Anda di halaman 1dari 53

Presentasi Kasus

Demam Berdarah
Dengue
Pembimbing :
dr. Ismail Sangadji, Sp.A, MARS

Oleh :
Nilna Fawziyya - 41201396100039

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT HAJI JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
PERIODE 10 APRIL – 23 JUNI 2023
01
STATUS PASIEN
02
TINJAUAN
PUSTAKA
01.
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AC

Jenis Kelamin : Laki-laki

NRM : 00437724

Tanggal lahir : 14 -06-2011

Usia : 11 tahun 10 bulan

Alamat : Pinang Ranti

Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Demam terus menerus sejak 3 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

7 April 2023 8 April 2023 10 April 2023

Demam malam hari Pasien dibawa ke Pasien lemas disertai


Muntah berisi air 3x, mual klinik, keluhan mual demam tinggi yang
(+), sakit perut kanan atas muntah berkurang muncul lagi sampai
(+), BAB cair 3x, mimisan setelah minum obat. menggigil. Pasien
(-), gusi berdarah (-), batuk Demam masih ada dibawa ke klinik untuk
pilek (-). namun mulai turun. cek lab, dikatakan DBD
kemdian dibawa ke IGD
RS Haji.
Riwayat Penyakit Dahulu
Saat umur 5 th, pasien pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya dan dirawat selama 4
hari dengan diagnosis DBD di RSUD. Menurut ibunya, pasien lebih rewel saat sakit DBD pertama
kali daripada yang sekarang. Riwayat alergi, asma, riwayat penyakit bawaan dan operasi
sebelumnya disangkal.

Riwayat Penyakit Riwayat Personal


Keluarga Sosial
• Pasien suka bermain di lapangan belakang rumah,
• tidak ada keluhan serupa di tidak ada rawa dan genangan air namun pasien mengatakan
keluarga, tidak ada riwayat penyakit sering digigit nyamuk.
bawaan di keluarga. • Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya, pola
• Riwayat alergi, asma, penyakit makan 3x sehari dan nafsu makan mulai berkurang saat
jantung, hipertensi, diabetes mellitus sakit.
pada keluarga disangkal.
Riwayat Imunisasi
Riwayat Kehamilan dan Riwayat Imunisasi lengkap
Persalinan
• Pasien anak ke 2, lahir normal,
Riwayat Nutrisi
hamil cukup bulan (36 minggu),
BBL 2700 gr, PL 48 cm, spontan • ASI hingga usia 2 tahun
menangis • MPASI sejak usia 6 bulan
• Riwayat minum obat-obatan
selama kehamilan disangkal
• Saat hamil, ibu pasien rutin
konsumsi suplemen dan kontrol Riwayat Tumbuh Kembang
tiap bulan
Tumbuh kembang normal, sesuai
dengan usianya.
PEMERIKSAAN FISIK
● Keadaan umum : Tampak sakit sedang Status Gizi
● Kesadaran : Compos Mentis • Berat Badan : 47 kg
● Tekanan darah : 117/72 mmHg • Panjang Badan : 140 cm
● Frekuensi Nadi : 96 x/menit, reguler, • Usia Sekarang : 11 tahun 9 bulan
kuat angkat, dan isi cukup • BB/U : 120,51% (BB lebih)
● Frekuensi Napas : 20 x/menit, reguler • TB/U : 94,5% (Baik)
● Suhu : 38,8 C • BB/TB : 134% (obesitas)
• IMT : 23,9
• IMT/U : 90 – 95 percentil
• BBI : 34 kg
• KK : 34 x (50−70) : 1700 - 2380

Kesan : obesitas, perawakan baik, berat badan


lebih
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
• Kepala : normosefal • Paru
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), - Inpeksi : pernapasan simetris saat statis
edem palpebra (-/-), tidak ada kotoran atau secret, dan dinamis, nafas cepat dan dalam (-)
mata tidak cekung, air mata (+/+) retraksi dinding dada (-), pelebaran sela
• Telinga : Normotia, sekret (-/-), liang telinga lapang iga (-), iga gambang (-)
• Hidung : Pernapasan cuping hidung (-/-), sekret (-/-) - Palpasi : Nyeri tekan (-), fremitus kiri
berwarna bening, deviasi septum (-), konka edema (-) sama dengan kanan
• Mulut : Mukosa bibir kering, bibir sumbing (-), faring - Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
hiperemis (-) - Auskultasi : vesikuler (+/+), ronkhi (-/-),
• Leher : Pembesaran KGB (-), trakea terletak ditengah, wheezing (-/-)
jejas trauma (-)
PEMERIKSAAN FISIK
● Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
- Perkusi : Pekak, batas jantung dalam batas nomal
- Auskultasi : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
● Abdomen
- Inspeksi : datar, striae (-)
- Auskultasi : bising usus (+) normal
- Perkusi : timpani (+)
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak teraba, turgor kembali cepat
● Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2 detik, sianosis (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 10/04 10/04 11/04 12/04
Hemoglobin 11,9 12,7 13,5 12,3
(Hb)
Hematokrit (Ht) 36% 37% 41% 37%
Leukosit (L) 4900 4040 3350 3800
Trombosit (Tr) 90000 59000 46000 68000
Resume
Anak laki laki 11 tahun, datang ke IGD RS Haji dengan
keluhan demam terus menerus sejak 3 hari yang lalu
sampai mengigil keluhan disertai rasa lemas, sakit
kepala, mual, muntah dan diare.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD 117/72 mmHg,
HR 96x/mnt, RR 20x/mnt, T 38,8°C, mukosa bibir kering,
tidak ada petekie. Dari pemeriksaan penunjang
didapatkan leukopenia (4,9 x 103/μL) dan
trombositopenia (9 x 103/μL).
Diagnosis Kerja
Dengue dengan warning sign
(DHF grade 1)
Tatalaksana
Medikamentosa

• Tatalaksana IGD :
IVFD RL loading 500 cc/jam
Non- Medikamentosa
• Tatalaksana Rawat Inap : • Tirah baring
- Inj Asering 1800 cc/24 jam • Monitoring setiap hari
- Inj Metilprednisolon 3x 50 mg - Evaluasi perdarahan
- Paracetamol 3x 500mg - Evaluasi laboratorium
- Isprinol 3x1 cth

• Saran tatalaksana Grup B dg warning


sign
1- 2 jam pertama  170-238 cc/ jam
2- 4 jam kemudian  102-170 cc/jam
Diturunkan kembali sesuai klinis
Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Ad sanationam : Bonam
02.
Tinjuan
Pustaka
DEMAM BERDARAH DENGUE
Definisi
• Satu penyakit yang disebabkan oleh virus dengan gambaran
klinis yang berbeda (one disease entity) dan terkadang disertai
dengan evolusi dan hasil klinis yang sulit diprediksi.
• Virus genus flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis
serotipe yaitu DEN −1, DEN−2, DEN −3, DEN −4
• Melaui perantara nyamuk Aedes aegepti atau Aedes albopictus
Epidemiologi
• Dengue banyak ditemukan di
daerah tropis dan subtropis. Daerah
asia tenggara, khususnya Indonesia.

•Jumlah kasus masih tetap tinggi


10−25 per 100.000 penduduk.

•Usia terbanyak yang terkena : 4 − 10


tahun. Morbidias dan mortalitas lebih
tinggi pada anak dan remaja daripada
dewasa.
Patofisiologi
Patofisiologi
FASE – FASE
DBD
Manifestasi Klinis
FASE DEMAM

• Demam tinggi akut, terus


menerus, kadang bifasik
selama 2-7 hari
• Diikuti muka kemerahan
(facial flushing), nyeri kepala,
nyeri retroorbita, anreksia,
mialgia dan atralgia.
• Manifestasi perdarahan
ringan seperti petekie dan
perdarahan mukosa seperti
gusi berdarah atau epsitaksis
Diagnosis Banding

Sumber: WHO. Dengue guidelines for diagnosis,


treatment and control, 2009. dengan modifikasi
Manfestasi Klinis

FASE KRITIS

• Akibat peningkatan permeabilitas


vaskular → kebocoran plasma
• Berlangsung 24 − 48 jam
• Penurunan suhu tubuh
• Peningkatan hematokrit, penurunan
trombosit dan leukosit
Diagnosis Banding

Sumber: WHO. Dengue guidelines for diagnosis, treatment and control,


2009. dengan modifikasi
Manifestasi Klinis

FASE PENYEMBUHAN

• Reabsorbsi cairan dari


kompartemen ekstravaskular
secara bertahap selama 2 − 3 hari
• Hemodinamik dan gejala lain
berangsur membaik
Klasifikasi

Sumber: WHO. Dengue guidelines for diagnosis, treatment and control.World Health
Organization, 2009.
Klasifikasi
Warning
sign !

Sumber: Morra ME, dkk.


