Herpes Zoster
Oleh: dr. Noer Asri Bella Sabillia
Nama : Ny. A
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Seturan
Pekerjaan : Pensiunan
Tanggal Pemeriksaan : 30 Juni 2023
No. RM : 9629440-02
Anamnesis
Keluhan Utama
• Plenting berair pada perut sejak 2 hari sebelum datang ke poli umum
puskesmas depok 2.
Keluhan Tambahan
• Nyeri dengan vas 7 pada plenting berarir yang menjalar sampai ke perut
bagian kiri, kadang disertai gatal. Os juga mengeluh perut kembung,
Riwayat makan tidak teratur dan magh sebelumnya. Demam (-), mual
(-), muntah (-), diare (-).
Riwayat Penyakit Sekarang
2 hari sebelumnya
Pada saat periksa di puskesmas
Os merasakan muncul plenting
berair berkelompok di punggung Plenting berair dirasakan semakin
kiri yang gatal dan nyeri. nyeri dan menjalar ke perut bagian
kiri. rasa nyeri lebih dominan
daripada gatal. Os juga merasakan
perut kembung. Demam, mual,
muntah, diare disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kebiasaan
Riwayat Pengobatan
Efloresensi
- Primer vesikel berkelompok
dengan dasar eritema
- Sekunder ekskoriasi
Sifat UKK
- Ukuran: vesikel, bula
- Susunan/bentuk: herpetiginosa
- Penyebaran: regional menurut
dermatom T9, unilateral
Diagnosis
Medikamentosa Non-Medikamentosa
1. 30 Juni 2023 S : muncul plenting berair di punggung, gatal, nyeri menjalar sampai perut. Os juga mengeluh
perut kembung, riwayat makan tidak teratur dan riwayat magh sebelumnya. Demam (-), Mual (-),
muntah (-), diare (-).
O : TD 131/81 mmHg, Nadi 83 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36.5 OC
UKK regio punggung kiri : terdapat vesikel berkelompok dengan dasar eritematous,
regular, unilateral sesuai dermatom T9, ekskoriasi.
A : Herpes zoster
P : Asiklovir 5x800 mg untuk 3 hari
Asiklovir 5% krim 3x1 ue
Ibuprofen 2x400 mg
Ranitidine 2x150 mg
2. 03 Juli 2023 S : luka di punggung sudah mengering tapi masih nyeri, obat sudah habis. Os juga mengeluh perut
kembung, mual dan susah BAB sudah 2 hari.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Konstipasi
P : Asiklovir 5% krim 3x1 ue
Natrium diklofenak 2x50 mg
Hyosin N Butilbromide 2x10 mg
Bisacodyl 1x5mg suppo
Follow up
3. 05 Juli 2023 S : kontrol herpes, salep masih banyak, obat nyeri masih ada tapi dirasakan nyeri
tidak membaik sampai tidak bisa tidur. BAB masih susah, sudah perbanyak sayur
dan buah.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Konstipasi
P : Asam folat 1x1mg
Vtamin B Komplek 1x1
Bisacodyl 1x5mg suppo
4. 06 Juli 2023 S : nyeri di bekas herpes masih ada, sampai tidak bisa tidur, sudah minum Pereda nyeri
tapi tidak membaik. Minta diresepkan ketoprofen.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Postzoster neuralgia
P : Injeksi Ketoprofen IM
16
Analisis Kasus
17
Pendahuluan
• Sangat umum di kawasan Asia - Pasifik
• HERPES • Insidensi 3 - 10 / 1000 orang per tahun nya
ZOSTER / • Insidensi meningkat seiring bertambahnya usia
SHINGLES
• Herpes zoster yang • Sekuel herpes zoster :
Penyakit neurokutan dengan
manifestasi erupsi, vesikular, menyebarluas dapat komplikasi kulit, okular,
berkelompok dengan dasar disalahartikan sebagai neurologis & viseral
eritematosa disertai nyeri varisela • Komplikasi paling umum :
radikular unilateral yang • Pada tahap pra eruptif, nyeri nyeri neuropatik kronis yang
umumnya terbatas di suatu prodromal sering rancu bertahan lama setelah ruam
dermatom dengan penyebab lokal nyeri sembuh (Postherpetic
lainnya neuralgia)
2
18
Epidemiologi
Herpes zoster terjadi secara sporadik menyebar
sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman dan
tidak bergantung pada prevalensi varisela
3
19
4
20
Etiopatogenesis
Varicella Zoster Virus (VZV)
• Virus DNA, α-herpesvirus, salah satunya ensim thymidine kinase yang rentan
terhadap antivirus (asiklovir)
• Menginfeksi sel Human Diploid, Sel Limfosit T teraktivasi, sel epitel & sel
epidermal in vivo utk replikasi produktif serta sel neuron
Reaktivasi dari VZV laten & pertemuan baru dengan virus yang memantain kekebalan
tubuh Patogenesis Herpes Zoster 5
21
Gejala Prodromal
