Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMAKOTERAPI SISTEM RENAL,

KARDIOVASKULER, DAN SISTEM SARAF


ARTEROSKLEROSIS

DOSEN PENGAMPU:

Ika Purwidyaningrum, M.Sc., Apt

KELOMPOK 2
ANGGOTA :
1. RITA HARDIYANTI (22164880A)
2. FIRDA YOLANDA (22164882A)
3. FEBY FEBRIANTI (22164883A)
4. SITI RAHMAH (22164885A)
5. KRISNA HADI SAPUTRA (22164887A)
6. MOH ANDRY IRFANI (22164895A)
7. VINDY PUSPITA SARI (22164896A)
8. YOSI ADRIANA CHRISTY (22164897A)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arteri adalah pembuluh darah yang membawa oksigen dan nutrisidari


jantung ke anggota tubuh yang lain. Ciri-ciri arteri yang sehat yaitu fleksibel,kuat dan
elastis. Lapisan permukaan dalamnya licin sehingga darah dapatmengalir tanpa
batasan. Tetapi, suatu waktu, terlalu banyak tekanan padaarteri dapat menyebabkan
dinding pembuluh darah menjadi tebal dan kaku,akhirnya akan membatasi darah
yang mengalir ke organ dan jaringan. Prosesini disebut arteriosclerosis atau
pengerasan pembuluh arteri.
Aterosklerosis adalah penyakit yang sangat progresif yangmenyebabkan
mengerasnya pembuluh arteri karena sumbatan oleh kolesterolteroksidasi.
Atherosklerosis ini tidak jarang sudah mulai terjadi sejak usia masih sangat muda.
Proses mengerasnya pembuluh darah merupakan suatu prosesyang berjalan
perlahan-lahan namun pasti.
Diperkirakan bahwa atherosclerosis berawal sebagai atheroma, yaitutumor
jinak (nonkanker) sel-sel otot polos di dalam dinding pembuluh darah. Sel-sel ini
bermigrasi dari lapisan otot pada pembuluh darah ke posisi tepat di bawahlapisan
endothel, sel-sel tersebut terus membelah diri dan membesar. Kemudian,kolesterol
dan lemak yang menumpuk di sel-sel otot polos abnormal inimembentuk plak.
Plak terbentuk dari simpanan substansi lemak, kolesterol sisametabolisme sel,
kalsium dan fibrin. Substansi-substansi ini dapatberkembang pada arteri
sedang atau aorta. Kerusakan dinding pembuluh yangparah akibat terkena plak ini
menjadi keras dan kehilangan elastisitasnya.Keadaan seperti ini disebut
“pengerasan arteri“.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aterosklerosis?
2. Apa saja etiologi dari aterosklerosis?
3. Bagaimana patofisiologi dari aterosklerosis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari aterosklerosis?
5. Apa saja factor-faktor resiko aterosklerosis?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik pada penderita aterosklerosis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari aterosklerosis?
8. Bagaimana pengobatan dan pencegahan dari aterosklerosis?
C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian aterosklerosis
2. Mengetahui etiologic aterosklerosis.
3. Menjelaskan patofisiologi dari aterosklerosis.
4. Mengetahui manifestasi klinis aterosklerosis.
5. Mengetahui factor-faktor resiko aterosklerosis.
6. Menjelaskan pemeriksaan diagnostik pada penderita aterosklerosis .
7. Mengetahui penatalaksanaan medis dari aterosklerosis.
8. Mengetahui pengobatan dan pencegahan dari aterosklerosis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar
dan medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah,
karbohidrat dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal
sebagai aleroma atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum,
maka bila kita menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di
bagian tubuh yang lain. (Brunner & Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena
mengandung lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu
proses berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak
stabil yang silih berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga
berkaitan dengan rupture plak, meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik.
Seringkali rupture plak segera pulih, dengan cara inilah proses plak berlangsung. (Hanafi,
Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat
aliran darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ
vital lainnya serta pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang
menuju ke otak (arteri karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri
yang menuju kejantung (arteri koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya
arteri yang paling sering terkena adalah arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang
tidak selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.

B. Etiologi
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-
bahan lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan
bercak penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi
dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama
kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri
sedang dan juga arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan,
mungkin karena turbulensi di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga
disini lebih mudah terbentuk ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa
masuk ke dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan
lebih mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan
memicu pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan
mempersempit bahkan menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan
mengalir bersama aliran darah sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut
kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas
140/90 mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan
kadar kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak
memungkinkan oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula
ke dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak
dapat menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh
tidak membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot,
tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh
ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain
untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup
faktor genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada
pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda
atau gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko
meningkat setelah usia
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah
atau saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun,
atau jika ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum
usia 65 tahun tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor
risiko, itu tidak berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda
memiliki satu atau keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil
obat-obatan untuk mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi
pengaruh genetik dan mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang
dewasa yang lebih tua.

C. Patofisiologi
Sistem kardiovaskuler bekerja secara terus-menerus dan pada kebanyakan kasus, secara
efisien. Tapi masalah dapat muncul ketika aliran darah berkurang atau tersumbat. Bila
pembuluh darah ke jantung tersumbat total, jantung tidak mendapatkan oksigen secara
cukup dan suatu serangan jantung dapat terjadi. Hal ini dapat berakibat fatal, dan pada
kenyataannya, menghasilkan jumlah jutaan kematian setiap tahun, membuat penyakit
kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian di Amerika Serikat. Penyakit jantung dapat
bersiklus fatal, karena pembuluh darah terbatas, tidak hanya dapat merusak jantung, tapi
juga membuatnya bekerja lebih keras untuk memompa darah melalui sistem sirkulasi.
Lagipula, kerusakan jantung menjadikan jantung kurang efisien dan harus bekerja walaupun
dengan keras untuk tetap melanjutkan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Dari waktu ke waktu,
penyakit jantung memimpin masalah utama penglibatan jantung, paru-paru, ginjal, dan
segera keseluruhan sistem, sebab setiap organ dalam tubuh mempercayakan kecukupan
oksigen dan nutrisinya pada jantung. Secara khusus, sumbatan yang menyebabkan masalah
dibentuk oleh suatu pertumbuhan lekatan yang dikenal sebagai plak aterosklerotik
Arterosklerosismerupakan suatu proses yang kompleks. Secara tepat bagaimana
arterosklerosis dimulai atau apa penyebabnya tidaklah diketahui, tetapi beberapa teori telah
dikemukakan.
Kebanyakan peneliti berpendapat aterosklerosis dimulai karena lapisan paling dalam
arteri, endotel, menjadi rusak. Sepanjang waktu, lemak, kolesterol, fibrin, platelet, sampah
seluler dan kalsium terdeposit pada dinding arteri.
Timbul berbagai pendapat yang saling berlawanan sehubungan dengan patogenesis
aterosklerosis pembuluh koroner. Namun perubahan patologis yang terjadi pada pembuluh
yang mengalami kerusakan dapat diringkaskan sebagai berikut:
 Dalam tunika intima timbul endapan lemak dalam jumlah kecil yang tampak bagaikan
garis lemak.
 Penimbunan lemak, terutama betalipoprotein yang mengandung banyak kolesterol pada
tunika intima dan tunika media bagian dalam.
 Lesi yang diliputi oleh jaringan fibrosa menimbulkan plak fibrosis.
 Timbul ateroma atau kompleks plak aterosklerotik yang terdiri dari lemak, jaringan
fibrosa, kolagen, kalsium, debris seluler dan kapiler.
 Perubahan degeneratif dinding arteria.
Meskipun penyempitan lumen berlangsung progresif dan kemampuan vascular untuk
memberikan respon juga berkurang, manifestasi klinis penyakit belum nampak sampai
proses aterogenik sudah mencapai tingkat lanjut. Fase preklinis ini dapat berlangsung 20-
40 tahun. Lesi yang bermakna secara klinis, yang dapat mengakibatkan iskemia dan
disfungsi miokardium biasanya menyumbat lebih dari 75% lumen pembuluh darah. Banyak
penelitian yang logis dan konklusif baru-baru ini menunjukkan bahwa kerusakan radikal
bebas terhadap dinding arteri memulai suatu urutan perbaikan alami yang mengakibatkan
penebalan tersebut dan pengendapan zat kapur deposit dan kolesterol. Sel endotel
pembuluh darah mampu melepaskan endothelial derived relaxing factor (EDRF) yang
menyebabkan relaksasi pembuluh darah, dan endothelial derived constricting factor
(EDCF) yang menyebabkan kontraksi pembuluh darah. Pada keadaan normal, pelepasan
ADRF terutama diatur oleh asetilkolin melalui perangsangan reseptor muskarinik yang
mungkin terletak di sel endotel. Berbagai substansi lain seperti trombin, adenosine difosfat
(ADP), adrenalin, serotonin, vasopressin, histamine dan noradrenalin juga mampu
merangsang pelepasan EDRF, selain memiliki efek tersendiri terhadap pembuluh darah.
Pada keadaan patologis seperti adanya lesi aterosklerotik, maka serotonin, ADP dan asetil
kolin justru merangsang pelepasan EDCF. Hipoksia akibat aterosklerotik pembuluh darah
juga merangsang pelepasan EDCF. Langkah akhir proses patologis yang menimbulkan
gangguan klinis dapat terjadi dengan cara berikut:
 Penyempitan lumen progresif akibat pembesaran plaque
 Perdarahan pada plak ateroma
 pembentukan thrombus yang diawali agregasi trombosit
 Embolisasi thrombus atau fragmen plak
 Spasme arteria koronaria
Aterosklerotik dimulai dengan adanya kerusakan endotel, adapun penyebabnya antara lain
adalah:
 Peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah
 Tekanan darah yang tinggi
 Tembakau
 Diabetes
Dikarenakan kerusakan pada endothelium, lemak, kolesterol, platelet, sampah
produk selular, kalsium dan berbagai substansi lainnya terdeposit pada dinding pembuluh
darah. Hal itu dapat menstimulasi sel dinding arteri untuk memproduksi substansi lainnya
yang menghasilkan pembentukannya dari sel.

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik dari proses aterosklerosis kompleks adalah penyakit jantung koroner,
stroke bahkan kematian. Sebelum terjadinya penyempitan atau penyumbatan mendadak,
aterosklerosis tidak menimbulkan gejala. Gejalanya tergantung dari lokasi terbentuknya,
sehinnga bisa berupa gejala jantung, otak, tungkai atau tempat lainnya. Jika aterosklerosis
menyebabkan penyempitan arteri yang sangat berat, maka bagian tubuh yang
diperdarahinnya tidak akan mendapatkan darah dalam jumlah yang memadai, yang
mengangkut oksigen ke jaringan
Gejala awal dari penyempitan arteri bisa berupa nyeri atau kram yang terjadi pada saat
aliran darah tidak dapat mencukupi kebutuhan oksigen. Yang khas gejala aterosklerosis
timbul secara perlahan, sejalan dengan terjadinya penyempitan arteri oleh ateroma yang
juga berlangsung secara perlahan.Tetapi jika penyumbatan terjadi secara tiba-tiba
(misalnya jika sebuah bekuan menyumbat arteri ) maka gejalanya akan timbul secara
mendadak.
E. Factor Resiko
1. Yang tidak dapat diubah
 Usia
 Jenis kelamin
 Riwayat keluarga
 Ras
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
 Peningkatan lipid serum
 Hipertensi
 Merokok
 Gangguan toleransi glukosa
 Diet tinggi lemak jenuh, kolesterol dan kalori
b. Minor
 Gaya hidup yang kurang bergerak
 Stress psikologik
 Tipe kepribadian

F. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya aterosklerosis yaitu
dengan cara:
1. ABI (ankle-brachial index), dilakukan pengukuran tekanan darah di pergelangan kaki
dan lengan,
2. pemeriksaan doppler di daerah yang terkena ,
3. skening ultrasonik duplex,
4. CT scan di daerah yang terkena,
5. arteriografi resonansi magnetik, arteriografi di daerah yang terkena,
6. IVUS (intravascular ultrasound).

G. Penatalaksanaan Medis
Pada tingkat tertentu, tubuh akan melindungi dirinya dengan membentuk pembuluh
darah baru di daerah yang terkena. Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar
lemak dan kolesterol dalam darah seperti kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat,
gemfibrozil, probukol, dan lovastatin. Untuk mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah,
dapat diberikan obat-obatan seperti aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan.
Sementara angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran
darah yang melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk
mengangkat endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana
arteri atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.

H. Pengobatan dan Pencegahan


1. Pengobatan
Bisa diberikan obat-obatan untuk menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah
(contohnya Kolestiramin, kolestipol, asam nikotinat, gemfibrozil, probukol, lovastatin).
Aspirin, ticlopidine dan clopidogrel atau anti-koagulan bisa diberikan untuk mengurangi
resiko terbentuknya bekuan darah.
Angioplasti balon dilakukan untuk meratakan plak dan meningkatkan aliran darah yang
melalui endapan lemak. Enarterektomi merupakan suatu pembedahan untuk mengangkat
endapan. Pembedahan bypass merupakan prosedur yang sangat invasif, dimana arteri
atau vena yang normal dari penderita digunakan untuk membuat jembatan guna
menghindari arteri yang tersumbat.
2. Pencegahan
Untuk membantu mencegah aterosklerosis yang harus dihilangkan adalah faktor-faktor
resikonya. Jadi tergantung kepada faktor resiko yang dimilikinya, seseorang hendaknya:
 Menurunkan kadar kolesterol darah
 Menurunkan tekanan darah
 Berhenti merokok
 Menurunkan berat badan
 Berolah raga secara teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Agamemnon Despopoulos, Stefan Silbernagi. 2003. Color Atlas of Physiology. New York.
Thieme e-book

Corwin, Elizabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Guyton dan Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Hanafi, Muin Rahman, Harun. 1997. Ilmu Penyakit Dalam jilid I. Jakarta: FKUI

Kalim H. 2001. Penyakit Kardiovaskuler dari Pediatrik sampai Geriatrik. Jakarta: Balai
Penerbit RS Jantung Harapan kita

Kusmana, Hanafi. 1996. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: FKUI

Kusumawidjaja. 1996. Patologi. Jakarta: FKUI

Price, Sylvia Anderson. 2005. Textbook of Pathophysiology. 6th ed. Jakarta : EGC.

Price Sylvia Anderson, Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC

R Syamsuhidajat, Wim de Jong. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. –ed.2.-.


Jakarta : EGC.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.

Wahid, Mubarak, Iqbal & Nurul Chayati. 2005 Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan
Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai