas berdasarkan uraian singkat diatas, kegiatan penyelidikan dan
penyidikan merupakan 2 hal yang tidak dapat berdiri sendiri dan dapat dipisahkan
keduanya. Berkenaan dengan Pemohon dengan tidak pernah diterbitkannya surat perintah
penyelidikan atas diri pemohon, dan penetapan Tersangkang atas diri Pemohon hanya
dari hasil gelar internal Penyidik, maka dapat dikatakan penetapan tersangka dengan atau
tanpat surat perintah penyelidikan dapat dikatakan tidak sah dan cacat hukum, untuk itu
harus dibatalkan.

3. TERMOHON TIDAK CUKUP BUKTI DALAM MENETAPKAN


PEMOHON SEBAGAI TERSANGKA
1. Bahwa Termohon dalam menetapkan tersangka dalam dugaan perkara tindak pidana
pengaduan fitnah, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 317 KUHPidana, berdasarkan
Laporan Pengaduan Pemohon Nomor: LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan
tanggal 21 Juni 2021 tentang Peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP
Pasal 242 dan atau Pasl 264 KUHPidana oleh Polri Daerah Sumatera Selatan Direktorat
Reserse Kriminal Umum kepada Pemohon hanya berdasar pada hasil gelar oleh Penyidik,
atas laporan yang dibuat oleh Pemohon Nomor: LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera
Selatan tanggal 21 Juni 2021 tentang Peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946
tentang KUHP Pasal
242 dan atau Pasl 264 KUHPidana, yang mana laporan tersebut sudah dihentikan
penyidikannya oleh Penyidik Kamneg unit 2 Subdit 1 Ditreskrimum Polda Sumatera
Selatan dengan alasan Perkara tersebut tidak ditemukan tindak pidana sebagaimana
tertuang dalam Surat Pemberitahuan Penghentian Hasil Penyelidikan (SPPHP), tanggal 4
Agustus 2022.
2. Bahwa sebagaimana diketahui melalui pengembalian berkas perkara oleh

Halaman 7 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


3. Bahwa berdasar pada Putusan Mahkamah Konstitusi dengan nomor Perkara 21/PUU-XII/2014 Frasa “Bukti Permulaan”, Frasa “Bukti Permul
dua alat bukti” sesuai dengan pasal 184 KUHAP.

4. Bahwa berdasar pada argument-argument sebelumnya, maka Pemohon ragu terhadap


terpenuhinya 2 (dua) alat bukti yang dimiliki oleh Termohon dalam hal menetapkan
Pemohon sebagai Tersangka dalam dugaanPasal 317 KUHPidana, berdasarkan Laporan
Pengaduan Pemohon Nomor: LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumatera Selatan tanggal 21
Juni 2021 tentang Peristiwa Pidana UU Nomor 1 Tahun 1946 tentang KUHP Pasal 242
dan atau Pasl 264 KUHPidana kepada Pemohon, sedangkan yang dimaksud dugaan Pasal
317 KHUPidana apabila sudah ada putusan yang inkracht yang menetapkan laporan
Pemohon tersebut Palsu..
5. Berdasar pada uraian diatas, maka tindakan Pemohon yang tidak
memenuhi minimal 2 (dua) alat bukti sebagaimana tertuang dalam Putusan
Mahkamah Konstitusi dengan nomor Perkara 21/PUU-XII/2014, maka dapat
dinyatakan tidak sah dan tidak berdasar atas hukum.

4. PENETAPAN PEMOHON SEBAGAI TERSANGKA MERUPAKAN TINDAKAN


KESEWENANG-WENANGAN DAN BERTENTANGAN DENGAN ASAS
KEPASTIAN HUKUM
1. Indonesia adalah negara demokrasi yang menjunjung tinggi hukum dan Hak azasi
manusia (HAM) sehingga azas hukum presumption of innosence atau azas praduga
tak bersalah menjadi penjelasan atas pengakuan kita tersebut. Bukan hanya kita,
negarapun telah menuangkan itu kedalam Konstitusinya (UUD 1945 pasal 1 ayat 3) yang
berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum, artinya kita semua tunduk terhadap
hukum dan HAM serta mesti terejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara kita termasuk dalam proses penegakan hukum, jika ada hal yang kemudian
menyampingkan hukum dan Hak Azasi Manusia tersebut. Maka negara wajib turun
tangan melalui perangkat-perangkat hukumnya untuk menyelesaikan.
2. Bahwa sudah umum bilamana kepastian menjadi bagian dari suatu hukum, hal ini lebih
diutamakan untuk norma hukum tertulis. Hukum tanpa nilai kepastian akan kehilangan
jati diri serta maknanya, karena tidak lagi dapat digunakan sebagai pedoman perilaku
setiap orang. Kepastian sendiri hakikatnya merupakan tujuan utama dari hukum. Apabila
dilihat secara historis banyak perbincangan yang telah dilakukan mengenai hukum
semejak Montesquieu memgeluarkan gagasan mengenai pemisahan kekuasaan.
Keteraturan masyarakat berkaitan erat dengan kepastian dalam hukum, karena
keteraturan merupakan inti dari kepastian itu sendiri. Dariketeraturan akan menyebabkan
seseorang hidup secara berkepastian dalam melakukan kegiatan yang diperlukan dalam
kehidupan masyarakat. Menurut Sudikno Mertukusumo

Halaman 8 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


kepastian hukum merupakan sebuah jaminan bahwa hukum tersebut harus dijalankan
dengan cara yang baik. Kepastian hukum menghendaki adanya upaya pengaturan hukum
dalam perundang-undangan yang dibuat oleh pihak yang berwenang dan berwibawa,
sehingga aturan-aturan itu memiliki aspek yuridis yang dapat menjamin adanya kepastian
bahwa hukum berfungsi sebagai suatu peraturan yang harus ditaati.
3. Oemar Seno Adji menentukan prinsip ‘legality‘ merupakan karakteristik yang essentieel,
baik ia dikemukakan oleh ‘Rule of Law’ – konsep, maupun oleh faham ‘Rechtstaat’
dahulu, maupun oleh konsep ‘Socialist Legality’. Demikian misalnya larangan
berlakunya hukum Pidana secara retroaktif atau retrospective, larangan analogi,
berlakunya azas ‘nullum delictum’ dalam Hukum Pidana, kesemuanya itu merupakan
suatu refleksi dari prinsip ‘legality’
4. Bahwa dalam hukum administrasi negara Badan/Pejabat Tata Usaha Negara dilarang
melakukan Penyalahgunaan Wewenang. Yang di maksud dengan Penyalahgunaan
wewenang meliputi melampaui wewenang, mencampuradukkan wewenang dan
bertindak sewenang-wenang. Melampaui wewenang adalah melakukan tindakan di
luar wewenang yang telah ditentukan berdasarkan perundang-undangan tertentu.
Mencampuradukkan kewenangan dimana asas tersebut memberikan petunjuk bahwa
“pejabat pemerintah atau alat administrasi negara tidak boleh bertindak atas sesuatu yang
bukan merupakan wewenangnya atau menjadi wewenang pejabat atau badan lain”.
Menurut Sjachran Basah “abus de droit” (tindakan sewenang-wenang), yaitu perbuatan
pejabat yang tidak sesuai dengan tujuan di luar lingkungan ketentuan
perundang-undangan. Pendapat ini mengandung pengertian bahwa untuk menilai ada
tidaknya penyalahgunaan wewenang dengan melakukan pengujian dengan bagaiamana
tujuan dari wewenang tersebut diberikan (asas spesialitas).
5. Bertindak sewenang-wenang juga dapat diartikan menggunakan wewenang (hak
dan kekuasaan untuk bertindak) melebihi apa yang sepatutnya dilakukan sehingga
tindakan dimaksud bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
Penyalahgunaan wewenang juga telah diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Selain itu dalam Pasal 52 Undang-
Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan disebutkan tentang
syarat sahnya sebuah Keputusan, yakni meliputi :
– Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
- Dibuat sesuai prosedur; dan
- Substansi yang sesuai dengan objek Keputusan

6. Bahwa sebagaiman telah Pemohon uraikan diatas, bahwa Penetapan tersangka Pemohon
dilakukan dengan tidak terpenuhinya prosedur menurut ketentuan peraturan-perundang
undangan yang berlaku.

Halaman 9 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


7. Sehingga apabila sesuai dengan ulasan Pemohon dalam Permohonan A Quo sebagaimana diulas panjang lebar dalam alasan Permohonan Prap
tentang Administrasi Pemerintahan adalah sebagai berikut :

□ “Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud


dalam pasal 52 ayat (1) huruf a merupakan Keputusan yang tidak sah”
□ Keputusan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 52 ayat (1) huruf b dan c merupakan Keputusan yang batal
atau dapat dibatalkan.
8. Berdasarkan ulasan mengenai sah dan tidaknya sebuah Keuputusan apabila dihubungkan
dengan tindakan hukum yang dilakukan oleh Termohon kepada Pemohon dengan
menetapkan Pemohon sebagai tersangka yang dilakukan dan ditetapkan oleh prosedur
yang tidak benar, maka Majelis hakim Pengadilan Negeri Klas 1 A Palembang yang
memeriksa dan mengadili perkara A quo dapat menjatuhkan putusan bahwa segala yang
berhubungan dengan penetapan tersangka terhadap Pemohon dapat dinyatakan
merupakan Keputusan yang tidak sah dan dapat dibatalkan menurut hukum.

III. PETITUM
Berdasar pada argument dan fakta-fakta yuridis diatas, Pemohon mohon kepada Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Palembang Klas 1 A yang memeriksa dan mengadili perkara A quo berkenan
memutus perkara ini sebagai berikut :
1. Menyatakan diterima permohonan Pemohon Praperadilan untuk seluruhnya;
2. Menyatakan tindakan Termohon menetapkan Pemohon sebagai tersangka dengan
dugaandalam dugaan Tindak Pidana Membuat Laporan Palsu, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 317 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana oleh Polri
Daerah Sumatera Selatan Direktorat Reserse Kriminal Umum adalah tidak sah dan
tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya penetapan tersangka a quo tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
3. Menyatakan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut oleh
Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri Pemohon oleh Termohon;
4. Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap perintah
penyidikan kepada Pemohon;
5. Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;
6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara menurut ketentuan hukum yang
berlaku.
PEMOHON sepenuhnya memohon kebijaksanaan Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Palembang Klas 1 A yang memeriksa, mengadili dan memberikan putusan terhadap
Perkara aquo dengan tetap berpegang pada prinsip keadilan,

Halaman 10 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


kebenaran dan rasa kemanusiaan.
Apabila Yang Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Palembang Klas 1A yang memeriksa Permohonan aquo berpendapat lain, moh
(ex aequo et bono).

Menimbang, bahwa pada hari dan tanggal persidangan yang telah ditetapkan,
untuk Pemohon hadir didampingi oleh Penasehat Hukumnya, sedangkan untuk
Termohon hadir;
Menimbang, bahwa setelah membacakan surat permohonannya, Pemohon menyatakan tetap
pada permohonannya;
Menimbang, bahwa terhadap permohonan praperadilan yang diajukan oleh Pemohon
tersebut, Termohon mengajukan jawaban sebagai berikut:

I. TENTANG DUDUK PERKARA :

Bahwa PEMOHON Praperadilan adalah tersangka yang penyidikannya dilakukan


TERMOHON karena diduga telah melakukan tindak pidana dengan sengaja mengajukan
pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk
dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya terserangsebagaimana
dimaksud dalam unsur Pasal 317 KUHP berdasarkan Laporan Polisi Nomor :
LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Tanggal 05 Juli 2021 atas nama pelapor dr. A.K.
ANSYORI, SP.M., M.Kes. yang kejadiannya terjadi pada tanggal 21 Juni 2021 di SPKT
Polda Sumsel Jalan Jenderal Sudirman KM. 4 Palembang. Adapun perbuatan mengajuan
pengaduan atau pemberitahuan palsu sehingga orang yang dilaporkan merasa diserang nama
baiknya yang dilakukan PEMOHON dengan cara membuat laporan polisi Nomor
:LP/B-581/VI/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 dengan terlapor dr.
A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes. di mana laporan polisi nomor tersebut dalam proses
penyelidikannya di hentikan oleh Penyidik Subdit Keamanan negara di karenakan bukan
tindak pidana berdasarkan Laporan Hasil gelar Perkara tertanggal 08 Agustus 2022 dan Surat
Ketetapan Penghentian Penyidikan Nomor : S.Tap/52/VIII/2022/Ditreskrim. Tanggal 11
Agustus 2023. Adapun tuduhan PEMOHON kepada dr. A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes
adalah melakukan sumpah palsu di pengadilan atas surat akta pengoperan hak Nomor 233
tanggal 29 April 2023 dan akta pengoperan Nomor 267 tanggal 30 Oktober 2000 yang secara
de factotidak ada dr. A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes pernah memberikan keterangan
dipersidangan terkait surat tersebut di Pengadilan Negeri sebagaimana dalam laporan
PEMOHON. Adapun PEMOHON sudah 2x (dua kali) menggugat dr. A.K. ANSYORI,
SP.M., M.Kes dengan perkara perdata Nomor 210/PDT.G/2017/PN.PLG dan perkara perdata
Nomor 130 / PDT.G/2018/PN. PLG yang mana semua putusannya dimenangkan oleh dr.
A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes.

