Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

“Sindrome Nefrotik”
Oleh:
Aditya Pradana Putra, S.Ked (21360107)
Vidia Andita sari, S.Ked (22361072)

Pembimbing:
dr. Diah Astika Rini, Sp.A
BAB I Pendahuluan

Sindrom Nefrotik (SN) merupakan kumpulan manifestasi klinis


glomerulonefritis yang ditandai dengan hilangnya protein urine
(proteinuria) secara masif (albuminuria), diikuti dengan
hipoproteinemia (hipoalbuminemia) dan akhirnya mengakibatkan
edema. Dan hal ini berkaitan dengan timbulnya hiperlipidemia,
hiperkolesterolemia dan lipiduria.
IDENTITAS

Nama : An. B Agama : Islam


No. RM : 444674 Pendidikan : SMA
Tanggal Lahir : 22/06/2005 Pekerjaan : IRT
Umur : 17 tahun Alamat : Gondang Rejo,
Jenis Kelamin : Laki-laki pekalongan
Nama Ibu : Muslimah Lampung Timur
Usia : 45 Tahun Tgl Masuk RS : 7 Februari 2023
Status : Menikah Tgl Pemeriksaan : 11 Februari
2023
ANAMNESIS
Diambil secara autoanamnesa dan alloanamnesa dengan Orangtua pasien.

 Keluhan Utama Bengkak pada wajah tangan dan kaki sejak 4 hari sebelum SMRS.
 Keluhan Tambahan : Tidak ada

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro diantar oleh
oleh ibunya dengan keluhan pasien bengkak pada bagian wajah, tangan dan kaki
sejak 4 hari yang lalu, bengkak dirasakan semakin membesar.

Keluhan awalnya dirasakan pada 4 hari sebelum kerumah sakit. Keluhan


bengkak semula hanya diwajah dan bengkak dirasakan pada pagi hari saat
bangun tidur kemudian bengkak berkurang saat siang dan sore hari.
Pada 2 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan bengkak yang kemudian menjalar
ke daerah kaki dan tangan,keluhan disertai BAK berwarna kuning dan disertai buih yang
banyak.keluhan bengkak ini tidak disertai sesak nafas,mual,muntah dan demam.

Pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan bengkak semakin bertambah,tidak
hanya pada saat pagi hari saja dan tidak juga menghilang pada sore hari,sehingga membuat
ibu pasien membawa pasien berobat ke rumah sakit RSUD jendral ahmad yani metro.

Riwayat dahulu Riwayat Pengobatan


Pasien sempat berobat kedokter umum
Pasien pernah mengeluhkan hal yang
sebelumnya dengan diagnose kelebihn
sama 2 bulan yang lalu berobat ke
cairan. Ibu os lupa akan nama obat
dokter umum dan membaik.
yang diberikan

Riwayat Alergi Riwayat penyakit


Alergi obat (-) Alergi makanan (-) keluarga
Riwayat keluhan serupa di sangkal.
Riwayat Ibu, Kehamilan dan Prenatal

Pemeriksaan di : Dokter Sp. OG


Frekuensi :Trimester I : 2x Trimester II : 2x Trimester III : 3x
Keluhan Selama Kehamilan: Tidak ada.
Obat yang dikonsumsi : Vitamin teratur, Asam folat teratur, Obat Untuk
kista dari dokter Sp.OG
Kesan: Ibu melakukan kontrol teratur dan cukup

Riwayat Kehamilan
Lahir di : Dokter Sp.OG secara Sectio Caesarea (SC)
Cukup bulan / tidak : cukup bulan (36-41 minggu)
Berat Badan : 3.200 gram
Panjang Badan : 45 cm
Cacat : tidak ditemukan
Anak ke : 1 (tunggal)
Kesan: Riwayat kelahiran dalam batas normal
Riwayat Imunisasi

Umur (Bulan)
Imunisasi
Lahir 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hepatitis B - 1 2 3 - - - - - -
Polio - 1 2 3 4 - - - - -
BCG 1 - - - - - - - - -
DPT - - 1 2 3 - - - - -
Campak - - - - - - - - - 1

