BLIGHTED OVUM
disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik madya
SMF Ilmu Penyakit Obsteri dan Ginekologi RSD dr. Soebandi Jember
Oleh:
Rifki Eka Amirudien
14710114
Pembimbing:
dr. Yonas Hadisubroto, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
Berbagai komplikasi yang dialami oleh ibu hamil mungkin saja terjadi dan memiliki
peluang untuk terjadi pada semua ibu hamil. Komplikasi ini bila dapat dideteksi lebih awal
maka akan dapat ditangani dengan baik. Blighted ovum atau kehamilan kosong merupakan
salah satu komplikasi atau kelainan dalam kehamilan yang dapat menyebabkan perdarahan
dalam kehamilan trimester dini.
Blighted ovum merupakan salah satu jenis keguguran yang terjadi pada awal
kehamilan. Disebut juga anembryonic pregnancy, blighted ovum terjadi ketika telur yang
terbuahi berhasil melekat pada dinding tetapi tidak berisi embrio hanya berbentuk placenta
dan kulit ketuban. Sebagian besar kasus BO akan dikeluarkan secara alamiah tetapi kadang
jaringan dalam rahim memerlukan tindakan medis.
BO umumnya terjadi pada awal kehamilan, bahkan terjadi sedikitnya 60% dari
semua keguguran dari setiap trimester kehamilan. Namun karena BO terjadi sangat awal,
banyak wanita tidak menyadari bahwa mereka sedang hamil ketika menderita BO. Akibatnya
banyak pasien yang tidak sadar dengan kondisinya.
Pada ibu hamil dengan BO , kantung uterus akan berhenti membesar. Pada waktu
embrio tiada lagi berkembang lalu mati. Kemudian gugurlah bahan atau produk kehamilan.
Proses keguguran itu dpat berlangsung beberapa minggu, dimulai dengan bercak kecoklatan
hingga perdarahan dalam jumlah yang banyak. Tidak jarang keguguran berlangsung spontan,
berdasarkan penelitian hamil dengan keguguran spontan sekitar 50% merupakan blighted
ovum.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa hamil tetapi
tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang mengalaminya juga
merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat menstruasi, mual dan muntah
pada awal kehamilan (morning sickness), payudara mengeras, serta terjadi
pembesaran perut, bahkan saat dilakukan tes kehamilan baik test pack maupun
laboratorium hasilnya pun positif.
Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika ovum yang
telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang. Sel
berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi tidak membentuk embrio itu
sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam trimester pertama sebelum seorang
wanita tahu tentang kehamilannya. Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya
menyebabkan tubuh wanita secara alami mengalami keguguran.
B. Etiologi
Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom dan
penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh wanita mengenali
kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh berusaha untuk tidak
meneruskan kehamilan karena janin tidak akan berkembang menjadi bayi normal dan
sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas
sperma atau ovum yang buruk.
Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom dalam proses
pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella dan streptokokus, penyakit
kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak terkontrol, rendahnya kadar beta HCG
serta faktor imunologis seperti adanya antibodi terhadap janin juga dapat
menyebabkan blighted ovum. Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri
semakin tua karena kualitas sperma atau ovum menjadi turun.
C. Patofisiologi
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma. Namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta yang berisi cairan. Meskipun
demikian plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan
hormon HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya
gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes
kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium
pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang
sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
D. Gejala dan Tanda
Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali. Gejala dan
tanda-tanda mungkin termasuk:
periode menstruasi terlambat
kram perut
minor vagina atau bercak perdarahan
tes kehamilan positif pada saat gejala
E. Diagnosa Banding
Mola hidatidosa
Kehamilan Ektopik
F. Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan saat
kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter kantung
kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga bisa terlihat lebih
jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya kantung kehamilan yang kosong dan
tidak berisi janin. Diagnosis kehamilanan embriogenikdapat ditegakkan pada
G. Pencegahan
Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa pasangan
seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi keguguran berulang di
awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan kejadian satu kali, dan jarang
terjadi lebih dari satu kali pada wanita.
Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan beberapa
tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi rubella pada wanita
yang hendak hamil, bila menderita penyakit disembuhkan dulu, dikontrol gula
darahnya, melakukan pemeriksaan kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun,
menghentikan kebiasaan merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan
kehamilan yang rutin dan membiasakan pola hidup sehat.
