Pembimbing:
dr. Isnada, SpA
1
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. Status Pasien
3. Tinjauan Pustaka
4. Analisis Kasus
2
PENDAHULUAN
3
Kejang Demam
Bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (>
38 derajat).
Klasifikasi Kejang demam kejang demam sederhana
kejang demam kompleks.
Faktor penyebab demam, usia, riwayat kelurga, riwayat
prenatal ataupun riwayat perinatal
Epidemiologi di Indonesia sendiri mencapai angka 2-5%.
4
STATUS PASIEN
5
STATUS PASIEN
IDENTITAS
6
STATUS PASIEN
7
STATUS PASIEN
8
Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
10
Riwayat imunisasi
Imunisasi Dasar Ulangan
BCG 1 bln
Kesan: Imunisasi dasar PPI lengkap sesuai usia, PCV, dan Rotavirus.
10
Riwayat Perkembangan
Gigi pertama : 8 bulan
Berbalik : 5 bulan
Tengkurap : 5 bulan
Duduk : 6 bulan
Merangkak : 8 bulan
Berdiri : 12 bulan
Berjalan : 12 bulan
Berbicara mama papa : 16 bulan
Kesan : Riwayat perkembangan normal dan
sesuai usia 11
PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
12
PEMERIKSAAN FISIK
b. Antropometri
BB : 15 kg
BB Ideal : 12 kg
TB : 92 cm
LiLA : Tidak diperiksa
Lingkar kepala : Tidak diperiksa
BB/U : 0 SD < Z < 2 SD (normoweight)
TB/U : 0 SD < Z < 2 SD (normoheight)
BB/TB : 1 SD < Z < 2 SD (risk of overweight)
Status gizi : resiko gizi lebih
12
13
14
15
a. Kepala
PEMERIKSAAN FISIK
Bentuk KHUSUS
: Normocefali
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Pupil bulat, isokor, konjungtiva pucat (-/-), refleks
cahaya (+/+)
Hidung : Sekret (-), NCH (-)
Telinga : edema (-), sekret (-)
Mulut : mukosa bibir kering (-), sianosis (-)
Lidah : atrofi papil lidah (-), coated tongue (+)
Faring/Tonsil : hiperemis (-), T1/T1
Leher
Inspeksi : simetris 16
PEMERIKSAAN FISIK
b. Paru-paru
KHUSUS
1) Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis kanan = kiri, retraksi dinding dada(-)
2) Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
3) Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
4) Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
c. Jantung
1) Inspeksi
KHUSUS
: Cembung, lemas, venektasi (-), scar (-)
2) Auskultasi : Bising usus (+), normal
3) Palpasi : Lemas, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba, ballotement ginjal (-)
4) Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), shifting dullness (-)
e. Ekstremitas
1) Superior : Simetris, deformitas (-), edema (-), atrofi (-), tremor (-), pergerakan
(lemah), chorea (-), akral hangat
2) Inferior : Simetris, deformitas (-), edema (-), atrofi (-), tremor (-), pergerakan
(lemah), chorea (-), akral hangat
f. Genitalia : Tidak dilakukan Pemeriksaan
18
PEMERIKSAAN FISIK
Gejala Rangsang Meningeal
KHUSUS Pemeriksaan Neurologis
-Kaku kuduk : (-)
-Brudiznski sign I dan II (-)
-Kernig sign (-)
Fungsi sensorik : dalam batas normal
Nervi cranialis : dalam batas normal
Refleks primitive : tidak ada
19
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
21
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
21
RESUME
Sejak ± 1 hari SMRS, pasien mengalami demam tinggi. Demam dirasakan
bertambah tinggi pada sore sampai malam hari, turun dengan obat penurun panas
namun demam lagi. Keesokan paginya demam turun namun tidak sampai normal,
kemudian perlahan kembali demam dan pasien mengalami kejang pada pukul 10.00
AM. Kejang dirasakan kaku pada seluruh tubuh yang berlangsung selama kurang
dari 5 menit (±1 menit, 1 kali dalam 24 jam) disertai muntah setelah kejang. Kejang
berhenti dengan sendirinya dan pasien sadar setelah kejang. Keluhan kejang sudah
pernah dialami oleh pasien saat usia 1 tahun selama kurang dari 1 menit yang
sebelumnya didahului oleh demam. Kemudian saat usia 2 tahun, pasien juga
mengalami kejang selama kurang dari 1 menit yang juga terjadi saat pasien demam.
Pasien juga mengalami BAB cair 1x berwarna kuning, BAB berlendir tidak ada,
BAB darah tidak ada. Riwayat pasien sering jajan sembarangan ada. Riwayat
sering memasukkan tangan ke dalam mulut ada.
RESUME
Pemeriksaan tanda vital pasien didapatkan suhu tubuh 38,5 oC, frekuensi napas
28x/menit dengan tipe pernapasan abdominotorakal, nadi 160x/menit, isi dan
tegangan cukup. Pada pemeriksaan fisik spesifik pasien masih dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb meningkat sedikit, eosinofil
menurun, neutrofil menurun, limfosit meningkat, monosit meningkat, glukosa
sewaktu meningkat, dan tes widal positif.
DAFTAR MASALAH DIAGNOSIS BANDING
1. Kejang
- Kejang Demam Sederhana + Demam
2. Demam
Tifoid
3. BAB Cair
- Kejang Demam Kompleks + Demam
Tifoid
DIAGNOSIS - Meningitis + Demam Tifoi
- Ensefalitis + Demam Tifoid
Kejang Demam Sederhana +
Demam Tifoid
22
TATALAKSANA
A. Pemeriksaan Anjuran
- Pemeriksaan darah rutin (hemoglobin, eritrosit, hematokrit, leukosit,
trombosit, hitung jenis)
- Pemeriksaan elektrolit
B. Terapi
Non Farmakologis: tirah baring
Farmakologis:
• IVFD KAEN 1B gtt xv/menit (makro)
• Ceftriaxone 1 x 1200 dalam D5 100 cc
• Inj. Paracetamol 3 x 15 cc
• Diazepam rektal 10 mg
23
TATALAKSANA
C. Monitoring
- Observasi suhu dan kejang
D. Edukasi
- Menjelaskan mengenai penyakit yang dialami pasien
- Menjelaskan hal – hal yang harus dikerjakan bila anak kejang kembali
- Menjelaskan cara pemberian obat diazepam rektal saat anak kejang
- Menjelaskan prognosis dari penyakit yang dialami pasien
23
Tanggal Catatan Kemajuan Pasien Rencana Tatalaksana Paraf
4/1/23 S:
P:
Demam (+) sub febris, kejang
- IVFD KAEN 1B
(-), pilek (+)
gtt xv/menit
(makro)
O:
KU: tampak sakit ringan - Ceftriaxone 1 x
Kesadaran: CM (E4M6V5) 1200 dalam D5
Nadi: 112 x/menit, isi dan 100 cc
tegangan cukup - Inj. Paracetamol 3
RR: 33x/menit x 10 cc (jika suhu
T: 36,8oC
> 38oC)
SpO2: 92%
Kepala: wajah sembab (-),
26
KEJANG DEMAM
Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur 6 bulan
- 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 oC, dengan metode
pengukuran apapun) yang tidak disebabkan oleh proses intracranial.
Keterangan:
1. Kejang terjadi bukan karena gangguan elektrolit atau metabolik lainnya.
2. Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya, tidak disebut sebagai kejang
demam.
3. Anak berumur 1-6 bulan masih dapat mengalami kejang demam, namun jarang
sekali.
4. Bayi berusia kurang dari 1 bulan termasuk kejang neonates.
28
KEJANG DEMAM
Faktor Risiko
29
Patofisiologi KEJANG DEMAM
29
KEJANG DEMAM
Klasifikasi
1. Kejang Demam Sederhana
2. Kejang Demam Kompleks
29
KEJANG DEMAM
SEDERHANA
• Serangan kejang demam pertama usia 6 bulan – 6 tahun
• Lamanya < 15 menit
• Bersifat tonik dan atau klonik
• Tidak berulang dalam 24 jam
• Sebagian besar berlangsung 5 menit dan berhenti sendiri
30
KEJANG DEMAM
KOMPLEKS
• Kejang lama (>15 menit)
• Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum
didahului kejang parsial
• Berulang atau lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
31
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Laboratorium
33
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
EEG
33
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan LCS
DIAGNOSIS
33
Tatalaksana Kejang TATALAKSANA
34
TATALAKSANA
Tatalaksana Demam
Dapat diberikan parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap 4-6 jam
atau ibuprofen 5-10 mg/kg/kali, 3-4 kali sehari.
Antikonvulsan Intermitten
Obat yang digunakan adalah diazepam oral 0,3 mg/kg/kali per oral atau rektal 0,5
mg/kg/kali (5 mg untuk berat badan 12 kg), sebanyak 3 kali sehari dengan dosis
maksimal 7,5 mg/kali. Pemberian hanya selama 48 jam pertama demam. 34
TATALAKSANA
Antikonvulsan rumat
Indikasi: Pengobatan rumat hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam
jangka pendek.
Jenis obat: Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis atau
fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dibagi dalam 1-2 dosis. Pengobatan diberikan selama 1
tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan
tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam
34
TATALAKSANA
Antikonvulsan rumat
34
TATALAKSANA
Antikonvulsan rumat
Jenis obat: Asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kg/hari dibagi dalam 2 dosis atau
fenobarbital 3-4 mg/kg/hari dibagi dalam 1-2 dosis. Pengobatan diberikan selama 1
tahun, penghentian pengobatan rumat untuk kejang demam tidak membutuhkan
tapering off, namun dilakukan pada saat anak tidak sedang demam
34
EDUKASI
35
EDUKASI
Yang harus dilakukan apabila pasien mengalami kejang:
35
EDUKASI
Yang harus dilakukan apabila pasien mengalami kejang:
35
PROGNOSIS
• Prognosis kejang demam secara umum sangat baik.
• Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
• Dan juga kematian langsung karena kejang demam tidak pernah dilaporkan.
• Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien
yang sebelumnya normal.
• Kelainan neurologis dapat terjadi pada kasus kejang lama atau kejang
berulang, baik umum maupun fokal.
35
DEMAM TIFOID
Definisi
28
Etiologi
melalui air yang terkontaminasi, makanan yang kurang matang, muntah dari pasien yang
terinfeksi, dan lebih sering terjadi di daerah dengan kepadatan penduduk, dan sanitasi
yang buruk
Penyakit ini ditularkan dari orang yang terinfeksi ke orang lain, karena manusia
adalah satu-satunya inangnya
Epidemiologi
Rose spot
Bradikardi relatif
Pemeriksaan Fisik
Meteorismus
Hepatomegali
Penurunan kesadaran
Klasifikasi
Panas >7 hari + Gangguan GIT,
Demam Tifoid
Hepatomegali, tidak ditemukan
Klinis
penyebab lain demam
Serologi Antibodi anti-Salmonella O9; kadar IgM dan IgG anti- Salmonella
Biakan feses
EKG
Tirah baring Cairan yang cukup
Non-farmakologi
Kalori & protein
Nutrisi
sesuai
Kloramfenikol 50-
Diet rendah serat
100 mg. kg/ hari;
amoksisilin 150-200
Lini Pertama:
Tatalaksana mg/kg/ hari;
kotrimoksazol TMP 4
mg/kg/kali
Antibiotik
Seftriakson
Antipiretik 80mg/kg/hari;
Lini kedua:
Farmakologi cefixime 10-15
Antiemetik mg/kg/hari
kotrtikosteroid
Edukasi dan Pencegahan
40
An. GZD, 2 tahun 5 bulan, pasien mengeluh demam tinggi 1
hari yang lalu kemudian diikuti kejang.
41
41
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak usia 6 bulan
sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 ⁰C,
dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak disebabkan oleh proses
intrakranial.
Kasus:
1. Kejang 4. Pasien sadar setelah kejang
42
An. GZD, 2 tahun 5 bulan, pasien mengeluh demam tinggi
dan BAB cair
• Demam
• BAB cair tidak berlendir, tidak berdarah, dan lebih
banyak ampas
• Pada pemeriksaan fisik, terdapat coated tongue
• Pada pemeriksaan lab, tes widal 1/320 s. typhi O ↑
Demam Tifoid
41
KEJANG DEMAM
kejang demam sederhana adalah durasi kejang demam kompleks adalah kejang > 15
kejang < 15 menit, bentuk kejang umum menit, bentuk kejang fokal, dan berulang atau
(tonik dan atau klonik), dan tidak lebih dari 1 kali dalam waktu 24 jam.
berulang dalam waktu 24 jam
Pada kasus, kasus termasuk kedalam kejang demam sederhana karena kejang
berlangsung selama ± 1 menit atau tidak lebih dari 15 menit, kejang umum (tonik
dan atau klonik) dan kejang tidak berulang dalam 24 jam.
43
TATALAKSANA
44