Anda di halaman 1dari 12

SKILLS LAB XVII

Pengolaan Jalan Nafas definitif Intubasi, LMA dan


pengolaan jalan nafas non definitif dengan nafas
buatan BVM ( Bag Valve Mask )
dr. Susi Sembiring, SpAn

I. PENDAHULUAN

Yang dimaksud dengan jalan nafas definitif adalah pipa jalan nafas yang dilengkapi
dengan balon (cuff ) yang dapat dikembangkan dan dipasang di trachea. Tujuan pemasangan
jalan nafas definitif untuk mempertahankan jalan nafas , pemberian ventilasi, oksigenasi dan
dapat mencegah aspirasi. Ada dua macam intubasi endotracheal : orotracheal nasotrakheal.

Beberapa keadaan klinik yang memerlukan jalan nafas definitif antara lain apnea, tidak
mampu mempertahankan jalan nafas dengan cara yang lain, pencegahan aspiraasi darah atau
muntahan, ancaman terjadinya sumbatan jalan nafas contoh truma inhalasi, status konvulsi,
trauma maksilofacial, trauma cedera kepala dengan GCS kurang dari 8, tak berhasil
memperoleh okigenasiyang adekuat dengan menggunakan masker.

LMA memberikan alternatif untuk ventilasi ( pernafasan) selain face mask atau TT .
Kontraindikasi untuk LMA adalah pasien dengan kelainan faring (misalnya abses), sumbatan
faring, lambung yang penuh (misalnya kehamilan, hernia hiatal), atau komplians paru rendah
(misalnya penyakit restriksi jalan nafas) yang memerlukan tekanan inspirasi puncak lebih
besar dari 30 cm H2O. Secara tradisional, LMA dihindari pada pasien dengan bronkhospasme
aatau resistensi jalan nafas tinggi, akan tetapi, bukti-bukti baru menunjukkan bahwa karena
tidak ditempatkan dalam trakhea, penggunaan LMA dihubungkan dengan kejadian
bronchospasme lebih kurang dari pada dengan TT. Walaupun hal ini nyata tidak sebagai
penganti untuk trakheal intubasi, LMA membuktikan sangat membantu terutama pada pasien
dengan jalan nafas yang sulit (yang tidak dapat diventilasi atau diintubasi) disebabkan mudah
untuk memasangnya dan angka keberhasilannya relatif besar (95-99%).

Penggunaan ambu bag terdiri dari bag yang berfungsi untuk pengaliran udara ( udara
bebas atau yang diperkaya dengan oksigen ) dialirkan kedalam Bag melalui katup saatu arah,
sehingga waktu kantung dipompa , udara akan mengalir ke paru-paru pasien melalui masker
yang menutupi mulut dan hidung penderita.
Penolong harus dapat mempertahankan terbukanya jalan nafas dengan mengangkat rahang
bawah, menekan sungkup ke muka korban dengan kuat dan memompa udara dengan
memeras bagging pada saat menggunakan ambu bag. Konsentrasi oksigen yang
dihasilkandari ambu bag sekitar 20 5 dan dapat ditingkatkan menjadi 100% dengan
tambahan oksigen.

TUJUAN KEGIATAN

II.1 TUJUAN UMUM


Mampu menjelaskan patofisiologi dan cara mengatasi sumbatan jalan nafas.
II .2 TUJUAN KHUSUS
Menjelaskan tehnik-tehnik membebaskan dan menjaga jalan nafas.
Menjelaskan tentang jalan nafas definitif.

III. PEMBAHASAN

A. Ambu Bag

Tujuan : membebaskan jalan nafas dan memberi oksigenasi


a. Intubasi

Tujuan : membebaskan jalan nafas dengan memasukkan TT langsung ke trachea


b. LMA

Tujuan : memberi nafas buatan pada pasienyang tidak sadar


IV. RANCANGAN ACARA PEMBELAJARAN

Waktu Aktivitas Belajar Mengajar Keterangan


20 menit Introduksi singkat mengenai dasar indikasi pemasangan infus Narasumber,
Demonstrasi pada kelas besar oleh nara sumber dengan Kelas besar
memperlihatkan tata cara pemasangan infus yang benar dengan
alat manikin.
Tanya Jawab
10x10 menit Coaching: Mahasiswa/i dibagi menjadi kelompok kecil (1 Instruktur
kelompok terdiri dari 10 orang). Instruktor terlebih dahulu Mahasiswa,
mendemonstrasikan tata cara pemasangan infus yang benar Kelas kecil
dengan alat manikin.
Self Practice : Mahasiswa/i melakukan pemasangan infus
sendiri secara bergantian dan diamati serta dinilai oleh instruktur
dengan menggunakan lembar pengamatan yang ada. Pada akhir
diskusi, instruktur memberikan kesimpulan dari kasus tersebut.

V. SARANA DAN ALAT YANG DIPERLUKAN


Maniken
Ambu bag
Selang oksigen
Laringoscope set
ETT
LMA
Bite Blok
Jelly
Plester spuit 10 cc

VI. SKENARIO

VII. LEMBAR PENGAMATAN PENGELOLAAN JALAN NAFAS TANPA ALAT


DAN TEKHNIK HELMICH MANUVER
PENGAMATAN
NO PROSEDUR 0 1 2 Keterangan

1 AMBU BAG
1. Memakai sarung tangan
2. Pilih face mask yang sesuai ukuran
wajah (Lingkaran dari masker
disesuaikan dengan bentuk muka
pasien)
3. Periksa valve pada bag apakah sudah
benar dengan mencoba pada diri
sendiri apakah ada aliran udara
4. Sambungkan bag dengan aliran
oksigen
5. Tangan kiri memegang dan
memfiksasi masker.
6. Pada tangan yang memegang
masker, Ibu jari dan jari telunjuk
memegang masker Membentuk
huruf C sedangkan jari-jari lainnya
memegang rahang bawah penderita
sekaligus membuka jalan nafas
penderita dengan membentuk huruf
E.
7. Tangan kanan memegang bagging
dan memberikan pernafasan dengan
memompa bagging sampai melihat
dada terangkat setiap pernafasan
dengan frekwensi 12x/i / 20 xi

INTUBASI
1. Memakai sarung tangan
2. Posisi intubasi standart memerlukan
posisi leher menengadah dengan
bantal tipis dibelakang kepala
( sniffing the morning air position)
3. Preoksigenasi 10 l/i seelama 3-5
menitdengan oksigen 100 %
4. Intubasi harus dilakukan dengan
cepat tidak lebih dari 30 detik
5. Buka mulut dengan tangan kanan,
sementara tangan kiri memasukkan
blade laringoscop dari sudut kanan
mullut bergerak kekiri, mendorong
lidah seluruhnya kekiri agar terbuka
pandangan kearah pita suara
6. Perhtikan apakah ada gigi lepas atau
gigi palsu yang dpat menggangu
prosedur
7. Identifikasi 3 titik pedoman :
Tonsil
Uvula
Epiglois
8. Dorong blade agar masuk diantara
celh epiglotis dan pangkal lidah
(velecula)
9. Angkat blade kearah anterior (atas)
sejajar handle laringoscop
10.Lihat pita suara ditengah
11.Laring akan tampak sebagai segitiga
dengan puncaknya dibagian antrior
dengan pita suara bewarna putih
kekuningan berbetuk huruf V terbalik
dikiri dan dikanannya
12.Masukkan pipa hingga batas
proksimal dan cuff dikembangkan
13.Hubungkan dengan alat nafas buatan
danberikan ventilasi dengan oksigen
100 %
14.Pastikan dada terangkat, suara nafas
kanan=kiri
15.Jika tidak sama tarik pipa 1-2 cm
16.Fiksasi pipa dengan plester
17.Pasang juga pipa oropharing utntuk
membantu fiksasi dan mencegah
pipa tergigit

7 LMA
1. Pakai sarung tangan
2. Sesuaikan ukuran dengan keadaan
pasien ( ukuran 4 dan 5 dapat
digunakan untuk seemua pasien)
3. Oleskan jelly water base pada seluruh
permukaan cuff, kemudian kempeskan
cuffnya sampai benar-benar pipih
4. Pegang pipa seperti memegang pena
5. Masukkan kedalam mulut hingga bagian
cembung dan cuff memempel dilangit-
langit
6. Ujung telunjuk mendorong pelan-pelan
kearah belakang bawah dengan cuff
tetapmenempeldilangut-langit sampai
mencapai dinding pharinx.
7. Kemudian tekan lagi kearah belakang
dan bawah sekitar sudut pharinx sampai
terasa mencapai hipopharinx
8. Isi cuff dengan udara sesuai ukuran ( no
4 = 30 ml dan n0 5 = 40 ml)
9. Pemastian jalan nafas bebas dilakukan
dengan cara endengar suara nafs pada
waktu inhalasi/ udar dipompa masuk
dan dada terangkat simetris.
10.Pasangalh pengganjal gigi ( bite block)
agar pipa LMA tidak tergigit

9 Lepaskan SarungTtangan dan mengucapkan terima kasih

Note : 2 = mahasiswa melakukan dengan sempurna


1 = mahasiswa melakukan tidak sempurna
1 = mahasiswa tidak melakukan
Medan, ....................2011

Score : ...... X 100 % = Instruktur

(...............................)

Anda mungkin juga menyukai