Halaman 11 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


Bahwa kemudian Laporan/pengaduan Laporan Polisi Nomor : LP/B- 621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Tanggal 05 Juli 2021 atas nama pelapo

II. DALAM POKOK PERKARA PRAPERADILAN


1. Kewenangan praperadilan diatur dalam pasal 77 sampai dengan pasal 83 Undang-
Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP mengenai:
a. Sah tidaknya suatu penangkapan dan atau penahanan atas permintaan tersangka
atau keluarganya atau permintaan yang berkepentingan demi tegaknya hukum dan
keadilan;
b. Sah tidaknya Penghentian Penyidikan atau Penghentian Penuntutan atas permintaan
yang berkepentingan demi tegaknya hukum dan keadilan; dan
c. Permintaan ganti-rugi atau rehabilitasi oleh tersangka atau keluarganya atau pihak
lain atau kuasanya yang perkaranya tidak diajukan ke Pengadilan.
2. Dalam perkembangan Hukum objek Praperadilan bertambah yakni, Berdasarkan
putusan Mahkamah Konstitusi, Nomor 21/PUU-XII/2014, tanggal 28 April 2015,
menyatakan bahwa, objek praperadilan tidak hanya yang telah ditentukan oleh Pasal 77
KUHAP yaitu: “a) sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian penyidikan
atau penghentian penuntutan; dan b) ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang
yang perkara pidananya dihentikan pada tingkat penyidikan atau penuntutan” Tetapi
juga termasuk “penetapan tersangka, penggeledahan, dan penyitaan”

III. TANGGAPAN TERHADAP DALIL PERMOHONAN PEMOHON IN CASU.


1. Bahwa dalil-dalil PEMOHON pada Bab II .1 poin 1-5 yang mana mendalilkan
dalam positanya bahwa PEMOHON membuat laporan Polisi Nomor :

Halaman 12 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 tentang dugaan tindak pidana
memberikan keterangan palsu di muka persidangan dan menuangkan keterangan palsu
ke dalam akta otetik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 242 dan Pasal 264 KUHP
yang kemudian dihentikan penyelidikannya oleh TERMOHON karena belum
ditemukan tindak pidananya;
2. Bahwa pada dalil bab II poin 6 sampai dengan 8, PEMOHON mendalilkan bahwa
penetapan tersangka harus didahului dengan pemeriksaan calon tersangka untuk
menghindari kesewenang-wenangan yang dikemudian PEMOHON dipanggil sebagai
tersangka berdasarkan Surat Panggilan Nomor : SP.Gil/830/VI/2023/Ditreskrimum
berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21
Juni 2021. Adapun PEMOHON sebelum dipanggil sebagai tersangka sudah dipanggil
sebagai saksi terlebih dahulu oleh TERMOHON berdasarkan laporan Polisi Nomor :
LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Tanggal 05 Juli 2021. Jadi pemanggilan dan
pemeriksaan PEMOHON sebagai tersangka bukan berdasarkan Laporan Polisi yang
dibuat PEMOHONNomor : LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021
tetapi berdasarkan Laporan Polisi Nomor : LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel.
Tanggal 05 Juli 2021 atas nama pelapor dr. A.K. ASNYORI, SP.M., M.Kes. ;
Bahwa dalam menetapkan PEMOHON sebagai tersangka, TERMOHON sudah
melakukan serangkaian tindakan baik penyelidikan maupun penyidikan yang muaranya
adalah menetapkan PEMOHON sebagai tersangka karena ditemukan alat bukti yang
cukup sebagaimana dimaksud dalam Pasal 184 KUHAP yaitu Keterangan Saksi,
Keterangan Ahli, Surat, Petunjuk dan Keterangan Tersangka karena masih dalam
proses penyidikan. Dengan demikian maka tindakan penetapan tersangka terhadap diri
PEMOHON tidaklah prematur dan sewenang-wenang tetapi sudah melalui proses
penyelidikan dan penyidikan sesuai dengan hukum acara pidana dan prosedur dalam
peraturan kapolri nomor 6 tahun 2019 tentang penyidikan tindak pidana
sehingga dalil PEMOHONBab II .1 poin 1-8 haruslah ditolak;
3. Bahwapada dalil PEMOHON Bab II .1 poin 9 yang pada pokoknya PEMOHON
mendalilkan bahwa menurut Pasal 10 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 yang
kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2014 tentang
Perlindungan saksi, saksi tidak boleh dituntut atas kesaksian maupun laporan yang ia
berikan telah diputus oleh pengadilan dan memperoleh kekuatan hukum tetap. Adapun
perkara Laporan Polisi Nomor : LP/B/581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni
2021 belum memasuki pemeriksaan perkara Pokok karena telah dihentikan
penyidikannya, sedangkan pemeriksaan perkara pokok

Halaman 13 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


dilakukan apabila Jaksa Penuntut Umum telah melimpahkan berkas perkara ke
Pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 142 Ayat (1) KUHAP. Dengan
demikian maka dalil PEMOHON haruslah ditolak;
4. Bahwa dalam dalil PEMOHON Bab II Poin 2. 1 yang pada pokoknya PEMOHON
mendalilkan bahwa surat panggilan sebagai tersangka dengan Nomor :
SP.Gil/830/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023 berdasarkan Laporan Polisi
Nomor : LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 5 Juli 2021 tidak didahului
dengan tindakan penyelidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 KUHAP.
dalil PEMOHON hanyalah berasumsi dan bersifat subjektif karena faktanya sejak
tanggal diterima laporan Polisi tanggal 5 Juli 2021 hingga dikeluarkan surat perintah
penyidikan tanggal 05 Oktober 2022 dan tanggal surat perintah penyidikan lanjutan
tanggal 13 Juni 2023, PEMOHON telah melakukan serangkaian tindakan penyelidikan
berupa undangan klarifikasi dan permintaan keterangan klarifikasi serta melakukan
gelar perkara untuk menentukan apakah perkara Laporan Polisi Nomor :
LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 5 Juli 2021 dapat ditingkatkan ke
penyidikan atau tidak. Adapun surat perintah penyelidikan dan laporan hasil
penyelidikannya akan kami sampaikan pada acara pembuktian;
5. Bahwa pada dalil permohonan PEMOHON Bab II Poin 2. 2 sampai 5 yang pada
pokoknya mendalilkan bahwa dalam suatu penyidikan tidak terlepas dari penyelidikan
yang bertujuan mengumpulkan bukti permulaan yang cukup atau bukti yang cukup
agar dapat dilanjutkan ke penyidikan di mana penetapan diri PEMOHON sebagai
tersangka tidak didahului dengan tindakan penyelidikan dan hanya dari hasil gelar
perkara internal penyidik sehingga PEMOHON menyatakan penetapan tersangka atas
dirinya dengan atau tanpa surat perintah penyelidikan dapat dikatakan tidak sah dan
cacat hukum. Dalil PEMOHON yang menyatakan demikian tidaklah benar karena
sudah dinyatakan dalam KUHAP Pasal 1 angka 2 dan 5 yang memang menyebutkan
signifikan antara penyelidikan dan penyidikan. Penyelidikan dilakukan sebagai
rangkaian kegiatan penyidikan di mana hampir semua Laporan Polisi dilakukan
penyelidikan kecuali dalam hal tertangkap tangan yang tidak memerlukan tindakan
penyelidikan. Dengan demikian maka sah atau tidaknya penetapan tersangka bukan
dinilai dari ada dan tidaknya penyelidikan tetapi di nilai dari unsur subjektif maupun
unsur objektif suatu tindak pidana ditambah dengan alat bukti yang kemudian
ditentukan dalam gelar perkara sebagai bagian kontrol penyidikan oleh pimpinan
penyidik;
6. Bahwa pada dalil permohonan PEMOHON Bab II Poin 3. 1 sampai 5 yang pada
pokoknya mendalilkan bahwa PEMOHON ragu terhadap alat bukti

Halaman 14 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


TERMOHON sehingga menetapkan PEMOHON sebagai tersangka tidaklah cukup
bukti sedangkan laporan PEMOHON dengan nomor Laporan Polisi
:LP/B-581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 telah dihentikan oleh
TERMOHON.Adapun penyidikan yang dilakukan oleh TERMOHON sehingga
menetapkan PEMOHON sebagai tersangka berdasarkan Laporan Polisi Nomor :
LP/B-621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 5 Juli 2021. Menurut Bambang
Poernomo bahwa Suatu pembuktian menurut hukum pada dasarnya merupakan proses
untuk menentukan substansi atau hakekat adanya fakta- fakta yang diperoleh melalui
ukuran yang layak dengan pikiran yang logis terhadap fakta-fakta pada masa lalu
yang tidak terang menjadi fakta-fakta yang terang dalam hubungannya dengan
perkara pidana.Dalam KUHAP, peraturan pokok mengenai sistem pembuktian adalah
Pasal 183 KUHAP yang menentukan bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah ia
memperoleh keyakinan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya. Dengan
demikian maka Pasal ini menentukan syarat yang harus dipenuhi oleh setiap hakim
untuk dapat menjatuhkan pidana kepada terdakwa. Kedua syarat yang disebutkan pada
Pasal 183 KUHAP itu adalah adanya sekurang- kurangnya dua alat bukti yang sah dan
adanya keyakinan hakim yang diperolehnya berdasarkan alat-alat bukti. Dengan
demikian, pertama-tama harus ada sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah dna
kedua yaitu dengan keyakinan hakim. Dengan demikian maka penilaian apakah alat
bukti tersebut sah atau tidak berada pada hakim yang memeriksa perkara pokok a
quosedangka praperadilan memeriksa apakah tindakan yang dilakukan oleh penyidik
sudah sesuai dengan hukum acara sehingga tidak melanggar hak asasi manusia
(formil) dan bukan membuktikan substansi perbuatan pidana
(materiel) tindak pidana;
Menurut Ansori Hasibuan barang bukti ialah barang yang digunakan oleh terdakwa
untuk melakukan suatu delik atau sebagai hasil suatu delik, disita oleh penyidik untuk
digunakan sebagai barang bukti pengadilan. Adapun PEMOHON sebelum
menetapkan PEMOHON sebagai tersangka sudah memiliki barang bukti dari hasil
suatu delik yang dilakukan oleh PEMOHON pada laporan Polisi Nomor :
LP/B-581/VI/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 yang dihentikan
penyelidikannya karena bukan tindak pidana yang kemudian dipergunakan sebagai
alat bukti dalam laporan polisi Nomor LP/B- 621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel
tanggal 5 Juli 2021 atas nama pelapor dr.
A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes. mengenai keraguan kualitas alat bukti yang
diragukan oleh PEMOHON bukan merupakan kewenangan hakim

Halaman 15 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


praperadilan tetapi wewenang hakim perkara pokok in casu yang dapat menafsirkan
materiel unsur Pasal 317 KUHP sebagaimana laporan polisi tersebut:
7. Bahwa pada dalil permohonan PEMOHON Bab II Poin 4. 1 sampai 8 yang
pada pokoknya mendalilkan bahwa keputusan TERMOHON yang menetapkan
PEMOHON sebagai tersangka merupakan tindakan yang sewenang-wenang dan
bertentangan dengan asas kepastian hukum. Adapun dalil-dalil tersebut tidak akan
kami tanggapi karena telah kami jawab pada poin-poin jawaban tersebut diatas dan
tindakan yang dilakukan oleh TERMOHON sudah sesuai dengan prosedur baik dalam
hukum acara pidana maupun diatur dalam peraturan kapolri Nomor 6 Tahun 2019
tentang Penyidikan Tindak Pidana sehingga tidak ada hak-hak PEMOHON yang
dilanggar dan keputusan penetapan tersangka dilakukan melalui proses pemeriksaan
saksi-saksi dan alat bukti sehingga penyidikan menjadi terang benderang dan
PEMOHON adalah tersangkanya. mengenai kewenangan TERMOHON dalam
melakukan penyelidikan dan penyidikan telah diatur dalam Pasal 7 Ayat (1) KUHAP
yang berbunyi :
Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a karena
kewajibannya mempunyai wewenang :
a. menerima Iaporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak
pidana;
b. melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri
tersangka;
d. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau
saksi;
h. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara;
i. mengadakan penghentian penyidikan;
j. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka TERMOHON berwenang melakukan


penyelidikan dan penyidikan dengan mengeluarkan keputusan- keputusan yang sesuai
dengan hukum dan sesuai dengan prosedur sehingga mohon kepada Hakim yang
memeriksa perkara a quo menolak permohonan PEMOHON.
8. Bahwa berdasarkan uraian-uraian dalam jawaban TERMOHON yang pada intinya
kami berpendapat bahwa tindakan penetapan tersangka PEMOHON a quo sudah
dilakukan sesuai dengan prosedur dan hukum acara pidana

Halaman 16 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


sehingga terdapat alasan untuk menolak permohonan praperadilan
PEMOHON.
Berdasarkan uraiandan fakta-fakta tersebut diatas, maka Kami Kuasa Hukum TERMOHON
memohon kepada Yang Mulia Hakim Tunggal perkara pra peradilan yang memeriksa,
mengadili, dan memutuskan perkara pra peradilan ini menetapkan dalam amarnya sebagai
berikut:
1. Menolak Permohonan praperadilan Pemohon H. ZULKIFLI SITOMPUL, S.H. untuk
seluruhnya;
2. Menyatakan tindakan penetapan tersangka PEMOHON H. ZULKIFLI SITOMPUL,
S.H. adalah Sah Menurut Hukum;
3. Menghukum PEMOHON untuk membayar biaya perkara.
Atau Apabila Yang Terhormat Hakim Tunggal berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah
mengajukan bukti surat-surat, berupa fotokopi bermaterai cukup dan telah disesuaikan dengan
aslinya sebagai berikut:
1. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk NIK 1671111007550002 atas nama H Zulkifli Sitompul,
SH, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-1;
2. Fotokopi Surat Panggilan Nomor SP-Gil/830/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-2;
3. Fotokopi Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor
SPDP/152/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti
tersebut diberi tanda P-3;
4. Fotokopi Surat Tanda Terima Laporan Polisi Nomor STTLP/581/VI/2021/SPKT Polda
Sumsel tanggal 21 Juni 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-4 ;
5. Fotokopi Surat Pemberitahuan Penghentian Hasil Penyidikan Nomor
S2HP/498/VIII/2022/Ditreskrimum tanggal 11 Agustus 2022, selanjutnya pada fotokopi
bukti tersebut diberi tanda P-5 ;
6. Fotokopi Permohonan Berita Acara PS Perdata 130/Pdt/G/2018/PN Plg Nomor
W.6.U1/3506/HK.02/VIII/2022-217 Pdt tanggal 31 Agustus 2022, selanjutnya pada fotokopi
bukti tersebut diberi tanda P-6;
7. Fotokopi Berita Acara Sidang Pemeriksaan Setempat tanggal 26 Oktober 2018, selanjutnya
pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-7;
8. Fotokopi Surat Keterangan Nomor 145/492/KB/XII/2017 tanggal 8 Desember 2017,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-8;

Halaman 17 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


9. Fotokopi Sertipikat Hak Milik No. 8210 Desa / Kel. Sukajaya tanggal 31 Agustus 2007 atas
nama Dr. A.K. Ansyori, SPM., M.Kes., selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda
P-9;
10. Fotokopi Akta Pengoperan Dan Penyerahan tanggal 23 September 2014 Nomor 289,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda P-10;

Menimbang, bahwa di samping bukti surat-surat tersebut, Pemohon juga telah mengajukan
Saksi-saksi sebagai berikut:
1. Sri Suryani, dipersidangan disumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah menjabat sebagai Lurah Kebun Bunga pada tahun 2017;
- Bahwa Saksi pernah mengeluarkan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh Lurah Kebun
Bunga Nomor 145/492/KB/XII/2017 tanggal 8 Desember 2017 mengenai tanah di Jalan
HM Noerdin Pandji terletak di RT. 62 RW. 13 Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan
Sukarami Kota Palembang atas dasar Berita Acara Pemeriksaan Lapangan batas wilayah
tahun 2013 dari Instansi Pemerintah Kota;
- Bahwa Saksi pernah menjadi saksi pada saat di Polda;
- Bahwa Pemohon Zulkifli pernah melaporkan Dr. Ansyori;
- Bahwa Saksi pernah menjadi saksi di Pengadilan mengenai perkara perdata yang
lama sebelum perkara Pak Zulkifli;
- Bahwa Saksi kurang tahu perkara perdata yang lama itu sudah sampai mana namun
saya ini saksi dari awal;
- Bahwa memang ada permasalahan antara Pemohon Zulkifli dengan Dr. Ansyori
mengenai batas wilayah Kebun Bunga dinyatakan sebagai wilayah Sukajaya;
- Bahwa permasalahan tersebut adalah mengenai posisi tanah Pak Zulkifli;
- Bahwa Saksi tidak mengikuti sudah sampai mana perkara tersebut karena Saksi hanya
sebagai saksi dan itu sudah lama tahun 2019;
- Bahwa Saksi pernah pula menjadi saksi sebelum adanya perkara Pak Zulkifli pada
tahun 2015;
- Bahwa perkara lama tersebut pemasalahannya antara pemilik lama sebelum Pak Zulkifli
dengan Dr. Ansyori juga;
- Bahwa pihak-pihak dalam perkara perdata lama tersebut adalah Abeng;
- Bahwa menurut Saksi batas wilayah objek sengketa tersebut wilayah Kebun Bunga tetapi
di dinyatakan wilayah Sukayaja namun sebenarnya di dalam peta ada di wilayah Kebun
Bunga;

2. Abu Karim Tamim, dipersidangan disumpah pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:
- Bahwa Saksi pernah menjadi saksi saat Pemohon buat laporan di Polda;
- Bahwa Pemohon melaporkan Termohon masalah Pasal 242 tapi di SP3 kan lalu

Halaman 18 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


dilaporkan balik naik Pasal 317 terhadap laporan tersebut, karena Saksi pemiik awal
tanah itu makanya menjadi saksi;
- Bahwa pada saat PS (Pemeriksaan Setempat) Pelapor Ansyori mengatakan wilayah
tersebut merupakan wilayah Sukajaya padahal wilayah tersebut Kebun Bunga;
- Bahwa Saksi memiliki tanah di wilayah tersebut yang masuk Kelurahan Kebun Bunga;
- Bahwa Pak Zulkifli pernah melaporkan Dr. Ansyori dalam kasus Pasal 264 dan Pasal
242, kasus pidana pernah dan kasus perdata juga pernah;
- Bahwa pada kasus perdata Saksi pernah menjadi saksi;
- Bahwa dalam perkara perdata yang menang adalah Pak Ansyori, sebenarnya ada
tanda kutip, ada dugaan surat palsu;
- Bahwa setelah menang lalu Pak Ansyori melaporkan Pak Zulkifli dalam Pasal 372;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang penetapan tersangka;
- Bahwa permasalahan antara Pak Zulkifli dengan Dr. Ansyori yang pertama masalah
sengketa wilayah tanah dan yang kedua diduga surat palsu;
- Bahwa Surat palsunya tidak terbukti berdasarkan hasil lab dan bukti Notaris serta
keterangan Kemenkumham;
- Bahwa keterangan Notaris surat Akta Pengoperan yang dikeluarkan oleh Notaris tidak
sampai dengan No. 256 akan tetapi dibuat surat Akta Pengoperannya No. 267;
- Bahwa Akta Pengoperan Notaris No. 267 antara Suraji dengan Hendri Japar karena Dr.
Ansyori beli dengan Hendri Japar kemudian Hendri Japar menggunakan No. 267 padahal
Surat Akta Pengoperan hanya sampai No. 256;
- Bahwa memang ada kepalsuan surat pengoperan;
- Bahwa hal ini sudah dilaporkan ke Penyidik akan tetapi dihentikan;
- Bahwa memang ada permasalahan tanah antara Pak Zulkifli dengan Dr. Ansyori;
- Bahwa Pak Zulkifli beli tanah dari Syarif Zubir lalu Syarif Zubir beli tanah dari
Saksi, sementara Dr. Ansyori beli tanah dari Hendri Japar;
- Bahwa sebelum dengan Pak Zulkifli, Dr. Ansyori ada permasalahan dengan Syarif
Zubir mengenai tanah;
- Bahwa awal permasalahan ini soal tanah luasnya 32.800 di Kebun Bunga Lubuk Kawah
RT. 62 RW. 13;
- Bahwa Pak Zulkifli beli tanah tersebut dari Syarif Zubir kemudian Syarif Zubir membeli
tanah tersebut dari Saksi dan Saksi membeli tanah tersebut dari Sariyansah lalu
Syariyansah beli tanah tersebut dari Mat Rohim;
- Bahwa Dr. Ansyori membeli tanah tersebut dari Hendri Jafar namun objeknya

Halaman 19 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


tidak sama berdasarkan SK tapi memang tempatnya disitu;
- Bahwa SK sebelum terbit sertipikat letaknya di Sukajaya;
- Bahwa Hendri Jafar beli tanah tersebut dari Sunadi dan Sunadi beli tanah tersebut dari
bapaknya yaitu Kayubuta;
- Bahwa tanah yang disengketakan tersebut lain atau beda permasalahannya sehingga
menjadi sengketa karena tanahnya di Sukajaya tapi suratnya masuk Kebun Bunga;
- Bahwa tanah Dr. Ansyori itu wilayahnya di Sukajaya namun masuk wilayah Kebun
Bunga, jadi begini, Pak Zulkifli mempertahankan tanahnya yang beli dari saya yang ada
di Kebun Bunga sedangkan Dr. Ansyori beli tanah dari Hendri Japar tapi bukan di Kebun
Bunga namun di Sukajaya yang satu kecamatan Sukarami;
- Bahwa tanah yang dibeli atau dibangun Dr. Ansyori merupakan tanah Pak Zulkifli yang
wilayahnya masuk Kebun Bunga bukan Sukajaya dan waktu Pemeriksaan Setempat Dr.
Ansyori mengatakan tanah tersebut di Sukajaya dan sekarang faktanya di Kebun Bunga;

Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil-dalil sangkalannya Termohon telah


mengajukan bukti surat-surat, berupa fotokopi bermaterai cukup dan telah disesuaikan dengan
aslinya sebagai berikut:
1. Fotokopi Laporan Polisi Nomor : LP/B/621/VII/2021/SPKT/POLDA SUMATERA
SELATAN tanggal 5 Juli 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-1;
2. Fotokopi Surat Perintah Penyelidikan Nomor : SP. Lidik/574/VII/2021/Ditreskrimum
tanggal 13 Juli 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-2 ;
3. Fotokopi Surat Perintah Tugas dengan Nomor : SP.GAS/574.a/VII/2021/ Ditreskrimum
tanggal 13 Juli 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-3;
4. Fotokopi Surat Permintaan Keterangan Nomor : B/4014/IX/2021/Subdit III tanggal 16
September 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-4;
5. Fotokopi Surat Permintaan Keterangan Ke II Nomor : B/4014a./IX/2022/Subdit III tanggal 7
September 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T- 5;
6. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Saksi H. Zulkifli Sitompul, S.H. tanggal 09 September
2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-6;
7. Fotokopi Laporan Hasil Penyelidikan tanggal 01 September 2022, selanjutnya pada fotokopi
bukti tersebut diberi tanda T-7;

Halaman 20 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


8. Fotokopi Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan Nomor :
SPDP/152/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti
tersebut diberi tanda T-8;
9. Fotokopi Surat Perintah Penyidikan Nomor : SPRIN-SIDIK/275/X/2022/
DITRESKRIMUM tanggal 05 Oktober 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi
tanda T-9;
10. Fotokopi Surat Perintah Penyidikan Lanjutan Nomor : SP.Sidik/275.b/VI/2023/
Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-
10;
11. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Pelapor Dr. A.K. Ansyori, SPM, M.KES Bin H.
Muhammad Ali Hasyim tanggal 12 Oktober 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut
diberi tanda T-11;
12. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Saksi DR. (c) HJ. NURMALAH, S.H., M.H., CLA
Binti M. Ali Anang tanggal 15 Juli 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi
tanda T-12;
13. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Ahli Dr. Hj. Sri Sulastri, S.H., M.Hum. tanggal 16
Maret 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-13;
14. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Saksi H. Zulkifli Sitompul, S.H. Bin B. Ibrahim
Sitompul tanggal 02 November 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda
T-14;
15. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan Tambahan Saksi H. Zulkifli Sitompul, S.H. bin B.
Ibrahim Sitompul tanggal 30 November 2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut
diberi tanda T-15;
16. Fotokopi Surat Ketetapan Nomor : SP.TAP/80/VI/2023/DITRESKRIMUM tanggal 13 Juni
2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-16;
17. Fotokopi Surat Panggilan Nomor : SP-Gil/830/VI/2022/Ditreskrimum tanggal 13 Juni 2023,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-17;
18. Fotokopi Berita Acara Pemeriksaan H. Zulkifli Sitompul, S.H. bin B. Ibrahim Sitompul
tanggal 23 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-18;
19. Fotokopi Surat Perintah Penyitaan Nomor : SPRIN-SITA/104/V/2023/Ditreskrimum tanggal
02 Mei 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-19;
20. Fotokopi Berita Acara Penyitaan tanggal 02 Mei 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti
tersebut diberi tanda T-20;
21. Fotokopi Laporan Guna Mendapatkan Persetujuan Penyitaan Nomor :
SP.Sita/140.a/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 14 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti
tersebut diberi tanda T-21;

Halaman 21 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


22. Fotokopi Penyitaan dari Pengadilan Negeri Palembang Nomor 902/PenPid- SITA/2023/PN
Plg tanggal 15 Juni 2023, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-22;
23. Fotokopi Surat Pengiriman Berkas Perkara an H. Zulkifli Sitompul, S.H. bin B. Ibrahim
Sitompul Nomor : B/108/VI/2023/Ditreskrimum tanggal 26 Juni 2023, selanjutnya pada
fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-23;
24. Fotokopi Laporan Polisi Nomor : LP/B/581/VI/2021/SPKT/POLDA SUMATERA
SELATAN tanggal 21 Juni 2021, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-24;
25. Fotokopi Putusan Pengadilan Negeri Palembang Nomor 210/Pdt.G/2017/PN.Plg tanggal 29
Maret 2018, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-25;
26. Fotokopi Pengadilan Negeri Palembang Nomor 130/Pdt.G/2018/PN Plg tanggal 22
November 2018, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-26;
27. Fotokopi Putusan Pengadilan Tinggi Palembang Nomor 37/PDT/2019/PT.PLG tanggal 14
Juni 2019, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-27;
28. Fotokopi Putusan Peninjauan Kembali Nomor 38 P/Pdt/2019 tanggal 19 Februari 2019,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-28;
29. Fotokopi Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor 679 K/Pdt/2020 tanggal 2 Juni 2020,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-29;
30. Fotokopi Putusan Peninjauan Kembali Nomor 901 PK/Pdt/2021 tanggal 8 Desember 2021,
selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-30;
31. Fotokopi Surat Panggilan Nomor : SP-Gil/1895/X/2022/Ditreskrimum tanggal 26 Oktober
2022, selanjutnya pada fotokopi bukti tersebut diberi tanda T-31;
Fotokopi bukti surat tersebut dibubuhi meterai cukup, lalu oleh Hakim diperiksa dan
telah dicocokan sesuai dengan aslinya kecuali bukti surat T-1, T-25, T-26, T-27, T- 28 dan T-30
merupakan fotokopi dari fotokopi tanpa diperlihatkan aslinya;
Menimbang, bahwa Termohon tidak mengajukan Saksi-saksi dipersidangan;
Menimbang, bahwa selanjutnya para pihak tidak mengajukan sesuatu hal lagi ke
persidangan dan mohon putusan;
Menimbang, bahwa untuk menyingkat uraian putusan ini maka segala sesuatu yang
dicatat dalam berita acara persidangan harus dianggap termuat dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari putusan ini;
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan praperadilan yang diajukan oleh
Pemohon adalah sebagaimana tersebut di atas;
Menimbang, bahwa pada pokoknya permohonan praperadilan yang diajukan oleh
Pemohon agar Pengadilan Negeri menyatakan tindakan Termohon menetapkan Pemohon sebagai
tersangka dengan dugaan dalam dugaan Tindak Pidana Membuat Laporan Palsu, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 317 Kitab Undang-Undang Hukum

Halaman 22 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


Pidana oleh Polri Daerah Sumatera Selatan Direktorat Reserse Kriminal Umum adalah tidak sah dan tidak berdasarkan atas hukum dan oleh kar

Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah


mengajukan bukti surat-surat berupa fotokopi masing-masing diberi tanda: P-1 sampai dengan P-
10 dan 2 (dua) orang saksi yang nama dan keterangannya seperti tersebut diatas;
Menimbang, bahwa Termohon menolak dalil-dalil permohonan Pemohon tersebut
dengan alasan bahwa bahwa tindakan penetapan tersangka Pemohon a quo sudah dilakukan
sesuai dengan prosedur dan hukum acara pidana sehingga terdapat alasan untuk menolak
permohonan praperadilan Pemohon;
Menimbang, bahwa untuk mendukung alasan-alasan penolakannya tersebut Termohon
telah mengajukan bukti surat-surat berupa fotokopi bermaterai cukup dan telah disesuaikan
dengan aslinya, yang masing-masing diberi tanda T-1 sampai dengan T-31 seperti tersebut di
atas;
Menimbang, bahwa kewenangan praperadilan diatur dalam pasal 77 sampai dengan
pasal 83 Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang KUHAP. Kemudian kewenangan
praperadilan ditambah berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 21/PUU-XII/2014,
tanggal 28 April 2015, menyatakan bahwa, objek praperadilan tidak hanya yang telah ditentukan
oleh Pasal 77 KUHAP yaitu: “a) sah atau tidaknya penangkapan, penahanan, penghentian
penyidikan atau penghentian penuntutan; dan
b) ganti kerugian dan atau rehabilitasi bagi seorang yang perkara pidananya dihentikan pada
tingkat penyidikan atau penuntutan” tetapi juga termasuk “penetapan tersangka, penggeledahan,
dan penyitaan”;
Menimbang, bahwa setelah membaca dan meneliti dengan seksama surat permohonan
Pemohon dan jawaban Termohon serta bukti surat-surat dan saksi-saksi yang diajukan ke
persidangan oleh Pemohon dan Termohon, maka selanjutnya Hakim akan mempertimbangkan
sebagai berikut;
Menimbang, bahwa dalam memeriksa praperadilan ini Hakim pertama akan melihat
apakah penetapan Pemohon sebagai Tersangka sudah memenuhi prosedur, kemudian yang kedua
apakah penetapan Pemohon sebagai Tersangka sudah benar;
Menimbang, bahwa Termohon dalam persidangan telah mengajukan bantahan atas
permohonan praperadilan Pemohon yang menyatakan penetapan Tersangka tidak berdasarkan
hukum;
Menimbang, bahwa Termohon dalam menetapkan Pemohon sebagai Tersangka sudah
sesuai prosedur hal ini dapat dilihat mulai dari adanya laporan Polisi dari Pelapor Dr. A.K.
Ansyori, SPM,M.Kes (bukti T-1), Surat Perintah Penyelidikan atas nama terlapor H. Zulkipli
Sitompul, SH dkk (bukti T-2), Surat Perintah Tugas (bukti T-3), Surat

Halaman 23 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


Permintaan Keterangan (bukti T-4), Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (bukti T-8)
dan seterusnya. Dengan demikian penetapan Pemohon praperadilan sebagai Tersangka sudah
sesuai dengan prosedur;
Menimbang, bahwa kemudian Hakim akan mempertimbangkan apakah penetapan
Pemohon sebagai tersangka sudah benar. Praperadilan ini substansinya adalah apakah Pemohon
sebagai Pelapor terjadinya suatu tindak pidana dapat dijadikan Tersangka karena laporannya
tersebut;
Menimbang, bahwa kemudian Hakim akan mempertimbangkan apakah penetapan
Pemohon sebagai Tersangka sudah benar berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang No. 31
tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 13 tahun 2006 tentang Perlindungan
saksi dan korban, "Saksi, Korban, Saksi Pelaku, dan/atau Pelapor tidak dapat dituntut secara
hukum, baik pidana maupun perdata atas kesaksian dan/atau laporan yang akan, sedang, atau
telah diberikannya, kecuali kesaksian atau laporan tersebut diberikan tidak dengan iktikad baik";
Menimbang, bahwa ditetapkannya Pemohon praperadilan sebagai tersangka adalah
berdasarkan laporan pelapor dr. A.K. Ansyori, SP.M., M.Kes Laporan Polisi Nomor : LP/B-
621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Tanggal 05 Juli 2021, diduga telah melakukan tindak pidana
dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa, baik secara
tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama baiknya
terserang sebagaimana dimaksud dalam unsur Pasal 317 KUHP. Adapun perbuatan mengajuan
pengaduan atau pemberitahuan palsu sehingga orang yang dilaporkan merasa diserang nama
baiknya yang dilakukan PEMOHON dengan cara membuat laporan polisi Nomor :LP/B-
581/VI/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 dengan terlapor dr. A.K. ANSYORI,
SP.M., M.Kes. di mana laporan polisi nomor tersebut dalam proses penyelidikannya di hentikan
oleh Penyidik Subdit Keamanan negara di karenakan bukan tindak pidana berdasarkan Laporan
Hasil gelar Perkara tertanggal 08 Agustus 2022 dan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan
Nomor : S.Tap/52/VIII/2022/ Ditreskrim tanggal 11 Agustus 2023. Adapun tuduhan PEMOHON
kepada dr. A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes adalah melakukan sumpah palsu di pengadilan
atas surat akta pengoperan hak Nomor 233 tanggal 29 April 2023 dan akta pengoperan
Nomor 267 tanggal 30 Oktober 2000 yang secara de factotidak ada dr. A.K. ANSYORI, SP.M.,
M.Kes pernah memberikan keterangan dipersidangan terkait surat tersebut di Pengadilan Negeri
sebagaimana dalam laporan PEMOHON. Adapun PEMOHON sudah 2x (dua kali) menggugat
dr. A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes dengan perkara perdata Nomor 210/PDT.G/2017/PN.PLG
dan perkara perdata Nomor 130 / PDT.G/2018/PN. PLG yang mana semua putusannya
dimenangkan oleh dr. A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes;

