PENDAHULUAN
Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden sensorineural hearing loss
dari 30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut turut pada pemeriksaan
audiometri dalam onset 3 hari, sering unilateral dan bersifat idiopatik. Penyebab tuli
mendadak tidak dapat langsung diketahui, biasanya terjadi pada satu telinga.
mempunyai tiga karakteristik yaitu bersifat akut, tuli sensorineural dan etiologi tidak
diketahui. Karakteristik tambahan dapat berupa vertigo, tinitus dan tidak adanya
yang meliputi telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi
diperbesar dan diperkuat dan selanjutnya diteruskan ke telinga dalam. Telinga dalam
dibagian mana saja di salah satu telinga, sehingga seseorang tidak dapat mendengar
tuli mendadak dapat pulih spontan; angka pemulihan pasien yang tidak mendapat
gejala. Masalah yang umum ditemukan pada kasus tuli mendadak adalah
kehilangan pendengaran permanent. Oleh sebab itu, penting untuk mengenali dan
mendeteksi kelainan ini sejak dini agar dapat menunjang pemulihan fungsi
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga merupakan organ untuk pedengaran dan keseimbangan, yang terdiri dari
telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga luar menangkap gelombang
suara yang dirubah menjadi energy mekanis oleh telinga tengah. Telinga tengah
mengubah energy mekanis menjadi impuls saraf, yang kemudian dihantarkan ke otak.
1) Telinga Luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga (auricula) dan liang telinga (meatus
akusticus eksternus) sampai membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang
rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang
rawan pada sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada sepertiga bagian kulit luar
lengket yang menangkap partikel-partikel asing yang halus. Serumen dan rambut
dalam saluran telinga, yang dapat mengakibatkan penumpukan kotoran yang dapat
Membran timpani berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang
telinga dan terlihat oblik terhadap sumbu liang telinga. Bagian atas disebut pars
propria). Pars flaksid hanya berlapis duayaitu, bagian luar lanjutan epitel kulit
telinga dan bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa
saluran nafas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier
umbo. Dari umbo bermula suatu reflex cahaya ke arah bawah yaitu pada pukul 7
pada membran timpani kiri dan arah pukul 5 pada membran timpani kanan.
Di membran timpani terdapat dua macam serabut, sirkuler dan radier. Serabut
Membran timpani dibagi atas 4 kuadran, dengan menarik garis searah prosessus
longus maleus dan garis tengah yang tegak lurus dengan garis itu di umbo,
sehingga didapatkan bagia atas depan, atas belakang, bawah depan, serta bawah
dari luar ke dalam yaitu maleus, inkus dan stapes. Tulang pendengaran ini saling
melekat pada inkus, inkus melekat pada stapes. Stapes melekat pada tingkap
merupakan persendian. Pars flaksid terdapat pada daerah yang disebut atik.
Ditempat ini terdapat aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga
tengah dengan antrum mastoid. Tuba eustachius termasuk dalam telinga tengah
3) Telinga Dalam
Telinga dalam (labirin) adalah suatu struktur yang kompleks yang terdiri dari
dua bagian utama : koklea (organ pendengaran) dan kanalis semisirkuler (organ
rumah siput, berisi cairan kental dan organo korti, yang mengandung ribuan sel-sel
kecil (sel rambut) yang memiliki rambut yang mengarah ke dalam cairan tersebut.
Koklea melingkar seperti rumah siput dengan dua dan satu setengah putaran.
Aksis dari spiral tersebut dikenal sebagai modiolus, berisi berkas saraf dan suplai
arteri dan arteri vertebralis. Serabut saraf kemudian berjalan menerobos suatu
lamina tulang yaitu lamina spiralis oseus untuk mencapai sel-sel sensorik organo
corti. Rongga koklea bertulang dibagi menjadi tiga bagian oleh ductus koklearis
yang panjangnya 35 m dan berisi endolimf dan dipisahkan dari duktus koklearis
oleh membran Reisner yang tipis. Bagian bawah adalah skala timpani juga
mengandung perilimfe dan dipisahkan dari duktus koklearis oleh lamina spiralis
osseus dan membran basalis. Perilimfe pada skala berhubungan pada apex koklea
spiralis tepat setelah ujung buntu duktus koklearis melalui celah yang dikenal
sebagai helokotrema.3,4,8
Membrana basilaris sempit pada basisnya (nada tinggi) dan melebar pada
anteroinferior atau cabang dari A. Basilaris atau A. Verteberalis. Arteri ini masuk
sebagian besar kanalis semisirkularis dan ujung basal kohlea. Cabang kohlear
inferior.10,11
Terletak di atas membran basilaris dari basis ke apeks adalah organ corti, yang
corti terdiri dari satu basis sel rambut dalam (3000) dan tiga basis sel rambut luar
(12000). Sel-sel ini menggantung lewat lubang-lubang lengan horizontal dari suatu
jungkat jungkit yang dibentuk oleh sel-sel penyokong.Ujung saraf aferen dan
eferan menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel-sel rambut
terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung diatasnya yang cenderung
Membrana tektoria disekresi dan disokong oleh suatu panggung yang terletak di
suara oleh telinga luar dan teling tengah, kemudian mengubahnya menjadi impuls
listrik oleh telinga dalam, untuk selanjutnya dihantar ke otak melalui sistem saraf untuk
auricular dalam bentuk gelombang yang kemudian dialirkan menuju meatus akusticus
incus, stapes), Pada proses ini gelombang suara mengalami perkuatan melalui daya
ungkit tulang pendengaran (sebesar 1,3 X) dan perbandingan luas membran timpani
dan luas basis stapedius (sebesar 17) yang akan menghasilkan perkuatan getaran
Kekuatan ini akan cukup untuk menggeterkan cairan endolimfe yang ada dalam
koklea. Selanjutnya gelombang suara yang telah diperkuat diteruskan ke stapes yang
akan mengerakkan foramen ovale, sehingga perilimfe pada skala vestibule dan skala
skala media, sehingga akan menimbulkan gerak relatif antara membrane basilaris dan
membran tektorial. Karena organ corti berada pada membrane basilaris, sel-sel rambut
organ corti juga akan ikut bergetar. Dan karena sel-sel rambut terbenam pada membran
tektoria yang kaku dan stasioner, sel-sel rambut tersebut akan membengkok ke depan
defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Selanjutnya terjadi proses depolarisasi sel rambut,
yang akan menyebabkan potensial aksi pada saraf yang melekat pada sel-sel rambut.
a) Defenisi
Tuli mendadak atau sudden deafness atau sudden sensorineural hearing loss
lebih dari 30 dB atau lebih, paling sedikit tiga frekuensi berturut turut pada
idiopatik.
b) Epidemiologi
Prevalensi tuli mendadak 5-30 tiap 100.000 orang pertahun. Distribusi laki-laki
dan perempuan hampir sama, dengan puncak usia 50-60 tahun. Kira-kira dari
15.000 laporan kasus ketulian mendadak diseluruh dunia setiap tahunnya 4000
umur dapat mempengaruhi, dan insiden terbanyak adalah pada umur 30-60
tahun. Onset umur rata-rata dilaporkan sekitar 46-49 tahun dengan insiden yang
perempuan sama.4,5
c) Etiopatogenesis
Penyebab tuli mendadak masih belum diketahui secara jelas; banyak teori dugaan
sifilis, penyakit Lyme, atau fistula perilimfe. Dalam praktik, 85-90% kasus tuli
Ada empat teori utama yang mencoba menjelaskan penyebab tuli mendadak,
kelainan imunologi.7
Infeksi virus
Meskipun sampai saat ini masih belum ditemukan bukti kuat, infeksi
virus dianggap sebagai salah satu penyebab tuli mendadak. Sebuah studi oleh
untuk virus herpes secara signifikan lebih tinggi pada populasi pasien tuli
temporal dan ditemukan kerusakan pada koklea yang konsisten dengan infeksi
virus. Terdapat pula temuan lain, seperti hilangnya sel rambut dan sel
penyokong, atrofi membran tektoria, atrofi stria vaskularis, dan hilangnya sel
campak.7
menderita infeksi saluran pernafasan atas yang disebabkan oleh virus sebelum
Menurut teori yang dikemukan oleh para ahli, terdapat beberapa jalan
yang dilalui virus untuk dapat sampai ke telinga dalam, yaitu yang paling
sering adalah melalui aliran darah (viremia). Pada fase awal virus akan
dideposit ke dalam membran koklea. Selain itu, virus dapat masuk ke telinga
perilimfe.15
darah dan berkurangnya aliran darah. Jika partikel virus menempel pada sel
kapiler, Apabila hal ini terjadi pada arteri yang memperdarahi koklea, maka
akan terdapat keluhan tinnitus dan ketulian. Bila sumbatan lebih proksimal,
Kelainan vaskular
memperoleh asupan darah dari arteri labirintin atau arteri auditiva interna.
Pembuluh darah ini merupakan end artery yang tidak memiliki vaskularisasi
jaringan ikat dan penulangan. Kerusakan sel-sel rambut tidak luas dan
tengah dan ada membran halus yang memisahkan ruang perilimfe dengan
endolimfe dalam koklea. Robekan salah satu atau kedua membrane tersebut
perilimfe ke dalam telinga tengah melalui tingkap bundar dan tingkap lonjong
oleh Gussen.7
Kelainan imunologi
diperkenalkan oleh McCabe pada tahun 1979. Pada kondisi ini, ditemukan
SLE, dan kelainan reumatik autoimun lainnya telah lama diketahui. Sebagai
pendukung lain teori ini, terdapat sebuah studi prospektif pada 51 pasien tuli
Obat-obatan Ototoksik
d) Gejala Klinis
bersifat sementara atau berulang dalam serangan, tetapi biasanya bersifat menetap.
Tuli yang bersifat sementara biasanya tidak lebih berat dan tidak berlangsung lama.
Kemungkinan yang harus diambil adalah harus diingat bahwa perubahan ketulian
menjadi menetap dapat terjadi dengan sangat cepat. Ketulian paling banyak bersifat
unilateral dan hanya sekitar 4% yang bilateral, dan biasanya disertai dengan tinnitus
dan vertigo.2
keadaan ini disadari penderita ketika bangun tidur pada pagi hari atau setelah
bekerja, dimana penderita akan mendengar bunyi “klik” dan lalu menyadari
Ketulian dapat mengenai semua frekuensi pendengaran, tetapi yang paling sering
pada frekuensi tinggi. Keluhan biasanya disertai rasa penuh pada telinga yang sakit,
e) Diagnosis
Anamnesis
telinga luar, membran timpani, rongga udara telinga tengah, atau tulang
saraf auditorik, dan struktur lain yang mengolah impuls neural ke korteks
penanganan yang sangat berbeda. Sebagai contoh, tuli konduktif yang terjadi
akibat impaksi serumen dapat ditangani dengan evakuasi serumen, lain halnya
Pemeriksaan Pendengaran
mengetahui adanya kelainan koklea dan tes kelelahan (tone decay) untuk
f. BERA
Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan radiologis
massa retrokoklear.4
f) Penatalaksanaan
1. Vasodilator 2,4,15
koklea sehingga mengurangi hipoksia. Obat pilihan saat ini adalah Xantinol
Nicotinat injeksi dan tablet, dengan dosis tertentu yang diturunkan secara
2. Kortikosteroid sistemik
maksimum selama 4 hari diikuti tapering off 10 mg setiap dua hari. Efek
samping lain yang cukup berat, tetapi jarang ditemukan, yakni pankreatitis,
dan osteonekrosis. Oleh sebab itu, untuk meminimalkan risiko, pasien dengan
3. Kortikosteroid intratimpani
efek samping sistemik minimal. Hal ini didukung oleh Parnes dkk, yang
Efek samping terapi intratimpani yang haru diantisipasi adalah efek lokal,
(otitis media).7
dalam kasus tuli mendadak. Terapi ini memberikan oksigen 100% dengan
tekanan lebih dari 1 ATA (atmosphere absolute). Terapi ini bertujuan untuk
terutama koklea yang sangat peka terhadap keadaan iskemik. Terapi oksigen
terhadap infeksi dan iskemia, serta mengurangi hipoksia dan edema. Menurut
minggu hingga 3 bulan dari saat diagnosis tuli mendadak. Pasien usia muda
memberikan respons lebih baik dibandingkan pasien yang lebih tua (usia
dalam terapi oksigen hiperbarik ini adalah manfaat dan risiko efek samping.
Terapi ini memiliki efek samping berupa kerusakan pada telinga, sinus, dan
5. Vitamin
tablet/ hari.2
maka perlu dipertimbangkan pemakaian alat bantu dengar (hearing aid) dan
apabila dengan alat ini belum juga membantu pasien maka perlu dilakukan
g) Prognosis
untuk sembuh, bila sudah lebih dari 2 minggu kemungkinan sembuh menjadi kecil.
Penyembuhan dapat sebagian atau lengkap, tetapi dapat juga tidak sembuh. Hal ini
disebabkan karena faktor konstitusi seperti pada pasien yang pernah mendapat obat
ototoksik yang cukup lama, kadar kolesterol yang tinggi, viskositas darah yang tinggi,
Usia muda mempunyai angka perbaikan yang lebih besar dibandingkan usia
dibandingkan dengan tuli sensorineural nada rendah dan menengah. Usia lanjut,
gangguan pendengaran sangat berat, dan adanya gejala vestibular subjektif dikaitkan
faktor prognosis buruk. Saat mulai pengobatan lebih dini (dalam 7 hari pertama)
dapat digunakan sebagai indikator tingkat keparahan lesi dan berkaitan dengan
prognosis yang buruk. Namun, 28-65% pasien tuli mendadak yang tidak diobati dapat
oleh Furuhashi untuk evaluasi perbaikan pendengaran pada tuli mendadak, terdiri atas
pemulihan total, pemulihan bermakna, pemulihan minimal, dan tidak ada pemulihan.
Pasien tuli mendadak yang telah mendapat pengobatan, namun ketulian tetap bersifat
h) Komplikasi
diagnosis dan penanganan yang kurang tepat. Komplikasi yang didapat yakni pasien
KESIMPULAN
terjadi secara cepat dan tiba-tiba dalam waktu tiga hari. Jenis ketulian yang paling
sering adalah tuli sensorineural. Hal ini disebabkan terutama oleh iskemia koklea dan
infeksi virus. Iskemia koklea merupakan penyebab utama tuli mendadak. Keadaan ini
dapat disebabkan karena spasme, trombosis atau perdarahan arteri auditiva interna.
Pembuluh darah ini merupakan arteri ujung (end artery), sehingga bila terjadi
gangguan pada pembuluh darah ini koklea sangat mudah mengalami kerusakan
Iskemia mengakibatkan degenerasi luas pada sel-sel ganglion stria vaskularis dan
ligamen spiralis. Kemudian diikuti oleh pembentukan jaringan ikat dan penulangan.
Penyebab lain yaitu infeksi virus, seperti virus parotis, campak, virus influenza B, dan
berulang dalam serangan, tetapi biasanya menetap. Tuli dapat unilateral atau bilateral,
dapat disertai dengan tinitus atau vertigo. Kemungkinan ada gejala dan tanda
penyakit virus seperti parotitis, varisela, variola, atau pada anamnesis baru sembuh
sampai berat. Pemeriksaan lain yang dapat menunjang diagnosis yaitu pemeriksaan
Penanganan utama pasien tuli mendadak yaitu tirah baring selama 14 hari,
disebabkan oleh infeksi virus. Apabila hasil konsultasi dengan Sub Bagian
dilakukan tiap minggu selama satu bulan. Bila gangguan pendengaran tidak sembuh
hearing aid) . Prognosis penyakit ini bergantung pada lama pengobatan. Bila sudah
PENUTUP
tinjauan pustaka tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman agar dapat digunakan di
kemudian hari.
http://repository.unand.ac.id/18123/1/Tuli%20Mendadak%20perbaikan-
%20Yurni.pdf .
Hal.39-41
3. Hashisaki George. Sudden sensory hearing Loss. In: Bailey Byron, Johnson
http://www.emedicine.medscape.com/article/856313.
com/article/suddenhearingloss. .
6. Lauralee, sherwood. Fisiology Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: 2001. Hal.
176-183
http://www.kalbemed.com/Portals/6/07_210Diagnosis%20dan%20Tata%20L
aksana%20Tuli%20Mendadak.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30607/4/Chapter%2520II.pdf
11. Water Thomas R. Van De, Staecker H. Otolaryngology. Basic science and
13. Diza Miralza, Tuli mendadak. Update 23 Juli 2008. Available from URL :
2013).
Burden of Hearing Loss in the Year 2000 [Internet]. 2000 [cited 2013
http://www.who.int/healthinfo/statistics/bod_hearingloss.pdf.