:: CAKIL(catatan kecil)ANAK ::
PART I dan PART II
“Disadur langsung dari catatan pribadi, teman, senior dan White
Collar Cs”
“ Pahlawan adalah mereka yang slalu terlihat tenang dibawah semua tekanan,
tampak santai ditengah kesibukan, tersenyum dalam kesedihan, berkerja
dalam kesulitan, optimis didepan tantangan, gembiran di sgala situasi ”
“TRUS BERGERAK DITENGAH SEMUA KESULITAN, TETAP
OPTIMIS MERAIH MIMPI, WALAU DI ATAS KELEMAHAN DIRI “
“ Jiwa2 yg ulet adalah jiwa2 yg slalu mampu menembus
ketidakmungkinan, jiwa yang slalu sanggp melawan kebosanan, jiwa
yg slalu bisa memecah kebekuan dan kemalasan, yg slalu bs
mengalahkan kelelahan dan kelemahannya sendiri “
ALFIAN FIRDAUS
I11108032
1
Cakil-koas alfian
DAFTAR ISI part 1
Pembagian Ikterus 10
Terapi ikterus 10
APGAR score 11
Dosis obat 12
Tatalaksana NRDS 13
Soal simulasi 16
Ballard-dubowitz score 28
2
Cakil-koas alfian
CATATAN BIMBINGAN STASE ANAK
1. Diare
- Berapa banyak volume BAB
- Tanya kebiasaan MCK
- Makanan ditutup atau gak?
- Cuci dimana?
- Sumber air?
- Keluarga lain dengan sakit yang sama
- Dibawa kemana selama sakit
2. Kejang demam
- Berapa lama kejangnya
- Sadar atau tidak ketika demam
3. Bayi baru lahir
- Keadaan ketuban
- Langsung menangis atau gak?
PEMERIKSAAN FISIK
3
Cakil-koas alfian
KULIAH GIZI (dr. Budi, Sp.A)
TAK JELAS
4
Cakil-koas alfian
- Bayi ngorok (stridor) sumbatan pada bagian atas
- Derajat gagal nafas:
o <3 : O2 nasal kanul atau head box
o 4-5 : continous pressure
o ≥6 : intubasi ventilator
- HIE : hipoksik iskemik ensefalopati
- Sutura mengembung : meningitis atau ensefalitis
- Meningitis radang TIK ↑
- Mata belekan curiga GO. Terapi : penisilin 100.000 IU diencerkan 10x, lalu
diencerkan lagi 10x teteskan tiap 2 jam
- BB 2,5 – 4 kg, cek GDS < 45
o Tanpa gejala : beri minum lebih banyak, 3 jam cek lagi.
o Dengan gejala : masuk glukos
- Urin :
o 6-8 x kencing normal
o Bayi permepuan mens normal
- ISK dapat bergejala muntah pada anak
- Cara membedakan ↑ nadi apakah sock atau presepsis masukan NaCl 10 cc/KgBB,
apabila N ↓ = shock, apabila N tetap = presepsis
- Anak-anak dengan SN, penggunaan steroid, dan penyakit ginjal, diastolik. Terapi:
nifedifin.
- Diazepam, hati-hati penggunaanya pada byi karena dapat menyebabkan depresi
pernafasan
- Ciprofloksasin, ES mengganggu pertumbuhan
- E. Coli : BAB berlendir, menangis ketika BAB
- Protozoa : BAB berdarah
5
Cakil-koas alfian
- Kortikosteroid diberi pada: TB milier, meningitis Tb (hidrosefalus spasitas),
pleuritis TB.
- Imunisasi
o Tetanus : DPT
o Pneumonia : PCV
o Meningitis : HIG
- Syok : 10 cc/KgBB/menit
- 1 cth : 5 cc
- 1 sdm : 15 cc
- Anak indonesia defisiensi besi 45%
- CMPSE : cow milk protein sensitve enteropathy
- Alergi susu sapi, terapi: hipoalergenik milk (protein hidrolisis) pregestemin
neokid susu asam amino.
BEDSIDE TEACHING
- Hepatitis minimal dirawat 10 hari saat akut karena semua hepatitis akut berpotensi
mejadi hepatitis fulminan
- Hepatitits fulminan terjadi sampai 10 hari
- Hepatitits B bisa menjadi hepatoma
- Pada mata flikten nularis
7
Cakil-koas alfian
DEMAM THYPOID (dr. Dedet, Sp.A)
- Anamnesis
Demam > 7 hari ↓↑, ↑ malam hari
Gejala GI. Mual, muntah, diare, sakit perut, obstipasi
Sakit kepala pada anak besar
Ditanya juga riwayat kejang, riwayat banyak tidur penurunan kesadaran, riw.
Menggigau, riw.batuk pilek
- Dd
Malaria : riwayat bepergian dalam 2 minggu, tipe demam
ISK : riwayat perubahan miksi
- Komplikasi : perdarahan saluran cerna
- Pemeriksaan fisik
BB, TB, suhu
KU, kesadaran, status gizi, keadaan sakitnya : R/S/B, sianosis, dipsnoe:
insidentil
KGB : pembesaran
Kepala : simetris?
- Riwayat pengobatan
Dibawa kemana, diagnosis apa
8
Cakil-koas alfian
Batas Normal Hasil Pemeriksaan Fisik Anak
1. Suhu
Temperatur aksila : normal ( 34, 7 – 37,3 ), fever ( > 37,5)
Temperatur rektal : normal (36,6 – 38,0), fever ( > 38,0)
Sumber: buku ajar tropik infeksi anak (IDAI)
2. Frekuensi Nadi
< 1 tahun : 110 – 160
2 – 5 tahun : 95 – 140
5 – 12 tahun : 80 – 120
> 12 tahun : 60 – 100
Sumber: ilustrated textbook of paediatrics (2007)
3. Frekuensi Napas
Nenonate (< 4 minggu) : 30 – 50, takipneu (> 60)
Infant ( < 1 tahun) : 20 – 30, takipneu (> 50)
Young children (2 – 5 tahun) : 20 – 30, takipneu(> 40)
Older children (5 – 12 tahun) : 15 – 20, takipneu (> 30)
Sumber : ilustrated textbook of paediatrics (2007)
9
Cakil-koas alfian
Pembagian ikterus menurut metode Kremer
10
Cakil-koas alfian
APGAR SCORE
Klinis 0 1 2
(denyut jantung)
(refleks)
(tonus otot)
11
Cakil-koas alfian
DOSIS OBAT
1. Ampicillin: 15 – 25 mg/kg, 4x, (IV,IM,PO) 17. Dexamethasone: 0,1 - 1 mg/kg/hari, dosis
(Sediaan: vial 1 gr) terbagi (3x), (PO,IV,IM)
2. Gentamicin: 7,5 mg/kg/x, 1x (IV, IM) (Sediaan: tab 0,5 mg, inj 5 mg/ml)
(Sediaan: ampul 40 mg/ml, 2 ml) 18. Methylprednisolon: 1 – 2 mg mg/kg/hari,
3. Cefotaxime: dosis terbagi (4x), PO
Mild: 25 mg/kg, 2x, (IV) (Sediaan: tab 4 mg; vial 125 mg)
Severe: 50 mg/kg, 2x, (IV) 19. Dextromethorphan: 0,25 mg/kg, 3x, PO
(Sediaan: vial 1 gr) (Sediaan: tab 15 mg, syr 10 mg/5 ml)
4. Ceftriaxone 20. Ambroxol: 0,5 mg/kg/x, 3x, PO
Mild: 25 mg/kg, 2x, (IV,IM) (Sediaan: tab 30 mg, syr 30 mg/5 ml)
Severe: 50 mg/kg, 1 -2x, (IV,IM) 21. Ondansetron: 0,2 mg/kg/x, 3x, (PO, IV)
(Sediaan: vial 1 gr) (Sediaan: 2 mg/ml, 2 ml)
5. Metronidazole: 7,5 mg/kg, 3x, (IV,PO) 22. Domperidone: 0,2 mg/kg/x, 3x, (PO, IV)
(Sediaan: tab 250/500 mg; fl 5 mg/ml, 100 (Sediaan: tab 10 mg, syr 5 mg/5 ml)
ml) 23. Captopril: 0,1 mg/kg/x, 3x, PO
6. Chloramphenicol: 25 mg/kg, 3x, (IV,PO) (Sediaan: tab 12,5 mg)
(Sediaan: Kaps 250 mg/500 mg; Syr 125 24. Nifedipine: 0,5 mg/kg/x, 2x, (PO, SL)
mg/ml; Vial 1 gr) (Sediaan: tab 10 mg)
7. Amoxycillin: 15 – 25 mg/kg, 3x, (PO,IV,IM) 25. Furosemide: 0,5 - 1 mg/kg, 1 – 4 x/hari
(Sediaan: tab 250/500 mg, Syr 125 (Sediaan: ampul 20 mg/ml, 2 ml)
mg/5ml) 26. Salbutamol:
8. Cefixime: 5 mg/kg, 2x, PO PO: 0,1 mg/kg/x, 4x
(Sediaan: tab 100/200 mg; Syr 100 mg/5 Nebulisasi: 2,5 mg/kg/x, 4x
ml) (Sediaan: nebule 2,5 mg/ml; tab 2/4 mg)
9. Erythromycin: 10 mg/kg, 4x, PO 27. Pseudoefedrin: 1 mg/kg/x, 3x, PO
(Sediaan: kapsul 250/500 mg) (Sediaan: tab 60 mg)
10. Cotrimoxazole: TMP 4 mg/kg, 2x, PO 28. Paracetamol: 15 mg/kgbb/x, PO, 4 – 6 x
(Sediaan: tab pediatrik 20mg TMP /100mg (Sediaan: tab 500 mg, syr 120 mg/5 ml,
SMX; Syr 40 mg TMP/200 mg SMX/5 ml) drop 60 mg/0,6 ml, inf 10 mg/ml)
11. Chlorpheniramine: 0,1 mg/kg, 3x, PO 29. Epinefrin:
(Sediaan: tab 4 mg) Nebulisasi:
12. Cetirizine: 1x, PO Wheezing: 0,01 ml/kgbb/x dari larutan
6 bln – 2 thn: 2,5 mg epinefrin 1:1000 (1 mg/ml)
2 – 5 thn: 2,5 – 5 mg Croup: 2 ml dari larutan epinefrin
> 5 thn: 5 – 10 mg 1:1000 + NaCl 3 cc
(Sediaan: kaps 10 mg, Syr 5 mg/ml) 30. Zinc
13. Diazepam: 0,3 mg/kg/x, (IV, PR) < 6 bulan: 10 mg/x, 1x/hari
(Sediaan: ampul 5 mg/ml, 2 ml; rectal > 6 bulan: 20 mg/x, 1x/hari
tube 2,5 mg/ml, 5 ml) (Sediaan: tab 20 mg, syr 10 mg/5 ml)
14. Phenobarbital: 31. Vitamin A
Loading: 20 – 30 mg/kg/x, (IM, IV) (Sediaan: kaps biru 100.000 IU, kaps
Maintenance: 5 mg/kg/x, 1x, (PO,IV,IM) merah 200.000 IU)
(Sediaan: 100 mg/ml, 2 ml)
15. Lactulose: 0,5 ml/kg/x, 2x, PO
(Sediaan: 3,3 gr/5 ml, 60 ml)
16. Bisacodyl:
< 1 tahun: 2,5 mg/x, PR
1 – 5 tahun: 5 mg/x, PR
> 5 tahun: 10 mg/x, PR
(sediaan: supp 5 mg, 10 mg)
12
Cakil-koas alfian
TATALAKSANA
Neonatal Respiratory Distress Syndrome
PRENATAL CARE - Bayi preterm yang beresiko RDS harus lahir pada RS fasilitas lengkap,
termasuk ketersediaan ventilasi mekanik.
- Jika memungkinkan, kelahiran ditunda hingga terapi steroid antenatal
selesai
DELIVERY - Hindari pemotongan tali pusat terlalu cepat saat kelahiran
ROOM - Stabilisasi bayi di Radiant Warmer dan selimuti bayi
STABILISATION - Resusitasi bayi, hindari volume tidal berlebihan dan paparan oksigen
100%, gunakan Pulse Oximetry untuk memberikan petunjuk adanya
respon Heart Rate yang adekuat
- Untuk neonatus prematur yang ekstrim, pertimbangkan intubasi untuk
pemberian Surfaktan profilaksis
Untuk neonatus prematur biasa, mulai CPAP sedini mungkin
RESPIRATORY - Pemberian Surfaktan melalui ETT (Survanta 4 ml/kgBB, Infasurf 3
SUPPORT AND ml/kgBB, Curosurf 2,5 ml/kgBB)
SURFACTANT - Bayi prematur biasa dapat diekstubasi menjadi CPAP atau NIPPV saat
pemberian Surfaktan
- Untuk yang membutuhkan ventilasi mekanik, lakukan ventilasi secepat
mungkin, hindari hiperoxia, hipocapnia dan volutrauma
- Bayi dirawat dengan ventilasi dengan mode CPAP atau NIPPV
SUPPORTIVE - Berikan antibiotik hingga diagnosis sepsis dapat disingkirkan
CARE (Amphicillin dan Gentamicin)
- Pertahankan suhu tubuh pada rentang normal (36,5 oC – 37,5oC)
- Balance cairan ketat dibutuhkan pada terapi nutrisi parenteral
- Tekanan darah dimonitor secara rutin, untuk menilai perfusi jaringan
- Perhatikan adanya tanda PDA (hipotensi dengan diastolik rendah) yang
harus segera ditutup dengan terapi farmakologi
(Indomethacin/Ibuprofen)
Cloherty JP,Eichenweld EC, Stark AR. Manual of Neonatal Care. Edisi ke-6. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins. 2012.
By. Reisa Indra
13
Cakil-koas alfian
Tatalaksana Tetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
14
Cakil-koas alfian
Pemberian Anti Diptheria Serum (ADS)
+ - - +
Metode Bedreska:
1. ADS 0,05 cc dilarutkan dalam 1 cc garam fisiologis diinjeksikan subkutan
2. ADS 0,1 cc dilarutkan dalam 1 cc garam fisiologis diinjeksikan subkutan
3. ADS 0,2 cc diinjeksikan subkutan
4. ADS 0,5 cc diinjeksikan intramuskular
5. ADS 1 cc diinjeksikan intramuskular
6. ADS 2 cc diinjeksikan intramuskular
7. ADS 4 cc diinjeksikan intramuskular
8. Berikan terus ADS 4cc intramuskular sampai habis
Note :
- Jarak setiap langkah 20 menit
- Apabila terjadi reaksi alergi, hentikan pemberian ADS, lalu beri adrenalin
0,1cc subkutan
15
Cakil-koas alfian
Soal Simulasi
1. Seorang anak dengan berat badan 10 kg menderita GNA, dengan IWL 300 ml dan BAK/24 jam
adalah 500 ml. Berapakah cairan rumatan yang diberikan pada anak tersebut?
Jawab:
Kebutuhan cairan pada anak tersebut menurut rumus Regard adalah 1000 ml. Karena anak
menderita GNA maka kebutuhan cairan dikalikan 0,3 menjadi 300 ml. Pegeluaran cairan perhari
adalah 500 ml (Urin output), IWL sudah di perhitungkan dalam rumus Regard. Total cairan yang
dibutuhkan adalah 300+500 ml/hari atau 800 ml/hari atau 33 ml/jam atau 33 tetes permenit
mikroburet.
Atau
Keseimbangan cairan adalah cairan masuk sama dengan cairan keluar, cairan keluar adalah
IWL+Urin Output atau 800 ml. Jadi kebutuhan cairan pada anak tersebut adalah 800 ml. Pada
anak dengan GNA maka kebutuhan cairan dikalikan 0,3 di tambah urin output menjadi 740 ml/hari
atau 30,8 ml/jam atau 30 tetes permenit mikroburet.
2. Seorang anak dengan berat badan 10 kg menderita pneumonia dan demam 38,5oC. Berapakah
kebutuhan rumatan cairan pada anak tersebut?
Jawab:
Kebutuhan normal anak tersebut berdasarkan rumus Regard adalah 1000 ml perhari. Jika anak
mengalami pneumonia kebutuhan cairannya dikurangi sebanyak 20-25% sehingga kebutuhan
anak tersebut menjadi 800-750 ml perhari. Anak tersebut mengalami demam sebesar 38,5oC,
sehingga kebutuhannya ditingkatkan menjadi 12% setiap kenaikan 1oC jadi kebutuhan
ditingkatkan menjadi 18%, yaitu 944-615 ml perhari atau diberikan 25-39 tetes permenit
mikroburet.
Cairan yang akan diberikan didasarkan pada kebutuhan elektrolit harian anak tersebut 20-40
mEq/hari natrium dan 10-20 mEq/hari kalium. Jadi cairan rumatan yang paling cocok adalah KA-
EN 3B.
16
Cakil-koas alfian
PENGISIAN STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
1. Nama : .....................................................................................................................
2. Usia : .....................................................................................................................
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
4. Suku/Bangsa : .....................................................................................................................
5. Agama : Islam/Katolik/Kristen/Buddha/Hindu/........................................................
6. Alamat : .....................................................................................................................
7. No. RM : .....................................................................................................................
8. Tanggal MRS : .....................................................................................................................
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara: autoanamnesis/aloanamnesis dengan ....................................
17
Cakil-koas alfian
Pola pernapasan : normal/kussmaul/cheyne-stokes/biot
d. Suhu :
Klasifikasi : febris/hipotermia/hipertermia/hiperpireksia
4. Antropometri :
a. Berat badan : ....................................................................................................................
b. Tinggi badan : ....................................................................................................................
5. Status Gizi : ....................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
6. Status Generalis :
a. Kulit :
Warna kulit : anemis/ikterik/sianosis
Purpura : petekie/ekimosis
Turgor kulit : baik/cukup/buruk
Lesi kulit : eritema/urtikaria/makula/papula/pustula/ulkus/dll
b. Kepala : normosefali/mikrosefali/makrosefali, kepala terangguk-angguk
c. Mata :
Palpebra : ptosis/edema/lagolftalmos
Konjungtiva : anemis/perdarahan subkonjungtiva
Sklera : ikterik
Pupil : refleks (+/-), diameter (mm), midriasis/miosis/
Bola mata : eksolftalmos/endolftalmos/strabismus/nistagmus
d. THT :
Mukosa pipi : bercak koplik, sianosis
Palatum : petekie
Lidah : lidah kotor/tremor
Faring : hiperemia/edema/membran/eksudat
Tonsil : ukuran (tonsil T../T..)/ulserasi/membran/hiperemia
Hidung : pernapasan cuping hidung
Bibir : sianosis
e. Leher :
Tortikolis/kaku kuduk/distensi vena leher/deviasi trakea
Massa : struma/pembesaran kelenjar getah bening
f. Thoraks-Kardiovaskular
Paru:
Inspeksi : statis : bentuk dada/retraksi sela iga/chest indrawing
dinamis : gerakan dada simetris/asimetris
Palpasi : nyeri tekan/fremitus taktil/krepitasi
Perkusi : sonor/redup/hipersonor
Auskultasi : suara napas pokok : vesikuler/bronkovesikuler/bronkial/trakeal
suara napas tambahan : ronki kering (rhonchi)/ronki basah (rales)/
wheezing
Jantung:
18
Cakil-koas alfian
g. Abdomen :
- Inspeksi : simetris/asimetris, datar/cekung/cembung, lemas/tegang,
venektasi/striae
- Auskultasi : bising usus x/menit, bruit ( ), metalic sound ( )
- Palpasi : nyeri tekan ( ), nyeri lepas ( ), defans muscular ( ), massa ( )
hati dan limpa teraba/tidak teraba/
- Perkusi : shifting dullness ( ), fluid wave ( ), timpani
h. Uro-genital :
- Regio flank : massa, nyeri tekan, tanda inflamasi, nyeri ketok CVA
- Regio suprapubis : massa, nyeri tekan, tanda inflamasi, distensi kandung kemih
- Regio genitalia eksterna : massa, tanda inflamasi
i. Anus/rektum : ....................................................................................................................
j. Ekstremitas : akral dingin/hangat,edema, capillary refill, motorik (kekuatan motorik), sensorik
(sensibilitas protopatis [rasa nyeri, suhu, raba dan tekan] dan sensibilitas propioseptif [rasa getar, gerak]
), refleks fisiologis, refleks patologis,
19
Cakil-koas alfian
PEMERIKSAAN FISIK DASAR
Pengukuran Antropometri
a. Lakukan Penimbangan berat badan Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala
penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan
pembungkus bayi. Berat badan normal adalah 2500-3500 gram apabila BB kurang dari 2500 gram
disebut bayi Premature dan apabila BB bayi lebih dari 3500 gram maka bayi disebut Macrosomia.
b. Lakukan Pengukuran panjang badan Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang
tidak lentur. Panjang badan normal adalah 45-50 cm
c. Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi. Lingkar kepala
normal adalah 33-35 cm.
d. Ukur lingkar dada
Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan melalui
kedua puting susu). Lingkar dada normal adalah 30 -33 cm. Apabila diameter kepala lebih besar 3
cm dari lingkar dada maka bayi mengalami Hidrocephalus. Dan apabila diameter kepala lebih kecil
3 cm dari dada maka bayi mengalami Microcephalus.
e. Mengukur Lingkar Lengan atas (LILA) Normalnya 11-15 cm. Untuk LILA pada BBL belum
mencerminkan keadaan tumbuh kembang bayi.
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
• Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang
buruk atau hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepala tumpang
tindih yang disebut moulding/moulase. Keadaan ini normal kembali setelah beberapa hari sehingga
ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan ketegangannya. Fontanel anterior harus diraba,
fontanel yang besar dapat terjadi akibat prematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil
terjadi pada mikrosefali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakranial,
sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel ketiga antara
fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya trisomi 21.
• Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
• Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya.
2. Wajah
• Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi
di intrauteri.
• Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere robin.
20
Cakil-koas alfian
• Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3. Mata
• Goyangkan kepala bayi secara perlahan- lahan supaya mata bayi terbuka.
• Lakukan inspeksi daerah mata. Periksa jumlah, posisi atau letak mata
• Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
• Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
• Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus tampak bulat.
Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan adanya
defek retina
• Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
• Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia
dan menyebabkan kebutaan
• Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down.
4. Hidung
• Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm. Bayi harus
bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan
napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring.
• Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis congenital.
• Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan.
5. Mulut
• Lakukan Inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut.
• Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkanmikrognatia.
• Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal dari dasar mulut)
• Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras dan lunak.
• Perhatikan adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akibat Epistein's pearl
atau gigi.
• Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan
intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote).
6. Telinga
• Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.
• Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
• Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas.
• Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin).
21
Cakil-koas alfian
• Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan abnormalitas
ginjal.
• Bunyikan bel atau suara. Apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik, kemudian
apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
7. Leher
• Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika
terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang leher.
• Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhialis
• Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya
pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
• Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya
kemungkinan trisomi 21.
• Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang lahir dengan
presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
9. Abdomen
• Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada saat bernapas.
Kaji adanya pembengkakan
• Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya kelainan pada tali pusat
seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain.
• Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika
• Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya
• Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus
omfaloentriskus persisten.
• Lakukan Auskultasi adanya bising Usus.
• Lakukan perabaan hati, umumnya teraba 2-3 cm di bawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm
di bawah arkus kosta kiri.
22
Cakil-koas alfian
• Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayidi lipat agar otot-otot
dinding perut dalam keadaan relaksasi, batas bawah ginjal dapat di raba setinggi umbilikus di antara
garis tengah dan tepi perut bagian ginjal dapat di raba sekitar 2-3 cm. Adanya pembesaran pada
ginjal dapat di sebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis
12. Spinal
• Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda- tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
13. Genetalia
• Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang uretra.
Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis
• Periksa adanya hipospadia dan epispadia
• Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua
• Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
• Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
• Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh
hormon ibu (withdrawl bedding)
15. Kulit
• Perhatikan kondisi kulit bayi.
• Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
23
Cakil-koas alfian
• Periksa adanya pembekakan
• Perhatinan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau
sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).
• • Perhatikan adanya lanugo(rambut halus yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi cukup bulan.
16. Refleks-Refleks
24
Cakil-koas alfian
belakang, tungkai kerusakan otak,
sedikit ekstensi, respon tidak simetris
lengan kembali ke adanya hemiparesis,
tengah dengan tangan fraktur klavikula, atau
menggenggam tulang cidera fleksus
belakang dan brachialis. Tidak ada
ekstermitas bawah respons ekstermitas
ekstens. Lebih kuat bawah adanya
selama 2 bulan dislokasi pinggul atau
menghilang pada umur cidera medulla
3-4 bulan. spinalis.
Rooting Gores sudut mulut bayi Bayi memutar kea rah Tidak adanya reflek
garis tengah bibir. pipi yang di gores, menunjukkan adanya
refleks ini menghilang gangguan neurology
pada umur 3-4 bulan. berat
Tetapi bias menetap
sampai umur 12 bulan
khususnya selama
tidur.
Menghisap Berikan bayi botol dan Bayi menghisap Reflek yang lemah
dot. dengan kuat dalam atau tidak ada
berespons terhadap menunjukkan
stimulasi, reflek ini kelambatan
menetap selama masa perkembangan atau
bayi dan mungkin keadaan neurologi
terjadi selama tidur yang abnormal 25
Cakil-koas alfian tanpa stimulasi
ss
26
Cakil-koas alfian
27
Cakil-koas alfian
KEBUTUHAN CAIRAN PADA NEONATUS dan PERUBAHAN BB HARI2 PERTAMA
BALLARD-DUBOWITZ SCORE
28
Cakil-koas alfian
29
Cakil-koas alfian