H. Penatalaksanaan
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalis untuk
memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika karena
infeksi maka maka dapat diobatai agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak
dapat hamil sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang
BAB 3
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
: 31 tahun
Pekerjaan
Suku
: Madura
Agama
: Islam
Status
: Sudah menikah
Pasien mengaku tidak terdapat anggota keluarga yang pernah mengeluhkan seperti pasien.
Riwayat Obstetri
: I. Abortus/ UK 3bln
II.Abortus/ UK 4 bln
III. Laki laki/6th/bidan/3800 gram
Riwayat KB
: Pil KB
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
TTV :
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/ menit
RR : 20x/ menit
Tax : 36,4 C
Kulit : dalam batas normal
Kepala : Mata : anemis -/-, ikterik-/Hidung : tidak ada sekret/ bau/ perdarahan
Telinga : tidak ada sekret/ bau/ perdarahan
Mulut : bibir tidak sianosis, tidak ada pigmentasi, mukosa pucat
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Cor : S1S2 tunggal
Pulmo : Vesikuler +/+, Ronkhi -/-, Wheezing -/Abdomen:
I : Cembung
A : Peristaltik (+) normal
P : redup
P : Nyeri tekan (-)
Status Obstetri
Abdomen:
I : Bekas operasi (-)
A : Peristaltik (+)
P : redup
P : nyeri tekan (-)
Genitalia :
-
vulva/vagina: tidak ada laserasi, tidak ada benjolan, tidak ada fluor albus, fluksus (-)
Ekstremitas : Akral hangat pada ekstremitas atas, dan dingin pada ekstremitas bawah dan
tidak terdapat oedem di keempat ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Lab Terlampir (28 November 2015, Pk. 22.30 WIB)
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Hematologi Lengkap
Hemoglobin
12,2
Leukosit
10,4
Hematokrit
17,5
Trombosit
339
Laju Endap Darah
12/27
Normal
12,0 16,0
4,5 11,0
36 46
150 450
0-25
Satuan
gr/dl
109/L
%
109/L
mm/jam
FAAL HATI
SGOT
21
10-31
U/L
SGPT
16
9-36
U/L
Albumin
4,1
3,4-4,8
gr/dl
103
<200
mg/dl
0,8
0,5-1,1
mg/dl
6-20
mg/dl
4,3
2,0-5,7
mg/dl
GULA DARAH
Gllukosa sewaktu
FAAL GINJAL
Kreatinin serum
BUN
Asam Urat
SEROLOGI-IMUNOLOGI
BHCG urin
positip lemah
negatif
USG :
GS (+) 6 cm , FP (-), tidak tampak massa intrauterine
Kesan : Blighted ovum
ASSESMENT
G4P1021 UK 12-13 Minggu dengan Abortus incomplete (Blighted ovum)
PLANNING
Planning Diagnostik
Planning Monitoring
Observasi TTV
Observasi Perdarahan
Planning Terapi
FOLLOW UP
1.H 2 MRS (29 november 2015)
Ax : Pasien mengeluh perdarahan pervaginam (-), nyeri abdomen (-), pusing (+) cekot
cekot, BAK lancar, BAB lancar
Px : KU : baik, CM, tak tampak anemis
VS : TD : 110/70 mmHg
RR : 18 x/menit
HR : 92 x/menit
T : 36,2 C
Kepala : conjungtiva anemis (-/-)
Thorax
: pulmo : vesikular (+/+), COR : S1-S2 regular
Abdomen : nyeri tekan (-), peristaltik (+)
Extremitas : akral hangat, nadi cukup
Dx : G4P1021 UK 12-13Minggu + Abortus incomplete (Blighted Ovum)
Tx : Curretage
BAB 1V
PEMBAHASAN
terganggu
(KET) sehingga
perlu
dipastikan
melalui
pemeriksaan
dilatasi
dan
kuretase
jaringan
untuk
menghentikan
perdarahan,
BAB V
KESIMPULAN
Daftar Pustaka
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL ..................................................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 3
2.1 DEFINISI ................................................................................................................3
2.3 ETIOLOGI ........................................................................................................... 7
2.4 PATOFISIOLOGI................................................................................................. 8
2.5 GEJALA DAN TANDA ............................................... 8
2.6 DIAGNOSIS BANDING ..................................................................................... 8
2.7 DIAGNOSIS ....................................................................................................... ..9
2.8 PENCEGAHAN.......................................................................................................9
2.10 TATALAKSANA ............................................................................................. ..10
BAB 3 LAPORAN KASUS ...................................................................................... ..11
BAB 4 PEMBAHASAN ...............................................................................................13
BAB 5 KESIMPULAN .................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15