Anda di halaman 1dari 43

Penggunaan Insulin menurut

Konsensus PERKENI 2015


dan JKN-KIS 2019
Outline
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe I
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
dalam KONDISI KHUSUS
Outline
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe I
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
dalam KONDISI KHUSUS
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM
Tipe I
1. Lembar kunjungan P-Care atau SEP
2. Resep Dokter;
3. Tidak diperlukan hasil pemeriksaan HbA1c

Penterjemahan dalam praktek klinis:


Sudah jelas

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Outline
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe I
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
dalam KONDISI KHUSUS
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
1. Lembar kunjungan P-Care atau SEP
2. Resep Dokter;
3. Tidak diperlukan hasil pemeriksaan HbA1c
4. Pencatatan penggunaan insulin terakhir berdasarkan riwayat pengobatan

Penterjemahan dalam praktek klinis:


SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin berarti :
1. Sekarang tercatat sedang menggunakan insulin
2. Sebelumnya tercatat PERNAH menggunakan insulin namun sudah dihentikan dengan alasan
apapun

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Outline
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe I
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
dalam KONDISI KHUSUS
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
1. Lembar kunjungan P-Care atau SEP
2. Resep Dokter;
3. Bukti pendukung berupa
a. Pernyataan bahwa pasien tidak terkendali dengan pemberian kombinasi
Metformin dosis optimal dan obat diabetes oral lainnya yang dituangkan
dalam pernyataan DPJP (cukup dilampirkan satu kali saja). Terhadap hal ini,
agar verifikator juga melakukan pengecekan riwayat pengobatan peserta,
apakah pasien sudah pernah mendapatkan obat metformin dosis optimal
dan obat antidiabetes oral lainnya; DAN
b. Hasil pemeriksaan HbA1c yang menunjukkan kadar HbA1c > 9%
Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
Penterjemahan dalam praktek klinis:
Pemberian insulin untuk DM Tipe II yang BELUM PERNAH mendapatkan
terapi insulin membutuhkan :
- Pernyataan bahwa pasien tidak terkendali dengan dosis metformin
dan obat diabetes lainnya yang sudah optimal dan ada pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan kadar > 9%

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
Definisi metformin dosis optimal dalam edaran tersebut adalah dosis
sesuai dengan peresepan DPJP yang telah mempertimbangkan :
1. Kondisi pasien
2. Peresepan maksimal FORNAS

Penterjemahan dalam praktek klinis:


- Ada perbedaan antara dosis optimal dengan dosis maksimal
- Pasien tidak perlu mendapatkan dosis maksimal untuk mendapatkan
intensifikasi terapi (penambahan jenis obat)
Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
Poin 2 butir b pada surat penjelasan menyatakan bahwa :
- Pemeriksaan HbA1c dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali di FKTP /
Laboratorium jejaring / laboratorium yang bekerjasama / FKRTL

Penterjemahan dalam praktek klinis:


- Pemeriksaan HbA1c dilakukan setiap 6 bulan sekali pada pasien
diabetes tipe II

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
yang BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
Bagaimana bila dibandingkan dengan Konsensus PERKENI?

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Ada perbedaan antara dosis optimal dengan dosis maksimal

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


Konsensus PERKENI 2015.
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Ada perbedaan antara dosis optimal dengan dosis maksimal

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


- Salah satu dari keadaan dimana insulin diperlukan adalah:
- Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Ada perbedaan antara dosis optimal dengan dosis maksimal
- Pasien tidak perlu mendapatkan dosis maksimal untuk mendapatkan
intensifikasi terapi (penambahan jenis obat)

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


Konsensus PERKENI 2015. 17
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Ada perbedaan antara dosis optimal dengan dosis maksimal
- Pasien tidak perlu mendapatkan dosis maksimal untuk mendapatkan
intensifikasi terapi (penambahan jenis obat)

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


- Obat diabetes dimulai dengan monoterapi, salah satu pilihan adalah
metformin
- Jika metformin sudah mencapai dosis optimal, namun HbA1c belum
mencapai sasaran dalam 3 bulan, kombinasi dengan obat ke-2
Konsensus PERKENI 2015.
Konsensus PERKENI 2015.
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Obat diabetes dimulai dengan monoterapi, salah satu pilihan adalah
metformin
- Jika metformin sudah mencapai dosis optimal, namun HbA1c belum
mencapai sasaran dalam 3 bulan, kombinasi dengan obat ke-2
- Sasaran HbA1c adalah < 7%. Keterangan Individualisasi terapi adalah
target HbA1c untuk pasien usia lanjut, yaitu 7,5 – 8,5%
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Pemeriksaan HbA1c dilakukan setiap 6 bulan sekali pada pasien
diabetes tipe II

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


Konsensus PERKENI 2015.
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
- Pemeriksaan HbA1c dilakukan setiap 6 bulan sekali pada pasien diabetes
tipe II

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


- Untuk melihat hasil terapi dan rencana perubahan terapi, HbA1c diperiksa
setiap 3 bulan
- HbA1c diperiksa setiap bulan pada keadaan HbA1c yang sangat tinggi
- Pada pasien yang telah mencapai sasaran terapi disertai kendali glikemik
yang stabil, HbA1c diperiksa paling sedikit 2 kali dalam 1 tahun
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
Pemberian insulin untuk DM Tipe II yang BELUM PERNAH mendapatkan
terapi insulin membutuhkan :
- Pernyataan bahwa pasien tidak terkendali dengan dosis metformin
dan obat diabetes lainnya yang sudah optimal dan ada pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan kadar > 9%

Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:


Konsensus PERKENI 2015. 26
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Jika pasien sudah menggunakan 1 obat diabetes dosis optimal,
namun HbA1c dalam 3 bulan belum mencapai sasaran ( < 7% ),
kombinasikan dengan obat ke-2
Konsensus PERKENI 2015. 28
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Jika pasien sudah menggunakan 1 obat diabetes dosis optimal,
namun HbA1c dalam 3 bulan belum mencapai sasaran ( < 7% ),
kombinasikan dengan obat ke-2
- Obat ke-2 dapat berupa obat anti diabetes lain termasuk salah
satunya adalah INSULIN BASAL
Konsensus PERKENI 2015. 30
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Jika pasien sudah menggunakan 2 obat diabetes dosis optimal,
namun HbA1c dalam 3 bulan belum mencapai sasaran ( < 7% ),
kombinasikan dengan obat ke-3
Konsensus PERKENI 2015. 32
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Jika pasien sudah menggunakan 2 obat diabetes dosis optimal,
namun HbA1c dalam 3 bulan belum mencapai sasaran ( < 7% ),
kombinasikan dengan obat ke-3
- Obat ke-3 dapat berupa obat anti diabetes lain termasuk salah
satunya adalah INSULIN BASAL
Konsensus PERKENI 2015. 34
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Pernyataan dalam Konsensus PERKENI:
- Jika pasien sudah menggunakan 3 obat diabetes dosis optimal,
namun HbA1c dalam 3 bulan belum mencapai sasaran ( < 7% ), mulai
terapi insulin atau intensifikasi terapi insulin
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Penterjemahan dalam praktek klinis:
Pemberian insulin untuk DM Tipe II yang BELUM PERNAH mendapatkan
terapi insulin membutuhkan :
- Pernyataan bahwa pasien tidak terkendali dengan dosis metformin
dan obat diabetes lainnya yang sudah optimal dan ada pemeriksaan
HbA1c yang menunjukkan kadar > 9%

Perbedaan Konsensus PERKENI:


- Penterjemahan dalam praktek klinis membutuhkan terpenuhinya
pernyataan: tidak terkendali dan pemeriksaan HbA1c > 9%
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Perbedaan Konsensus PERKENI:
- Penterjemahan dalam praktek klinis membutuhkan terpenuhinya
pernyataan: tidak terkendali dan pemeriksaan HbA1c > 9%
- Hal ini memberikan ruang yang tidak diinginkan bagi pasien yang
tidak terkendali dengan metformin dosis optimal dan obat diabetes
lainnya, namun belum mencapai HbA1c > 9%, dengan kata lain:
- Pasien sudah menggunakan 2-3 obat anti diabetes
- HbA1c = 7-9% (belum mencapai target < 7%)
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Perbedaan Konsensus PERKENI:
- Hal ini memberikan ruang yang tidak diinginkan bagi pasien yang
tidak terkendali dengan metformin dosis optimal dan obat diabetes
lainnya, namun belum mencapai HbA1c > 9%, dengan kata lain:
- Pasien sudah menggunakan 2-3 obat anti diabetes
- HbA1c = 7-9% (belum mencapai target < 7%)
- Pada keadaan di atas, Konsensus PERKENI menyarankan untuk
menggunakan insulin basal sebagai salah satu pilihan apabila sudah
menggunakan 2 obat, dan untuk memulai terapi insulin apabila sudah
menggunakan 3 obat
Praktek klinis dan Konsensus PERKENI:
Perbedaan Konsensus PERKENI:
- Pada keadaan di atas, Konsensus PERKENI menyarankan untuk
menggunakan insulin basal sebagai salah satu pilihan apabila sudah
menggunakan 2 obat, dan untuk memulai terapi insulin apabila sudah
menggunakan 3 obat
- Keharusan HbA1c > 9% untuk memulai insulin akan memaparkan
pasien tersebut pada hiperglikemia dalam waktu yang cukup lama
yang pada gilirannya akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi
bagi pasien
40
Outline
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe I
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
SUDAH PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II yang
BELUM PERNAH mendapatkan terapi insulin
• Penjaminan penggunaan insulin untuk DM Tipe II
dalam KONDISI KHUSUS
Penjaminan penggunaan insulin untuk DM
Tipe II dalam KONDISI KHUSUS
1. Lembar kunjungan P-Care atau SEP
2. Resep Dokter;
3. Ringkasan medis Peserta yang menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi khusus, misalnya
perioperatif atau komadiabetikum atau hiperglikemia atau kondisi lain sesuai dengan
pertimbangan DPJP. Perioperatif adalah rangkaian kegiatan sebelum, selama dan sesudah
proses pembedahan

Penterjemahan dalam praktek klinis:


Kondisi khusus adalah suatu kondisi yang membutuhkan insulin didasarkan oleh keputusan DPJP

Surat Edaran: BPJS Kesehatan. Update Penjaminan Obat Insulin Bagi Peserta JKN-KIS. 15 Maret 2019
PERKENI merekomendasikan bahwa insulin
dapat diberikan pada keadaan:
• HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolik
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi

Konsensus PERKENI 2015

Anda mungkin juga menyukai