Rifky version
TELINGA HIDUNG
TENGGOROKKAN
&
KEPALA DAN LEHER
Edisi
Stase Minor
TELINGA HIDUNG
TENGGOROKKAN
&
KEPALA DAN LEHER
Edisi
Stase Minor
DAFTAR ISI
Kasus terbanyak THT
Pedoman Tata Kerja dr. Muda THT-KL
Karakter Perceptor
OPERASI
A. PERSIAPAN OPERASI
1. Pasien-pasien yang akan menjalani operasi dapat
berasal dari poliklinik rawat jalan atau dari ruang
rawat inap ; direncanakan oleh dokter spesialis
THT-KL (dituliskan pada status rawat jalan/status
rawat inap ) ataupun kiriman dokter spesialis
THT-KL.
2. Pasien-pasien yang akan menjalani operasi harus
mendapatkan informasi yang jelas dan lengkap
dari dokter yang merencanakan operasi
Pasien yang akan menjalani operasi harus
memenuhi kelengkapan:
Cek Laboratorium darah : di lembar terlampir,
Rontgen Thorax
Anak: Komsul ke anak, Anestesi
Dewasa >40 tahun
:
Jantung,
IPD,
Anestesi
dan
Jenis operasi yang akan dikerjakan
Jeis pembiusan yang direncanakan
Konsulen yang akan mengerjakan
Pemeriksaan-pemeriksaan penunjang yang
diperlukan
Konsul-konsul pre-operatif sampai persetujuan
bagian anestesi
Waktu operasi yang direncanakan (dijadwalkan
di anggrek)
Administratif
3. Pasien-pasien yang akan menjalani operasi harus
melaporkan diri ke Anggrek sehari sebelum
OBAT-OBAT THT
KASUS
Serumen
Veruka vulgaris
Tonsilitis akut
Faringitis
OMSK
Sinusitis
nasacorf
biocolin
interhistin
OBAT
Otopain tetes telinga
Di cauter dengan balut
kapas + aggrentum
nitrat
Asam mefenamat 500mg
Amoxicillin 500mg
Ceftriazine X 2dd1
Benazid III 1dd1
Sidiatril 2dd1
Klamoksilin 3dd1
Rinofed 3dd1
H2O2 2 dd gtt IV
Asam mefenamat 500mg
Neurodex 3dd1
Citrizine 2dd1
Cephalexin inj/12 jam
Kalnex inj/8 jam
Keterolac inj/12 jam
Ceftriazon inj 2dd1
Dexametason inj/8jam
Keterolac amp /8jam
RL /8jam
Tramadol inj
10
dexametason 3dd1
eflin X 3dd1
ciprofloxaxin 500mg 2dd1
diazepam
alprazolam
crofed
gg
amoxicillin 500mg 3dd1
otopain
nasacorf
neurodex
merpox
metil prednisoon
coroplex
fuporex
Pre OP AWO : nterhistin 3dd1, amoxicillin, hindari munim
dingin
11
12
13
14
Hidung Luar
Nilai letaknya
Hidung Dalam dengan Rinoskopi Anterior
siapkan alat berupa sumber cahaya terarah
(headlamp/ penlight), spekulum hidung.
Siapkan ruangan dengan pencahayaan cukup
Informed consent dan penjelasan prosedur
kepada pasien
Positioning pasien berhadapan, lutut kanan
pasien bersebelahan dengan lutut kanan
pemeriksa
Kepala pasien diekstensikan
Spekulum boleh dipegang dengan tangan mana
saja, sperti menggenggam, telunjuk sejajar
moncong spekulum untuk kontrol
Spekulum dimasukkan ke dalam cavum nasi
dalam posisi tertutup, buka perlahan spekulum,
Nilai vestibulum, konka inferior, mukosa, septum
Tuutup setengah spekulum, keluarkan dari
cavum nasi
Lakukan pemeriksaan untuk hidung lainnya
6. Bagaimana Hidung normal?
Hidung Luar:
Dorsum nasi dan apex nasi yang terletak pada
linea media wajah tidak ada deviasi (simetris
kiri dan kanan)
2 buah cavum nasi dan ala nasi yang simetris
kiri dan kanan
15
Hidung dalam :
dengan spekulum yang dimasukkan ke nares
anterior
vestibulum yang ditubulum oleh rambut
hidung, liang lapang
septum nasi letaknya medial
konka inferior dan media yang semuanya
ditutup oleh mukosa merah muda
terdapat pasase udara
tidak ada sekret, tidak ada tanda-tanda
radang, polip 7. Bagaimana cara pemeriksaan fungsi hidung?
Pasase udara
Letakkan tongue spatel horizontal dibawah
cavum nasi, perhatikan uap yang terjadi dari
hembusan nafas, bandingkan.
Cara lainnya dengan menggunakan punggung
tangan. Robekan tisu/kapas kecil di depan lubang
hidung
Tutup sebelah, tanya mampet/tidak? Lakukan
pada bagian cavum nasi lain.
8. Bagaimana Cara Pemeriksaan Rinoskopi Posterior
a. Siapkan alat dan bahan berupa cermin
nasofaring, head lamp, tongue spatel, alat
pemanas (lilin/korek api)
16
17
18
Sinus Frontalis
Untuk memeriksa sinus frontalis sinistra.
Dekatkan pen light sedekat mungkin dengan
kulit pada daerah kantus media dextra ke arah
superior, ditekan merata sehingga tidak ada
cahaya yang bocor. Perhatikan cahayanya
gelap/terang.
Untuk memeriksa sinus frontalis dextra.
Dekatkan pen light sedekat mungkin dengan
kulit pada daerah kantus media sinistra ke
arah superior, ditekan merata sehingga tidak
ada cahaya yang bocor. Perhatikan cahayanya
gelap/terang.
Sinus Maksilaris
Cara 1
Minta pasien membuka mulut lebar-lebar,
lampu ditekan pada margo inferior orbita ke
arah inferior
Cahaya yang memancar ke depan ditutup
dengan tangan lain
Palatum durum homolateral berwarna terang
Cara 2
Minta pasien membuka mulut
Masukkan lampu (volt srendah mungkin, watt
besar lebih bagus) yang telah diselubungi
tabung gelas kedalam mulut pasien
19
Hasil
dinding depan di bawah orbita tampak bayangan
seperti bulan sabit
Interpretasi
perbedaan terangnya sinus kiri dan kanan dinilai
dengan skor 0-3 atau 1-4. Dimana hasil
bermakna jika salah satu sisi lebih gelap atau
lebih terang. Bila kedua-duanya sama tidak bisa
disimpulkan dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.
0
1
2
3
Sangat gelap
Gelap
Terang
Sangat terang
1
2
3
4
20
21
22
23
24
25
26
Sphenoid
alis
27
perikontinuitat
um
Obstruksi
meatus
Hipersekresi
hipersalivasi
Patofisologi:
28
Subglotic
Tumor esofagus
dibedakan
Gejala
Kesulitan
menelan
Serak
dan Menutupi rima
sesak
glotis
Obstruksi
saluran
napas
Sesak
Menutupi jalan
nafas
/
trakea
dan
supraglotic
tidak
bisa
29
30
BIMBINGAN
1. Prinsip pengobatan THT
Pemeriksaan, memeriksa keluhan utama. Contoh
pada tuli konduktif dari pemeriksaan didaptkan
serumen, OMSK, ruptur membran timpani yang
cocok dengna penyakit CHL nya
Pada tuli SNHL
Prebiskupis-SNHL pda frekuensi tinggi
Noice induce SNHL pada frekuensi 400 Hz
Obat-obat ototoksik
Trauma tumpul terjadi penurunan pendengaran
pada semua frekuensi
Tenggorokkan
Sakit menelan, radang akut/kronik, corpus alienum,
neuritis
(saraf
terinfeksi)
ditemukan
pada
pemeriksaan fisik.
Hidung tersumbat
Infeksi-sifatnya mendadak
Corpus alienum tersumbatnya unilateral
Trauma
Tumor
Reffered pain = nyeri alih
KUMPULAN PERTANYAAN
31
TELINGA
1. Kasus OMA dengan perforasi memakai H2O2,
adakah literatur yang menyebutkan?
H2O2 diberikan pada sekret yang mukoid agar
lisis, menciptakan suasana menjadi aerob.
2. Cara membersihkan telinga yang baik dan
benar?
Jangan dibersihkan sendiri karena tidak tahu
posisi serumen dimana berada, jika sudah bersih
jangan dikorek-korek. Dibersihkan setelah habis
mandi
3. Kenapa saat telinga kemasukan air, air
dimasukkan kembali? Bia air masuk dan
terperangkap terdapat tegangan permukaan
sehingga air yang terperangkap bisa keluar.
Bila air masuk dan diserap serumen, serumen
mengembang, menutup liang telinga, harus di
spooling.
4. Apakah pada semua kasus OMA akan terjadi
recurrent?
5. Apakah pada semua kasus OMA terjadi stadium
resolusi?
Tidak semua stadium harus terjadi, bisa saja
hanya sampai stadium hiperemis diobati dan
smebuh maka mencapai stadium resolusi.
6. Pada kasus OMSK, apakah letak perforasi
membran
timpani
berpengaruhkan
pada
prognosisnya?
7. Kenapa pada geriarti lebih sering SNHL daripada
OHL?
Pada geriarti membran telinga mengalami
sklerotik
32
33
TENGGOROKKAN
1. Bagaimana cara membedakan tonsilitis akut
yang berulang dengan tonsilitis kronik yang
sering mengalami eksaserbasi akut?
2. pada terapi operatif tonsilitis kapan dilakukan
tonsilektomi
dan
kapan
dilakukan
tonsiloadenoidektomi?
3. Faringitis viral dan bacterial secara gejala klini
sama, bagaimana membedakannya?
4. Kultur, namun tetap diobati terlebih dahulu
walau belum tahu etiologinya apa.
5. Mengapa tonsilitis akut terutama tonsilitis
bakterial sering menyebabkan komplikasi berupa
OMA pada anak?
6. Adenoidektomi.
34
35
MATERI
PREBISKUSIS
Bersifat simetris bilateral, tidak bisa diobati dengan obat
karen aprosesnya degeneratif, tetapi digunakan ABD
OMA
Stadium
Stadium
Satdium
Stadium
Stadium
OTITIS EKSTERNA
Radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang
mempermudah radang telinga luar ialah perubahan
diliang telinga yang biasa normal / asam.
Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman da
jamur mudah predisposisi otitis eksterna: trauma ringan
ketika mengorek telinga
36
Otitis eksterna akut
Sirkumskripta (furunkel=bisul)
Kulit telinga bagian luar mengandung adnexa kulit (gland
sebacea, serumen) ditempat itu dapat terjadi infeksi
pada pilosebasea sehingga membentuk furunkel. Kuman
penyebabnya biasa staph. Aureus dan staph. Albus
Gejalanya
rasa nyeri yang hebat, rasa nyeri timbul pada penenakn
perikondrium, nyeri dpat juga timbul spontan pada waktu
membuka mulut, terdapat gangguan pendengaran bila
furunkel besar dan menyumbat liang telinga
Terapi
tergantung pada keadaan furunkel bil asudah menjadi
abses-aspirasi. Antibiotik lokal salep polymixin/bacitracin,
antiseptik (asam asteta 2-5% dalam alkohol)
Kalau dinding furunkel tebal dilakukan insisi lalu dipasang
drainase. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik
sistemik.
Otitis eksternadifus
Biasanya mengenai kulit CAE 2/3 dalam, tampak kulit
liang telinga hiperemis dan edem yan tidak jelas batasbatasnya.
Etiologi biasanya pseudomonas. Stap aureus, e.coli
Otitis difus dapat juga terjadi sekunder pada OMSK
Gejala
nyeri tekan tragus, CAE smepit, KGB regional membesar
dan nyeri tekan (+). Ada sekret yang berbau
Terapi
37
pembersihan
CAE,
memasukkan
tampon
yang
mengandung antibiotik ke CA, kadng diperlukan
antibiotik sistemik
TONSILITIS
Adalah peradangan tonsila palatina yang merupakan
bagian dari cincin Waldeyer. Tonsilitis kronik adalah
keadaan kronis tonsil setelah serangan akut yang terjadi
berulang-ulang atau infeksi subklinis. Tonsilitis berulang
terutama terjadi pada anak dan diantara serangan tidak
jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang juga
keadaan tonsil di luar serangan terlihat membesar
disertai dengan hiperemis ringan yang mengenai pilar
anterior dan apabila tonsil ditekan keluar detritus
Etiologi
25 % streptococcus dan hemolitikus
25% steprococcus golongan lain
Sisanya :pneumococcus, stafilococcus, H. Influenza
Berdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring,
dengan
mengukur
jarak
kedua
pilar
anterior
dibandingkan dengan a=jrak permukaan medial kedua
tonsil maka gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi
menjadi :
To
= tonsil masuk di dalam fossa
T1= <25% volume tonsil dibanding dengan volume
orofaring
T2= 25-50% volume tonsil dibanding dengan volume
orofaring
38
T3= 50-75%
T4= >75%
Indikasi Tonsilektomi
Indikasi absolut:
Menyebabkan sumbatan jalan napas, disfagia berat,
gangguan tidur, terdapat komplikasi kardiopulmonal
Abses peritonitis yang tidak respon terhadap
pengobatan medis, drainase
Menimbulkan kejang demam
Akan dilakukan biopsi untuk pemeriksan patologi
Indikasi relatif
3x lebih infeksi tonsil per tahun
Halitosis akibat tonsilitis kronik
Tonsilitis kronik bereulang
TONSILITIS AKUT
1. Viral
2. Bakterial
Tonsilitis bakterial. Masa inkubasi 2-4 hari. Gejala dan
tanda nyeri tenggorok , nyeri waktu menelan, demam
dengan suhu tubuh tinggi, rasa lesu, rasa nyeri di
sendi-sendi, tidak nafsu makan dan rasa nyeri di
telinga. Rasa nyeri di telinga karena reffered pain
melalui saraf N. IX. Pad apemriksaan tampak tonsil
membengkak hiperemis dan terdapat setritus
berbentuk folikel, lakuna atau tertutup oleh membran
semu
Therapi
Antibiotik
spektrum
luasseperti
eritromisin,
antipiretik,
obat
mengandung desinfektan.
penisilin
dan
kumur
yang
39
Komplikasi
Otitis media akut, sinusitis, abses peritonsil (quincy
throat), bronkitis, glomerulonefritis akut, miokarditis
Akibat hiertrofi tonsil akan menyebbakan :
Pasien bernapas mellaui mulut, snooring, gangguan
tidur karena sleep apneu (obstructive sleep apneu
syndrom)
Tonsilitis Kronik
Predisposisi
rangsangan menahun dari rokok, bebrapa jenis
makanan, higiene mulut buruk, , kelelahan fisik,
pengobatan tonsilitis akut yang tidak adekuat,
sebagian besar terjadi pada anak-anak
Komplikasi
rinitis kronik, sinusitis,
percontinuitatum
rinitis
media
secara
40
daerah
ini
sehingga
membengkak
tampak
palatum
mole
ODINOFAGI
41
Nyeri tenggorok akibat adanya akelainan pada
nasofaring,
orofaring,
hipofaring.
Farinh
kantong
fibromuskuler Yng bentuknya seperti corong yang besar
dibagain atas dan sempit di bagian abwah. Kantong ini
mulai dari dasar tengkorak terus menyambung ke
esofagus setinggi vertebrae cervical 6
FARINGITIS
Peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh
virus bakteri (5-40%), alergi, trauma, toksin, dan lain-lain
Faringitis akut
a. Faringitis viral sering menagalami infeksi sekunder
b. Gejal dan tanda :
c. Demam disertai rinorea, mual, nyeri tenggork, sulit
menelan
d. Pemriksaan : faring dan tonsil hiperemis
42
e. Etiologi : virus influenza, coxsachievirus, CMV,
adenovirus, EBV
f. Tehray : istirahta dan minum cukup, kumur dengan ai
rhangat, analgetik jika perlu
Faringitis Bakterialis
Gejala dan tanda
nyeri kepala hebat, muntah, kadang disertai demam
dengan suhu tinggi, jarang disertai batuk
Pemeriksaan
tonsi membesar, fairng dan tonsil hiperemis dan terdapat
eksudat di permukannya. Bberap ahari kemudian timhul
bercak petekie pada palatum dan faring. Kelenjar limfe
leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri pada
penenkanan
Terapi
Antibiotik : penicilin G 50.000U/kgBB
Amoksisilin 50mg/kg BB 3x1 sehari selama 10 hari
Pada dewasa 3x500mg selama 6-10 hari atau
Eritromicin 4x500mg /hari
Kortikosterois :
Dexametasone 8-16 gr
Analgetik
Kumur dengan air hangat atau antiseptik
FARINGITIS LAIN-LAIN
Fungal e.c candidia albicans
Pada pemeriksaan tampak plak putih di orofaring dan
mukosa faring lainnya hiperemis
Terapi
Nistatin dan anal getika
43
Gonoe , terapi : ceftriaxon
Faringitis Kronik
Terdapat 2 bentuk
Faringitis kronik hiperplastik
Terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring.
Mukosa dinding posterior tidak rata dan berglanural
Gejala mula-mula tenggorokkan gatal dan akhirnyabatuk
yang berdahak
Terapi lokal- kaustik faring dengan larutan nitras argenti
atau dengan elektocauter . simptomatis obat kumur
atau tablet hisap
Faringitis kronik atrof
Sering timbul bersamaan dengan rinitis atrofi. Pada
pemriksaan tampak mukosa faring ditutupi oelh lendir
yang kental dan bila diangkatt tampak mukosa kering.
Terapi-obat kumur dan menjaga kebersihan mulut
RHINITIS
Rhiitis Alergi
Menurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and Its Impact on
Asthma) tahun 2001 : kelainan pada hidung dengan
gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat
setelah mukosa hidung terapapar alergen yang
diperantarai oleh IgE. Merupakan suatu penyakit
44
inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan
diikuti dengan tahap provokasi atau reaksi laergi.
Reaksi alergi terdiri dari 2 fase :
1. Immidiate phase allergic reaction
2. Late phase allergic reaction
Alergen
inhalan, ingestan, injektan, kontaktan
Klasifikasi rinitis alergi
rinitis alergi musiman, rinitis alergi sepanjang tahun
Berdasar sifat berlangsungnya
intermetten <4hr/mg/<4mg, persisten >4hr/mg/>4mg
Diagnosis
Anamnesis
serangan yang berulang, rinore yang encerdan
banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal,
banyak keluar air mata.
Pemeriksaan fisik
rinoskoi anterior : mukosa edema, warna pucat, atau
vivid, disertai adanya sekret encer yang banyak.
45
SINUSITIS
Pengertian
Inflamasi mukoperiost satu/kiri sinus paranasal baik
karena infeksi dan non infeksi
Inflamasi mukosa sinus paranasal
Patofisiologi SInusitis
Infeksi
Sinusitis Infeksi
Bakteri,
virus,
46
Paranasal
perikontinuitatum
Sumbatan KOM
Hipersekresi
Hiperviskositas
jamur,
masuk
mellaui ostium
Hanya
maxila
Hanya
maxila
ada
pada
ada
pada
47
meningkatnya etmoid
Kelainan intrakranial
meningitis, abses ekstradural, abses otak
Abses subperiostal : sering pada anak
Mukokel
kista yang mengandung mukus, biasa pada sinus
maksilaris
Terapi
Tujuan
Mempercepat penyembuhan
Mencegah komplikasi
Mencegah menjadi kronik
Prinsip pengobatan
Membuka sumbatan di KOM sehingga drainase dan
ventilasi pulih
Medikamentosa:
Golongan penisilin
: amoksisilin (sinusitis akut
bakterialis)
Kuman resisten :produksi B-lactamase kombinasi
amoxilin-klavulanat
Sefalosporin generasi ke-2
Antibiotik diberikan 10-14 hari meskipun gejala hilang
Dekongestan
untuk
mengurangi
produksi
mukus
untuk
menghilangkan infeksi dan pembengkakakkan mukosa
serta membuka ostium sinus
Antihistamin generasi ke-2 bisa ada alergi berat
48
Tambahan
Analgetik
Mukolitik
Steroid oral/topikal
Pencucui rongga hidung dengan Na cCl/ pemanasan
(diatermi)
Irigasi Sinus maxila/proect 2 displacement therapy
Operatif
AWO / anthrostomi Washed Out, sinuskopi
Pembuatan lubang pada sinus masila yang bisasnya
menenmbus meatus inferior
Alat: trokat, NaCl, H2O2, betadine=menimbulkan rasa
tidak nyaman
FESS/BSEF funcyional Endoskopi Sinus SUrgery
Opersi sinus paranasal secara endoskopi untuk
memperbaiki KOM
Bedah endokopi sinus
Indikasi
sinusitis kronik yan tidak membaik setelah terapi
adekuat
Sinusitis kronik + kista / polip ekstensif
Sinusiitis + komplikasi
Sinusitis jamur
CWL/Caldwell-Luc
Pengangkatan rongga sinus maxilaris kemudian
dilakukan anthrostomiuntuhk drainase
Indikasi operasi :
Sinusitis kronik Yng tidak membIK setelah terapi
adekuat
Sinusitis kronik disertai kista/kelainan irreversible/
adnya komplikasi
49
50
Antihistamin : tidak rutin diberikan karena sifat
kolinergiknya dapat menyebabkan sekret menjadi kental
SINUSITIS DENTOGEN
Sinusitis karena kerusakan gigi
Sinus maksila jarang yang terkena kiri
a. Dasar sinus maksila sangat dekat dengan akar gigi
rahang atas (p1. P2, M1, M2,M3) sehingga infeksi gigi
geligi mudah naik menyebabkan sinusitis
b. Ostium sinusitis maksila terletak lebih tingii dari sins
sehingga drainase hanya tergnatung gerak silia
Dasar sinus maksila/processus alveolaris tempat akar
gigi-rahang atas sehingga rongga sinus maksila hanya
terpisahkan oelh tulang itpis dengan akar gigi bahkan
kadang-kadnag tanpa pembatas
Infeksi apikal akar gigi atau inflamasi jaringan perodental
mudah menyebar secar alangsung ke sinus, peredaran
darah, dan limfe
Curiga
sinusitis dentogen pada sinusitis maksila kronik yang
mengenai satu sisi dengan sinusitis, ingu spurulen dan
nafas berbau busuk
Antibiotik
Gigi harus dicabut/dirawat-
TELINGA
Luar (auris eksterna) 1/3 luar bagian kartilaginosa
Tengah (auris media) 2/3 dalam bagian tulang
Dalam (auris interna) 2/3 dalam bagian tulang
51
52
lateral,
canalis
Fungsi telinga
Telinga luar
Mengumpulkan dan menghantarkan gelombang bunyi ke
struktur-struktur di telinga tengah
Melindungi membran timpani dari trauma benda asing
dan efek termal
Bagian tersempit telinga adalah perbatasan antara
telinga dan tulang rawan
Kenapa telinga harus ditarik ke arah posterolateral saat
diperiksa? Karena bentuk anatomi yang berkelok
Infeksi pada liang telinga sering pada keadaan lembab
dan hangat karena liang telinga membentuk suatu
kantong berlapis epitel yang dapat merangkap
kelembaban sehingga daerah ini menjadi rentan
terhadap infeksi pada keadan tertentu.
Bisa timbul nyeri di telinga
Karena anatomi liang telinga bagian tulang sangat unik
karena merupakan satu-satunya tempat di tubuh kita
diman kulit langsung terletak di atas tulang tanpa adanya
jaringan
sub
kutan
sangat
pekatiap
edem/pembengkakkan terdapat ruang untuk ekspansi
Keluhan telinga dapat berupa:
Gangguan pendnegaran (tuli)
Berdengung (tinitus
53
Anamnesis
Keluhan pada satu atau dua telinga
Timbul tiba-tiba / bertambah bertahap
Sudah berapa lama
Riwayat
trauma
kepala/tertampar/trauma
aqustik/terpajan bisng/ infeksi virus dan flu
Gangguan terasa berat di tempat tenang/bising
SERUMEN
Sekret kelenjar sebasea dan apokrin yang terdapat pada
bagian kartilaginosa liang telinga
Fungsi
Bakterisidal, dari komponen asam lemak, lisozim dan
imunoglobulin dalam serumen
Proteksi, mengikat kotoran, mengeluarkan bau yang
tidka disenangi serangga
Pelumas, mencegah kekeringan dan pembentukan
fisura pada epidermis
Sarana pengangkur debris epitel dan kontaminasi
untuk dikeluarkan drai membran timpani serumen
bisa keluar sendirikarena migrasi epitel keluar teilnga,
gerakan silia dan bantuan saat mengunyah
54
Karena atrofi fisologis dari kelenjar apokrin, berkurangnya
komponen keringat drai sreumen yang menyebabkan
sumbatan telinga dan gangguan pendengaran
OE
Sirkumskripta (furunkulosis) radang telinga akut/kronik
yang diseabkan oelh infeksi jamur dan vitus, dengan
etiologi lain : trauma ringan dan mengorek telinga.
Difusa
Faktor predisposisi
1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam (ph=6)
menjadi basa sehingga protkesi kuman menurun
2. Perubahan suhu dan kelembaban lingkungan sehingga
kuman suku tumbuh di tempat kembab dan hangat
3. Trauma bernang : air kotor, mengorek telinga
Prinsip penatalaksanaan
membersihkan liang telinga dengan penghisap/kapas
dengan hati-hati agar kotoran tidak makin masuk
Penilaian terhadap sekret, edem dinding kanalis dan
membran timpani mungkin keputusan apakah akan
menggunakan sumbu untuk mengoleskan obat
Pemilihan pengobatan lokal
Cairan bening keluar serum-karen ada lesi
OTITIS MEDIA
Kelenjar telinga tengah, peradangan sebagian atau
seluruh mukosa tenlinga tengah, tuba eustachius,
antrummastoid dan mastoid.
55
Gangguan tuba-tekanan (-) telinga tengah (-) udara
bertekanan (-) mengkerut, edema, dinding liang telinga
berat-menarik cairan-eksudat / transudat
Efusi
Sembuh
Fungsi tuba tetap terganggu infeksi (-) OME
Fungsi tuba terganggu infeksi (+) OMA : sembuh , OME,
OMSK
Etiologi
Perubahan tekanan udara tibia
Alergi
infeksi
sumbatan : sekret, tampon, tumor
fungsi tuba eustachius
saluran yang menghubungkan telinga tengahnasofaring
untuk ventilasi : menjaga agar tekanan udara dalam
telinga tengah sama dengan tekanan udara luar
drainase sekret
menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke
telinga tengah
tuba biasanya dalam keadaan tertutup, terbuka apabila
O2 diperlukan masuk ke telinga tengah atau saat
mengunyah, menelan, dan menguap
Otitis media
Supuratif
: OMA, OMSK
Non-supuratif
: OMS (serosa), OMM (mukoid)
ISPA dapat menyebabkan kongesti- beri dekongestan
56
Pada anak-anak karena anatomi tuba pendek, lumen
lebih besar, horizontal, lembek, Self limiting disease
Kuman penyebab
Bakteri piogenik : streptococcus
Influenza lebih banyak pada anak 5 tahun
Stadium OMA
1. Oklusi Tuba
Penutupan Muara Tuba
Gambaran Retraksi/Penyumbatan Mt Akibat Tekanan (-)
Di Telinga Tengah
Akibat Absorpsi Udara
Membran timpani - utuh
2. Hiperemis : Hyema + Edeama
Tampak Peradngan Melebar Di Membran Timpani
Membran Timpani Hiperemis, Edema (Eksudat Masih
Belum Terlihat)
Bersifat Serosa Sukar Dilihat
3. Supurasi - Bulging
Edem Hebat di Mukosa + Tengah
Hancurnya Sel Epitel Superfisial
Eksudat Purulen Di Cavum Timpani Membran Timpani
Menonjol (Bulging)
Saat Pemeriksaan Weber Pada Stadium Supurasi, Jika
Pada Saat :
57
Tampak Sakit
Nyeri Hebat
Nadi +
Suhu Meningkat
Gelisah
Baik : Miringotomi
4. Perforasi: Mt Robek = Darah
Pemeriksaan Tenang
Suhu Tubuh Turun
Pemberian
Antibiotik
Terlambat/Vrulensi
Kuman
Meningkat, Tekanan Nanah Meningkat
Iskemik-Nekrosis Mukosa-Ruptur Membran Timpani
Nanah Keluar Ke Liang Telinga + Luar
Sekret Berkurang-Melebarnya Verina
Keluar Cairan Berbau, Kanal Dan Peradangan Akut-3 Hari
Supurasi Baiknya Miringotomi- Insisi Membran Timpani
#Insisi
Ruptur
Nanah Keluar Ke Liang Telinga Luar, Sulit Menutupnya
Gejala
Tergantung Stadium Penyakit Dan Umur Pasien
Utama
Nyeri Dalam Telinga
Gangguan pendengaran, rasa penuh di telinga dan
kurang pendengaran
Anak
gelisah, sukar tidur stadium supurasi
Menjerit saat tidur, diare, kejang-kejang, memegang
telinga
Demam Tinggi : Khas Pada Anak/Bayi
58