Definitions for warning signs
and signs of severe dengue
according to the WHO 2009
classification: Systematic
review of literature. Rev Med
Virol. 2018 Jul;28(4):e1979.
Klasifikasi
baru
Dengue Shock Syndrome
● Tanda Klinis
○ Kulit terlihat pucat
○ Kulit teraba lembab dan dingin
○ Sianosis sekitar mulut
○ Nyeri daerah perut
○ Oliguria
● Pemeriksaan fisik
○ Penurunan kesadaran, gelisah, lesu, letargi
○ Penurunan tekanan darah, Sistolik ≤ 80 mmHg
○ Nadi cepat dan lemah, sampai tidak bisa diraba
○ Tekanan nadi ≤ 20 mmH
Pemeriksaan penunjang
● Darang lengkap • Elektrolit  Dilakukan untuk melihat kondisi
○ Leukosit  dapat menunjukan hasil normal cairan pada pasien dan memantau/evaluasi
atau terjadi penurunan/leukopenia pemberian cairan
○ Trombosit  Jumlah trombosit akan • Albumin/protein  Kebocoran plasma dapat
mengalami penurunan/trombositopenia menyebabkan hipoalbuminemia
mulai hari 3 sampai 8 dari onset pertama • Fungsi hati  Fungsi hati SGOT/SGPT dapat
demam muncul. meningkat
○ Hematokrit  Kadar hematokrit akan • Fungsi ginjal  Mengevaluasi gangguan fungsi
mengalami peningkatan mulai hari 3 dari ginjal
onset pertama demam muncul. Peningkatan
hematokrit dapat mencapai ≥ 20%
Pemeriksaan Penunjang
● Pemeriksaan golongan darah dan cross-match  persiapan
jika dibutuhkan transfusi
● Hemostasis  Pemeriksan PT, aPTT, Fibrinogen, D-dimer, atau
FDP untuk megevaluasi adanya gangguan koagulasi darah
● Rhontgen Thorax → menilai adanya efusi pleura yang
menandakan adanya kebocoran plasma.
● USG → menilai ada tidaknya efusi pleura atau asites pada
pasien.
● ELISA (IgM/IgG) → dibedakan menjadi infeksi
primer atau sekunder, dengan menentukan rasio
limit antibodi dengue IgM terhadap IgG dengan
melakukan Dengue Rapid Test dengan prinsip
pemeriksaan ELISA.

● NS1 Antigen Dengue


○ Pemeriksaan dilakukan pada fase
akut/febrile/demam pada hari ke 0-4 dari
onset pertama demam
○ Sensitifitas terhadap seluruh serotipe
88.7%. Spesifitas 100%
Diagnosis
berdasarkan kriteria klinis dan laboratorium :
Kriteria klinis :
● Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas teus menerus selama 2−7 hari
● Manifestasi perdarahan (termasuk tourniquet +, petekie, ekimosis, epistaksis,
perdarahan gusi, hematemesis, melena)
● Hepatomegali
● Syok → nadi cepat dan lemah, penurunan tekanan nadi, hipotensi, akral dingin, kulit lembab,
tampak gelisah
Kriteria laboratorium :
● Trombositopenia
● Hemokonsentrasi (peningkatan kadar hematokrit)
Tatalaksana
Prinsip umum terapi dengue : rekomendasi WHO 2011
1. Pemberian cairan kristaloid isotonik selama periode kritis, kecuali pada bayi usia <6
bulan yang disarankan menggunakan NaCl 0,45%
2. Penggunaan cairan koloid hipertonik, misalnya dextran 40, dapat dipertimbangkan
pada pasien dengan kebocoran plasma yang berat dan tidak ada perbaikan yang
adekuat setelah pemberian kristaloid
3. Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan rumatan + 5% untuk
dehidrasi. Jumlah tersebut hanya untuk menjaga agar volume intravaskular dan
sirkulasi tetap adekuat
4. Durasi pemberian terapi cairan intravena tidak boleh melebihi 24−48 jam pada kasus
syok. Pada kasus tanpa syok, durasi terapi tidak lebih dari 60 −72 jam.
5. Pasien obesitas, perhitungan volume cairan sebaiknya menggunakan BBI.
6. Pemberian cairan selalu disesuaikan dengan kondisi klinis.
7. Transfusi trombosit tidak direkomendasikan pada anak
Tatalaksana
Tatalaksana Grup A
Perawatan di Rumah
Tatalaksana
Grup B
Tatalaksana Pemberian cairan
Tidak
perbaikan
setelah
cairan
pertama
Tatalaksana Grup C
1) Perembesan plasma
hebat yang
menyebabkan syok
dan/atau akumulasi
cairan yang disertai
distres napas.
2) Perdarahan hebat.
3) Kerusakan organ yang
berat (gagal hati,
gangguan fungsi ginjal,
kardiomiopati,
ensefalopati atau
ensefalitis).
Syok
dekompensasi
Pencegahan
● Pengendalian vektor dengue  kimiawi dan bologi
● Vaksin Dengue  Vaksin dengue CYD-TVD adalah vaksin hidup yg dilemahkan,
rekombinan, tetravalen dengan basis virus yellow fever. Jadwal pemberian adalah injeksi
0,5 ml subkutan, tiga kali, dengan interval enam bulan.
Thank
you

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai