Anda di halaman 1dari 7

1.

macam-macam logika yang dapat saudara praktekan dalam proses penelitian hukum,
menguraikan kriteria penentuan judul sebuah penelitian yang baik, kemudian dikaitkan
dengan rencana judul penelitian yang akan disusun oleh mahasiswa, menguraikan hal-hal
yang harus diperhatikan dalam menyusun Latar Belakang Masalah suatu Penelitian
Hukum.
Jawaban :

 Logika Hukum
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, logika merupakan (1) pengetahuan tentang kaidah
berpikir, (2) jalan pikiran yang masuk akal. Menurut Munir Fuadi logika berfungsi sebagai suatu
metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari suatu penalaran, sedangkan penalaran
adalah suatu bentuk pemikiran. Kelsen memandang ilmu hukum adalah pengalaman logical
suatu bahan di dalamnya sendiri adalah logikal . Ilmu hukum adalah semata-mata hanya ilmu
logikal. Ilmu hukum adalah bersifat logikal sistematikal dan historikal dan juga sosiologikal .
Logika hukum (legal reasoning) mempunyai dua arti, yakni arti luas dan arti sempit. Dalam arti
luas, logika hukum berhubungan dengan aspek psikologis yang dialami hakim dalam membuat
suatu penalaran dan putusan hukum. Logika hukum dalam arti sempit, berhubungan dengan
kajian logika terhadap suatu putusan hukum, yakni dengan melakukan penelaahan terhadap
model argumentasi, ketepatan dan kesahihan alasan pendukung putusan.
Munir Fuady menjelaskan bahwa logika dari ilmu hukum yang disusun oleh hukum mencakup
beberapa prinsip diantaranya; pertama, prinsip eksklusi, adalah suatu teori yang memberikan pra
anggapan bahwa sejumlah putusan independen dari badan legislatif merupakan sumber bagi
setiap orang, karenanya mereka dapat mengidentifikasi sistem. Kedua, prinsip subsumption,
adalah prinsip di mana berdasarkan prisip tersebut ilmu hukum membuat suatu hubungan
hierarkhis antara aturan hukum yang bersumber dari legislatif superior dengan yang inferior.
Ketiga, prinsip derogasi, adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar penolakan dari teori
terhadap aturan-aturan yang bertentangan dengan aturan yang lain dengan sumber yang lebih
superior. Keempat, prinsip kontradiksi, adalah adalah prinsip-prinsip yang merupakan dasar
berpijak bagi teori hukum untuk menolak kemungkinan adanya kontradiksi di antara peraturan
yang ada.
Dapat dikatakan bahwa pengertian dari logika hukum (legal reasoning) adalah penalaran tentang
hukum yaitu pencarian “reason” tentang hukum atau pencarian dasar tentang bagaimana seorang
hakim memutuskan perkara/ kasus hukum, seorang pengacara mengargumentasikan hukum dan
bagaimana seorang ahli hukum menalar hukum. Logika hukum dikatakan sebagai suatu kegiatan
untuk mencari dasar hukum yang terdapat di dalam suatu peristiwa hukum, baik yang merupakan
perbuatan hukum (perjanjian, transaksi perdagangan, dll) ataupun yang merupakan kasus
pelanggaran hukum (pidana, perdata, ataupun administratif) dan memasukkannya ke dalam
peraturan hukum yang ada.

Logika hukum berfungsi sebagai suatu metode untuk meneliti kebenaran atau ketepatan dari
suatu penalaran, sedangkan penalaran adalah suatu bentuk dari pemikiran. Penalan tersebut
bergerak dari suatu proses yang dimulai dari penciptaan konsep (conceptus), diikuti oleh
pembuatan pernyataan (propositio),kemudian diikuti oleh penalaran (ratio cinium, reasoning)

Bagi para hakim logika hukum ini berguna dalam mengambil pertimbangan untuk memutuskan
suatu kasus. Sedangkan bagi para praktisi hukum logika hukum ini berguna untuk mencari dasar
bagi suatu peristiwa atau perbuatan hukum dengan tujuan untuk menghindari terjadinya
pelanggaran hukum di kemudian hari dan untuk menjadi bahan argumentasi apabila terjadi
sengketa mengenai peristiwa ataupun perbuatan hukum tersebut. Bagi para penyusun undang-
undang dan peraturan, logika hukum ini berguna untuk mencari dasar mengapa suatu undang-
undang disusun dan mengapa suatu peraturan perlu dikeluarkan. Sedangkan bagi pelaksanan,
logika hukum ini berguna untuk mencari pengertian yang mendalam tentang suatu undang-
undang atau peraturan agar tidak hanya menjalankan tanpa mengerti maksud dan tujuannya.

 Kriteria penentuan judul sebuah penelitian yang baik :

Judul merupakan hal pertama yang terlihat dan seringkali dipertanyakan. Untuk itu,
judul haruslah menarik bagi pembaca untuk menyimak lebih lanjut lagi. Menurut Drs. Mardalis,
dalam bukunya yang berjudul “Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal” ,dalam memilih
dan menetapkan judul harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Judul sebaiknya yang menarik minat peneliti. Menarik dan dapat membangkitkan minat
si peneliti merupakan sesuatu yang dapat mendorong dan membangkitkan semangat
kerja dalam setiap langkah penelitian.
2. Judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti. Mampu di sini dimaksudkan
dapat melakukan penelitian dan cukup waktu yang tersedia untuk melakukan penelitian
tersebut dengan didukung oleh dana yang telah diperhitungkan untuk biaya penyelesaian
penelitian dengan judul yang dipilih.
3. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti. Peneliti sudah
bekerja bersusah payah, hendaknya hasilnya berguna untuk diri sendiri, masyarakat dan
ilmu pengetahuan. Sehingga,dengan judul yang dipilih ada manfaatnya.
4. Judul yang dipilih hendaknya cukup data yang tersedia. Data di sini dimaksudkan pula
data sekunder dari kepustakaan yang ada untuk memperoleh teori dan konsep-konsep
yang kelak digunakan pula untuk menyusun hipotesa penelitian.
5. Hindari terjadinya duplikasi judul dengan judul lain. Jika terdapat dua judul yang sama,
orang sering mengatakan salah satunya tiruan atau plagiat.[1]

Sedangkan menurut, Dr.Juliansyah Noor dalam bukunya yang berjudul “Metodologi


Penelitian”, beberapa syarat agar judul penelitian dapat disebut baik antara lain :
1. Menyebutkan variabel penelitian. Variabel penelitian merupakan masalah utama
penelitian.
2. Menyebutkan unit analisis penelitian. Yang dimaksud dengan unit analisis penelitian
yaitu organisasi, kelompok orang, kejadian, atau hal-hal yang dijadikan objek
penelitian.
3. Menyebutkan lokasi penelitian
4. Disusun sesingkat mungkin.[2]

1. Perumusan suatu judul penelitian sedikit banyaknya tergantung pada berhasil-tidaknya


seorang peneliti untuk mengabstraksikan masalah hukum yang ingin ditelitinya

2. Kalau hendak merumuskan suatu judul penelitian yang secara relatif dapat dianggap
memenuhi syarat, maka sebaiknya judul tersebut dapat menggambarkan secara sederhana,
masalah hukum yang akan diteliti.

3. Judul penelitian merupakan suatu refleksi daripada masalah hukum yang akan diteliti
Namun disisi lain, untuk mendapatkan judul sebuah penelitian haruslah ada
permasalahan-permasalahan yang sesuai dengan bidang yang akan diteliti tersebut. Untuk itu
perlu dilakukan penyaringan terhadap permasalahan-permasalahan yang muncul. Adapun cara
menyaring permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut,
diantaranya :
a. Minat secara pribadi. Secara pribadi peneliti berminat untuk membahas dan
menemukan jawaban atau solusi dari permasalahan yang dipilih. Jika memaksakan
memilih permasalahan yang tidak diminati, bisa menimbulkan rasa bosan dan tidak
maksimal dalam berbagai aspek dalam proses pembuatan laporan penelitian/ skripsi.
b. Kemampuan secara pribadi. Pastikan bahwa peneliti harus memiliki pemahaman
dasar yang memadai untuk membahas permasalahan tersebut. Meskipun peneliti
sangat berminat, tetapi kalau permasalahan itu tidak pernah sama sekali masuk dalam
pikiran pelaku penelitian, maka akan mengalami kesulitan dalam mewujudkan
laporan atau skripsi yang dibuat. Sebenarnya, bagi peneliti yang sudah mahir, bisa
saja menantang diri dengan memasuki wilayah yang baru sama sekali. Namun bagi
pemula disarankan untuk berlatih terlebih dahulu dengan permasalahan yang agak
familiar.
c. Landasan Teoritis dan Konseptual tersedia. Pastikan bahwa anda mampu
mendapatkan landasan teoritis dan konspetual untuk permasalahan yang dipilih.
Meskipun, pengabaran mengejar berbagai sumber literatur dilakukan setelah judul
diterima, tidak ada salahnya anda melakukan sedikit kegiatan pra-penelitian dengan
melihat beberapa sumber literatur terkait.
d. Data tersedia. Data untuk permasalahan yang dipilih tersedia di lokasi penelitian
penulis. Meskipun permasalahan yang dipilih menarik dan penting tetapi kalau
datanya belum ada maka tidak bisa melakukan penelitian.
e. Data dapat diakses. Terkait dengan poin terdahulu, maka data yang tersedia bisa
diakses. Data yang sifatnya sensitif dan menyangkut pribadi seseorang biasanya sulit
diakses kecuali kalau didukung oleh otoritas tertentu yang berwenang memberi akses.
Data keuangan organisasi, data pasien, dan semacamnya biasanya tidak begitu saja
bisa diakses oleh peneliti.
f. Etika penelitian. Permasalahan yang dipilih tidak akan melibatkan penulis dengan
masalah etika. Hal ini sangat perlu diperhatikan kalau objek yang diteliti adalah
manusia. Pastikan temuan atau hasil penelitian tidak bakal membahayakan fisik, karir
atau profesi responden. Sebagai contoh, meneliti kepemimpinan seorang kepala
daerah yang terbukti penuh dengan kekurangan bisa saja berdampak buruk kepada
yang bersangkutan. Disini peneliti biasanya diperhadapkan pada situasi dilematis.
Pada satu sisi penulis dituntut untuk mengemukakan temuannya secara objektif (apa
adanya), namun pada sisi lain penulis bisa merugikan objek penelitiannya jika
diungkap secara objektif.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa syarat dari sebuah judul sehingga
dikatakan judul yang tepat dan baik adalah, sebagai berikut :
a. Judul dalam kalimat pernyataan, bukan pertanyaan.
b. Cukup jelas dan singkat.
c. Berisi variable-variabel yang akan diteliti.
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.

 hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun Latar Belakang Masalah suatu Penelitian
Hukum :

Dalam sebuah penelitian ilmiah, latar belakang masalah yang ditulis harus memuat:

1. Alasan rasional yang membuat penelitian itu menarik untuk diteliti, dasarkan fakta, data,
referensi atau temuan dari penelitian sebelumnya.

2. Gejala-gejala kesenjangan yang terdapat dilapangan. Hal ini harus terungkap dengan jelas
untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana penelitian megatasi kesenjangan yang ada .

3. Kompleksitas masalah. Jika permasalahan yang ditemukan dibiarkan begitu saja, khawatir
akan menimbulkan permasalahan yang baru dan akan menghambat, mengganggu, atau
mengancam suatu proses untuk mencapai tujuan.

4. Pendekatan untuk mengatasi masalah dari sisi kebijakan dan teoritis.

5. Penjelasan singkat tentang kedudukan atau posisi masalah yang akan diteliti dalam lingkup
studi yang ditekuni peneliti.
Sumber dari power point inisiasi UT

• Pada dasarnya isi latar belakang adalah membangun argumen mengapa penelitian itu
penting untuk dilakukan.

• Dari segi akademik mungkin akan melahirkan teori baru dan/atau membatalkan teori
lama.

• Dari kepentingan yang lebih pragmatik akan dapat memecahkan masalah (problem
solving) yang sedang dihadapi masyarakat.

• Adapun sumber argumentasi mengapa penelitian penting dilakukan, yakni hasil


penelitian orang lain, data-data statistik, hasil bacaan jurnal penelitian, studi pustaka,
pengamatan yang menceritakan terjadinya kesenjangan antara yang “seharusnya” (das
sollen) dengan fakta-fakta sosial “yang ada” (das sein).

• Latar belakang masalah disusun dengan pola Piramida Terbalik, harus dimulai dari uraian
yang bersifat umum dan kemudian mengarah kepada persoalan-persoalan yang spesifik

Permasalahan dan menulis latar belakang masalah :

1. Pemaparan tidak fokus pada pokok masalah, tapi “ngalor-ngidul” ke sana ke mari, lalu
masuk ke masalah dan fokus penelitian.

2. Tidak disertai dengan data-data pendahuluan yang mendukung kepada pentingnya


masalah untuk diteliti.

3. Tidak mengelaborasi literatur atau hasil penelitian terdahulu sebagai lanskap

Bahasan Latar Belakang Masalah :

1. Memuat identifikasi fakta hukum dan mengeliminir hal-hal yang tidak relevan dengan isu
hukum yang akan dipecahkan.

2. Harus ada uraian adanya dua proposisi hukum yang mempunyai hubungan yang bersifat
fungsional, kausalitas, maupun yang satu menegaskan yang lain

3. Alasan-alasan ataupun sebab-sebab mengapa peneliti ingin menelaah masalah hukum


yang dipilihnya secara mendalam

4. Hal-hal yang telah diketahui atau belum diketahui mengenai masalah hukum yang akan
diteliti.

5. Pentingnya penelitian tersebut, baik secara teoritik dan/atau secara praktis. Seyogyanya
dikemukakan teori-teori tentang masalah yang diteliti.
6. Penelitian yang akan dilakukan dapat mengisi kekosongan hukum

Anda mungkin juga menyukai