Halaman 24 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


Menimbang, bahwa kemudian Laporan/pengaduan Laporan Polisi Nomor : LP/B-
621/VII/2021/SPKT/Polda Sumsel. Tanggal 05 Juli 2021 atas nama pelapor dr.
A.K. ANSYORI, SP.M., M.Kes dalam prosesnya ditingkatkan oleh TERMOHON dari
penyelidikan ke penyidikan di mana PEMOHON sebagai terlapor statusnya ditingkatkan
menjadi TERSANGKA karena terdapat 2 (dua) alat bukti yang cukup menurut Pasal 184
KUHAP;
Menimbang, bahwa Pemohon praperadilan membuat laporan polisi Nomor
:LP/B-581/VI/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021 dengan terlapor dr. A.K.
ANSYORI, SP.M., M.Kes dengan tuduhan sumpah palsu di pengadilan atas surat akta pengoperan
hak Nomor 233 tanggal 29 April 2023 dan akta pengoperan Nomor 267 tanggal 30 Oktober
2000. Adalah bermula dari adanya sengketa perdata antara Pemohon praperadilan dengan dr.
Ansyori, SP.M., M.Kes dengan objek sengketa tanah;
Menimbang, bahwa dipersidangan Pemohon telah mengajukan 2 (dua) orang saksi yaitu
Sri Suryani menerangkan antara Pemohon praperadilan dengan Pelapor dr. Ansyori, SP.M.,
M.Kes ada permasalahan tanah yaitu, menurut Saksi wilayah objek sengketa bertempat di
wilayah Kebun Bunga tetapi dinyatakan wilayah Sukajaya namun sebenarnya di dalam peta ada
di wilayah Kebun Bunga;
Menimbang, bahwa saksi kedua Abu Karim Tamim menerangkan antara Pemohon
praperadilan dengan pelapor dr. Ansyori, SP.M., M.Kes ada sengketa mengenai tanah, dimana
objek sengketa termasuk wilayah Kebun Bunga Kec. Sukarami. Dimana Pemohon praperadilan
membeli tanah dari Saksi yang masuk wilayah Kebun Bunga, sedang pelapor dr. Ansyori,
SP.M., M.Kes beli tanah dari Henri Jafar yang berada di Sukajaya namun suratnya masuk
wilayah Kebun Bunga. Saksi Abu Karim Tamim juga menerangkan menurut Notaris surat Akta
Pengoperan yang dikeluarkan oleh Notaris tidak sampai No.256, sementara Akta Pengoperan
antara Suraji dengan Hendri Japar bernomor 267 sedang dr. Ansyori, SP.M., M.Kes membeli
tanah objek sengketa dari Hendri Japar;
Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat P.8 Surat Keterangan Lurah Kebun Bunga
dan P-10 Akta Pengoperan dan Penyerahan Hak Notaris Erick Donelli, SH, MKn kalau tanah
objek sengketa yang dimaksud bertempat di wilayah Kelurahan Kebun Bunga Kec. Sukarami.
Serta bukti surat P.9 SHM No.8210 kalau tanah milik Hendri Japar luas 18.174 M2 yang dibeli
oleh dr. A.K. Ansyori, Sp.M., M.Kes terletak di Kel. Sukajaya Kec. Sukarami;
Menimbang, bahwa karena hal-hal itu Pemohon praperadilan melaporkan dr.
A.K. Ansyori, Sp.M., M.Kes telah melakukan pemalsuan dengan laporan Polisi No.
LP/B-581/VI/2021/SPKT/Polda Sumsel tanggal 21 Juni 2021. Namun dalam proses
penyelidikannya laporan tersebut di hentikan oleh Penyidik Subdit Keamanan negara di
karenakan bukan tindak pidana berdasarkan Laporan Hasil gelar Perkara tertanggal 08

Halaman 25 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


Agustus 2022 dan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan Nomor :
S.Tap/52/VIII/2022/Ditreskrim tanggal 11 Agustus 2023;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian diatas Hakim berpendapat laporan yang dibuat
oleh Pemohon praperadilan adalah untuk mempertahankan haknya atas tanah objek sengketa
dalam perkara perdata. Karenanya berdasarkan Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang No.31 tahun
2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang No.13 tahun 2006 tentang Perlindungan saksi dan
korban, kalau Pelapor cq Pemohon praperadilan tidak dapat dituntut secara hukum, baik pidana
maupun perdata atas laporan yang telah diberikannya;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka alasan-alasan permohonan
praperadilan yang diajukan oleh Pemohon harus dinyatakan beralasan menurut hukum dan patut
dikabulkan;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan praperadilan yang diajukan oleh Pemohon
dikabulkan maka biaya yang timbul dalam perkara ini haruslah dibebankan kepada Termohon;
Memperhatikan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

MENGADILI

1. Mengabulkan permohonan Pemohon Praperadilan untuk seluruhnya;


2. Menetapkan tindakan Termohon menetapkan Pemohon sebagai tersangka dengan
dugaan dalam dugaan Tindak Pidana Membuat Laporan Palsu, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 317 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana oleh Polri
Daerah Sumatera Selatan Direktorat Reserse Kriminal Umum adalah tidak sah dan
tidak berdasarkan atas hukum dan oleh karenanya penetapan tersangka a quo tidak
mempunyai kekuatan hukum mengikat;
3. Menetapkan tidak sah segala keputusan atau penetapan yang dikeluarkan lebih lanjut
oleh Termohon yang berkenaan dengan penetapan tersangka atas diri Pemohon oleh
Termohon;
4. Memerintahkan kepada Termohon untuk menghentikan penyidikan terhadap perintah
penyidikan kepada Pemohon;
5. Memulihkan hak Pemohon dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;
6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya perkara sejumlah nihil.

Demikian diputuskan pada hari Senin, tanggal 31 Juli 2023 oleh Noor Ichwan Ichlas Ria
Adha, S.H., M.H., Hakim Pengadilan Negeri Palembang dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim tersebut dan dibantu

Halaman 26 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024


oleh
Idham Pratama, S.H., Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Pemohon dan Kuasanya
serta Kuasa Termohon.

Panitera Pengganti Hakim

Idham Pratama, S.H. Noor Ichwan Ichlas Ria Adha, S.H., M.H.

Halaman 27 dari 27 Putusan Nomor 17/Pid.Pra/2023/PN


Plg

SUBHAN | DIUNDUH PADA 08 FEBRUARI 2024

Anda mungkin juga menyukai