Anda di halaman 1dari 34

Departemen Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD

Karawang
Fakultas Kedokteran Trisakti

Referat

DISTOSIA
Kompetensi 3B (Keadaan Gawat
Darurat)

- Andi Nita Apriliana (030.12.017)


- Kinanty Sindiana (030.12.142)

Pembimbing :
dr. Kukung, SpOG

Pendahuluan

Persalinan proses normal berupa kontraksi uterus


involunter yg efektif dan terkoordinasi, yang menyebabkan
penipisan dan dilatasi serviks secara progresif serta
penurunan dan pelahiran bayi dan plasenta

Persalinan
interaksi 3P
1. PASSENG
ER
2. PASSAGE
3. POWER

presentasi
dan
1. Kelainan
selalu berjalan
NORMAL
, terdapat penyulit
dalam persalinan
:
Atasi
dengan
:
posisi
2. Distosia
kelainan alat
kandungan
kelainan janin
kelainan his

- Persalinan percobaan
- Alat bantu ( cunam,
forcep)
- SC
- Simpisiotomi

Pembahasan

Anatomi
Bagian tulang
Bagian lunak

Bagian tulang
Tulang-tulang panggul (pelvis) & sendi panggul

Pelvis mayor & minor

Pintu atas panggul


- Diameter anteroposterior
- Konjugata diagonalis
- Konjugata vera
- Diameter transversa
- Diameter oblikua
Ruang panggul

Pintu bawah panggul

Bidang hodge

Jenis panggul

Bagian lunak
Diafragma Pelvis (Pelvic Floor Muscle)
Otot levator ani :
- otot puborektalis
- otot pubokoksigeus
- otot iliokoksigeus.
otot koksigeus

Bagian lunak

Diafragma Uroginetale

Dibentuk oleh :
-

Aponeurosis otot transfersus

perinei profundus , otot transfersus


perinei superfisialis & spingter
uretrovaginal

Bagian lunak

Lapisan terluar dasar panggul

Dibentuk oleh otot :


-

Bulbospongiosus

Iskhiokavernosus

Bulbokavernosus

Transfersus perinei superfisalis

Definisi
Distosia berasal dari bahasa Yunani,
Dys atau dus yang berarti buruk atau
jelek, tosia berasal dari tocos yang
berarti persalinan, sehingga distosia
merupakan persalinan yang sulit, tidak
ada kemajuan dalam persalinan atau
merupakan persalinan yang membawa
satu akibat buruk bagi janin maupun
ibu.

Etiologi
Secara mekanis dikelompokkan kedalam 3
golongan :
Kelainan POWER

: kontraksi uterus dan kemampuan

ibu meneran.
Kelainan PASSANGER
Kelainan PASSAGE

: keadaan janin.

: keadaan panggul

Distosia karena kelainan


power
Hypotonic uterine contraction :
D:
uterus terkoordinasi, adekuat, lemah,
pendek & jarang

- Inersia uteri PRIMER his sejak awal lemah


- Inersia uteri SEKUNDER his lemah stlh sblmnya
mengalami his yg adekuat

E:

Primi tua

Psikis ibu dalam kondisi

T:

ketakutan

Obsv TD, DJJ, Tanda asidosis

Peregangan uterus yang

Inf D5%

berlebih : kondisi gemeli dan

Apabila nyeri pethidine 50 mg

hidramnion, herediter

Pemeriksaan dalam analisa apakah

Bagian janin tidak merapat

ada CPD

pada segmen bawah rahim

Bila dg CPD : sc

dalam hal ini kelainan letak

Bila tdk dg CPD : perbaiki KU,

atau CPD (cephalo-pelvic

edukasi utk aktivitas berjalan, lakukan

disproportion)

amniosintesis, oksitosin drip 5 IU per D5%


(8 - 40 tpm), awasi interval his & djj.

Dx :
CTG
USG

Apabila oksitosin drip gagal SC

Hypertonic uterine
contraction :
- His terlampau kuat persalinan selesai dalam
waktu singkat (<3 jam) partus presipitatus
- penyebab distosia
- Kelainan pada His

Incoordinate Uterine
Action :
-

Tonus uterus otot meningkat, diluar His

sinkronisasi koordinasi antara kontraksi His tidak


efisien dalam mengadakan pembukaan persalinan lama
spamus sirkuler penyempitan kavum uteri.

Distosia servikalis
PRIMER - serviks tidak membuka yg berhubungan dg
incoordinate uterine action.
SEKUNDER - kelainan organik pd serviks.

Distosia karena kelainan


passage
Distosia karena kelainan tulang panggul
D:
Persalinan yg sulit yg disebabkan o/ adanya
kelainan dr bentuk penggul atau ukuran
panggul. PAP
- Penyempitan
Diameter anteroposterior <10
cm & diameter transversa <12
cm.
- Penyempitan pintu tengah
panggul
Diameter intraspinarum +
diameter sagitalis posterior
</= 13,5cm.
- Penyempitan pintu bawah
panggul
Diameter intertuberosum <8

Dx :
- PAP
Berukuran cukup promontorium tidak menonjol & ukuran
konjugata diagonalis > 11,5cm.
- PTP
Tidak menyempit spina ischiadica tidak menonjol,
dinding samping tdk teraba melengkung, & kecekungan os.
Sacrum tidak dangkal.
- PBP
Diameter intertuberosum dgn meletakkan tangan terkepal
pada perineum diantara ke-2 tuberositas ischii. Normal
>8cm.

T:
Persalinan
perabdominam

Distosia karena kelainan


passenger
T:

Bila masih
ada ketuban
Posisi oksipitalis posterior
persisten
amniosintesis

D:
Oksiput ini tidak berputar
ke depan sehingga tetap
dibelakang.

Bila presentasi kepala & panggul


longgar spontan

Bila kal II lama & tanda gawat janin


tindakan

Bi la pembukaan blm lengkap


oksitosin drip

E:

Bila pembukaan lengkap & tdk ada

Bentuk panggul antropoid

Bentuk panggul android

Otot panggul yang sudah

masuk tdk kurang dari 1/5, H III, UUK

lembek (multipara)

lintang sudah dipimpin tdk ada

Kepala janin yang kecil dan

kemajuan (deep transvered arrest)

kemajuan oksitosin drip

Bila pembukaan lengkap & kepala

Distosia karena kelainan


passenger
Presentasi puncak kepala
D:
Puncak kepala
janin
merupakan
bagian terendah

E:
Kelainan panggul, kepala bundar,
janin kecil/iufd, kerusakan dasar
panggul, dll

(UUB)

Dx :
- Pemeriksaan
lokalis
abdomen
- Auskultasi
bagian bawah
perut ibu
- VT
- Pemeriksaan
radiologis

T:
- Putaran paksi dalam UUB
berputar ke simfisis
- Fleksi lahirlah oksiput
- Yang melewati panggul circum
fronto-occiput (+- 34cm)
- 1 jam tidak lahir ekstraksi
forceps/episiotomy

Distosia karena kelainan


passenger
Presentasi muka
D:
kedudukan kepala mengalami defleksi
maksimal, sehingga oksiput tertekan pada
punggung dan muka merupakan bagian
Dx :

terendah menghadap ke bawah.


- Px dalam : teraba
E:
dagu mulut,
- Keadaan yg menghalangi terjadinya
hidung, tepi orbita,
fleksi kepala ex: panggul sempit
bila ada caput
atau janin besar.
maka sulit
- Multiparitas
dibedakan dengan
- Kondisi kelainan janin :
bokong
anencephalus
- pemeriksaan

Distosia karena kelainan


passenger
Presentasi muka
T:
- Kepala turun dg sirkumfarensia trakelo parietalis dengan
dagu lintang atau miring muka smp dasar panggul terjadi
putaran paksi dlm dagu ke depan di bawah arkus pubis
submentum menjadi hipomoklion kepala lahir dengan fleksi
sampai dahi, UUB, belakang kepala lewati perineum
putaran paksi luar dan badan lahir.
- Diubah mnjd presentasi blkg kepala tg masuk ke vagina
tekan bagian muka dan dagu ke atas, bila tdk bisa lakukan
THORN.
- SC posisi mentoposterior persistence & panggul sempit.

Distosia karena kelainan


passenger
Persentasi dahi Dx :

- Px luar spt : presentasi muka namun

D:

Presentasi dahi pada

bagian blkg kepala tidak begitu

umumnya merupakan

menonjol

kedudukan sementara,

- Px dalam : akan teraba sutura frontalis,

posisi ini dapat berubah

ujung yg satu akan teraba UUB & ujung

menjadi presentasi

lain teraba pangkal hidung & tepi

belakang kepala atau


presentasi muka

T:

orbita
- Jika janin kecil mungkin spontan
(krn janin bisa berubah jd pres blkg
kepala atau presentasi muka.

E : presentasi
muka

- Jika janin besar SC (krn


sirkumfarensia maksilo parietalis lebih
besar dari PAP
- Kala I Perasat THORN , bila gagal

Distosia karena kelainan


passenger
Letak sungsang
D:

E:

Janin terletak

Jumlah air ketuban, kel. Implantasi plasenta)

memanjang dengan
-

kepala di fundus uteri

Dx :
-

Persepsi gerakan
janin o/ Ibu

Pemeriksaan
leopold

Auskultasi DJJ

VT

USG

Kel. Dari janin (premature, gemeli, IUGR, kel.


Bawaan)

& bokong dibagian


bawah kavum uteri

kel. Dari Ibu (kel. Uterus, kel. Panggul, kel.

Skor

Paritas

Primigravi
da

Multigravid
a

Masa gestasi

39
minggu

38 minggu

37 minggu

TBJ

3630 gr

3629 - 3175
gr

3175 gr

Riw. Presentasi
bokong

1x

2x

Station

-3

-2

-1 atau lebih
rendah

Pembukaan

< 2 cm

3 cm

> 4 cm

<3 : perabdominam,
4- 2: reevaluasi,
>5 :
- 3/>
- 1/> rendah
pervaginam
tinggi

Penurunan Bokong

Distosia karena kelainan


passenger
Letak lintang

D:

sumbu panjang janin


melintang terhadap
sumbu panjang ibu
(termasuk di dalamnya
bila janin dalam posisi
oblique)
Bila letak lintang kasep :
letak lintang kepala janin
tidak dapat didorong ke
atas tanpa merobekkan
uterus

E:
Fiksasi kepala tidak ada karena
panggul sempit, hidrosefalus,
anesefalus, plasenta previa, dan
tumor pelvis.
Janin sudah bergerak pada
hidramnion, multiparitas, atau
sudah mati.
Gemeli.
rectum penuh
Multiparitas disertai dinding
uterus dan perut yang lembek.

Distosia karena kelainan


passenger
Letak lintang
Dx :
-

Inspeksi : Perut membuncit ke


samping

Palpasi : Fundus uteri lebih


rendah dari seharusnya tua
kehamilan, Kepala (ballotement)
teraba di kanan atau di kiri

Auskultasi : DJJ setinggi pusat


kanan & kiri

Pemeriksaan dalam : Teraba


tulang iga, skapula, dan kalau
tangan menumbung teraba tangan

T : dianjurkan untuk
perabdominam

Kehamilan multiple
D:
Kehamilan
dengan 2 janin
atau lebih
Dx :

E:
(pembuahan satu/lebih ovum yang
berbeda)
-

Ras

Hereditas

Usia ibu & paritas

Anamnesis

Factor gizi

Riw.

Terapi kesuburan

Penggunaan

T:

obat induksi

- Cairan, PRC, ampisilin, alat

ovulasi
-

Pf

Auskultasi

Lab

USG
- Kepala-kepala
(pervaginam)

Makrosomia (distosia bahu)


E:

D:
BBBL >4000g
Distosia bahu bahu fetus
tidak dapat dilahirkan setelah
kepala lahir

1. Ibu anatomi pelvis, diabetes


gestasional, kehamilan post-term, riw.
Distosia bahu sebelumnya, pendek,
obesitas, BB meningkat > 17kg.
2. Fetus makrosomia
3. Proses persalinan forceps/vakum,

Dx :

kala II memanjang, kala I aktif

1. Kepala janin lahir

memanjang, induksi persalinan

menekan vulva dgn


kencang
2. Dagu tertarik & menekan
perineum
3.

Turtle sign

4. Traksi pada kepala tidak


berhasil melahirkan bahu

T:
Help
Evaluate for episiotomy
Legs
Pressure on suprapubic
Enter
Remove posterior arm
Roll the patients to the all four

Help

Evaluate for episiotomy

Legs (manuver McRoberts)

Pressure on suprapubic (manuver rubin II)

tangan penolong diatas abdomen di area suprapubik tekanan


dari arah posterior bahu anterior fetus kearah bawah & lateral

Enter (manuver rotasi internal)


Tangan harus dimasukan ke dlm vagina (perlu episiotomy)

merubah sumbu

fetus dari antero-posterior menjadi diagonal

- Manuver Rubin II
2 jari dimasukan ke vagina & ditempatkan pada sisi
posterior bahu anterior fetus mendorong bahu

kearah dada

adduksi
- Manuver Woods Corkscrew
Rubin II ditambah 2 jari dari tangan yang lain &
sisi anterior bahu posterior

ditempatkan di

mendorong bahu posterior ke arah

anterior aksis fetus mjd diagonal.

Remove posterior arm (manuver Jacquemier)

Mengeluarkan lengan posterior dulu (butuh episiotomy) difleksikan


lengan dikeluarkan dari sisi anterior dengan cara menyapu sisi dada &
wajah fetus.

Roll the patients to the all four positions


Posisikan ibu bertumpu pada ke2 lengan dan ke2 lutut dengan punggung
agak melengkung.
Harus dilakukan dalam waktu 5 menit tidak berhasil fasilitas kamar
operasi.

Hidrosefalus
E:

D:

Tidak lancarnya aliran

Terjadinya penumpukan

serebrospinalis / >

cairan serebrospinal yg

produksi cairan

berlebihan di ventrikel &

serebrospinal pada janin

terjadinya pembesaran dari


Dxcranium.
:
-

Kepala menonjol di atas


simphisis

DJJ terletak lebih tinggi dari

T:
-

kepala bayi

biasanya
-

kepala tipis
-

pervaginam

VT : sutura & ubun-ubun yang


melebar tegang & tulang
USG : BPD > besar

Pengecilan ukuran

Lebih baik secara


perabdominam

Kesimpulan
Distosia merupakan persalinan yang sulit, tidak ada kemajuan
dalam persalinan atau merupakan persalinan yang membawa
satu akibat buruk bagi janin maupun ibu. Distosia terjadi
karena beberapa faktor, yaitu Kelainan Power, Kelainan
Passage, dan Kelainan Passanger.

Penanganan distosia tergantung dari jenis distosianya,


dapat dilakukan manuver obsteterik tambahan agar dapat
dilahirkan secara pervaginam atau melakukan persalinan
perabdominam.

DAFTAR PUSTAKA
1. Saifuddin AB. Jalan Lahir. Dalam: Ilmu Bedah Kebidanan. Edisi 1. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2010;1-10.
2. Rachimhadhi T. Anatomi Jalan Lahir. Dalam: Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2010;188-203.
3. Cuningham FG, Norman F, Kenneth J, Larry C, John C, et al. Williams Obstetric. 23 rd edition. New
York: Thw Mc Graw-Hill Companies. 2010.
4. Moore KL, Dalley AF. Pelvis and Perineum in Clinical Oriented Anatomy. 5 th edition. USA: Lippincot
Williams and Wilkins. 2006;76-100.
5. The WHO (World Health Organization). Reproductive Health Library. 2015. Available at
http://apps.who.int/rhl/pregnancy_childbirth/complications/en/ . Accessed December 4th, 2016.
6. Muchtar R. Bentuk dan Kelainan Panggul. Dalam: Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC. 2002;315-30.
7. Sirisena LAW, Sirisena TB, Silva PD, Ranathunga A. Management of Breech Presentation. SLCOG
National Guidelines. 2010. Available at
http://www.gfmer.ch/RSH-Course-2010/nationalguidelines/pdf/Management-Breech-Presentation-SL
COG.pdf
. Accessed December 7th, 2016.
8. Jeremy O, Suzanne A. Llewellyn-Jones Fundamentals of Obstetrics and Gynaecology. 8 th ed.
Edinburgh: Elsevier Mosby. 2005;168-71.
9. Duta DC, Chakravarti S, Pai MN, Kusthagi P. Holland and Brews Manual of Obstetric. 4 th ed. India:
Elseiver. 2016;221-4.
10.Lilihata G, Prasmusinto P. Distosia Bahu. Dalam: Kapita Selekta kedokteran. Edisi IV. Jilid I. Jakarta:
Media Aesculapius. 2014;459-62.

Anda mungkin juga menyukai