Menulis kerangka teori dalam penelitian adalah bagian yang susah dan
membosankan. Tetapi hal ini harus dilakukan, sebab teori merupakan inti dari
dengan teori penelitian, “… Teori itu apa sih ... ?”, “...bagaimana cara memilih teori
cara penulisan Kerangka teori dalam penelitian. Ada istilah lain yang sering
digunakan yaitu Tinjauan Pustaka, Kerangka Konsep dan Teori, Kerangka Pemikiran
dan sebagainya. Berbagai istilah tersebut pada dasarnya sama maksud dan maknanya,
hanya mungkin ada yang lebih luas dan yang lain lebih sempit kajiannya. Tetapi isi
a. Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir yang menunjukan dari sudut
b. Kerangka konseptual disusun sebagai perkiraan teoritis dari hasil yang akan
Untuk itu tinjauan pustaka harus disusun berdasarkan sumber- sumber yang
dibaca dan diambil secara kritis dari literatur yang bisa dipercaya. Ikwal di atas bisa
ensiklopedi dan lain-lain atau pada refernsi khusu seperti tesis, disertasi, hasil
penelitian, jurnal artikel ilmiah dan sebagainnya. Hal terpenting adalah bahwa
concern pada penelitian hukum dan penulisan kerangka teori ini merupakan cerminan
1
Ronny Hanitio,Op cit , hlm. 39.
2
Diawal telah dirumuskan mengenai konsepsi penelitian, pada proses ini tinggal
menuliskannya secara sistematis.
keilmuan dari peneliti, maka alangkah baiknya mempertimbangkan sumber tersebut
membacanya secara mendalam dan dapat mulai mengutip, selanjutnya ditulis dalam
bentuk narasi. Tidak ada batasan yang jelas mengenai panjang pendek tulisan dari
kerangka teori. Panjang dan pendek tulisan tergantung pada berapa banyak
permasalahan yang diajukan, kedalaman permasalahan dan ruang lingkup serta berapa
tipe penelitian yang digunakan, dan ini semua berakibat pada berapa banyak teori dan
kutipan yang terlepas satu sama lainnya. Tinjauan pustaka harus disusun secara
sistematis kritis dan menunjukan sebagai suatu pandangan yang baru dari hasil
Selain itu, yang perlu diperhatikan dalam penulisan kerangka teori adalah:
akan semakin baik konsep yang dirumuskan dan ketepatan dalam pemilihan
tesis minimal 90 item (UNDIP) atau disertasi minimal 200 item (UI).
b. Sumber yang shohih dan berkualitas. Ini bisa dilihat dari kapasitas keilmuan
jurnal.
Sebelum kita menulis kerangka teori, maka kita harus pahami dahulu seluk-beluk
mengenai teori dan kegunaannya dalam penelitian, agar sesuai dengan yang akan kita pilih
3
Hadari Nawawi, Op.cit.,hlm. 43.
dan gunakan. Namun amsal ini akan dikupas lebih lanjut mengenai , arti teori dan kegunanan
Dalam diskusi kali ini , kita akan memperlajari tentang begaimana penulisan tinjuana
pustaka atau kerangka teori dalam proposal penelitian melalui contoh berikut ini.
1. Konsep Penelitian
kehidupan................... ............................dst..dst
2. Teori Penelitian
kaidah hukum positif di Indonesia. Proses ini memerlukan teori sebagai alat
konkrit.........
didalamnnya sebab hipotesa adalah alat yang penting dalam penelitian ilmiah.
Pertama : Hipotesa adalah alat kerja teori yang dijabarkan dan dirunut dari teori
Kedua : kita hanya bisa mengetahui apakah teori itu benar atau salah melalui
pengujian hipotesa.
Kedua: hipotesa sebagai alat bantu untuk peneliti bisa “keluar” dari kebenaran
Pendapat ini masih menjadi kontroversi diatara para ahli, khususnya ahli hukum yang
sedangkan penelitian hukum bukan penelitian sosial. Pemikiran kritis ini juga harus bisa
kita pahami , sebab dalam penelitian normatif yang akan mengakaji sistem norma dan
dengan menurut pendapat masyarakat (social views). Kebenaran hukum ya.. kebenaran
menurut sistem norma, bukannya kebenaran menurut pandangan sosial yang terwakili
oleh responden yang di sampling dari populasi. Kita tidak mungkin memberikan statemen
hukum sebagai hipotesa seperti misalnya : “jika seorang pejabat korupsi maka dia akan
dikenai sanksi hukum pidana ” dan untuk kemudian diuji dengan membagikan quesioner
pada masyarakat untuk memberikan pengujian apakah benar apakah salah. Ini jelas keluar
dari logika hukum yang ada. Sebab menurut logika hukum, ”Pejabat yang korupsi pasti
akan dikenai sanksi pidana oleh hakim karena melanggar Undang Undang Anti Korupsi
4
Ferd N Kerlinger, op cit , hlm 33
Perdebatan semakin sengit ketika ilmu hukum yang normatif tidak bisa dikatakan
ilmu yang ilmiah karena tidak mendasarkan pada bukti dan pembuktian empiris. Dan ini
justru meningkatkan eskalasi pertentangan. Namun dalam buku ini kita tidak akan bahas
dan diskusikan mengenai perdebatan tersebut, tetapi sebagai seorang cendikia, kita harus
bersikap bijaksana dengan mencoba memahami lebih dalam apa itu hipotesa penelitian
memang tidak bisa digunakan dalam penelitian normatif tetapi mungkin saja bisa
a. Pengertian Hipotesa
Hipotesa , secara etimologis berasal dari dua perkataan HYPO yang berarti “dari” dan
THESA yang berarti “pendapat” atau “teori yang secara umum hipotesa diartikan
sebagai “teori yang belum sempurna”. Dengan kata lain hipotesa adalah kesimpulan yang
belum final dalam arti masih perlu untuk diuji dan dibuktikan kebenarannya. Selain itu
hipotesa juga bisa diartikan sebagai “dugaan pemecahan masalah” yang bersifat
sementara yang mungkin benar dan mungkin pula salah melalui pengujian dalam suatu
varibel atau lebih, Hipotesa selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative)
dan menghubungkan secara umum maupun secara khusus variabel yang satu dengan yang
Pernyataan hipotesis yang paling sederhana bisa dirumuskan dalam bentuk hubungan
pertama adalah variabel bebas (independent variable) dan variabel kedua adalah variabel
terikat (dependent variable), Dimana kedudukan variabel kedua ada atau muncul
5
Hadari Nawawi , ibid, hlm 43-44
6
Ferd N Kerlinger, ibid, hlm 30-33
“Jika anak belajar bersama orang tua maka hasil ujian semester akan lebih baik “
“Jika Komunikasi antara anak dengan orangtua lancar maka anak cenderung tidak
akan nakal “
‘Jika pemimpin memberi contoh dengan baik maka karyawan akan lebih giat
bekerja”
Ada berbagai bentuk penulisan hipotesa lainnya seperti uncommon sense form yaitu
yang menuliskan secara bertentang dengan logika berpikir umumnya. Contoh uncommon
sense form :
“Jika anak belajar bersama orang tua maka hasil ujian semester akan semakin buruk
“Jika Komunikasi antara anak dengan orangtua lancar maka anak cenderung
terlibat narkoba “
‘Jika pemimpin memberi contoh dengan baik maka karyawan akan sering membolos
Selain itu ada null form yaitu yang hipotesa yang ditulis dalam kalimat menolak
“Jika anak belajar bersama orang tua maka tidak terkait dengan prestasi belajar
anak “
‘Jika pemimpin memberi contoh dengan baik maka tidak terkait dengan kinerja
karyawan”
Penulisan hipotesa tidak selalu dalam bentuk format jika…… maka, namun dapat
pula dalam bentuk kalimat naratif , yang penting kalimat tersebut mengandung kausalitas
“Komunikasi yang baik antara nggota dalam rumah tangga akan membuat
”seorang pemimpin yang mempunyai leadership yang kuat akan meberikan motivasi
Rumusan hipotesa ini dibangun dari teori dan konsep yang ditulis secara argumentatif
kritis dalam tinjauan pustaka. Kemampuan menulis tinjauan pustaka yang dialektis
mengenai perkembangan teori dan konsep dalam bidang keilmuan yang kita kaji akan
kegunaanya dalam penelitian hukum. Seperti dijelaskan diatas bahwa hipotesa tidak
mungkin digunakan dalam penelitian hukum normatif tetapi dalam penelitian hukum
empiris , yang melakukan pengamatan bukan pada sistem norma tetapi pada perilaku
masyarakat yang dipengaruhi sistem norma. Artinya Hipotesa bisa digunakan dalam
Syarat ini menjadi mutlak karena keberadaan hipotesa adalah untuk menguji kebenaran
awal yang ditunjukan adannya hubungan kausalitas sebab akibat antara dua variabel atau
lebih.
Bagi penelitian hukum yang bersifat linier dimana permasalahannya hanya menuntut
diperlukan.
di Era Otonomi Daerah”, kedua penelitian diatas tidak membutuhkan hipotesa sebab
tidak ada yang perlu diuji secara kausalitas antar variabel. Penelitian ini hanya menuntut
Sebab – kalaupun boleh disebut variabel - antara norma dengan norma lainnya atau antara
peraturan dengan peraturan lainnya tidak mungkin diuji kebenarannya secara hipotesis.
Kebenaran norma adalah kebenaran konseptual yang dibangun dalam sistem norma yang
dianut sebuah negara dan bukanlah kebenaran empiris. Kita tidak bisa menguji kebenaran
melalui hipotesa antara Undang undang Persaingan Usaha –misalnya- dengan konsepsi
keadilan sosial dalam preambul Undang Undang Dasar 1945. Kalaupun akan diberikan
penilaian mengenai benar atau salah, sesuai atau tidak sesuai , maka yang digunakan
Namun demikian, kita sebagai penstudi hukum tidak perlu risau jika mendengar
komentar bahwa ilmu hukum, khusunya hukum normatif, bukanlah ilmu pengetahuan
karena tidak bisa dibuktikan secara empiris melalui hipotesa. Sebab kebenaran ilmiah dari
ilmu hukum normatif mempunyai ukuran dan standar yang memang berbeda dengan
kebenaran ilmu sosial lainnya. Kebenaran ilmu hukum normatif diukur dan merujuk pada
konsistesi logika hukum yang terbangun dari sistem norma, bukan dari kebenaran sistem
sosial.
Selain itu, pengujian secara hipotetis tetap bisa digunakan dalam tipe
penelitian hukum empiris. Penelitian untuk menguji efektifitas hukum atapun kesadaran
hukum sangat memerlukan hipotesa sabagi tolak ukur kebenaran awal. Apakah
masyarakat sadar atau taat terhadap sebuah ketentuan hukum adalah bentuk perilaku yang
secara kuantitatif bisa diukuran dan bahkan secara kualitatif bisa dipahami secara
mendalam (verstehen) .
Misalkan kita akan menentukan hipotesa yang berpijak pada teori moralitas yaitu
bahwa “setiap manusia pada dasarnya akan bertindak sesuai dengan kebaikan alamiah
dari hati nurani dan kebenaran yang dibangun dari sistem norma”7 , mendasarkan pada
“Jika korupsi telah dilarang dalam oleh peraturan perundagan maka pejabat negara
Maka bisa kita prediksikan bahwa setiap pejabat negara akan menaati dan tunduk oleh
peraturan tersebut. Ketaatan para pejabat dikarenakan oleh norma yang mengatur dan
kalau dilanggar maka ia akan dihukum dan mendapat cela dari masyarakat. Namun
demikian kita bisa uji kebenaran tersebut secara empiris benarkah hal itu yang terjadi ? ,
banarkah para pejabat akan takut untuk korupsi ? khawatirkah mereka dengan kehormatan
dan nama baik yang rusak karena korupsi ? artinya … apakah benar hipotesa kita ? Untuk
akan tertib”.
“ Jika putusan hakim tegas dan berat terhadap koruptor maka perilaku korupsi
7
Lawrence Friedman, American Law : an Introduction hlm , 308-314
“ Jika tingkat kemiskinan meningkat . maka meningkat pula tingkat kriminalitas
di masyarakat.
“Jika polisi berjaga di jalan raya maka pengendara kendaraan akan kebut
kebutan “.
“Ketertiban berlalu lintas akan terjadi pada saat penegakan hukum berjalan dengan
menggunakan data statistik melalui quesioner atau dengan pendekatan kwalitatif dengan
pengamatan langsung dengan model partisipan aktif. Mengenai cara membuat quesioner
dan tata cara melakukan pengamatan akan dibahas dalam bab tersndiri atau disarankan
Adapun yang perlu dipahami bahwa kebenaran dari hasil uji kebenaran
hipotesa (hipotesa diterima) atau gagalnya hipotesa (hipotesa ditolak) adalah sebuah
kebenaran empiris dan ini tidaklah selalu sama dengan kebenaran normatif. Sebagai
penstudi hukum kita harus meyakini bahwa norma mempunyai kebenaran yang dibangun
dari logika hukum yang imun dari persoalan sosial, sementara kebenran empiris sangat
dipengaruhi oleh aspek aspek sosial yang secara langsung maupun tidak tidak langsung
mengarahkan perilaku seseorang . Misalnya kita bisa katakan secara normatif , bahwa
hakim seharusnya orang yang paling menaati hukum , sebab dia adalah pendekar
penegak hukum , tetapi karena faktor ekonomi yang mendesak dan rendahnya gaji ,
seorang hakim dapat melakukan jual beli putusan. Atau ketika kita mempertanyakan
bahwa “seharusnya mantan presiden Suharto harus diajukan ke meja hijau, karena asas
equality before the law”, namun karena sisa kekuasaanya masih kuat maka sampai hari ini
Pada akhirnya penggunaan hipotesa ini harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan
penelitian. Hasil penelitian yang dibangun dari hasil uji hipotesa pada saat saat tertentu
diperlukan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik bagi para penstudi dan praktisi
hukum.
Tujuan Penelitian
oleh peneliti.8 Selain itu, arah penelitian juga ditentukan oleh tujuan penelitian.
Penulisan tujuan penelitian kadang terkesan sederhana dan ringkas, padahal kalau
diuraikan bisa dalam deskripsi yang luas dan mendalam. Sebagai patoka arah
a. Menjelaskan hal-hal yang akan diungkap dan dijawab dari penelitian tersebut.
mengenai tujuan objektif dan tujuan subyektif. Tujuan objektif yaitu tujuan
8
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI Press, hlm.
18.
d. Cara menulis tujuan penelitian yang mudah adalah dengan menggunakan kata
“maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah ...” atau ditulis langsung “untuk
Contoh:
Pendapatan Asli Daerah dalam Era Otonomi Daerah di Provinsi Jawa Tengah?
terhadap Tingkat Kriminalitas Pembajakan Hak Cipta atas Lagu di Kota Surabaya
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam penulisan proposal, sering pula ditulis dengan istilah
kontribusi penelitian. Manfaat penelitian ini adalah pandangan subyektif dari peneliti,
sehingga setiap peneliti mempunyai statement dan jumlah yang berbeda mengenai
manfaat penelitian. Tetapi pada umumnya penulisan manfaat penelitian akan ditulis
a. Manfaat teoritis atau keilmuan, yaitu manfaat yang ditujukan oleh peneliti
dalami.
para prakitisi hukum (jaksa, hakim, pengacara), manfaat bagi negara atau
c. Manfaat bagi penyandang dana, yaitu manfaat penelitian yang akan digunakan
penelitian tersebut.
Biasanya penyandang dana akan menghitung keuntungan apa yang didapat dari
penelitian secara tidak langsung berhubungan dengan judul dan masalah penelitian.
Contoh:
Perusahaan
Manfaat penelitian :
1. Manfaat Teoritis :
Memberikan gambaran yang jelas mengenai status hukum kontrak
2. Manfaat Praktis :