Klinis
4 gejala klinis pada
Ruam
Herpes Zoster :
Nyeri
Pruritus
6
22
Dimulai dengan
• Sensasi abnormal / nyeri otot lokal
• Nyeri tulang
• Pegal
• Parastesia sepanjang dermatom
• Gatal
• Rasa terbakar ringan - berat
Intensitas nyeri
• Dapat konstan / intermiten
• Seringkali disertai nyeri tekan & hiperestesia kulit pada
dermatom yang terlibat
• Jarang terjadi pada orang dengan imunokompeten < 30
tahun, terjadi pada sebagian besar pada pasien HZ > 60 tahun
7
23
Ruam • Vesikel terbentuk dalam waktu 12 - 24 jam & berevolusi menjadi pustula pada hari
ke 3
Paling khas pada HZ : • Akan kering & krusta dalam waktu 7 - 10 hari
lokalisasi dan • Krusta umumnya bertahan selama 2 - 3 minggu
distribusi ruam, yaitu • Pada orang normal : lesi baru terus muncul selama 1 - 4 hari
unilateral dan
umumnya terbatas
pada area kulit yang
dipersarafi oleh
ganglion sensoris
tunggal
T 10 bagian dextra tampak HZ dengan Lesi berkelompok berbentuk vesikel T8 bagian sinistra tampak HZ dengan
beberapa lesi berbentuk pustul dari HZ beberapa lesi pustul & krusta
8
24
10
26
HZ Oftalmikus dengan keterlibatan Nervus HZ Oftalmikus dengan keterlibatan Nervus HZ dengan keterlibatan Nervus Kranial, tampak
Trigeminal Cabang 1 (N.V1) Trigeminal Cabang 2 (N.V2) vesikel pada palatum kanan
HZ dengan keterlibatan Nervus Kranial, tampak Sindrom Ramsay - Hunt dengan aurikula sinistra yang kehilangan pendengaran &
vesikel pada lidah kanan kelemahan wajah bagian sinistra 11
27
Pemeriksaan Penunjang
Tzanck Smear Polymerase Chain Reaction (PCR)
• Dapat melihat sel - sel yang disiapkan dari • Tes diagnostik terbaik untuk deteksi VZV karena sensitivitas &
bahan yang diambil dari vesikel lesi lalu spesifisitas nya sangat tinggi
diwarnai hematoxylin dan eosin, giemsa / • Ketersediaan & waktu penyelesaian relatif cepat (1 hari / kurang)
pewarnaan seruoa • Spesimen terbaik : cairan dari vesikel
• Ditemukan : giant cells multinukleasi yang • Dapat membedakan VZV dari HSV & wildtype VZV dari strain vaksin
mengandung badan inklusi intranuklear OKA VZV
asidofilik
Pemeriksaan Penunjang
Histologi Varisela Lesi papular varisela berevolusi menjadi GIant cells berinti banyak dengan mudah Kultur jaringan fibroblast yang terinfeksi
Zoster vesikula intraepitel dalam waktu 12 - 24 jam diidentifikasi dalam apusan Tzanck yang dibuat menunjukkan giant cells multinukleasi serupa yang
dari bahan yang diambil dari dasar lesi vesikuler mengandung badan inklusi intranuklear eosinofilik
& diwarnai Hematoxylin dan eosin, GIemsa atau yang dibentuk oleh fusi sel yang terinfeksi dengan
pewarnaan serupa sel berdekatan yang terinfeksi & yang tidak 13
terinfeksi
29
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis
Meskipun sulit diidentifikasi selama prodromal, kehadiran alat bantu eksantem khas pada diagnosis
Pengujian laboratorium
• Biasanya tidak diperlukan, tapi dapat dipertimbangkan bila pasien dengan lesi berulang yang
dicurigai juga menjadi Herpes Simpleks, atau pada yang diduga Zoster Sine Herpete (ada rasa
sakit tanpa lesi)
• Dapat membantu & membedakan HZ dari Dermatosis Vesikular lainnya (dermatitis kontak,
Dermatitis Hepertiformis
14
• Pengujian Polymerase Chain Reaction dari vesikel / cairan tubuh jadi pilihan karena sensitivitas
& spesifisitas nya tinggi (95 % & 100%)
Analisis Diagnosis Banding
Herpes zoster Herpes simplex Dermatitis kontak
Lokasi Lesi hanya terbatas menurut HHV-1 predileksi pada orofacial, Lesi di tempat yang terpajan zat
predileksi dermatom, unilateral HHV-2 predileksi pada genitalia asing yang mengiritasi
Daerah kulit manapun dengan
lapisan pertahanan kulit
terganggu (trauma)
Efloresensi Vesikel, bula berkelompok Vesikel multipel berkelompok Papul atau vesikel multiple
dengan dasar eritema tersusun dengan dasar sembab dan eritema berkelompok dengan dasar
berdasarkan dermatom eritema pada tempat yang
terpajan zat asing yang
mengiritasi
Etiologi Reaktivasi virus varisela-zoster Human herpesvirus 1 dan 2 Sabun, kosmetik, perhiasan,
(HHV-3) (HHV-1, HHV-2) pahfum, karet, nikel, dsb.
31
Penatalaksanaan
Terapi Antivirus
Terapi Anti
Sistemik, dengan : Inflamasi
Topikal
19
32
No Kelompok Pasien Regimen
1 Normal
Usia <50 tahun Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam for 7 hari
atau
Acyclovir 800 mg per oral 5 kali per hari
untuk 7 hari*
Antivirals
Adjunctive therapy
Analgetics
Sistemik Sistemik
24
37
Topikal
25
38
Prognosis
Ad Vitam • Lesi kulit biasanya menyembuh dalam 2 - Ad Vitam
Bonam 4 minggu, tetapi penyembuhan sempurna Bonam
membutuhkan waktu >4 minggu
• Pasien lanjut usia & imunokompromais Ad Functionam
Ad Functionam membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk resolusi
Dubia ad Bonam
Bonam • Dalam studi kohort retrospektif, pasien
herpes zoster yang dirawat di rumah sakit
memiliki mortalitas 3% dengan berbagai
Ad Sanactionam Ad Sanactionam
penyebab
• Tingkat rekurensi herpes zoster dalam 8
Bonam tahun sebesar 6,2%. Dubia ad Bonam
26
Pasien ini berusia 60 tahun, dimana merupakan salah satu factor risiko 39
terinfeksi VZV. Kemungkinan pada pasien ini sudah pernah terinfeksi atau
pernah imnisasi varicella. Sehingga pada saat ini dengan usia pasien yang
termasuk lansia yang menyebabkan daya imunitas rentan menurun dan rentan
terinfeksi penyakit pasien langsung merasakan keluhan berupa muncul bintil
berair berkelompok yang terasa gatal dan nyeri di bagian punggung kiri.
Nyeri semakin hari semakin terasa dan menjalar kebagian sisi perut kiri.
Dalam pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya vesikel, bula berkelompok
dengan dasar eritematous regular unilateral sesuai dermatom T9, terdapat Kesimpulan
nyeri tekan di daerah punggung hingga perut bagian kiri.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tersebut, sudah
bisa ditegakkan diagnosis herpes zoster. Dan untuk penangangan pada pasien
diterikan terapi sistemik dan topical berupa, asiklovir tablet 5x800 mg,
ibuprofen 2x400 mg dan asiklovir 5% krim 3x1 ue.
Pasien di edukasi untuk menjaga kebersihan, menggunakan pakaian yang
longgar, nyaman serta tidak menggatuk lesi. Pasien juga harus memenuhi
kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup supaya daya tahan tubuh selalu
terjaga karena virus herpes zoster bisa kembali teraktivasi jika kondisi imun
tubuh lemah.
27
Referensi
Wibawa, A.S., Gunawan, E., Pandalrkr, H., Adji, A. (2017). Profil Penyakit Infeksi Kulit Krena Virus Pada Anak
Di Divisi Dermatologi Anak Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado
Periode Tahun 2013- 2015. Jurnal Biomedik (JBM). 2017; 9(1): 45-51.
Ramdass, P., Mullick, S., Farber, H. F. (2015). Viral Skin Disease. Prim Care. 2015; 42(4); 57-67.
Menaldi, S. L., Bramono, K., Indriatmi, W. (2016). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2016.
Asriati & Ahmad, R. A. (2020). Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Binary Decision
Tree Support Vector Machine. Gorontalo Journal Health and Science Community. 2020; 4(1): 39-50.
41
Terimakasih