Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ERITRODERMA

Disusun oleh : Pembimbing:


Amirah Dumasari Fakhriyah Harahap dr. Nyoman Yudha Santosa, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT


DAN KELAMIN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA
RAYA
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
Pendahuluan
 Eritroderma: lesi eritema disertai skuama  Di Belanda memperkirakan kejadian
lebih dari 90% area tubuh. eritroderma tiap tahun adalah 0,9 per
 Alergi obat, seperti perluasan penyakit 100.000 penduduk
kulit, penyakit sistemik termasuk  Di Amerika Serikat bervariasi, antara
keganasan atau idiopatik → Eritroderma 0,9 sampai 71,0 per 100.000 penduduk
 Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya
menunjukkan angka kejadian
eritroderma pada tahun 2005-2007
sebanyak 30 orang.
 Laki-laki lebih banyak dibanding
wanita dengan perbandingan 2:1
hingga 4:1
Laporan Kasus

Identitas pasien: Anamnesis:


Nama : Tn. J Sabtu (24/04/21) jam 16.00 WIB.
Alloanamnesis di Ruang Gardenia
Umur : 62 tahun kamar 8 di RSUD dr. Doris Sylvanus
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Pekerjaan : Sudah tidak bekerja
Alamat : Jl. Berlian, Palangka Raya Keluhan utama:
Kulit terkelupas di seluruh tubuh.
Anamnesis
Perjalanan Perjalanan penyakit
Perjalanan penyakit
penyakit
• Kulit terkelupas di seluruh tubuh
sejak 1 minggu SMRS dan
• Pasien mengeluh • Muncul kemerahan memperat 3 hari SMRS.
demam, menggigil saat dan gatal di seluruh • Awalnya muncul: jari-jari tangan
kemudian menyebar ke lengan
malam hari, dan wajah tubuh. tangan, dada, punggung, perut,
bengkak terutama pada leher, wajah, kepala, kaki, dan
mata 12 hari SMRS. disertai rasa gatal.

■ Sebelumnya pasien pernah di rawat di sejak 5 April 2021 dan pulang


tanggal 9 April karena mengeluh sesak nafas dan badan lemas.
■ Pasien diberikan obat acetylcycteine, spironolacton, suplemen asam
amino, asam folat, aminofilin dan dilakukan transfusi darah sebanyak 3
kantong darah.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Kebiasaan:


• Pasien baru pertama kali • Pasien tidak mengkonsumsi
menderita penyakit seperti obat-obatan tertentu.
ini.
• Asma (+)

Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat Pengobatan:


• Tidak ada keluarga yang • acetylcycteine, spironolacton,
mengalami keluhan yang suplemen asam amino, asam
sama seperti pasien. folat, dan aminofilin
• Transfusi darah 3 kantong.
Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda Vital: Pemeriksaan Generalisata:
• Mata :Konjungtiva Anemis +/+, • Thorax : simetris +/+, otot bantu pernafsan
edem -/-, sklera ikterik -/-, pupil (-), fremitus vokal simetris, sonor pada seluruh
• TD : 118/74 mmHg lapang paru dan suara nafas vesikuler di
isokor +/+
• Hidung : Deformitas (-), nafas seluruh lapang paru, wheezing atau ronkhi (-).
• N : 94x/m • Jantung : Ictus cordis tidak terlihat, ictus
cuping hidung (-), sekret (-), massa
cordis teraba, batas jantung kanan di linea
(-), dan nyeri sinus (-)
• RR : 16 x/menit parasternalis dextra ICS 4, batas jantung kiri
• Leher : Pembesaran kelenjar linea midklavikularis sinistra ICS 5 , bunyi
getah bening (-), pembesaran tiroid jantung S1 S2 tunggal regular, murmur dan
• Suhu : 36,5 oC (-), JVP normal gallop (-).
• Abdomen : cembung, bising usus (+), timpani
di seluruh kuadran, pembesaran hepar (-),
shifting dullness (-), soepel, pembesaran lien
dan hepar (-), defance muscular (-), massa (-),
nyeri di titik McBurney (-)
• Ekstremitas: Akral hangat +/+, CRT < 2 detik
Status Dermatologis

• Lokasi : seluruh tubuh.


• Distrubusi : generalisata
• Efloresensi (Ujud Kelainan Kulit) :
Makula eritematosa berbatas tegas
dengan skuama multipel kasar
berwarna putih dan ekskoriasi.
Follow up
■ 26/04/2021
Regio generalisata tampak eritema disertai skuama
Follow up
■ 27/04/2021
Regio generalisata tampak eritema disertai skuama
Pemeriksaan penunjang

Kesan:
-Anemia
-Lukositosis
Pemeriksaan Laboratorium

■ Ureum: 127 mg/dL; N= 21-53 mg/dL


■ Creatinin: 5.20 mg/dL; N=0,7-1,5 mg/dL

Kesan: Insufisiensi renal


Pemeriksaan Elektrolit

■ Natrium: 133 mmol/L; N= 135-148 mmol/L


■ Kalium: 2,3 mmol/L; N= 3,5-5,3 mmol/L
■ Calsium: 0,51 mmol/L N=0,98-1,2 mmol/L

Kesan: Hipokalemi
Pemeriksaan Kimia Klinik

■ SGOT: 42 U/L; N= L<37 P<31


■ SGPT: 29U/L; N= L<42 P<32
■ Albumin: 3,57 g/dL; N= 3,5-5,5 g/dL
Pemeriksaan Rontgen

Kesan:
Corakan bronkovaskuler meningkat →
Susp. Pneumonia
Diagnosa Banding

Eritroderma et Psoriaris Dermatitis seboroik Sindroma Stevens


causa susp. alergi Johnson (SSJ)
obat

Eritroderma et
causa susp. infeksi
Diagnosa Kerja
Susp. Bakterial Pneumonia
Anemia
Insufisiensi renal
Hipokalemia
Eritroderma et causa susp. alergi obat
Tata Laksana Medikamentosa
Manajemen cairan, elektrolit dan pengobatan infeksi
■ Infus KCl 0,30% in 0,9% Nacl 500 ml kolf No. I
Pengobatan Kulit:
■ Cetirizine vial 2ml 1 x 2ml IV
• Inj. Metilprednisolon 125mg vial
■ Azitromisin vial 500 mg 1 x 500 mg IV
2x125mg IV
■ Infus NaCl 0,9% 500 ml kolf No. I
• Inj. Ranitidin 25mg/ml amp 2x1 amp
■ Asam Folat 400mcg tab 3x1 tab PO IV
■ Salbutamol tab 2mg 3x1 tab PO
• Topikal :
■ Succus liquiritiae 500 mg + ammon Cl 300 mg +
SASA 300 mg • Desoksimetason 30 gr + vaseline
■ 100ml fl No.I 3 x 1 sdm PO
album 30 gr cream 2x1 ue
■ Omeprazol vial 40 ml 2 x 40 mg IV • Asam Fusidat 2 % cream 2x1 ue
(luka)
■ Pengoabatan Kulit:
■ Inj. Metilprednisolon 125mg vial 2x125mg IV
• Hydroxypropil methylcellulose 5
mg+dextran 70 1 mg+glycerol 2 mg
■ Inj. Ranitidin 25mg/ml amp 2x1 amp IV
eyedrops 3x1 gtt ODS fl. No. I
Tata Laksana non-medikamentosa

• Tidak menggaruk bagian kulit yang gatal


• Diet tinggi protein= daging merah, telur, dan
ikan
Prognosis

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad fungsionam : dubia ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
Pembahasan
Anamnesis

Kasus Teori
• Kulit terkelupas di seluruh tubuh sejak • Lokasi keterlibatan: seluruh tubuh
satu minggu SMRS dan memberat 3 • Lesi pada kulit berupa makula
hari SMRS
eritematosa dan skuama
• Awal muncul: jari-jari tangan lengan
tangan, dada, punggung, perut, leher,
wajah, kepala, kaki, dan disertai rasa
gatal.
Anamnesis
Anamnesis Teori:
• Demam, menggigil saat malam hari, dan Gejala awal tidak spesifik termasuk
wajah bengkak terutama pada mata dan seperti demam, mengiggil, sebelum
kemudian muncul kemerahan dan gatal di manifestasi kulit terlihat.
seluruh tubuh. Etiologi:
• Pasien mengatakan keluhan demam dan
Psoriasis, dermatitis spongiotik,
menggigil muncul setelah pasien 3 hari
hipersensitivitas obat dan cutaneus
setelah pasien keluar dari RS dan
T-cell lymphoma (CTCL) atau
mengkonsumsi obat acetylcycteine,
Sindroma Sezary.
spironolacton, suplemen asam amino,
asam folat, aminofilin.
Pemeriksaan Fisik

Kasus Teori
Status dermatologis: • Kelainan kulit ditandai dengan eritema
o Lokasi : seluruh tubuh. universalis, biasanya disertai skuama.
• Pada eritroderma akibat alergi obat,
o Distrubusi : generalisata
skuama biasanya timbul di stadium
o Efloresensi (Ujud Kelainan Kulit) : penyembuhan
Makula eritematosa berbatas tegas dengan
skuama multipel kasar berwarna putih dan
ekskoriasi.
Diagnosis

Kasus Teori
• Anamnesis • Anamnesis
Pasien mengkonsumsi obat Masuknya obat ke dalam tubuh
acetylcycteine, spironolacton,
• Pemeriksaan Fisik
suplemen asam amino, asam folat,
aminofilin. Eritema universal dan skuama akan
timbul di stadium penyembuhan
• Pemeriksaan Fisik
lesi diseluruh tubuh dengan
distribusi generalisata berupa
makula eritematosa berbatas tegas
dengan skuama multipel kasar
berwarna putih dan ekskoriasi.
Terapi

Manajemen cairan, elektrolit dan pengobatan Kasus


infeksi Teori
• Inj. Metilprednisolon 125mg vial
■ Infus KCl 0,30% in 0,9% Nacl 500 ml
kolf No. I 2x125mg IV • Obat yang diduga
■ Cetirizine vial 2ml 1 x 2ml IV
• Inj. Ranitidin 25mg/ml amp 2x1
sebagai penyebab harus
■ Azitromisin vial 500 mg 1 x 500 mg IV amp IV segera dihentikan
■ Infus NaCl 0,9% 500 ml kolf No. I


• Topikal : • Diet tinggi protein
Asam Folat 400mcg tab 3x1 tab PO
• Desoksimetason 30 gr + vaseline
■ Salbutamol tab 2mg 3x1 tab PO
album 30 gr cream 2x1 ue • Pemberian
■ Succus liquiritiae 500 mg + ammon Cl
300 mg + SASA 300 mg • Asam Fusidat 2 % cream 2x1 ue
kortikosteroid
■ 100ml fl No.I 3 x 1 sdm PO (luka) • Oleskan emolien
■ Omeprazol vial 40 ml 2 x 40 mg IV • Hydroxypropil methylcellulose
■ Pengoabatan Kulit: 5 mg+dextran 70 1 mg+glycerol
2 mg eyedrops 3x1 gtt ODS fl.
■ Inj. Metilprednisolon 125mg vial
2x125mg IV No. I
■ Inj. Ranitidin 25mg/ml amp 2x1 amp IV
Kesimpulan

Pasien Ny. J, Laki-laki, 62 tahun

Anamnesis & Pemeriksaan Fisik

Diagnosis Eritroderma susp. Alergi Obat

Terapi sesuai prinsip utama perawatan

Prognosis dubia ad Bonam


Daftar Pustka
• Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Ketujuh. Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2017.
• Wolff K, Johnson RA, Saveedra AP, Roh EK.. Fitzpatrick’s Dermatology In General Medicine 8th ed. New York: The McGraw-
Hill. 2012.
• Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, leffell DJ. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine 7th ed.
New York: Mc Graw Hill. 2008.
• Earlia N, Nurharini F, Jatmiko AC, Ervianti E. Penderita Eritroderma di Instalasi Rawat Inap Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD Dr. Soctomo Surabaya Tahun 2005-2007. Studi Retrospektif. BIKKK. 2009; 21(2): 93-101.
• Hasan T, Jansen CT. Erythroderma: a follow- up of fifty cases. J Am Acad Dermatol. 1983; 8: 836–840.
• Sehgal VN, Srivastava G. Exfoliative dermatitis: A prospective study of 80 patients. Dermatologica. 1986; 173: 278– 284.
• Umar HS. Erythoroderma (Generelized Exfoliative Dermatitis). Medscape. 2020.
• James W, Berger T, Elston D. In Andrews’ Disease Of The Skin Clinical Dermatology. 10th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier;
2006.
• Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C. Rook's textbook of dermatology. 8 ed. Oxford: Wiley-Blackwell. 2010.
• Pal S, Haroon TS. Erythroderma : A Clinico-Etiologic Study Of 90 Cases. Int J Dermatol. 1998;37:104-7.
• Akhyani M, Ghodsi ZS, Toosi S, Dabbaghian H. Erythroderma: A Clinical Study Of 97 Cases. BMC Dermatol. 2005;5(5):1-5.
• Rym BM, Mourad M, Bechir Z, Dalenda E, Faika C, Iadh AM, et al. Erythroderma In Adults: A Report Of 80 Cases. Int J Dermatol.
2005;44:731-5.
• Sigurdsson V, Toonstra J, Hazemans-Boer M, Van Vloten WA. Erythroderma. A clinical and follow-up Erythroderma. A clinical and
follow-up study of 102 patients with special emphasis on survival. Journal of the American Academy of Dermatology. 2004; 35(1): 53–7.
• Karakayli G, Beckham G, Orengo I, Rosen T. Exfoliative Dermatitis. Am Fam Physician. 1999;59:625- 30.
• Salami TAT, Oziegbe O, Omeife H. Exfoliative Dermatitis: Patterns Of Clinical Presentation In A Tropical Rural And Suburban
Dermatology Practice In Nigeria. Int J Dermatol. 2012;51:1086-9.
• Wolff K, Johnson RA. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis Of Clinical Dermatology. 6th ed. New York: The McGraw-Hill. 2009.
• Li LF, Sujan SA, Yang H, Wang WH. Serum Immunoglobulins In Psoriatic Erytroderma. Clin Dermatol. 2005;30:125-7.
• Teran-Escalera CN, Balderrama C. A Severe Case Of Erythrodermic Psoriasis Associated With Advanced Nail And Joint Manifestations: A
Case Report. BMC Dermatol. 2010;4:1-3.
• James WD, Berger TG, Elston DM. Psoriasis. In: James WD, Berger TG, Elston DM, editors. Andrews Diseases Of The Skin Clinical
Dermatology. 10 ed. Pennsylvania: Saunders Elsevier; 2006. p. 193-202.
• Inamadar AC, Palit A. Acute Skin Failure: Concept, Causes, Consequences And Care. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2005; 71:379‐
85
• Champion RH. Eczema, Lichenification, Prurigo, And Erythroderma. Rook’s, Textbook Of Dermatology 5th Ed. Washington: Blackwell
Scientific Publications. 1992.
• Guliz K, Grant B, Ida O. 2004. Exfoliative Dermatitis. American Family Physicians. 59:1–12.Schön MP, Boehncke WH. Psoriasis. N Engl
J Med. 2005;352:1899-912.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai