Anda di halaman 1dari 33

Oleh :

Dr. Irene Lokananta SpBA


KULIAH ILMU
BEDAH ANAK
APA ITU YANG DIMAKSUD BEDAH ANAK ?
Adalah Ilmu Bedah pada neonatus,bayi,anak
sebelum dan setelah lahir sampai dengan
adolesen,diutamakan penyakit kongenital.

MENGAPA PERLU BELAJAR ILMU BEDAH ANAK ?


Oleh karena berbeda dengan Ilmu Bedah Dewasa
Terutama mengenai kelainan fisik maupun psikologis
1. Bukan merupakan manusia
dewasa
dalam ukuran kecil/mini
2. Mempunyai permasalahan sendiri
baik fisik maupun psikis
3. Diutamakan kelainan kongenital
FAKTOR PSIKOLOGIS

1. Hubungan doketr dengan pasien


a. Kesulitan dalam pembuatan anamnesis
b. Perlu bantuan orang lain
c. Perlu penerangan mengenahi penyakit
perawatan, terapi dan prognosis

2. Masalah memondokkan pasien


a. Hanya bila perlu saja
b. Terpidahnya dengan orang tua
c. Terpisahnya de3ngan kebiasaan
lingkungan
SAAT OPERASI ELEKTIF
(berdasarkan umur)
1. Hernia Ingunalis 3 Bulan
2. Ballader Extrophy 1-2 Bulan
3. Atresia Ani/Recti 6-12 Bulan
4. Hirschsprung 3-6 Bulan
5. Polydactili 3-6 Bulan
6. Kista/ Fistula Branchialis 4-5 Tahun
7. Torticollis 2-5 Tahun
8. Hernia Umbikalis 4-5 Tahun
9. Cryptorchismus/UDT 2 Tahun
10. Phymosis 3-5 Tahun
11. Hipospadia 3-5 Tahun
12. Hidrocele 2 Tahun
13. Sindractily 2-4 Tahun
14. Hemangioma 2-5 Tahun
1. PLEURO-PERITONEAL DIAFRAGMA HERNIA
Insidensi : 1 : 3000
Kausa : Gagalnya Pertumbuhan diafragma
pada embriyo 8-10 minggu
Lokasi defek :
1. Posterolateral (Bochdalek)
3. Diafragma Bagian kanan
4. Bagian Hiatal
5. Bagian Sternocostal
Kematian terjadi sebanyak 50% sebelum sampai ke
Rumah Sakit O.K :
Bayi lahir akan menelan udara, pulmo akan terdesak
dan kolaps -- mendesak Medi Astinum dan Cor
kepihak lain – akibatkan pendesakan pulmo yang lain
dan dapat disebabkan meninggal mendadak
Penunjang terjadi kematian :
1. Neonattal Asfiksia
2. Aspirasi
3. Prematuritas

Klinis : bayi lahir cepat memburuk O.K terjadi


gangguan respirasi-Dyspnea dan Cyanosis

Pada pemeriksaan fisik diagnostik :


Suara nafas negatif, suara usus positif

Diagnostik : ditenyukan dengan radiologis

Tyreatment :
1. Pasang NGT isap-isap per 5 menit
2. Ditolong dengan pernafasan buatan (dilarang
dengan MASK)
3. Tekanan pernafasan secukupnya
4. Bila ditemukan Pneumotoraks (dipungsi)
Tindakan Operatif segera/ Emergensi :
1. Thoracal Approach
2. Abdominal Approach

Prognosis :
1. Survival rate 50%
2. Tingginya mortalitas O.K Malformasi lain (Cardiac defect hidroplasi
paru,prematuritas)
3. Adanya penundaan operasi darurat O.k Kelambatan diagnosis

2. EVENTERASIO DIAFRAGMA
Merupakan elevasi abnormal sebagian /seluruh hemidiafragma pada bayi
baru lahir

Kausa :
1. Akibat kegagalan pertumbuhan otot diafragma
2. Paralisis N. Pherenicus akibat trauma kelahiran (ERB
Duchenne Syndrome) bersama paralisis/ Parese Plexus Brachialis
Pada kausa yang berat terjadi respirasi paradoksal, pada kasus ringan
terjadi kesulitan minum dan makan serta tachynea

Diagnosis : dibuat dengan radiologis


Treatment:
1. Perbaikan keadaan umum
2. Plikasi diafragma
3. Sering sulit menentukan tindakan operatif/ konservatif terutama
kasus yang ringan

3. ATRESIA ESOFAGUS

Insidensi : 1 : 3000
Kausa : Defect pemisahan septum antara Trachea dengan Esofagus
( Minggu ke 4 – 6 kehidupan janin ) 90% kasus dengan
Tracheo Esofagus Fistula

Klinis adanya :
- Hidramnion
- Adanya Hipersalivasi
- Aspirasi Laryngo-Trachealis
(Dengan adanya T-O Fistula membuat persoalan menjadi serius
O.K bila menangis ada kekuatan expirasi melawan penutupan
Glotis – berakibat naiknya tekanan Intra-Tracheal – udara akan
menuju Gaster (kembung). Tekanan intragastric yang sangat
meninggi pada saat berhenti menangis –terjadi pada saat reflux ke
paru-Dyspnea, batuk dan Cyanosis.

Treatment :
1. Ditelungkupkan kepala lebih rendah
2. Pasang NGT halus isap-isapp per 5 menit
3. Penderita segera dikirim ke rRumah Sakit yang
fasilitas lengkap
Diagnosis :
1. Radiologis dengan kateter radioopaque
2. Adanya udara Gaster bukti adanya T-O Fistula
Terapi :
1. Perbaikan kaeadan umum
2. Ligasi saja
3. Ligasi end to end Anastomosis
4. Interposisi Kolon/ Gaster
HIPERTROFI PILORUS
Insidensi :
- 1 : 900 kelahiran hidup
- Terjadinya progresif
- Causa tidak diketahui

Diagnosis :
- Mula -mula dapat minum biasa
- Mendadak gumoh-gumoh---muntah berulang--muncrat/nyemprot isi
minuman/makan yang belum dicerna,sering mengandung darah
- Sehabis muntah penderita masih tetap ingin minum
(rakus dengan isap-isap jempol)
- Terlihat gelombang peristaltik
- Distensi gaster
- Laki : perempuan = 4 : 1
- Ibu menderita H.P menurunkan pada anak 4 x lebih besar

Patofisiologi :

- Meski diagnosis dapat dibuat pada hari ke -1, biasanya 3-7 Mg


jarang hidup mencapai 3 bulan
Pemeriksaan Fisik :
- Teraba massa dibagian bawah
Tengah Arcus Costarium Dextrum

Radiologi :
- Pemeriksaan OMD---String Sign (+)

Terapi :
- Pyloromyotomi (Fredet-Ramsted)
- Koreksi Dehydrasi dan elektrolit
- Koreksi Alkalosis
- NGT
DUODENAL ATRESIA &STENOSIS

Insidensi :
- 1 : 5000-10000, 25-30 % bersamaan dengan Down‘s
Syndrome ( Mongolis‘M atau Trisomi 21 )

Patofisiologi :
- Kegagalan proses vacuolisasi selama periode embryo
- Biasa bersamaan dengan annular pancreas (1/3 tengah)

Diagnosis :
- Adanya Polyhidramnion ( saat kehamilan )
- Awas kalau bayi mempunyai kalainan Mongolis‘M
- Dengan muntah berwarna hijau bilus (kalau stenosi minum
glukose tidak muntah)
- Keadaan Abdomen Scaphoid

Radiologi Abdomen :
- Gambaran Double-Bubble
- K/P pemeriksaan Barium Enema
Terapi :
- Koreeksi dehidrasi
- Kalau perlu Gastrostomi
- Koreksi dapat ditunggu sampai 2-3 minggu sambil melihat
adanya kelainan yang bersamaan
- Duodenoduodenostomi/ Duodenoyeyunostomy
MECONIUM ILEUS
Insidensi :
- Selalu bersamaan dengan penyakit Cystic-Fibrosis

Patogenesis :
- Cystic Fibrosis – Pancreas Enzyim tidak normal (-) Meconium padat dan pliket
dehidrasi dan padat
- Sehingga Meconium tidak dapat dipasase dengan peristaltik normal

Diagnosa :
- Sifat keturunan perlu diperhatikan

Pemeriksaan Fisik :
- Lahir dengasn Abdomen distensi dengan terabanya massa Abdomen
dibawah kanan
- Pada pemeriksaan Rectal Toucher Colon Unused

Pemeriksaan Radiologis :
- Pada foto Abdomen 3 posisi – Lumen usus berkembang, terlihat
gambaran massa
feces padat ( Ground Glass berapa gambaran air-Fluid level)
- Pada colon Inloop-(Microcolon)
Terapi :
- S/d Tahun 1968 dengan :decompresi Obstruksi
usus diberikan lavemen
Dengan Gastrografin (Cairan bertekanan
Osmotis tinggi)

Caranya : Pasang kateter no 16 – 19 peranus—masukkan


Gastrografin dengan spuit
– dimonitor dengan Fluroscopy kalau belum
berhasil diulang setiap 4-6 jam,3-4 x gagal
perlu dilaparatomi (dan fikirkan Cystic Fibrosis)
IMPERFORATE/ ATRESIA ANI

Insidensi :
- Sering terjadi, 1 : 3000

Patofisiologi :
- Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan Septum
Urectal secara komplit
- Terdapat 3 macam letak, Tinggi, Intermediate & rendah
- Pada wanita, 90% dengan fistula ke vagina/ Perineum
- Pada laki pada umumnya letak tinggi, bila ada fistula
ke Tractus Urinarius

Simptom dan Diagnosis :


- Mengalami cepat kembung antara 4-8 jam
- Tidak adanya anus, dengan ada/ tidaknya fIstula
Pemeriksaan Radiologi :
- Foto Abdomen setelah 24 jam, dengan cara Knee-
Chest Position
- Fistulografi, bila ada fistul

Penatalaksanaan :
- Colostomi bila letak tinggi atau Intermediate
- Perineal Anoplasty bila letak rendah
- Dengan Fistula yang tidak adekuat dilatasi/ Cut back

Goalnya :
- Normal Bowel Controle/ Continence
HIRSCHPRUNG (MEGAKOLON CONGENIUM)
Insidensi :
- 1 : 1000 s/d 1 : 10000 ( di usia 1 : 3000)
- 5% ada hubungan dengan keturunan

Patofisiologi :
- Tidak adanya Plexus saraf paraismpatis plexus Auerbach ataupun Plexus Meisner
- 75 – 80% di Rectosigmoid, 5 – 11% seluruh Colon

Diagnosis :
- Berat badan bayi lahir normal
- Adanya gejala kronis konstipasi
- Pengeluaran Mekonium terlambat (>2x24 jam
- Sering kembung, muntah, diare, bahkan panas
- Tumbuh kembang anak dibawah normal (Lethargic)
- Pada pemeriksaan colok dubur : Nyemprot, kembung cepat hilang

Pemeriksaan Fisik :
- Inspeksi : K.U lemah, perut kembung
- Palpasi : Lunak sampai tegang
- Austcultasi : Lemah jarang
- Peruksi : Timpani
- Pemerikasaan : daerah sempit--longsor
colok dubur
Pemeriksaan Radiologi :
- Foto Polos Abdomen, perut kembung, udara di kolon kesan
membesar, ada/ tidaknya udara bebas (Asites)
- Dengan barium Inloop terlihat adanya daerah
zone transisi (distal sempit dan bagian proksimal longgar)

Pemeriksaan Patologi :
- Pada Biopsi dengan tidak adanya ganglion parasimpatis

Penatalaksanaan :
- Memperbaiki K.U dengan terapi konservatif
- Pemeriksaan Barium Inloop
- Bila ada perforasi Spoed Laparatomi
- Tahap ke I Colostomi (live saving)
- Tahap ke II operasi definitif( Rehbein, Duhamel, SOAVE,
Swenson)
INVAGINASI

Insidensi :
- Kebanyakan pada umur 3-18 bulan pertama (peaknya umur 5-6
bulan)
- Kausa hampir 90-95% Idiophatic, 5-10 % ada kelainan anatomis
(pada umur lebih tua : Tumor seperti Lymfoma, Polyp,
Hemangioma dan Diverticulum Meckeli)

Patofisiologi :
- 90% Idiopathic
- Adanya Lymfadenitis Plaque Payeri O.k virus

Diagnosis :
- Anak mendadak kesakitan bersifat episodik, pucat, menangis
dengan mengangkat kaki, muntah frekuen dan untahan
berwarna hijau
- Defekasi dengan lendir dan darah
-Tanda Obstruksi mekanis (+)
Pada Pemeriksaan Fisik :
- Teraba massa Tumor Abdomen yang terjadinya
spontan
- Sakit Tekan (+)
- Dancen Sign (+)
- Colok dubur : Pseudorportio(+), lendir dan darah(+)

Pemeriksaan Radiologi :
- Foto Abdomen 3 posisi tanda Obstruksi (+)
- Colon Inloop dengan Barium melihat letak vaginasi

Penatalaksanaan :
- Stadium dengan Colon Inloop dengan Barium/ udara
sebagai terapi
- Laparatomi darurat, ringan dengan milking berattidak
berhasil di milking dikerjakan reseksi anastomosis
TERATOMA SACROCOCCYGEA

- Sebagai massa tumor dekat Anus/ Sacrum


- Derivat dari ke 3 lapisan Germini: Ecto, Meso dan Entoderm
- Terletak pada garis tengah
- Pada anak ditemukan terbanyak adalah Teratoma
Sacrococcygea
- Terdapat pada umur < 1 tahun
- Bisa juga terdapat di regio Retroperitoneal, Cervical,
Intracranial ( Dewasa terdapat pada Ovarium, Testis dan
Mediastinum)

Insidensi :
- 1 : 4000, laki : perempuan = 3 : 1
massa tertutup kulit normal

Teratoma : massa Cystic, Multiloculer,ada bagian yang solid,


bekapsula baik
Isinya : rambut, Cartilago, Tulang, lemak, lengan, gigi, usus
dll (degenarasi baik)
yang mengalami degenerasi jelek (ganas)
Ukuran :
1 cm sampai sebesar kepala , perluasan kedepan Sacrum,
keperitoneal, kebelakang coccygea
Malignasi berhubungan dengan umur ( yang terjadi/ Diexterpasi
> 3 bulan akan berkembang secara progresif Malignam

Khusus yang meluas ke presacral mendesak Vesica Urinaria, Anus


dan rectum kedepan. Akibatkan terjadi Hidronephrosis,
Constipasi, Oedem Extrimitas Inferior.

Pemeriksaan Radiologis : 40% dengan Calcifikasi

Diferencial Diagnosis :
Lipoma Cauda Equina Myelomeningocele Anterior (Sacralis)
(Spina Befida, Bone Defect Sacrum dan ditandai dengan masa
akan tegang saat menangis
WILMS TUMOR

- Massa didalam Abdomen


- Tumor ganas ginjal setelah Neuroblastoma
- Terdiri atas berbagai bentuk jaringan
(Glandula,otot,Cartilago,lemak)
- 5% Bilateral
- 50% terdiagnosis pada umur < 1,5 tahun
- 80% terdiagnosis telah infiltrasi
- 30% terdiagnosis telah ,metastasis ke limfo nodi
- 50% terdiagnosis metastasis ke paru
- Jarang metastasis ke tulang

Pemeriksaan Fisik :
- 90% terba sebagai massa di Abdomen
- Menonjol ke Ventrolateral
- Satu massa yang padat dan kenyal
- Tidak sakit tekan
- Tidak melewati Linea Mediana
- Tidak ikut bergerak pada pernafasan ataupun perubahan posisi
Pemeriksaan Radiologi :
- Bayangan massa di Abdomen sebelah kanan/kiri
- Pemeriksaan I.V ginjal masih berfungsi dan tampak distorsi
Calyx/Tubulus Ren
- Venasavografi : adanya Emboli Tumor
- Aortografi : mengetahui batas Tumor
- Colon Inloop : tampak pergeseran colon
- Rio foto Thorax : cari metastasis

Terapi :
- Operasi total/partial
- Chemotherapi : Actinomycyn d, Vincrisrti-Radiasi : 1-2 minggu
postooperasi (3000-4000)

Prognosis :
- Kurang dari umur 2 tahun – 70-80% survive
- Lebih dari umur 2 tahun 50% survive
- Berat tumor >300 gram
- Adanya Emboli/Invasi
- Pada Staging I-II Cukup baik
- Ada/tidaknya hematuri
- Prognosis lebih baik 70-80% tanpa melihat
umur bila : diagnosis dini,operasi dapat radical, Chemoterapi dan
radiasi adekuat
- Adanya Emboli/Invasi
- Pada Staging I-II Cukup baik
- Ada/tidaknya hematuri
- Prognosis lebih baik 70-80% tanpa melihat
umur bila : diagnosis dini,operasi dapat radical, Chemoterapi dan
radiasi adekuat

Deferensial Diagnosis :
- Fibromatoid Tumor (pada Neonatus)
sifat Benignam,sangat seluler,isinya
Stroma Fibromatosa (Cartilago, Jar,Hemopoeyic,Jar Angiomatoid,
Tubuler Displasi dan Glomeruli)
- Rhabdomyosarcoma,- Teratoma
- Retroperitoneal Sacroma
- Neuroblastoma
NEUROBLASTOMA

- Berasal :
Crista Neuralis (Sel Simphatogonia sebagai sistem sel
simpatis primitif)
- Merupakan penyebab kematian anak:
1. Leukomia (40%)
2. Tumor ganas C.N.S (15%)
3. Lymfoma Maligna (10%)
4. Tumor Neuroblastoma ( - )
5. Tumor Wilms ( - )

- Diagnosis Klinik :
Ditemukan pada umur :
- < 1 tahun (30%)
- 1 – 2 tahun (50%)
- 2 – 8 tahun (15%)
- > 8 tahun (5%)
Gejala dan Tanda
- Massa Abdomen keras, Ireguler,meluas melewati Linea
Mediana
- Keaktifan Hormonal Tumor : diare,Panas,Hipertensi,B.B
menurun, Anemi, Konstipasi
- Keluhan kencing (Cauda Equina Sindrome)
- Parese/Paralisi ext. interior (+/-)
- Metastasis : ke tulang,Hepar,Limfonodi,Jaringan
lemak,Sub-Custis dan Saraf
Insidensi :
- 1 : 10.000 lahir hidup
Lokasi :
Leher ( 4%)
Mediastinum (12%)
Abdomen (75%)
- Ginjal 50%
- Non ginjal 25%
Lain-2 ( 9%)
Pemeriksaan Radiologik :
- Bayangan tumor Abdomen,Melewati Linea Mediana
- IV P Bayangan ginjal terdesak ke bawah
- Kolon Inloop dengan kontras,kolon terdesak ke Ventromedian
Terapi :
Pembedahan,Chemoterapi dan radiasi
Prognosis :
(Relatif bebeda tergantung pada umur waktu terdiagnosis)
- < 1 tahun (75%) survive
- 1-2 tahun (20%) survive
- > 2 tahun (5% ) survive
- Diagnosis yang dibuat tanpa Metastatis 4 x lebih baik
dari yang telah Metastasis
- Lokasi Tumor
- Metastasis
- Operasi : total/tidak
Stanging Neuroblastoma :
- S.I : Masih didalam organ
- S.II : - Tumor keluar organ
- Tak melewati Linea Mediana
- S.III : - Tumor keluar organ
- Melewati garis tengah
- Limfonodi Bilateral
- S.IV : Metastasis luas ke liver,kulit,Medula
Osseum,Tulang,dll.

Familial Inciden :
- Ibu dengan massa Mediastinium Posterior
- Pemeriksaan Urine : Dopamin,VMA,Nor-Epinephrine (+) tinggi
- Ditemukan 4 dari 5 anaknya normal
( Chatten & Voorhess)
- Ditemukan 33 kasus famili tumor yang mempunyai anak normal
- Pada pemeriksaan Chromosome analisis ditemukan
Abnormalitas Sitogenik yang diturunkan dari O.T ke anaknya
(Trisomi 21) (Pagelow ET.AL)

Anda mungkin juga menyukai