100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
324 tayangan1 halaman
Simblefaron adalah perlengketan antara konjungtiva mata yang dapat menyebabkan gangguan gerak mata dan penglihatan. Terdapat tiga jenis simblefaron yaitu partialis anterior, partialis posterior, dan totalis. Penyebabnya antara lain trauma, operasi, luka bakar kimia, dan peradangan. Pengobatannya meliputi pelepasan secara manual untuk yang ringan atau operasi plastik untuk yang parah.
Simblefaron adalah perlengketan antara konjungtiva mata yang dapat menyebabkan gangguan gerak mata dan penglihatan. Terdapat tiga jenis simblefaron yaitu partialis anterior, partialis posterior, dan totalis. Penyebabnya antara lain trauma, operasi, luka bakar kimia, dan peradangan. Pengobatannya meliputi pelepasan secara manual untuk yang ringan atau operasi plastik untuk yang parah.
Simblefaron adalah perlengketan antara konjungtiva mata yang dapat menyebabkan gangguan gerak mata dan penglihatan. Terdapat tiga jenis simblefaron yaitu partialis anterior, partialis posterior, dan totalis. Penyebabnya antara lain trauma, operasi, luka bakar kimia, dan peradangan. Pengobatannya meliputi pelepasan secara manual untuk yang ringan atau operasi plastik untuk yang parah.
Simblefaron adalah perlengketan antara konjungtiva palpebra, konjungtiva
bulbi, dan konjungtiva forniks. Jenis simblefaron : Simblefaron partialis anterior : perlengketan antara konjungtiva palpebra dan konjungtiva bulbi atau kornea. Simblefaron partialis posterior : perlengketan antara konjungtiva forniks Simblefaron totalis : perlengketan antara konjungtiva palpebra, bulbi dan forniks. Dapat disebabkan akibat trauma kecelakaan, operasi, luka bakar oleh zat kimia, dan peradangan. Dengan gejala gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga kornea dan penglihatan terganggu. Terapi yang dapat diberikan jika terjadi simblefaron, jika ringan dapat dilepaskan dan diberi salep, pada keadaan yang hebat dilakukan operasi plastik, setelah simblefaron dilepaskan pada tempat lepasnya ditutup dengan membran mukosa mulut atau bibir (Wijana, 1993). Sumber: Wijana, N. Konjungtiva. In Ilmu Penyakit Mata.1993. hal 40-41.