Anda di halaman 1dari 12

PERTEMUAN 1

Konsep Dasar Penelitian Terapan &


Kerangka Berpikir Ilmiah
Metode Penelitian Administrasi
 Mata kuliah ini didesain untuk mengkaji konsep, prinsip, serta metode-metode yang
dapat diaplikasikan pada saat melakukan proses penelitian secara terapan.
 Proses kajian secara terapan tersebut secara spesifik dikaitkan dengan ilmu administrasi
dalam ranah Administrasi Pembangunan Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia, dan
Administrasi Bisnis Sektor Publik.

Relasi Penelitian dan Ilmu


ILMU – PENELITIAN

Hakekat Ilmu Pengetahuan


1. Science dimulai dari kesangsian/keragu-raguan.
2. Science tidak berkaitan dengan hal gaib, tapi data-data empirik. 
3. Penjelasan science bersifat detail, sistematis, objektif, dan praktis.
4. Kebenaran science bersifat relatif, berubah dari waktu ke waktu. 
5. Kebenaran science terbuka bagi siapapun untuk menguji ulang, menolak, bahkan
merevolusinya. 
6. Kebenaran pandangan science tergantung pada orientasi filosofis yang mendasarinya. 

Hakikat Ilmu & Penelitian


 Manusia memiliki kemampuan untuk memaksimalkan potensi cipta, rasa, dan karsa.
 Hal tersebut berkaitan dengan kebutuhan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dalam rangka inovasi dan pembaharuan kehidupan.
3 Landasan Utama Ilmu Pengetahuan (Suriasumantri, 1996)
1. Ontologi: merupakan suatu kajian mengenai teori tentang hakekat ada.
2. Epistemologi: membahas proses/prosedur dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
3. Aksiologi: membahas tentang manfaat (pragmatis) yang diperoleh dari pengetahuan bagi
kehidupan manusia.

Definisi Para Pakar Penelitian Terapan


 Jujun S. Sumantri (1985), Penelitian terapan ialah penelitian yang bertujuan untuk
memecahkan masalah-masalah praktis.
 Nazir (1988), Penelitian terapan dapat didefinisikan sebagai penyelidikan yang hati-hati,
sistematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk digunakan
dengan segera untuk keperluan tertentu.
 Zoila Rosa Vargas Cordero (2008), Penelitian terapan adalah cara untuk mengetahui
realitas dengan bukti ilmiah.
 Ezequiel Ander-Egg Hernández, Definisi penelitian terapan merupakan solusi yang
efisien dan beralasan untuk masalah yang telah diidentifikasi.
 Hunt, arti penelitian terapan ialah penyelidikan yang dilakukan dengan cara
menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menyelesaikan masalah.
 LIPI, makna penelitian terapan dapat didefinisikan sebagai setiap penelitian yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Artinya hasil dari penelitian diharapkan segera bisa digunakan untuk keperluan praktis.

Prosedur Kerja Metode Ilmiah (Horton & Hunt, 1984)


 Merumuskan permasalahan.
 Meninjau kepustakaan atau kajian teori.
 Merumuskan hipotesis atau asumsi.
 Merencanakan desain riset/kajian.
 Mengumpulkan data.
 Menganalisis data.
 Menarik kesimpulan.
 Mengulangi penelaahan/kajian.

PERTEMUAAN 2

Kerangka Proses Penelitian

Prosedur Kerja Metode Ilmiah


(Horton & Hunt, 1984)
- Merumuskan permasalahan
- Meninjau kepustakaan atau kajian teori.
- Merumuskan hipotesis atau asumsi.
- Merencanakan desain riset/kajian
- Mengumpulkan data.
- Menganalisis data
- Menarik kesimpulan.
- Mengulangi penelaahan/kajian.

Proses kajian terapan

Tujuan kajian terapan


 Untuk memahami dan membantu mengatasi masalah-masalah praktis.
 Pemecahan masalah tersebut dapat berkenaan dengan:
 Merancang program baru atau memodifikasi program yang telah ada; dimana hal
tersebut berkaitan dengan pertanyaan mengenai rancangan, sumber daya, proses
perencanaan, proses pengembangan, proses implementasi, dan proses perbaikan
(penyempurnaan).

Karakteristik kajian terapan


 Kajian terapan dapat mengkombinasikan literatur dan/atau teori dari berbagai displin
akademis guna proses pemahaman atas topik kajian atau untuk mengidentifikasi solusi
yang spesifik.
 Dalam kajian terapan, terjadi interaksi antara peneliti dengan para pemangku
kepentingan, bahkan bisa jadi dengan seluruh unsur masyarakat.

Asumsi dasar tentang kajian terapan


1. Kajian terapan harus berdasarkan analisis secara empiris (bukan penjelasan secara
normatif).
2. Pengetahuan bukan merupakan sesuatu yang bersifat absolut, namun bersifat relatif dan
dapat menjadi subyek untuk dibantah (falsifiability).
3. Proses pengujian hipotesa perlu didukung oleh data yang diperoleh melalui pengumpulan
data secara sistematik, dan bukan berasal dari mitos, anggapan, atau kepercayaan tentang
hal-hal tertentu.
4. Kita harus mampu secara jelas memaparkan dan mengkomunikasikan semua aspek serta
proses kajian kepada orang lain, agar mereka dapat memeriksa hasil temuan kita dan
membantu melakukan kajian serta proses pembuktian lebih lanjut untuk lebih
menyempurnakan hasil temuan serta kesimpulan kita (communicable).
5. Meskipun sebuah kajian akan secara terbatas membahas mengenai peristiwa tertentu,
kelompok tertentu, atau fenomena tertentu, kita seringkali tertarik untuk memperluas
hasil temuan dalam satu kasus atau beberapa kasus yang sekiranya serupa
(generalizability). Namun pengecualian berlaku untuk kajian yang bersifat eksploratif
mengenai fenomena baru atau peristiwa-peristiwa aktual, yang bisa jadi belum berlaku
secara umum.
6. Peneliti sebisa mungkin memberikan penjelasan mengenai hasil kajian secara sederhana
(simple) dan jujur (straightforward), dimana penjelasan seperti itu dapat meminimalisir
kemungkinan terjadinya kesalahan atau error (parsimony).

Kajian terapan pada ranah Administrasi Publik


 Analisa kebijakan: rancangan kebijakan; implementasi kebijakan; dan evaluasi.
 Kebijakan publik: dampak politis dan ekonomis atas formulasi kebjakan, pengambilan
keputusan publik, dan analisis atas tahapan-tahapan penyusunan kebijakan publik.

Kajian literatur
 Mampu menemukan informasi yang diperlukan.
 Mengetahui cara menentukan kualitas atas informasi yang diperoleh.
 Mampu membaca serta memahami informasi yang diperlukan.
 Memiliki kompetensi untuk menggunakan informasi tersebut.
 Memahami konteks atas informasi yang diperoleh.
 Mampu mengaplikasikan informasi tanpa melakukan pelanggaran secara hukum
(plagiarism).

Cara mencari dan memastikan kualitas literatur penunjang


1. Informasi seperti apa yang dibutuhkan, serta berapa banyak informasi yang perlu
dikumpulkan.
2. Literatur dapat diakses secara efektif dan efisien.
3. Informasi yang terkumpul perlu dievaluasi tingkat relevansinya dengan kebutuhan kita
dalam melakukan kajian literatur.
4. Kita memperoleh pemahaman yang optimal melalui literatur yang yang telah kita
kumpulkan.
5. Kita mempunyai pengetahuan serta kemampuan untuk menggunakan literatur dengan
penuh tanggung jawab (secara etis).

Cara menemukan informasi berkualitas tinggi/baik


 Di era digital, sumber informasi pertama adalah internet (misalnya: Google Scholar),
dimana kita dapat memperoleh informasi mengenai artikel-artikel ilmiah.
 Google Scholar gratis, dianggap sebagai mesin pencari yang dapat diandalkan untuk
mencari informasi mengenai berbagai publikasi ilmiah, baik dalam bentuk buku maupun
jurnal lokal juga internasional.

Nilai, kepercayaan, dan kepastian dalam kajian terapan


 Kajian terapan memusatkan perhatian pada masalah-masalah yang ditemukan dalam
kehidupan nyata (real world) .
 Kajian mengenai masalah-masalah publik, pelayanan publik, dan hal-hal yang berkaitan
dengan isu publik tidak dapat dipisahkan dari keberadaan nilai-nilai dan kepercayaan-
kepercayaan (berkenaan dengan nilai/norma sosial) yang diusung oleh objek kajian
maupun peneliti.
 Kepastian (certainty) berkenaan dengan keberadaan paradigma (paradigm).
 Paradigma adalah cara pandang atau pikir yang secara spesifik menyoroti masalah-
masalah tertentu dan juga berkenaan dengan metode-metode yang digunakan untuk
mencari kebenaran secara ilmiah.

Grand theory & theories of the middle range


 Grand theory: ide atau konsep umum (big) yang memandu kita dalam proses pembuatan
pertanyaan penelitian. Misalnya: teori administrasi.
 Middle range theories: ide atau konsep yang secara spesifik menjelaskan mengenai
fenomena-fenomena tertentu. Misalnya: teori administrasi publik.

Etika dalam kajian terapan


 Ketika melakukan kajian kepada manusia, ada 2 aspekyang perlu diperhatikan:
1. Apakah kajian yang akan kita lakukan tidak melanggar kaidah-kaidah etika dasar.
2. Apakah kajian kita sudah mendapatkan ijin dari sebuah lembaga/komite etik
(keberadaan Institutional Review Board atau IRB).

Pertimbangan etika dalam kajian terapan


1. Kemurahan hati (beneficence): memaksimalkan hasil-hasil positif dari sebuah kajian dan
meminimalkan kerugian secara kemanusiaan.
2. Menghormati subjek kajian (respect for subjects): melindungi otonomi serta anonimitas
(anonymity – perlindungan atas identitas subjek kajian).
3. Keadilan (justice): memastikan bahwa proses serta hasil kajian tidak mengeksploitasi
pihak-pihak yang diteliti.

Bentuk kajian terapan pada ranah Administrasi Publik & Organisasi Nirlaba
 Statewide Needs Assessment.
 National Program Evaluation.

Refleksi
Dalam melakukan kajian terapan, ada sejumlah cara serta proses yang harus dilakukan oleh
peneliti. Mulai dari membuat rencana kajian; melakukan kajian literatur; memilih teori/konsep
yang relevan; hingga memperhatikan masalah etika kajian terapan.
PERTEMUAN 3
PERTANYAAN PENELITIAN
DALAM KAJIAN TERAPAN
Aspek-aspek penting dalam pembuatan rancangan kajian terapan
 Menyusun pertanyaan penelitian
 Melakukan kajian telaah/kajian literatur
 Merumuskan tujuan kajian

Tujuan kajian terapan


 Kajian terapan berkenaan dengan proses identifikasi, pemaknaan, serta pemecahan
masalah atas masalah-masalah komtemporer (aktual).
Masalah actual, contoh : pada berita kompas TV yaitu Kasus Bupati Klate, Uang Suap di
titipkan ke Ajudan, Palai E-Kinerja, PNS Banyuwangi Dapat Gaji berbeda setiap bulan, seperti
Ahok, RK terapkan tunjangan kinerja untuk cegah PNS Bolos, Komisi ASN: Mutasi Aparatur
Sipil Negara Jangan seperti Mengelola Warung

Proses awal dalam kajian terapan


 Dalam kajian terapan, telaah literatur dan pembuatan hipotesis dilakukan terlebih dahulu,
namun perlu ada juga:
- Proses pengidentifikasian permasalahan.
- Menentukan sejumlah alternatif pemecahan masalah.
- Pertimbangan mengenai bagaimana alternatif pemecahan tersebut akan berhasil
mengatasi permasalahan.

Cara membuat pertanyaan penelitian yang baik


1. Pertanyaan penelitian yang baik biasa menarik (interesting).
2. Pertanyaan penelitian yang baik sangat memungkinkan untuk diuji atau dibuktikan
(testable).
3. Menulis pertanyaan penelitian yang baik merupakan proses yang berulang (iterative).

Pertanyaan yang menarik


 Ini berarti bahwa pertanyaan tersebut bergema dalam suatu disiplin ilmu (the question
resonates within a discipline).
 Caranya dengan mengajukan pertanyaan:
- Siapa peduli? (“Who cares?”); atau
- Mengapa ini penting? (“Why does it matter?”).
 Kita perlu mengajukan pertanyaan yang belum memiliki jawaban pasti.

Pertanyaan yang dapat diuji


 Ini berarti kajian mungkin dilakukan.
 Hal tersebut ditandai dengan:
- Sumber daya tersedia (memadai).
- Kompetensi dan alokasi waktu kajian, yang berkaitan dengan proses pengumpulan
serta analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Menulis pertanyaan penelitian sebagai proses berulang


1. Ini berarti kita memulai dengan pertanyaan yang kita minati, dan kemudian
memperbaikinya beberapa kali setelah memeriksanya melalui berbagai lensa.
2. Kami mendiskusikan pertanyaan penelitian dengan orang lain untuk lebih memahami
pentingnya dilakukan kajian tersebut dan mengklarifikasi terminologi.
3. Kami meninjau literatur yang relevan untuk menentukan apa yang orang lain temukan
tentang masalah atau dengan menggunakan pendekatan serupa.
4. Kami merenungkan pertanyaan kami dan apa yang akan ditambahkan pada temuan
tersebut (jika ada).
5. Kami mempertimbangkan sumber daya yang tersedia dan apa yang sebenarnya
dimungkinkan dalam hal waktu, uang, staf, dan akses terhadap data.
6. Biasanya, kita lebih mempertajam pertanyaan kita setelah kita mempertimbangkan
faktor-faktor ini. Pertanyaan kita jarang, jika pernah, tepat pada saat pertama kita menulis
pertanyaan penelitian.

Pertanyaan penelitian pada kajian terapan


- Pertanyaan penelitian pada kajian terapan harus menarik bagi para praktisi dan pemangku
kepentingan. Dimana pertanyaan berasal dari lapangan (the field).
- Proses komunikasi secara berulang merupakan pendekatan terbaik kala berhubungan
dengan para praktisi dan pemangku kepentingan.
- Proses penulisan serta penentuan pertanyaan penelitian, pendekatan, serta alternatif
pemecahan perlu dibicarakan dengan mereka.

Pertanyaan penelitian pada kajian terapan


 Di satu pihak, kita dapat membaca tentang masalah praktis atau mengumpulkan data dari
administrator publik atau eksekutif lembaga nirlaba mengenai masalah dan perhatian
mereka.
 Di lain pihak, peneliti dan pemangku kepentingan terlibat dalam “proses produksi
pengetahuan” dengan mendefinisikan bersama-sama masalah yang ada dan menentukan
alternatif solusi yang mungkin harus dipertimbangkan.

Pertanyaan pada kajian terapan


 Pertanyaan yang diajukan dapat berkenaan dengan perubahan dalam kebijakan atau
praktik yang ada.
 Perubahan bisa bersifat nasional, atau bisa didorong secara lokal.
 Perubahan kebijakan ini juga dapat mencerminkan keputusan eksternal atau internal
institusi.
 Pertanyaan juga dapat diajukan oleh masyarakat dan pemangku kepentingan.
 Pertanyaan yang dipicu oleh perubahan kebijakan cenderung diarahkan pada aspek:
- Ke mana dan bagaimana kebijakan akan dilaksanakan?
- Proses dimana kebijakan tersebut akan berjalan.
- Apakah kebijakan tersebut akan mencapai hasil yang diinginkan?
- Apakah kebijakan tersebut akan menghasilkan konsekuensi yang tidak diinginkan?
Contoh pertanyaan pada kajian terapan yang belum dibahas dengan para pemangku
kepentingan
1. Bagaimana komunitas bisa terlibat dalam program keberlanjutan?
2. Apakah organisasi berbasis agama dan masyarakat memiliki kapasitas untuk menunjang
pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah?
3. Bagaimana organisasi nirlaba atau unsur masyarakat dapat menunjang pada keberhasilan
inovasi kebijakan, baik dalam reformasi peradilan pidana atau kawasan kebijakan
lainnya?

Contoh pertanyaan yang telah didiskusikan dengan para pemangku kepentingan


 Bagaimana kita bisa meluncurkan inisiatif baru di komunitas kita?
 Apa saja kondisi yang mempengaruhi kelompok tertentu di negara kita?
 Bagaimana pejabat publik mengatasi perubahan teknologi?
 Bagaimana program ini dapat direalisasikan dengan baik?
 Apakah kita memiliki kapasitas untuk melakukan ide baru?
 Alat apa yang bisa kita gunakan untuk mempromosikan inovasi?

Literatur yang relevan untuk kajian terapan


 Literatur yang ditelaah tidak hanya berkenaan dengan literatur akademis.
 Peneliti dapat (bahkan perlu) menelaah laporan-laporan yang disusun oleh kantor
pemerintah (institusi publik) dan organisasi nirlaba.
 Peneliti secara eksplisit mencari penjelasan praktisi tentang kondisi dan masalah di
lapangan.

Refleksi
 Pertanyaan penelitian merupakan fondasi penting untuk mengawali sebuah proses kajian
(termasuk kajian terapan).
 Berbeda dengan kajian akademis, pertanyaan penelitian perlu dibahas dengan pihak-
pihak yang akan terdampak hasil kajian (para pemangku kepentingan).
 Pembahasan dengan pemangku kepentingan diperlukan agar peneliti dapat secara objektif
mengangkat permasalahan yang relevan untuk diatasi/dicarikan alternatif solusinya.

PERTEMUAN 4
Telaah Pustaka, Hipotesis,Teknik Pengambilan Sampel

Telaah Literatur
 Penelitian terapan umumnya selalu diawali dengan beberapa pertanyaan:
1. Masalahnya apa?
2. Solusi sementara?
 Mengembangkan pertanyaan penelitian, kita juga sekaligus melakukan telaah teori (middle
range theory), yang merupakan proses penting guna mendapatkan penjelasan mengenai
perilaku atau fenomena yang akan kita kaji.
Kegiatan Telaah Pustaka/Literatur
 Begitu kita telah menentukan secara umum apa yang ingin kita kaji/teliti (topik kajian),
langkah selanjutnya adalah membaca tentang apa yang orang lain temukan berkenaan
dengan topik tersebut.
 Literatur berkaitan dengan 2 hal, yaitu:
1. Kondisi di lapangan.
2. Pertanyaan yang masih memungkinkan untuk ditelaah.

Jenis Literatur (Jurnal)


 Publikasi press yang populer (popular press sources). Misalnya: Kompas; Tempo; dsb.
 Publikasi profesional dan yang berkenaan dengan perdagangan (trade and professional
sources). Misalnya: Jurnal Ekonomi Indonesia (ISEI); dsb.
 Publikasi ilmiah (scholarly sources). Misalnya: International Journal of Public Policy
(UK); dsb.

Jenis Literatur(Buku)
 Buku Cetak di Pasaran dari berbagai penerbit seperti yang dijual : Gramedia, Gunung
Agung, dsb
 Buku Digital atau e-book yang dapat diakses di internet
 Buku khusus: Modul, Peraturan Perundang-undangan, dsb

Hipotesis Penelitian Terapan


 Hipotesis merupakan dugaan terbaik kita tentang bagaimana caranya dan mengapa
fenomena yang kita selidiki beroperasi seperti yang mereka lakukan.
 Hipotesis akan membantu kita mengembangkan desain penelitian terbaik, agar dapat
berkumpul data untuk menguji pertanyaan penelitian yang telah kita rumuskan.
Annotated Bibliography
 Annotated bibliography merupakan ringkasan atas literatur yang kita telaah.
 Biasanya ringkasan tersebut berisikan:
 Sumber literatur
 Pertanyaan penelitian.
 Teori.
 Metode kajian yang digunakan.
 Temuan-temuan.
 Kesimpulan dan implikasi.

Kutipan dari Literatur


 Kita menggunakan tulisan orang lain (peneliti terdahulu) sebagai bagian dalam tulisan
kita (hasil kajian kita).
 Jenis-jenis kutipan:
1. Kutipan langsung (direct quotation).
2. Parafrase/mengurai dengan kata-kata sendiri (paraphrasing).
3. Hanya menghubungkan temuan atau gagasan kepada kepada seorang penulis
(simply attributing a finding or idea to an author).

Filosofi Pengambilan Sampel


Saat melakukan penelitian, sangat sering terjadi bahwa kita tidak memiliki waktu, sumber daya,
atau kemampuan untuk mengumpulkan data tentang populasi, atau alam semesta dari semua unit,
kejadian, atau pengamatan yang mungkin terjadi dari fenomena yang kita pelajari.

Tahapan Sampling
1. Menentukan populasi yang ingin kita pelajari
2. Mengembangkan kerangka sampling, yaitu kumpulan unit sampling dari mana kita
memilih sampe untuk penelitian kita. Pada umumnya, peneliti ini menginginkan kerangka
ini menjadi populasi atau perwakilan populasi.
3. Menentukan sampel yang relevan dengan kajian kita.

Kendala-kendala dalam Sampling


1. Interpretasi kita tentang data yang ada, yang kita yakini mewakili populasi.
2. Kita bisa memasukkan kasus yang sebenar kurang atau tidak relevan dengan topik kajian
kita dalam kerangka sampling kita.
3. Kerangka sampling mungkin tidak mencakup semua kasus yang relevan dengan kajian
kita.
Teknik Pengambilan Sampel
1. Sampel acak (random sampling) atau probabilitas (probability sampling).
2. Sampel tidak acak atau non-random (non-random sampling) atau non-probability (non-
probability sampling).
Random atau Probability Sampling
Pengambilan sampel secara acak didasarkan pada gagasan bahwa setiap unit populasi
Memiliki kesempatan yang sama untuk disertakan dalam sampel yang ditarik seperti setiap unit
populasi lainnya.
Jenis-jenis Teknik Penentuan Sampel Secara Acak
1. Simple random sampling.
2. Sampling intervals.
3. Stratified sampling.
4. Cluster sampling.

Non-Probability Sampling
Pengambilan sampel secara tidak acak didasarkan pada gagasan bahwa setiap unit populasi tidak
memiliki kesempatan yang sama untuk disertakan dalam sampel yang ditarik seperti setiap unit
populasi lainnya dikarenakan alasan tertentu dari peneliti tersebut.

Jenis-jenis Teknik Penentuan Sampel Tidak Secara Acak


1. Quota sampling.
2. Snowball sampling.
3. Availability sampling.

Refleksi
 Penentuan sampel merupakan tahapan penting dalam sebuah proses kajian, karena
sampel berkenaan dengan keterwakilan populasi atas gejala/fenomena yang diteliti.
 Ada 2 (dua) teknik penentuan sampel yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan penelitian
kita:
1. Penentuan sampel secara acak (probability sampling).
2. Penentuan sampel secara tidak acak (non-probability sampling).

Anda mungkin juga menyukai