Kesan: Riwayat Imunisasi Lengkap

Riwayat Makanan
- 0-6 bulan : Asi
- 6-18 bulan : sufor + MPASI
- >18 bulan : sufor + MPASI
Kesan: Pemberian makanan anak sesuai dengan usia
Riwayat Perkembangan
1. Pertumbuhan gigi : ± 12
bulan
2. Tengkurap : ± 4
bulan
3. Duduk tanpa bantuan : ± 6
bulan
4. Berjalan : ± 11
bulan
5. Mengucap satu kata : ± 11
bulan
6. Bicara : ± 12
bulan
Kesan: Perkembangan anak sesuai usia
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda – Tanda Vital Status Gizi (Antropometri)
 KU: Sakit Sedang  BB: 58 kg PB : 170 cm
 KS: Compos Mentis  BB/U = 58/65 x 100% = 87 % BB Baik
 GCS: E4 M6 V5 = 15  TB/U = 170/175 x 100% = 97 % TB Baik
 TD: 112/72 mmHg  BB/TB =58/51x100%=111% Overweight
 HR: 120x/mnt
 RR: 24x/mnt  Kesan : Berat Badan Baik, Tinggi
 T: 36.0 Badan Baik, Namun pasien
 SpO2: 98% mengalami overweight
Sistolic 25 th Diastolic 25 th
50th 116 66
90th 130 81
95th 134 86
99th 141 93
Kesan: Sistol berada di antara persentil 50 (normal), Diastol berada di persentil 50 dan 90 (Normal)
Status Generalis
Thorax
Kelainan mukosa kulit/subkutan yang
• menyeluruh
• Pucat : tidak pucat •Ins : Pernafasan simetris,
• Sianosis : tidak sianosis
• Ikterus : tidak ikterus ictus cordis tidak terlihat, retraksi
• Oedem : wajah (+), dinding dada (-), sianosis (-)
ekstremitas bawah (+/+) •Pal : VF paru kanan = kiri,
• Turgor : baik, segera
kembali
ictus cordis teraba
•Per : Sonor pada seluruh
lapang paru, batas jantung
- Kepala wajah edem (+), normal
- Mata tidak ada kelainan •Aus : Bunyi nafas vesikuler
- Hidung tidak ada kelainan (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-),
- Telinga tidak ada kelainan
- Bibir dan rongga mulut tidak bunyi jantung I II regular,
ada kelainan murmur (-), gallop (-).
- Leher tidak ada kelainan
•- Abdomen
•Ins : Simetris, distensi (-) Aus •- Refleks Fisiologis
: BU (+)
•Per : Timpani •KPR : +/+
•Pal : Soepel, nyeri tekan
superficial dan profundal (-), nyeri •APR : +/+
tekan flank (-),
hepatosphlenomegali (-) •BPR : +/+

•- Genitalia Eksterna •TPR : +/+


•Jenis kelamin : Laki-laki
•Lubang anus : Ada •Kekuatan 5

•- Extremitas •Tonus 5
•Akral hangat, sianosis (-/-), CRT <2
detik, edema (+/+) inferior, •Refleks Patologis : -
pergerakan aktif.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium Darah Lengkap (11 November 2022)
Jenis Hasil Satuan Nilai Rujukan Keterangan

Leukosit 7,26 103/µ L 5.0-14.5 Normal


Eritrosit 5.57 103/µL 4.0.-4.9 Meningkat
Hemoglobin 16,9 g/dL 11.5-14.5 Normal
Hematokrit 49.4 % 35-42 Normal
MCV 85,7 fL 77-95 Normal
MCH 29,3 Pg 25-33 Normal
MCHC 34,2 g/dL 31-37 Normal
Trombosit 213 103/µ L 250-550 Normal
RDW 13.8 % <15 Normal
MPV 8,40 fL 7.3-9 Normal
GDS 100 Mg/d L <140 Normal

Kesan : pada pemeriksaan DL lengkap hanya terjadi peningkatan Eritrosi.


