Anda di halaman 1dari 22

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT

PENELITIAN
21/05/2013 AFID BURHANUDDIN 3 KOMENTAR

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki
manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk
mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti
memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur
tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman
atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara
universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari
kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar
dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3)
estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra
yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan
tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan


ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan,
namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan
korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan
benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya.
Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau
berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan
dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita.
Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau
bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat
dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.

Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah


melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan
ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang
rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu
cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Penelitian sebagai
upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari oleh proses berpikir
ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode ilmiah adalah
kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah. Penelitian yang
dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua unsur penting yakni
pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning). Metode ilmiah didasari
oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin diterima sebagai suatu
kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat diverifikasi atau diuji
kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta). Dengan adanya makalh
ini diharapkan, pembaca dapat lebih memahami secara detail tentang
penelitian yang berkaitan dengan skripsi dan sebagainya.

PENGERTIAN METODE PENELITIAN

1. Pengertian Metode

Metode secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang
berarti cara atau jalan menuju suatu jalan. Secara terminologi, menurut
Rosady Ruslan (2008: 24) metode adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan
dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek
penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.
Sedangkan menurut Kuntowijoyo metodologi atau science of methods adalah
ilmu yang membicarakan jalan dan cara (Basri, 2006: 1). Sedangkan menurut
Arif Subyantoro dan FX. Suwarto (2007: 65) metode adalah cara kerja untuk
dapat memahami objek penelitian dengan langkah-langkah sistematis.
Kumpulan metode disebut metodik, dan ilmu yang mempelajari
metode-metode disebut metodologi.

2. Pengertian Penelitian

Penelitian menurut Soerjono Soekanto adalah kegiatan ilmiah yang berkaitan


dengan analisis dan konstruksi yang dilakukan secara metodologis, sistematis,
dan konsisten (Rasady Ruslan, 2008: 24). Dapat diambil kesimpulan dari
pembahasan tersebut, bahwa sistem dan metode yang dipergunakan untuk
memperoleh informasi atau bahan materi suatu pengetahuan ilmiah yang
disebut dengan metodologi ilmiah. Pada sisi lain dalam kegiatan untuk
menemukan hal-hal yang baru merupakan prinsip-prinsip tertentu atau solusi
(pemecahan masalah) tersebut penelitian. Jadi metode penelitian adalah cara
kerja untuk dapat memahami objek penelitian. Banyak definisi tentang
penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat
didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah
berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan
bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui
proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan
berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah


sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan
penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir
dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001).
Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari
pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai
diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber
data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang
didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh
fakta/ realita.

METODE PENELITIAN

Metodelogi penelitian adalah cara atu strategi menyeluruh untuk menemukan


atau memperleh data yang diperlukan. Metode penelitian harus dibedakan
dari teknik pengumpulan data yang merupakan teknik yang lebih spesifik
untuk memperoleh data. Metdelogi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu: historic,
metede survey dan metode eksperimen. Metede historik digunakan jika data
yang dipergunakan terutama yang berkaiatan dengan masa lalu, sehingga
teknik pengumpulan data yang digunakan terutama adalah studi dukumenter
atau mungkin juga studi artifak.

Metode survey merupan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat
penelitian dilakukan. Data dapat dikumpulkan meelui bebrapa teknik seperti
wawancara dan pengamatan atau observasi. Metode survey ini dapat berupa
survey deskriptif dan dapat juga survey analitif. Metode eksperimen
digunakan jika data yang digunakan jika data yang diinginkan sengaja
ditimbulkan atau didorong munculnya. Dorongan atau ransangan untuk
pemunculan data tersebut merupan variable bebas atau disebut juga perlakuan
(reatmen) jadi dalam eksperimen akan dicari hubungan sebab akibat anatara
variable bebas dan variable terikat. Penelitian yang akan mencari hubungan
sebab akibab tersebut.

KARAKTERISTIK PENELITIAN

Penelitian memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan aktivitas


pada umumnya. Karena itu dalam membuat proposal maupun laporan
penelitian, peneliti hendaknya memperhatikan karakteristik yang terkandung
di dalamnya.

1. Penelitian harus Sistematis


Proposal maupun laporan penelitian merupakan suatu aktivitas yang
terstruktur, mengandung unsur-unsur yang merupakan butir-butir pemikiran
dan aktivitas. Unsure-unsur tersebut harus diungkapkan secara runtun dan
dilakukan secara bertahap, dipaparkan secara berurutan, sehingga terlihat dan
terasa jelas alur pikirannya dan mudah dipahami oleh pembaca (transferable).

2. Penelitian harus Logis dan Rasional

Penelitian harus logis artinya penelitian tersebut memiliki alur pikir yang
benar dalam arti adanya kesesuaian antara instrumen, prosedur penelitian
yang digunakan dengan hasil penelitian yang diperoleh, sehingga memiliki
alur pikir yang benar dan bisa dinalar. Setiap pilihan dan keputusan harus
logis dan rasional. Proposal atau laporan penelitian harus mengandung
penjelasan yang logis atau alas an yang kuat dalam menetapkan pilihan,
langkah, dan prosedur penelitian.

3. Penelitian harus Empirik

Proposal atau laporan penelitian harus mengungkapkan atau berkenaan


dengan dunia nyata yakni dunia yang dapat diobservasi dengan indra,
sehingga setiap orang dapat mengindranya.konsep-konsep atau istilah-istilah
penelitian harus sudah secara tegas diaplikasikan ke dunia penelitian, jangan
masih bersifat umum atau mengambang.

4. Penelitian Bersifat Redukatif

Aktivitas penelitian harus dapat mereduksi (mengurangi) bahkan


menghilangkan keraguan menjadi kepastian, dari ketidaktahuan atau
ketidakjelasan suatu objek pengamatan menjadi jelas. Hal ini dikarenakan
aktivitas penelitian yang sistematis untuk memperoleh data sehingga mampu
memberi pernyataan yang logis dan rasional.

5. Penelitian Bersifat Replicable dan Transmitable

Replicable maksudnya dapat diteliti ulang dan transmitable dapat dipahami


untuk dapat digunakan hasil penelitiannya. Untuk itu laporan penelitian harus
dapat dan mudah dipahami oleh para pembaca. Sehingga penelitian harus
bersifat terbuka dan dibuat laporannya untuk dipublikasikan.

6. Penelitian harus Memiliki Kegunaan

Pengungkapan tentang kegunaan suatu penelitian harus secara jelas


dinyatakan baik dalam proposal maupun laporan penelitian. Minimal suatu
penelitian harus memiliki kegunaan praktis dalam arti mampu memberi
rekomendasi, saran kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam
meningkatkan kualitas hubungan atau pelayanan publiknya. Di samping itu
penelitian bisa mempunyai manfaat akademik atau teoritik untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.

Selain ketentuan di atas, pihak peneliti juga harus mengacu kepada beberapa
hal dalam melakukan aktivitas penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Objektif dalam penyajian yang deskriptif, sistematis, dan analisis

2. Serba relatif, bahwa kebenaran ilmiah yang diajukan bukanlah hal mutlak
dan hasilnya dimungkinkan dapat dibantah atau diuji kebenarannya.

3. Netral, dalam pengungkapan fakta yang sesungguhnya tidak berkaitan


dengan nilai-nilai baik atau buruk.

4. Skeptis, adanya keraguan atas pernyataan-pernyataan yang belum memiliki


kekuatan dasar-dasar pembuktian.

5. Sederhana, tidak terlalu rumit dalam kerangka berpikir, perumusan


pernyataan dan pembuktiannya tetap berdasarkan kebenaran ilmiah yang
baku.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Penelitian adalah suatu prses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang


dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyan-pertanyaan tertentu.
Lankah-langkah yang dilakukan ini harus sesuai dan saling mendukun satu
sama lainya, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot yang cukup
memedai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yan tidak meragukan.
Adapun langkah-langkah ini pada umumnya sebagai tersebut dibawah ini

1. identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah


2. penelaah kepustakaan
3. penyusunan hipotesis
4. identifikasi, klasifikasi, dan pemberi devinisi operasional
variable-variabel
5. pemilihan atau pengambengan alat pengambilan data
6. penyusunan rancangan penelitian
7. penentuan sample
8. pengumpulan data
9. pengolahan lahan dan analisis data
10. interpreasi hasil analisis
11. penyususnan laporan

RUANG LINGKUP PENELITIAN

1. Menurut penggunaannya
Jenis penelitian jika dilihat dari segi penggunaannya dapat digolongkan
menjadi:
a. penelitian dasar atau penelitian murni ( pure research)

LIPI memberi devinisi sebagai berikut:

Penelitian dasar adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan


pengatahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa
suatu tuajuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak
dapat segera dipakai kecuali untuk jangka waktu panjang.
b. penelitian terapan(applied research)

batasan yang diberikan lipi ialah: penelitian terapan adalah setiap penelitian
yan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan
praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dicapai untuk keperluan praktis.

1. menurut penggunannya
jenis penelitian dilihat dari metodenya adalah sebagai berikut:
a. penelitian histories

b. penelitian filsofis

c. penelitian observasional

d. penelitian experimental

3. menurut sifat penelitiannya

sesuai dengan tugas penelitian yaitu untuk memnerikan menerangkan


meramalkan dan mengatasi permasalahan atau persalan maka penelitian dapat
digolongkan dari sudut pandang ini sehingga penggolongan ini bias
mencangkup penggolongan yang disebut terdahulu. Berdasarkan
penggolongan ini dapat dipilih rancangan penelitian yang sesuai.
Ada delapan jenis penelitian itu yaitu:

a. penelitian histories
b. penelitian deskritif

c. peneltian perkembangan

d. penelitian kasus dab penelitian lapangan

e. penelitian korelaional

f. penelitian kausal-komperatif

g. penelitian experimental

h. penelitian tindakan

HAKIKAT PENELITIAN ILMIAH

Rasa ingin tahu merupakan salah satu sifat dasar yang dimiliki
manusia. Sifat tersebut akan mendorong manusia bertanya untuk
mendapatkan pengetahuan. Setiap manusia yang berakal sehat sudah pasti
memiliki pengetahuan, baik berupa fakta, konsep, prinsip, maupun prosedur
tentang suatu obyek. Pengetahuan dapat dimiliki berkat adanya pengalaman
atau melalui interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Secara
universal, terdapat tiga jenis pengetahuan yang selama ini mendasari
kehidupan manusia yaitu: (1) logika yang dapat membedakan antara benar
dan salah; (2) etika yang dapat membedakan antara baik dan buruk; serta (3)
estetika yang dapat membedakan antara indah dan jelek. Kepekaan indra
yang dimiliki, merupakan modal dasar dalam memperoleh pengetahuan
tersebut.

Salah satu wujud pengetahuan yang dimiliki manusia adalah pengetahuan


ilmiah yang lazim dikatakan sebagai “ilmu”. Ilmu adalah bagian pengetahuan,
namun tidak semua pengetahuan dapat dikatakan ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang didasari oleh dua teori kebenaran yaitu koherensi dan
korespondensi. Koherensi menyatakan bahwa sesuatu pernyataan dikatakan
benar jika pernyataan tersebut konsisten dengan pernyataan sebelumnya.
Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan logis atau
berpikir secara rasional. Korespondensi menyatakan bahwa suatu pernyataan
dikatakan benar jika pernyataan tersebut didasarkan atas fakta atau realita.
Koherensi dalam pengetahuan diperoleh melalui pendekatan empirik atau
bertolak dari fakta. Dengan demikian, kebenaran ilmu harus dapat
dideskripsikan secara rasional dan dibuktikan secara empirik.
Koherensi dan korespondensi mendasari bagaimana ilmu diperoleh telah
melahirkan cara mendapatkan kebenaran ilmiah. Proses untuk mendapatkan
ilmu agar memiliki nilai kebenaran harus dilandasai oleh cara berpikir yang
rasional berdasarkan logika dan berpikir empiris berdasarkan fakta. Salah satu
cara untuk mendapatkan ilmu adalah melalui penelitian. Banyak definisi
tentang penelitian tergantung sudut pandang masing-masing. Penelitian dapat
didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang benar atas suatu masalah
berdasarkan logika dan didukung oleh fakta empirik. Dapat pula dikatakan
bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis melalui
proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik kesimpulan
berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu.

Pengertian tersebut di atas menyiratkan bahwa penelitian adalah langkah


sistematis dalam upaya memecahkan masalah. Penelitian merupakan
penelaahan terkendali yang mengandung dua hal pokok yaitu logika berpikir
dan data atau informasi yang dikumpulkan secara empiris (Sudjana, 2001).
Logika berpikir tampak dalam langkah-langkah sistematis mulai dari
pengumpulan, pengolahan, analisis, penafsiran dan pengujian data sampai
diperolehnya suatau kesimpulan. Informasi dikatakan empiris jika sumber
data mengambarkan fakta yang terjadi bukan sekedar pemikiran atau
rekayasa peneliti. Penelitian menggabungkan cara berpikir rasional yang
didasari oleh logika/penalaran dan cara berpikir empiris yang didasari oleh
fakta/ realita.

Penelitian sebagai upaya untuk memperoleh kebenaran harus didasari


oleh proses berpikir ilmiah yang dituangkan dalam metode ilmiah. Metode
ilmiah adalah kerangka landasan bagi terciptanya pengetahuan ilmiah.
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode ilmiah mengandung dua
unsur penting yakni pengamatan (observation) dan penalaran (reasoning).
Metode ilmiah didasari oleh pemikiran bahwa apabila suatu pernyataan ingin
diterima sebagai suatu kebenaran maka pernyataan tersebut harus dapat
diverifikasi atau diuji kebenarannya secara empirik (berdasarkan fakta).

Terdapat empat langkah pokok metode ilmiah yang akan mendasari


langkah-langkah penelitian yaitu:

1. Merumuskan masalah; mengajukan pertanyaan untuk dicari


jawabannya. Tanpa adanya masalah tidak akan terjadi penelitian, karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah. Rumusan masalah
penelitian pada umumnya diajukan dalam bentuk pertanyaan..
2. Mengajukan hipotesis; mengemukakan jawaban sementara (masih
bersifat dugaan) atas pertanyaan yang diajukan sebelumnya. Hipotesis
penelitian dapat diperoleh dengan mengkaji berbagai teori berkaitan
dengan bidang ilmu yang dijadikan dasar dalam perumusan masalah.
Peneliti menelusuri berbagai konsep, prinsip, generalisasi dari sejumlah
literatur, jurnal dan sumber lain berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Kajian terhadap teori merupakan dasar dalam merumuskan kerangka
berpikir sehingga dapat diajukan hipotesis sebagai alternatif jawaban atas
masalah.
3. Verifikasi data; mengumpulkan data secara empiris kemudian
mengolah dan menganalisis data untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis
data yang diperlukan diarahkan oleh makna yang tersirat dalam rumusan
hipotesis. Data empiris yang diperlukan adalah data yang dapat digunakan
untuk menguji hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus menentukan jenis
data, dari mana data diperoleh, serta teknik untuk memperoleh data. Data
yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan cara-cara tertentu yang
memenuhi kesahihan dan keterandalan sebagai bahan untuk menguji
hipotesis.
4. Menarik kesimpulan; menentukan jawaban-jawaban definitif atas
setiap pertanyaan yang diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Hasil
uji hipotesis adalah temuan penelitian atau hasil penelitian. Temuan
penelitian dibahas dan disintesiskan kemudian disimpulkan. Kesimpulan
merupakan adalah jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun
dalam bentuk proposisi atau pernyataan yang telah teruji kebenarannya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, penelitian ilmiah merupakan
kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji dan memecahkan suatu masalah
menggunakan prosedur sistematis berlandaskan data empirik. Berdasarkan
proses tersebut di atas, mulai dari langkah kajian teori sampai pada
perumusan hipotesis termasuk berpikir rasional atau berpikir deduktif.
Sedangkan dari verifikasi data sampai pada generalisasi merupakan proses
berpikir induktif. Proses tersebut adalah wujud dari proses berpikir ilmiah.
Itulah sebabnya penelitian dikatakan sebagai operasionalisasi metode ilmiah.

Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, penelitian harus mengandung unsur


keilmuan dalam aktivitasnya. Penelitian yang dilaksanakan secara ilmiah
berarti kegiatan penelitian didasarkan pada karakeristik keilmuan yaitu:

1. Rasional: penyelidikan ilmiah adalah sesuatu yang masuk akal dan


terjangkau oleh penalaran manusia.
2. Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati orang
lain dengan menggunakan panca indera manusia.
3. Sistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah tertentu
yang bersifat logis.
Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis,
tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara
seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun
keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika
mengikuti cara-cara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya
unsur kesengajaan bukan secara kebetulan.

Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam


memaknai penelitian antara lain:
1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi.
Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian
tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala
sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya
sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya
merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian.
Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan
tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah
diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar
belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa.
2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat
ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan
banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan
menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas
tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga
bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi suatu
penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data
lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya: (1)
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS; atau
(2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya
mengatasinya.

TUJUAN UMUM PENELITIAN

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin


tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu
(misalnya memeriksa, menelaah, mempelajari dengan
cermat/sungguh-sungguh) sehingga diperoleh suatu temuan berupa kebenaran,
jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan ilmu
pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu:

1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu


(ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh
melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif
dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu
metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran
dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap
infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian
dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah
dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk
mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan
yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan
dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem
penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan
pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi
bisnis/perusahaan.

PERAN METODE ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN ILMU


PENGETAHUAN

Metode Ilmiah

Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan


prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan
kebenaran. Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah
pengejaran terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatu interelasi.”

Metode Ilmiah merupakan suatu cara sistematis yang digunakan oleh para
ilmuwan untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Metode ini
menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur dan terkontrol.
Menurut A. Nashrudin, S.IP, M,Si (dossuwanda.wordpress.com ), Supaya
suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut metode ilmiah, maka
metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:

1. Berdasarkan fakta

2. Bebas dari prasangka

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa

4. Menggunakan hipotesa

5. Menggunakan ukuran objektif

6. Menggunakan teknik kuantifikas


Pengertian Metode Berfikir Ilmiah

Pengertian Metode Berpikir Ilmiah Secara etimologi, metode berasal dari


bahasa yunani yaitu kata meta (sesudah atau dibalik sesuatu) dan hodos (jalan
yang harus ditempuh). jadi metode adalah langkah-langkah (cara dan teknis)
yang diambil, menurut urutan atau sistematika tertentu untuk mencapai
pengetahuan tertentu, Metode menurut Senn,merupakan suatu prosedur atau
cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis.
Metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari
peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Jadi metodologi ilmiah
merupakan pengkajian dari peraturan-peraturan yang terdapat dalam metode
ilmiah.Metode berpikir ilmiah merupakan prosedur, cara atau teknik dalam
mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu, jadi ilmu merupakan
pengetahuan yang didapatkan lewat metode ilmiah atau dengan kata lain
bahwa suatu pengetahuan baru dapat disebut suatu ilmu apabila diperoleh
melalui kerangka kerja ilmiah, syarat-syarat yang harus dipenuhi agar suatu
pengetahuan bisa disebut ilmu ,tercantum dalam apa yang dinamakan metode
ilmiah. Pendapat lain mengatakan bahwa metode ilmiah adalah sebuah
prosedur yang digunakan ilmuwan dalam pencarian kebenaran baru.
Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru dan
melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada.

Tujuan Penggunaan Metode Ilmiah

Tujuan dari penggunaan metode ilmiah adalah tuntutan supaya ilmu


pengetahuan bisa terus berkembang seiring perkembangan zaman dan
menjawab tantangan yang dihadapi. Dengan berbagai riset yang dilakukan
oleh para ilmuwan guna mengembangkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
(sains) yang akan mempermudah dari persoalan-persoalan manusia.

Metode ilmiah merupakan sebuah konsep dimana para ilmuwan mencoba


untuk meneliti disetiap masing-masing ilmu pengetahuan yang akan
mengembangkan ilmu-ilmu tersebut dengan menggunakan metode-metode
ilmiah.

Manfaat Metode Berpikir Ilmiah

Seperti diketahui bahwa berpikir adalah kegiatan mental yang menghasilkan


pengetahuan. Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai cara bekerja
pikiran,dengan menggunakan metode berpikir ilmiah manusia bisa terus
meng Update pengetahuan menggali dan mengembangkannya. Sifat ingin
tahu pada diri manusia mendorong manusia mengungkapkan pengetahuan,
meski dengan cara dan pendekatan yang berbeda.M. Solly Lubis menjelaskan
bahwa manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena dua hal:
pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat dijadikan media untuk
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikirannya;dan kedua, manusia
memiliki kemampuan berpikir berdasarkan suatu alur dan kerangka berpikir
tertentu, dengan kata lain, bahasa yang komunikatif dan nalar memungkinkan
manusia mengembangkan pengetahuannya, dan nalar sebagai bagian dari
kegiatan berpikir memiliki dua ciri utama yaitu logis dan analitis Secara
historis, terdapat empat cara manusia memperoleh pengetahuan yang tadi
disebut sebagai pelekat dasar kemajuan manusia, keempat cara tersebut
adalah:

1. Berpegang pada sesuatu yang sudah ada (metode keteguhan);


2. Merujuk kepada pendapat ahli (metode otoritas);
3. Berpegang pada intuisi(metode intuisi);
4. Menggunakan metode ilmiah.
Cara pertama Sampai cara ketiga, disebut sebagai cara kebanyakan orang,
atau orang awam dan cenderung tidak efisien, dan kurang produktif bahkan
terkadang tidak objektif dan tidak rasional. Sedangkan cara terakhir, yaitu
metode ilmiah adalah cara ilmiah yang dipandang lebih rasional, objektif,
efektif dan efisien. Cara yang keempat ini adalah cara bagaimana para
ilmuwan memperoleh ilmu yang dalam prakteknya metode ilmiah untuk
mengungkapkan dan mengembangkan ilmu dikerjakan melalui cara kerja
penelitian.Bahwa manusia disadari atau tidak akan selalu menghadapi
masalah, manusia selalu dituntut untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya bagaimana seorang nelayan agar bisa mendapatkan ikan yang
banyak, petani agar tanamannya tidak diserang hama dengan hasil yang
memuaskan, termasuk bagaimana cara mendidik anak tentu semua itu ada
metode penyelesaiannya terlepas dari apakah permasalahan itu, modusnya
sama dengan yang pernah terjadi dulu sekalipun dengan tantangan baru maka
metode penyelesaiannya pun harus baru pula. Karena itulah tuhan
memberikan manusia akal pikiran, agar manusia mengoptimalkan fasilitas
yang sudah diberikan oleh tuhannya agar bisa menjawab tantangan zaman
dan permasalahan yang muncul dengan seting sosial dan modus yang berbeda
pula. Masalahnya bisakah manusia bercocok tanam, menangkap ikan,
mendidik anak dengan baik tanpa adanya metode tertentu dalam melahirkan
pengetahuan. Dan pengetahuan diperoleh melalui sebuah sistem tata fikir
yang dilakukan manusia, oleh karena itu, hal inimenunjukan bahwa penelitian
ilmiah dengan metode ilmiah memiliki peranan penting dan memberikan
manfaat yang banyak dalam membantu manusia dalam memecahkan
permasalahannya. Pengetahuan mempunyai sistem dan ilmu adalah
pengetahuan yang sistematis, pengetahuan yang dengan sadar menuntut
kebenaran, dan melalui metode tertentu.
Prosedur Berpikir Ilmiah Penalaran rasional dan empiris

Prosedur berfikir ilmiah penalaran rasional dan empiris merupakan dua model
yang selalu menjadi sumber sekaligus metodologis dalam menghasilkan ilmu
pengetahuan, ilmu yang dihasilkan dari sumber tadi, selalu menuntut
dilakukan observasi dan penjelajahan baru terhadap masalah yang dihadapi
dari pra anggapan (hipiotesis/dedukasi), pengujian dilakukan melalui studi
lapangan(empiris/induksi). Jadi metode ilmiah adalah penggabungan antara
cara berpikir deduktif (rasional) dan induktif (empiris) dalam membangun
pengetahuan.Secara rasioanal maka ilmu menyusun pengetahuannya secara
konsisten dan kumulatif, sedangkan secara empiris ilmu memisahkan antara
pengetahuan yang sesuai dengan fakta dan yang tidak. Dengan demikian
bahwa semua teori ilmiah harus memenuhi dua syarat utama yakni:

a) Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan tidak


terjadinya kontradiksi dalam teori keilmuan secara keseluruhan; dan

b) Harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori yang sekiranya tidak
didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara
ilmiah.

Jadi logika ilmiah merupakan gabungan antara logika deduktif dan


logika induktif dimana rasionalisme dan empirisme hidup berdampingan
dalam sebuah sistem.Teori apapun konsistennya jika tidak didukung
pengujian empiris maka tidak dapat diterima kebenarannya secara ilmiah.
begitupun sebaliknya seberapa pun faktualitasnya fakta-fakta yang ada, tanpa
didukung asumsi rasional maka ia hanya akan menjadi fakta yang mati yang
tidak memberikan pengetahuan kepada manusia.Oleh karena itu, sebelum
teruji kebenarannya secara empiris semua penjelasan rasional yang diajukan
statusnya hanyalah bersifat sementara, yang biasanya disebut hipotesis.
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang
kita hadapi, hipotesis berfungsi sebagai penunjuk jalan yang memungkinkan
kita untuk memperoleh jawaban. Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja
deduktif, dengan mengambil premis-premis dari penetahuan ilmiah yang
sudah diketahui sebelumnya. Penyusunan hipotesis berguna untuk menunjang
terjadinya konsistensi pengembangan ilmu secara keseluruhan dan
menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu. Hipotesis dapat
menjadi jembatan pemanduan antara cara kerja deduksi dan induksi.Langkah
selanjutnya setelah penyusunan hipotesis adalah menguji hipotesis tersebut
dengan mengkonfrontasikannya, mengkomunikasikannya dengan dunia fisik
yang nyata, dalam proses pengujian ini merupakan pengumpulan fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan. fakta-fakta ini bisa bersifat sederhana
yang bisa langsung ditangkap oleh panca indra ada juga yang
harusmenggunakan alat seperti teleskop dan mikroskop.Dengan adanya
jembatan berupa penyusunan hipotesis, metode ilmiah sering dikenal sebagai
proses logico-hypofhetico-verifikafio (logic, hipotetik, sekaligus verifikatif).
Perkawinan berkesinambungan antara deduksi dan induksi disebut dengan
prosedur berpikir ilmiah. proses induksi diperlukan untuk
melakukanvverifikasi atau pengujian hipotesis di mana dikumpulkan
fakta-fakta empiris untukmenilai apakah sebuah hipotesis didukung oleh fakta
atau tidak.

Nazir (1988) dalam buku Metode Penelitian, menyimpulkan bahwa penelitian


dengan menggunakan metode ilmiah, sekurang-kurangnya dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:

Merumuskan serta mendefinisikan masalah

Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan


dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan, masalah tersebut
didefinisikan serta jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan
dipecahkan.

Mengadakan studi kepustakaan

Langkah kedua adalah mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti
sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan.
mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindari oleh
seorang peneliti.

Memformulasikan hipotesa

Merupakan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan yang


diajukan yang materinya merupakan kesimpulan dari kerangka berpikir yang
dikembangkan.

Menentukan model untuk menguji hipotesa

Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan, langkah selanjutnya adalah


merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu
sosial yang telah lebih berkembang, seperti ilmu ekonomi misalnya,
pengujian hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework)
yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk
mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisit terdapat
dalam hipotesa, untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia.

Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan


tersebut. Data tersebut bisa saja data primer ataupun data sekunder yang akan
dikumpulkan oleh peneliti.

Mengumpulkan data

Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang


merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesis perlu dikumpulkan.

Teknik pengumpulan data akan menjadi berbeda tergantung dari masalah


yang dipilih serta metode yang digunakan. Misalnya, penelitian yang
menggunakan metode percobaan, maka data diperoleh dari plot-plot
percobaan yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penelitian yang menggunakan
metode sejarah ataupun survei normatif, data diperoleh dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden, baik secara langsung ataupun
dengan menggunakan questionair.

Menyusun, menganalisa, dan memberikan interpretasi

Setelah data terkumpul, peneliti menyusun data untuk mengadakan analisa.


Sebelum analisa dilakukan, data tersebut disusun lebih dahulu untuk
mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk tabel ataupun
membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa,
maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

Membuat generalisasi dan kesimpulan

Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari


penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan.
Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah
hipotesa benar untuk diterima, ataukah hipotesa tersebut ditolak. Apakah
hubungan-hubungan antarfenomena yang diperoleh akan berlaku secara
umum ataukah hanya berlaku pada kondisi khususnya saja.
Membuat laporan ilmiah

Langkah akhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat laporan ilmiah
tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara
ilmiah mempunyai teknik tersendiri pula.

Metode ilmiah digunakan dalam berbagai bidang, seperti :

Ilmu Biologi

Manajemen Informatika

Ilmu Komputer

Persahaman

Ilmu Sosial

Farmasi

Pertanian

Pendidikan

Ilmu Ekonomi

Ilmu Pengetahuan Alam

Sifat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah:

a) Logis atau masuk akal, yaitu sesuai dengan logika atau aturan berpikir
yang ditetapkan dalam cabang ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Definisi,
aturan, inferensi induktif, probabilitas, kalkulus, dll. merupakan bentuk logika
yang menjadi landasan ilmu pengetahuan. Logika dalam ilmu pengetahuan
adalah definitif. Obyektif atau sesuai dengan fakta. Fakta adalah informasi
yang diperoleh dari pengamatan atau penalaran fenomena.
b) Obyektif dalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan sikap yang tidak
tergantung pada suasana hati, prasangka atau pertimbangan nilai pribadi.
Atribut obyektif mengandung arti bahwa kebenaran ditentukan oleh
pengujian secara terbuka yang dilakukan dari pengamatan dan penalaran
fenomena.

c) Sistematis yaitu adanya konsistensi dan keteraturan internal.


Kedewasaan ilmu pengetahuan dicerminkan oleh adanya keteraturan internal
dalam teori, hukum, prinsip dan metodenya. Konsistensi internal dapat
berubah dengan adanya penemuan-penemuan baru. Sifat dinamis ini tidak
boleh menghasilkan kontradiksi pada azas teori ilmu pengetahuan.

d) Andal yaitu dapat diuji kembali secara terbuka menurut persyaratan


yang ditentukan dengan hasil yang dapat diandalkan. Ilmu pengetahuan
bersifat umum, terbuka dan universal.

e) Dirancang, Ilmu pengetahuan tidak berkembang dengan sendirinya.


Ilmu pengetahuan dikembangkan menurut suatu rancangan yang menerapkan
metode ilmiah. Rancangan ini akan menentukan mutu keluaran ilmu
pengetahuan.

f) Akumulatif, Ilmu pengetahuan merupakan himpunan fakta, teori,


hukum, dll. yang terkumpul sedikit demi sedikit. Apabila ada kaedah yang
salah, maka kaedah itu akan diganti dengan kaedah yang benar. Kebenaran
ilmu bersifat relatif dan temporal, tidak pernah mutlak dan final, sehingga
dengan demikian ilmu pengetahuan bersifat dinamis dan terbuka.

Membedakan cara memperoleh pengetahuan tidak ilmiah dengan yang


ilmiah

Dalam menulis karya ilmiah, tentu saja dibutuhkan informasi-informasi yang


berkaitan dengan hal yang diteliti. Informasi-informasi tersebut juga harus
merupakan pengetahuan ilmiah. Lalu, bagaimana cara membedakan
pengetahuan yang ilmiah dan yang tidak ? Bagaimana pula cara kita
memperolehnya ? Sebenarnya pengetahuan dapat kita peroleh dari mana saja
sebagai referensi karya ilmiah, namun yang harus diperhatikan adalah apakah
informasi tersebut merupakan pengetahuan yang ilmiah atau tidak. Hal yang
perlu diingat adalah bahwa dalam pengetahuan yang ilmiah pasti berdasarkan
fakta dan dapat dibuktikan kebenarannya. Pengetahuan ilmiah juga harus
bebas dari prasangka atau harus bersifat objektif. Itu berarti, pengetahuan
yang tidak ilmiah bukanlah berdasarkan fakta dan bersifat subjektif.
Disini saya akan memberikan contoh tentang proses terjadinya gempa bumi.
Dalam sudut pandang pengetahuan ilmiah, gempa bumi merupakan getaran
atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari
dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seisemik. Kebanyakan
gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan
yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa
bumi akan terjadi. Sedangkan dalam sudut pandang pengetahuan yang tidak
ilmiah, gempa bumi sering dikaitkan dengan mitos-mitos tertentu, tergantung
dari mana mitos tersebut berasal. Misalnya mitos yang ada di Afrika Barat,
Sebagian orang Afrika Barat percaya bahwa bumi terletak di kepala raksasa.
Semua tanaman yang tumbuh adalah rambut raksasa itu. Sedangkan manusia
dan binatang adalah kutu-kutu yang berkeliaran di kepala raksasa itu. Si
raksasa biasa duduk menghadap ke Barat. Lalu, ke Timur lagi. Ulah raksasa
ini membuat Bumi di kepalanya terguncang atau terjadi gempa
bumi. Berbeda dengan mitos yang ada di Suku Indian, mereka percaya bahwa
zaman dulu ketika sebagian besar bumi merupakan lautan, Roh agung
memutuskan untuk membuat daratan dengan danau dan sungai yang dipangul
oleh kura-kura. Suatu hari kura kura mulai bertengkar dan 3 kura-kura
berenang ke timur dan 3 lainya ke barat. Daratan pun bergetar, dan patah
dengan suara besar tapi daratan di pungung mereka terlalu berat dan begitu
mereka sadar tidak dapat berenang jauh mereka berhenti dan berbaikan lagi.
Tetapi begitu mereka bertengkar lagi maka sekali lagi gempa bumi pun
terjadi.

Keunggulan dan keterbatasan serta peranan metode ilmiah dalam


perkembangan ilmu pengetahuan

Metode ilmiah memang selalu digunakan dalam penulisan karya ilmiah,


namun metode ilmiah juga memiliki keunggulan dan keterbatasan. Berikut ini,
saya akan menjelaskan keunggulan, keterbatasan, serta peranan metode
ilmiah.

Keunggulan metode ilmiah :

1. Mencintai kebenaran obyektif, bersifat adil dan hidup bahagia


2. Kebenaran tidak absolut karena kebenaran dicari secara terus menerus
3. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak dapat dengan mudah percaya
pada takhayul, astrologi maupun untung-untungan karena terjadi proses
yang teratur di alam
4. Dengan ilmu pengetahuan kita memiliki rasa ingin tahu yang lebih
banyak
5. Dengan ilmu pengetahuan kita tidak mudah berprasangka tetapi dapat
berpikir secara terbuka, obyektif, dan toleran
6. Dengan metode ilmiah kita tidak mudah percaya tanpa bukti
7. Dengan metode ilmiah kita jadi memiliki sikap optimis, teliti, berani
membuat pernyataan yang benar menurut ilmiah

Kelemahan Metode Ilmiah :

a) Metode ilmiah bersifat tentatif yaitu sebelum ada kebenaran ilmu yang
dapat menolak kesimpulan maka kesimpulan dianggap benar. tetapi
kesimpulan ilmiah bisa berubah sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan

b) Metode ilmiah tidak dapat membuat kesimpulan tentang baik buruk


sistem nilai dan juga tidak dapat menjangkau tentang seni dan estetika

c) Metode ilmiah tidak mungkin bisa menjangkau objek yang bersifat


inmateri (gaib), dikarenakan tidak adanya wujud, ukuran dan timbangan
yang jelas.

d) Terlalu bergantung pada objek yang ada

e) Metode ilmiah akan berubah bila objek yang di amati telah berubah.
Sebagai contoh ilmuan mengatakan bahwa suhu diatas puncak merapi adalah
35 derajat c, namun apa yang di kemukakan oleh ilmuan akan berubah seiring
berubahnya cuaca dan suhu

f) Kurang valid, karena tidak semua hasil dari metode atau penelitian di
suatu daerah akan bisa di terapkan untuk daerah lain.

g) Membutuhkan waktu yang lama, karena penelitian dilakukan secara


berulang.

h) Membutuhkan biaya yang sangat mahal, karena setiap penelitian


memerlukan alat bantu berupa peralatan yang menggunakan tehnologi
canggih.

i) Dapat terhapus atau tidak di pakai bila terbukti ditemukan kesalahan


dan bila muncul teori lain yang dianggap lebih berguna
j) Cenderung kaku dan tidak terpengaruh oleh rasio Dari uraian di atas
dapat kita simpulkan bahwa setiap teori selalu memiliki sisi positive dan
negatif.

Kesimpulan

Pengertian dan Hakikat Metode Penelitian yaitu Rasa Ingin Tahu yang
mendorong terjadinya penelitian. Penelitian merupakan penyaluran hasrat
keingintahuan manusia dalam taraf keilmuan atau dapat juga diartikan
sebagai mempertanyakan. Penelitian merupakan suatu proses. Peneliti adalah
orang yang melakukan kajian atau penelitian atas berbagai
fenomena-fenomena yang terjadi. Metode Penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Berfikir ilmiah harus bersifat skeptik, analitik, dan kritik.

1. Skeptik yaitu selalu menanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung
setiap pernyataan

2. Analitik yaitu selalu menganalisa setiap pertanyaan atau persoalan mana


yang relevan dan mana yang tidak relevan.

3. Kritik yaitu selelu mendasarkan pikiran dan pendapat kita pada logika dan
teori-teori dan mampu menimbang berbagai hal secara objektif berdasar data
dan analisis akal sehat (commonsense).

Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum


penelitian yaitu:

1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu


(ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh
melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya.
Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif
dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu
metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa.
2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran
dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang
diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap
infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian
dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional
terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang
dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah
dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia.
3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk
mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian
dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan
yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi
metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan
dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem
penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan
pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi
bisnis/perusahaan.
Cara ilmiah didasarkan pada ciri-ciri keilmuan:

1. Rasional

2. Empiris

3. Sistematis

Sifat Penelitian Ilmiah yaitu selalu mempertanyakan


pengetahuan-pengetahuan yang telah ada serta harus memerikasa kembali
kemampuannya untuk membantu kita menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
kita hadapi pada saat ini dan esok, serta bukannya bagaimana kemampuan
memecahkan persoalan kemarin. Karena itu, sifat peneliti ilmiah adalah
berkemauan serta berkemampuan mempertahankan obyektivitas hasil
penelitian, berkemauan serta berkemampuan menyesuaikan diri dalam arti
luas serta bersifat terbuka.

Anda mungkin juga menyukai