Anda di halaman 1dari 16

ZAKAT FITRAH

DISUSUN OLEH KELOMPOK V:

Agip Pajar (20190610111)


Anand P. Wicaksana (20190610116)
Ikhwan Adli Hakim (20190610128)
Sigit Ugra Nugraha (20190610082)

Dosen Pengampu : Dr. H. Muchammad Ichsan, Lc., MA.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

i
2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan


pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah kelompok yang berjudul Zakat Fitrah tepat
waktu. Makalah Pelaksanaan Zakat Fitrah disusun guna memenuhi tugas Bapak
Dr. H. Muchammad Ichsan, Lc., MA. pada mata kuliah Hukum Wakaf dan Zakat
di Jurusan Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang Zakat Fitrah.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. H.


Muchammad Ichsan, Lc., MA. pada mata kuliah Hukum Wakaf dan Zakat di
Jurusan Ilmu Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Yogyakarta, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................4

C. Tujuan Penulisan...............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

A. Pengertian Zakat Fitri :.....................................................................................5

B. Hukum dan Hikmah Zakat Fitrah.....................................................................5

C. Yang Wajib Membayar Zakat Fitri...................................................................5

D. Waktu yang di wajibkan membayar Zakat Fitri...............................................6

E. Yang berhak menerima Zakat Fitri...................................................................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................10

Kesimpulan..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat adalah suatu kewajiban ibadah maliyyah seorang muslim yang
dilaksanakan secara wajib atas dasar perintah Allah SWT. Zakat dilakukan dengan
mengeluarkan sebagian harta wajib yang dimiliki oleh seorang umat islam. Zakat
adalah suatu ibadah yang bercorak sosial karena memiliki tujuan untuk
mewujudkan keadilan yang rata secara ekonomi. Zakat juga merupakan aset
berharga serta potensial jika digunakan dengan baik dengan berorientasi pada
kesejahteraan umat, oleh lembaga ekonomi islam. Salah satu bukti nya adalah,
dalam Al-Qur’an zakat diisyaratkan untuk dihimpun kemudian disalurkan kepada
mustahiq (orang yang berhak menerima zakat)1.
Dalam zakat, dikenal salah satu jenis zakat yang sering disebut sebagai
zakat fitri. Zakat fitri merupakan kewajiban bagi setiap jiwa, laki-laki maupun
perempuan, tua maupun muda, sehat atau sakit, orang merdeka maupun budak.
Bagi yang perempuan pun kewajiban itu berlaku sama, baik ia dalam keadaan
hamil atau tidak, sedang mengalami haid atau tidak. Zakat fitri wajib bagi setiap
orang yang mengalami hidup pada akhir Ramadhan, walau pun sesaat, dan pada
malam pertama bulan Syawal walau sesaat, dan memiliki kecukupan makan untuk
dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya pada satu hari (raya)2.
Zakat fitri disyariatkan pada tahun kedua Hijriah bulan Sya’ban. Sejak saat
itu zakat fitri menjadi pengeluaran wajib yang dilakukan setiap muslim yang
mempunyai kelebihan dari keperluan keluarga yang wajar pada malam dan hari
raya Idul Fitri, sebagai tanda syukur kepada Allah karena telah menyelesaikan
ibadah puasa. Selain untuk membahagiakan hati fakir miskin pada hari raya Idul
Fitri, juga dimaksudkan untuk membersihkan dosa-dosa kecil yang mungkin ada
ketika seseorang melaksanakan puasa Ramadhan, supaya orang tersebut benar-
benar kembali pada keadaan fitrah dan suci seperti ketika dilahirkan dari rahim
1
Yoghi Citra Pratama, “Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi Kasus :
Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional),” The Journal of Tauhidinomics 1, no.
1 (2015): 93–104; Musa Yusuf Owoyemi, “Zakat Management The Crisis of Confidence in Zakat
Agencies And,” 2020, https://doi.org/10.1108/JIABR-07-2017-0097.
2
Ronny Mahmuddin et al., “Hukum Menyegerakan Penyerahan Zakat Harta Dan Zakat
Fitrah Di Saat Pandemi Covid-19,” Bustanul Fuqaha: Jurnal Bidang Hukum Islam 1, no. 2 (2020):
125–36.

1
ibunya3. Para ulama bersepakat bahwa zakat fitri hukumnya wajib bagi setiap
individu berdasarkan hadis Ibnu Umar ra yang berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fitri sebanyak
satu sha' kurma atau satu sha' gandum, atas budak dan orang merdeka, laki-laki
dan perempuan, anak kecil dan orang besar dari kalangan orang Islam. Dan beliau
memerintahkan agar ditunaikan sebelum orang-orang pergi menunaikan shalat
('idul Fitri)." (Muttafaq Alaih).
Berdasarkan hadis tersebut, zakat fitri diwajibkan kepada setiap muslim,
baik merdeka maupun budak, laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil.
Seorang laki-laki mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang-orang yang
menjadi tanggung jawabnya. Seorang istri mengeluarkan zakat fitri untuk dirinya
atau oleh suaminya. Bayi yang masih dalam kandungan belum terkena wajib zakat
fitri. Tetapi kalau ada seorang bayi lahir sebelum matahari terbenam pada hari
terakhir bulan Ramadhan, maka zakat fitrinya wajib ditunaikan. Demikian juga
kalau ada orang tua meninggal dunia setelah matahari terbenam pada hari terakhir
di bulan Ramadhan, zakat fitrinya wajib pula dibayarkan. Kewajiban tersebut
dijelaskan dalam hadits yang berbunyi:
"Dari Ibnu Abbas radhiallahu „anhuma ia berkata: Rasulullah Shallallahu
„alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri sebagai penyuci bagi orang yg berpuasa
dari perbuatan yg sia-sia dan kata-kata kotor serta sebagai pemberian makanan
untuk orang-orang miskin. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
Adapun kadar zakat fitri, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad dan
para ulama lain sepakat bahwa zakat fitri ditunaikan sebesar satu sha‟ (di
Indonesia, berat satu sha‟ dibakukan menjadi 2,5 kg) kurma, gandum, atau
makanan lain yang menjadi makanan pokok negeri yang bersangkutan. Imam
Hanafi membolehkan membayar zakat fitri dengan uang senilai bahan makanan
pokok yang wajib dibayarkan. Namun, ukuran satu sha‟ menurut mazhab
Hanafiyyah lebih tinggi daripada pendapat para ulama yang lain, yakni 3,8 kg.
Menyikapi perbedaan pendapat tentang kadar zakat fitri, ada pandangan yang
berusaha mengkombinasikan seluruh pendapat. Jadi, sekiranya bermaksud
3
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak Dan Sedekah (Jakarta: Gema
Insani, 1998), https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=uL_TkGJUJMoC&oi=fnd&pg=PA1&dq=zakat+fitri&ots=IMNAYRIDFK&sig=z
S3ySnYjcZtmXnholr1MGYUcvXc&redir_esc=y#v=onepage&q=zakat fitri&f=false.

2
membayar zakat fitri dengan beras, sebaiknya mengikuti pendapat yang
mengatakan 2,5 kg beras. Tetapi seandainya bermaksud membayar zakat fitri
dengan menggunakan uang, gunakanlah patokan 3,8 kg beras. Langkah seperti ini
diambil demi kehati-hatian dalam menjalankan ibadah. Sedangkan waktu
pembayaran zakat fitri, yaitu wajib membayar zakat fitri pada asalnya adalah
sewaktu matahari terbenam pada malam hari raya Idul Fitri4. Tetapi tidak ada
larangan apabila membayarnya sebelum waktu tersebut, asalkan masih dalam
hitungan bulan Ramadhan.Menurut sebagian ulama bahwa jatuh kewajiban fitri
itu dengan selesai bulan Ramadhan. Namun Nabi SAW menerangkan bahwa
waktu pengeluaran zakat fitri itu sebelum salat idul fitri sebagaimana dalam hadits
yang berbunyi:
“Dan Nabi memerintahkan agar dilaksanakan sebelum orang2 keluar
menuju shalat.” (Muttafaq Alaih.) Dengan demikian zakat tersebut harus
tersalurkan kepada yang berhak sebelum shalat. Sehingga maksud dari zakat fitri
tersebut terwujud yaitu untuk mencukupi mereka di hari itu. Namun demikian
syariat memberikan kelonggaran kepada kita dalam penunaian zakat di mana
pelaksanaan kepada amil zakat dapat dimajukan 2 atau 3 hari sebelum Id
berdasarkan riwayat berikut ini :
“Dulu Abdullah bin Umar memberikan zakat fitri kepada yang
menerimanya. Dan dahulu mereka menunaikan 1 atau 2 hari sebelum hari Id.”
(Malik dan Nafi‟).
Dapat dipahami bahwa Zakat Fitri merupakan sesuatu yang kompleks dan
menarik untuk dikaji lebih mendalam. Untuk itu dalam makalah ini, penulis akan
menggali lebih luas mengenai arti dari zakat fitri, serta hukum dan hikmah dari
melakukan pembayaran zakat fitri.

4
Athailah Bin Junaidy and Zulhamdi, “Hukum Zakat Profesi Dan Zakat Fitrah Dibayar
Dengan Uang,” Jurnal Syariah Volume 07, no. Nomor 01 (2018): 41–62.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari zakat fitri?
2. Bagaimana hukum dan hikmah terkait membayar serta melunasi zakat fitri?
3. Siapakah yang wajib untuk membayar zakat fitri?
4. Kapan waktu yang wajib untuk mebayar zakat fitri?
5. Siapakah yang berhak menerima zakat fitri?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari zakat fitri
2. Untuk mengetahui hukum dan hikmah terkait membayar serta melunasi zakat
fitri
3. Untuk mengetahui siapakah yang wajib untuk membayar zakat fitri
4. Untuk mengetahui waktu yang wajib untuk mebayar zakat fitri
5. Untuk mengetahui siapa yang berhak menerima zakat fitri

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Zakat Fitri :
Zakat fitri atau fitrah merupakan harta wajib yang harus ditunaikan oleh
setiap mukallaf beserta orang yang nafkahnya ditanggung oleh mukallaf teresebut,
dengan syarat-syarat tertentu. Zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap umat Islam
yang hidup sebagian bulan Ramadhan dan sebagian bulan Syawal. Bentuk harta
yang dikeluarkan dalam membayar zakat fitrah adalah makanan pokok menurut
tiap-tiap tempat (negeri) sebanyak 3,1 liter atau 2,5 kg, atau bisa diganti dengan
uang senilai 3,1 liter atau 2,5 kg makanan pokok yang harus dibayarkan5.

B. Hukum dan Hikmah Zakat Fitrah


Hukum Zakat fitri diwajibkan kepada setiap muslim, baik merdeka maupun
budak, laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil. Seorang laki-laki
mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggung
jawabnya. Seorang istri mengeluarkan zakat fitri untuk dirinya atau oleh
suaminya. Bayi yang masih dalam kandungan belum terkena wajib zakat fitri.
Tetapi kalau ada seorang bayi lahir sebelum matahari terbenam pada hari terakhir
bulan Ramadhan, maka zakat fitrinya wajib ditunaikan. Demikian juga kalau ada
orang tua meninggal dunia setelah matahari terbenam pada hari terakhir di bulan
Ramadhan, zakat fitrinya wajib pula dibayarkan.
Kemudian, banyak terdapat hikmah yang bisa kita dapatkan jika membayar
zakat fitrah antara lain adalah untuk membersihkan jiwa, membuat hati menjadi
tenang, mendapatkan pahala dan melengkapi amalan ibadah puasa.

C. KADAR ZAKAT YANG WAJIB DIKELUARKAN DAN


JENISNYA
Menurut hadis Ibn Umar di atas bahwa yang wajib dikeluarkan
adalah sebesar satu gantang dari korma atau satu gantang dari gandum.
Jadi hadis ini dan lainnya menunjukkan bahwa yang wajib adalah satu
gantang untuk setiap orang. Ukuran satu gantang itu adalah karena itu bisa

5
Ririn Aprinda, “HUKUM EKONOMI SYARIAH (PERINTAH MENGELUARKAN
ZAKAT),” Repository : UIN Alauddin Makassar (2020).

5
membuat kenyang satu keluarga dan kebanyakan orang tidak berada dalam
bahaya jika

mengeluarkan sebesar itu. Namun menurut Abu Hanifah dan para


sahabatnya mencukupi jika berzakat setengah gantang saja.
Satu gantang itu sama dengan 2176 gram gandum. Sedang untuk
beras maka harus dilebihkan dari itu karena beras lebih berat dari gandum.
Jenis yang dikeluarkan zakat darinya:
Jenis yang wajib dikeluarkan adalah makanan pokok sesebuah
negeri, atau makanan pokok seseorang itu sendiri. Jadi boleh berupa beras,
gandum, korma, jagung atau lainnya.
Bagaimana kalau membayar zakat dengan harga makanan-makanan pokok
di atas? Tiga tokoh madzhab tidak membenarkan dalam zakat fitri dan zakat-zakat
lainnya. Tapi Abu Hanifah dan para sahabatnya mengatakan boleh berzakat
dengan uang seharga bahan makanan di atas. Dan pendapat ini lebih kuat dan
lebih sesuai dengan zaman kita.

D Yang Wajib Membayar Zakat Fitri


Orang yang mengeluarkan zakat fitrah ini sudah diatur dalam syarat Islam.
Umumnya, mereka yang membayar zakat zakat fitrah adalah orang yang
berkecukupan dan memiliki harta berlebih. Dari Ibn Umar ra beliau berkata:
"Rasulullah SAW mewajibkan zakat fitrah dengan satu sha’ kurma atau
satu sha’ gandum, kepada setiap budak atau orang merdeka, laki-laki atau
wanita, anak maupun dewasa, dari kalangan kaum muslimin. Beliau
memerintahkan untuk ditunaikan sebelum masyarakat berangkat salat ied. (HR.
Bukhari).
Dapat dipahami bahwa setidaknya ada 3 golongan utama yang wajib
membayar zakat fitri, yaitu, seorang muslim, orang yang mampu, ataupun orang
yang merdeka dari perbudakan.

E. Waktu yang di wajibkan membayar Zakat Fitri


Menurut pandangan Imam Syafi’i, membayar zakat fitri boleh dilakukan
sejak awal bulan Ramadan. Sementara menurut Imam Malik dan Ahmad,
membayar zakat fitri dilakukan sejak sehari atau dua hari sebelum Idulfitri.

6
Dalam hadis riwayat Timidzi, dijelaskan waktu yang tepat membayar zakat
seperti yang dilakukan oleh Rasulullah saw.

“Telah menceritakan kepada kamu (Muslim bin Amru bin Muslim Abu
Amru Al Khaddza’ Al Madani) telah menceritakan kepadaku (Abdullah bin Nafi’
As Sha’igh) dari (ibnu Abu Zannad) dari (Musa bin Uqbah) dari (Nafi’) dari (Ibnu
Umar) bahwasanya Rasulullah saw memerintahkan untuk membayar zakat fitrah
sebelum berangkat (ke tempat salat) pada hari raya Idulfitri. Abu ‘Isa berkata, ini
merupakan hadis hasan shahih gharib, atas dasar ini para ulama lebih
menganjurkan untuk membayar zakat fitri sebelum berangkat salat.” (HR
Tirmidzi: 613)
Hadis tersebut menyebutkan bahwa zakat fitri yang tepat bisa dibayarkan
setelah salat Subuh hingga sesaat sebelum melaksanaan salat Ied.
Meski demikian, terdapat beberapa waktu lain untuk membayar zakat fitri
beserta hukumnya, yaitu6:
1. Waktu mubah, yaitu pada awal bulan Ramadan hingga selesai Ramadan.
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenamnya matahari pada akhir bulan
Ramadan.
3. Waktu sunah, yaitu sesudah salat Subuh hingga sebelum salat Ied.
4. Waktu makruh, yaitu sesudah salat Ied hingga terbenamnya matahari.
5. Waktu haram, yaitu sesudah terbenamnya matahari pada hari raya
Idulfitri.

F. Yang berhak menerima Zakat Fitri


Dikutip dalam buku berjudul 'Ensiklopedi Muslim' oleh Abu Bakar Jabir Al-
Jazairi, penerima zakat fitrah adalah seperti penerima zakat-zakat lainnya. Hanya
saja orang-orang fakir dan miskin lebih banyak berhak atas zakat fitrah daripada
penerima-penerima lainnya, karena Rasulullah Saw bersabda:
"Kayakan mereka (orang-orang fakir) hingga tidak meminta-minta pada hari
ini (Idul Fitri). Zakat fitrah tidak boleh diberikan kepada selain orang-orang fakir

6
Fiqih Rahmawati, Inilah Waktu yang Tepat untuk Membayar Zakat Fitrah,
(https://akurat.co/rahmah/id-1120308-read-inilah-waktu-yang-tepat-untuk-membayar-
zakat-fitrah#:~:text=Meski%20demikian%2C%20terdapat%20beberapa%20waktu
%20lain%20untuk%20membayar,yaitu%20sesudah%20salat%20Subuh%20hingga
%20sebelum%20salat%20Ied) pada tanggal 06 April 2021, Pukul 08.22.

7
kecuali jika orang-orang fakir sudah tidak ada lagi, atau karena kefakiran mereka
ringan (tidak parah), atau penerima lainnya amat membutuhkannya."
(Diriwayatkan Al-Baihaqi)
Allah Swt menjelaskan secara rinci tentang orang-orang yang berhak
menerima zakat dalam salah satu firman-Nya:
"Sungguh zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat,
orang yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya,
untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang
yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah maha
mengetahui, maha bijaksana," (Surat At-Taubah ayat 60).
Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat ada delapan golongan yaitu7:
1. Orang-orang fakir
Mereka adalah orang-orang yang memiliki hak untuk diberi zakat dalam
urutan pertama. Ulama Syafi'iyah dan Hanabilah, fakir adalah orang yang
tidak memiliki harta dan pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhannya.
Dia juga tidak mempunyai pasangan (suami-istri), orang tua, dan
keturunan yang dapat mencukupi kebutuhannya dan menafkahinya.
2. Orang-orang miskin
Kedua, orang miskin adalah orang yang mampu untuk bekerja
mencukupi kebutuhannya namun belum bisa mencukupinya, seperti
orang yang membutuhkan sepuluh dan dia hanya punya delapan sehingga
tidak mencukupi kebutuhan sandang, pangan dan papannya.
3. Para amil
Mereka adalah orang-orang yang bertugas mengumpulkan zakat. Bagi
para amil disyaratkan adil, mengetahui fiqih zakat, masuk umur 10 tahun,
dapat menulis, dan membagi zakat kepada orang-orang yang berhak
mendapatkannya dan bisa menjaga harta.
4. Mualaf
Diantara mereka adalah orang-orang yang lemah keislamannya. Mereka
diberi zakat agar keislaman mereka menjadi kuat.

7
Beni, Daftar 8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah dan Dalilnya,
https://tirto.id/daftar-8-golongan-yang-berhak-menerima-zakat-fitrah-dan-dalilnya-frRm pada
tanggal 06 April 2021, Pukul 08.42.

8
5. Budak
Menurut ulama Hanafiyyah dan Syafi'iyah, mereka adalah budak-budak
mukatab muslim yang tidak mempunyai harta untuk mencukupi apa yang
sedang mereka lakukan, sekalipun sudah banting tulang dan memeras
keringan untuk bekerja.
6. Gharim
Mereka adalah orang-orang yang mempunyai banyak hutang. Menurut
para ulama Syari'iyah dan Hanabilah, baik seseorang itu berhutang untuk
dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Juga baik hutangnya tersebut
digunakan untuk ketaatan maupun kemaksiatan. Jika dia berhutang untuk
dirinya sendiri maka dia tidak diberi zakat, melainkan jika dia adalah
seorang fakir.
7. Sabilillah
Mereka adalah para mujahid yang berperang yang tidak mempunyai hak
dalam honor sebagai tentara, karena jalan mereka adalah mutlak
berperang. Allah berfirman:
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-
Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu
bangunan yang tersusun kukuh." (ash-Shaff: 4).
8. Ibnu Sabil
Dia adalah orang yang bepergian atau orang yang hendak bepergian
untuk menjalankan sebuah ketaatan, bukan kemaksiatan. Kemudian tidak
mampu mencapai tempat tujuannya melainkan dengan adanya bantuan.
Ketaatan itu seperti haji, jihad dan ziarah yang dianjurkan.

9
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Zakat fitri atau fitrah merupakan harta wajib yang harus ditunaikan oleh
setiap mukallaf beserta orang yang nafkahnya ditanggung oleh mukallaf
teresebut, dengan syarat-syarat tertentu.
2. Hukum Zakat fitri diwajibkan kepada setiap muslim, baik merdeka
maupun budak, laki-laki maupun perempuan, besar maupun kecil. Seorang
laki-laki mengeluarkan zakat untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Dapat dipahami bahwa setidaknya ada 3 golongan utama yang wajib
membayar zakat fitri, yaitu, seorang muslim, orang yang mampu, ataupun
orang yang merdeka dari perbudakan.
4. Menurut pandangan Imam Syafi’i, membayar zakat fitri boleh dilakukan
sejak awal bulan Ramadan. Sementara menurut Imam Malik dan Ahmad,
membayar zakat fitri dilakukan sejak sehari atau dua hari sebelum Idulfitri.
5. Orang-orang yang berhak mendapatkan zakat ada delapan golongan yaitu:
1. Orang-orang fakir
2. Orang-orang miskin
3. Para amil
4. Mualaf
5. Budak
6. Gharim
7. Sabilillah
8. Ibnu Sabil

11
DAFTAR PUSTAKA

Athailah Bin Junaidy and Zulhamdi. “Hukum Zakat Profesi Dan Zakat Fitrah
Dibayar Dengan Uang.” Jurnal Syariah Volume 07, no. Nomor 01 (2018):
41–62.

Beni, Daftar 8 Golongan yang Berhak Menerima Zakat Fitrah dan Dalilnya,
https://tirto.id/daftar-8-golongan-yang-berhak-menerima-zakat-fitrah-dan-
dalilnya-frRm diakses tanggal 06 April 2021.

Didin Hafidhuddin. 1998. Panduan Praktis Tentang Zakat, Infak Dan Sedekah.
https://books.google.co.id/books?
hl=en&lr=&id=uL_TkGJUJMoC&oi=fnd&pg=PA1&dq=zakat+fitri&ots=I
MNAYRIDFK&sig=zS3ySnYjcZtmXnholr1MGYUcvXc&redir_esc=y#v=o
nepage&q=zakat fitri&f=false diakses tanggal 05 April 2021.

Fiqih Rahmawati, Inilah Waktu yang Tepat untuk Membayar Zakat Fitrah,
https://akurat.co/rahmah/id-1120308-read-inilah-waktu-yang-tepat-
untuk-membayar-zakat-fitrah#:~:text=Meski%20demikian%2C
%20terdapat%20beberapa%20waktu%20lain%20untuk
%20membayar,yaitu%20sesudah%20salat%20Subuh%20hingga
%20sebelum%20salat%20Ied diakses tanggal 06 April 2021 .

Ronny Mahmuddin et al., “Hukum Menyegerakan Penyerahan Zakat Harta Dan


Zakat Fitrah Di Saat Pandemi Covid-19,” Bustanul Fuqaha: Jurnal Bidang
Hukum Islam 1, no. 2 (2020): 125–36.

Ririn Aprinda. 2020. Hukum Ekonomi Syariah (Perintah Mengeluarkan Zakat.


Repository : UIN Alauddin Makassar.

Yoghi Citra Pratama. “Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi


Kasus : Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional).” The
Journal of Tauhidinomics 1, no. 1 (2015): 93–104.

12

Anda mungkin juga menyukai