URINALISA
PEMERIKSAAN NILAI RUJUKAN SATUAN TANGGAL
Makroskopik 07/01/2023 11/01/2023
Warna Kuning Kuning
Kejernihan jernih jernih
Kimia Urine
Berat jenis 1.005-1.030 1.015 1.015
pH 5-8 5.0 5.5
Protein Negatif (+4) (+3)
Glukosa Negatif Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif Negatif
Darah Samar Negatif Negatif Negatif
Urobilinogen 0.1 mg/ 100 ml 0.1 0.1
Lekositesterase Negatif Negatif Negatif
Nitrite Negatif Negatif
Sendimen urine
Epitel Positif +1 +1
Lekosit <5 /LPB 2 2
Eritrosit <5 /LPB 4 2
Slinder Negatif /LPB Negatif Negatif
Kristal Negatif Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif Negatif

Kesan : Terjadi peningkatan protein dalam urine


PEMERIKSAAN Nilai rujukan satuan Tanggal
08/01/2023
KIMIA KLINIK
Albumin 3.5 – 5.2 g/dL (L) 1.70
Kolesterol Total <200 mg/dL (H) 530.7
Trigliseridea <150 mg/dL 144.5
Kolesterol HDL 35.3 – 79.5 mg/dL 69.0
Kolesterol LDL <135 mg/dL (H) 432.8

Kesan : terjadi peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL


DIAGNOSIS BANDING DIAGNOSIS KERJA

 - Sindrome Nefrotik
 - Glomerulonefritis  Sindrom Nefrotik
TATALAKSANA
INJECTION :
• IVFD D5-1/2 NS 20 tpm
• inj. Ceftriaxone 2x1 gr.
• inj. Gentamicin 2x80 mg.
• inj. Santagesix 3x500 mg.
• inj. Furosemide 2x10 mg.

Oral:
• Spironolakton 3x5 mg
PROGNOSIS

Quo ad vitam: Quo ad


dubia ad functionam:
bonam dubia ad malam

Quo ad
sanationam :
dubia ad malam
FOLLOW UP
Tempat/
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Waktu
- IVFD D5-1/2 NS 20 tpm

KU: Sakit Sedang - inj. Ceftriaxone 2x1 gr.


KS: CM -inj. Gentamicin 2x80 mg.
TD :126/69 mmHg
N:109x/ menit -inj. Santagesix 3x500 mg.
IGD Bengkak pada RR: 22x/menit - Oedem -inj. Furosemide 2x10 mg.
7 Januari wajah ,kedua T: 37,5’C anasarka ec
2023 kaki dan tangan SpO2: 99% Susp. SN Oral:
-Spironolakton 3x5 mg
BB : 58 Kg
TB : 179 Kg CEK Lab :
-DL,albumin,kolesterol
FOLLOW UP
Tempat/
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Waktu
-IVFD D5-1/2 NS 10 tpm
- inj. Ceftriaxone 2x1 gr.

KU: Sakit Sedang -inj. Gentamicin 2x80 mg.


KS: CM -inj. Santagesix 3x500 mg.
TD : 100/70 mmHg
-inj. Furosemide 2x10 mg.
Bengkak pada N:100x/menit
kedua kaki, RR:22x/menit Oral:
BANGSAL
bengkak pada T: 36,3 oC SpO2: - Sindrome
8 Februari -Spironolakton 3x5 mg
wajah dan 98% Nefrotik
2023
tangan sudah
membaik. BB : 58 Kg
-Hitung BSA/hari
TB : 179 Kg
-Cek TTV/ 12 jam
BSA : 1,68 -intake /output /24 jam
-Balance cairan/24 jam
-Timbang BB / hari
FOLLOW UP
Tempat/
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Waktu
KU: Sakit Sedang -IVFD D5-1/2 NS 10 tpm
KS: CM
TD : 100/70 mmHg - inj. Ceftriaxone 2x1 gr.
N:100x/menit -inj. Gentamicin 2x80 mg.
RR:22x/menit
-inj. Santagesix 3x500 mg.
T: 36,3 oC
BANGSAL
Bengkak pada SpO2: 98 - Sindrome -inj. Furosemide 2x10 mg.
9 Februari
kedua kaki. nefrotik
2023 Oral:
BB : 57 Kg
TB : 179 Kg -Spironolakton 3x5 mg
transfusi :
BSA : 1,67
-Albumin 1 flash (25 cc albumin + 25 cc
D5%) habis dalam 3 jam / 3 jam
FOLLOW UP
Tempat/
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Waktu
-IVFD D5-1/2 NS 10 tpm
KU: Sakit Sedang
KS: CM - inj. Ceftriaxone 2x1 gr.
TD : 100/70 mmHg -inj. Santagesix 3x500 mg.
N:100x/menit
RR:22x/menit -inj. Furosemide 2x10 mg.
BANGSAL Bengkak pada T: 36,3 oC Oral:
- Sindrome
10 Februari kedua kaki SpO2: 98
Nefrotik -Spironolakton 3x5 mg
2023 berkurang
BB : 56 Kg -Prednison 8-8-3
TB : 179 Kg
transfusi :
BSA : 1,67 -Transfusi Albumin ke 4
-cek urinalisis
FOLLOW UP
Tempat/
Subyektif Obyektif Assesment Planning
Waktu
KU: Sakit Sedang
KS: CM -IVFD D5-1/2 NS 10 tpm
TD : 100/70 mmHg
- inj. Ceftriaxone 2x1 gr.
N:100x/menit
RR:22x/menit -inj. Santagesix 3x500 mg.
BANGSAL
T: 36,3 oC - Sindrome
11 Februari Tak ada keluhan -inj. Furosemide 2x10 mg.
SpO2: 98 Nefrotik
2023
Oral:
BB : 56 Kg
-Spironolakton 3x5 mg
TB : 179 Kg
-Prednison 8-8-3
BSA : 1,67
Observasi pasien selama dirawat :

TTV/12 JAM BB/ INTAK DAN OUTPUT / BALANCE CAIRAN/HARI


HARI HARI
130 / 72 mmHg - -
119 / 70 mmHg 58 1337 cc dan 785,25 cc +551,25 cc / hari
110 / 75 mmHg - -
137 / 84 mmHg 57 1550 cc dan 1846 cc -296 cc/ hari
125 / 85 mmHg -
111 / 93 mmHg 56 1020 cc dan 1470 cc -450 cc / hari
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Jenderal Ahmad Yani Metro diantar oleh oleh
ibunya dengan keluhan bengkak pada bagian wajah,tangan dan kaki sejak 4 hari
yang lalu. Keluhan bengkak semula hanya diwajah dan bengkak terutama pada pagi
hari saat bangun tidur kemudian ke daerah kaki dan tangan, keluhan disertai BAK
berwarna kuning dan disertai buih yang banyak.
Pada 1 hari sebelum masuk rumah sakit keluhan bengkak semakin
bertambah,tidak hanya pada saat pagi hari saja dan tidak juga menghilang pada sore
hari.
Riwayat dahulu 2 bulan SMRS keluhan yang sama dan dibawa ke dokter umum
dengan diagnose kelebihan cairan. Riwayat persalinan pasien berat badan lahir 3200
gram dengan Panjang badan 45 cm, imunisasi lengkap, Riwayat pemberian makanan,
dan riwayat perkembangan anak sesuai usia.
RESUME

Status gizi pasien overweight, status generalis, edem pada wajah dan kedua
tungkai bawah. Pada pemeriksaan penunjang laboratorium darah lengkap terjadi
peningkatan eritrosit, pada urinalisa terjadi peningkatan protein dalam urine, dan
pada kimia klinik terjadi peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL.

Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang pasien memiliki


diagnose kerja yaitu sindrom nefrotik.
BAB II Tinjauan Pustaka
Sindrom Nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala klinik
Definisi meliputi proteinuria masif dan hipoalbuminemia, umunya
disertai edema dan hiperkolestrolemia.

Epidemiologi SN pada anak dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih banyak terjadi
pada usia 1-8 tahun. Pada anak anak yang onsetnya dibawah usia 8 tahun. Insidens SN pada
anak dalam kepustakaan di Amerika Serikat dan Inggris adalah 2-7 kasus baru per 100.000
anak per tahun Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang
dari 14 tahun

Etiologi SN secara garis besar dapat dibagi 3, yaitu Kongenital, Glomerulonefritis


Primer/Idiopatik, dan Glomerulonefritis Sekunder akibat infeksi, keganasan, penyakit jaringan
penghubung, obat atau toksin, dan akibat penyakit sistemik seperti pada purpura Henoch-
Schonlein dan lupus eritematosus sitemik.
Patofisiologi
• Kelainan patogenetik yang mendasari nefrosis adalah proteinuria, akibat dari
kenaikan permeabilitas dinding kapiler glomerulus.

• Mekanisme pembentukan edema pada nefrosis tidak dimengerti sepenuhnya.


Kemungkinannya adalah bahwa edema didahului oleh timbulnya hipoalbuminemia,
akibat kehilangan protein urine.

• Hipoalbuminemia menyebabkan penurunan tekanan onkotik plasma, yang


memungkinkan transudasi cairan dari ruang intravaskuler ke ruang interstitial.
Penurunan volume intravaskuler menurunkan tekanan perfusi ginjal

• Pada status nefrosis, hampir semua kadar lemak (kolesterol, trigliserid) dan
lipoprotein serum meningkat. Sekurang-kurangnya ada dua faktor yang memberikan
sebagian penjelasan: (1) hipoproteinemia merangsang sintesis protein menyeluruh
dalam hati, termasuk lipoprotein; dan (2) katabolisme lemak menurun
Gejala Klinis
Penyakit ini biasanya muncul sebagai edema, yang pada mulanya
ditemukan di sekitar mata dan pada tungkai bawah, dimana
edemanya bersifat “pitting”.

Semakin lama, edema menjadi menyeluruh dan timbul ascites


dan/atau efusi pleura, penurunan curah urine.

Edemanya berkumpul pada tempat-tempat tergantung dan dari hari


ke hari tampak berpindah dari muka dan punggung ke perut,
perineum, dan kaki. Anoreksia, nyeri perut dan diare lazim terjadi;
jarang ada hipertensi.
DIAGNOSIS

Diagnosis SN dapat ditegakkan atas dasar:


• Adanya edema, biasanya anasarka
• Proteinuria masif (semikualitatif SSA 20% +3
sampai +4, kuantitatif >50 mg/kgBB/24 jam)
• Hipoalbuminemia < 2,5 g/dl
• Dengan atau tanpa hiperkoleterolemia > 250 mg/dl
Tatalaksana
Diet Pengobatan SImtomatis
a. Kalori a. Diuretik
b. Protein b. Albumin Intravena
c. Lemak
d. Garam Psikologik
e. Cairan edukasi tentang perlangsungan
penyakit, pengobatan dan efek
f. Kalsium dan Vitamin D3 kortikosteroid, serta pemantauan
g. Vitamin B Kompleks dan Vitamin C teratur penderita.

Aktifitas Pengobatan Spesifik


Definisi untuk pengobatan spesifik SN:
Pembatasan aktivitas dilakukan bila
(1) Remisi; (2) Responsif ; (3) Relaps
terdapat anasarka dan komplikasi
KOMPLIKASI

Infeksi adalah komplikasi nefrosis utama, Sepsis, pneumonia,


selulitis dan infeksi saluran kencing juga dapat ditemukan.

Komplikasi lain dapat meliputi kenaikan kecenderungan


terjadinya trombosis arteri dan vena, defisiensi faktor koagulasi
IX, XI, dan XII, dan penurunan kadar vitamin D serum.
PROGNOSIS

Sebagian besar anak dengan nefrosis yang berespons terhadap


steroid akan mengalami kekambuhan berkali-kali sampai
penyakitnya menyembuh sendiri secara spontan menjelang usia
akhir dekade kedua
BAB III Kesimpulan
1. Sindrom Nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala klinik meliputi
proteinuria masif dan hipoalbuminemia, umunya disertai edema dan
hiperkolestrolemia.
2. SN pada anak dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih banyak terjadi pada
usia 1-8 tahun.
3. Di Indonesia dilaporkan 6 per 100.000 per tahun pada anak berusia kurang dari
14 tahun.
4. SN biasanya muncul sebagai edema, yang pada mulanya ditemukan di sekitar
mata dan pada tungkai bawah, dimana edemanya bersifat “pitting”. Semakin
lama, edema menjadi menyeluruh dan mungkin disertai kenaikan berat badan,
timbul ascites dan/atau efusi pleura, penurunan curah urine. Anoreksia, nyeri
perut dan diare lazim terjadi; jarang ada hipertensi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai