Anda di halaman 1dari 41

Case Report

Herpes Zoster
Oleh: dr. Noer Asri Bella Sabillia

Pembimbing: dr. Rr. Endang Sulistiyowati

Internsip Puskesmas Depok 2


2023
Identitas Pasien

 Nama : Ny. A
 Usia : 60 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Seturan
 Pekerjaan : Pensiunan
 Tanggal Pemeriksaan : 30 Juni 2023
 No. RM : 9629440-02
Anamnesis

Keluhan Utama

• Plenting berair pada perut sejak 2 hari sebelum datang ke poli umum
puskesmas depok 2.

Keluhan Tambahan

• Nyeri dengan vas 7 pada plenting berarir yang menjalar sampai ke perut
bagian kiri, kadang disertai gatal. Os juga mengeluh perut kembung,
Riwayat makan tidak teratur dan magh sebelumnya. Demam (-), mual
(-), muntah (-), diare (-).
Riwayat Penyakit Sekarang

2 hari sebelumnya
Pada saat periksa di puskesmas
Os merasakan muncul plenting
berair berkelompok di punggung Plenting berair dirasakan semakin
kiri yang gatal dan nyeri. nyeri dan menjalar ke perut bagian
kiri. rasa nyeri lebih dominan
daripada gatal. Os juga merasakan
perut kembung. Demam, mual,
muntah, diare disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu

- Keluhan serupa (-)


- riwayat Bells Palsy awal tahun 2022 dan masih fisioterapi sampai sekarang
- Riwayat magh (+) sudah lama
- Riwayat imunisasi varicella tidak diketahui
- Hipertensi (-)
- DM (-)
- Penyakit Jantung (-)
- Asma (-)
- Alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

• Keluhan serupa (-)


• Riwayat varisella (-)

Riwayat Kebiasaan

• Tidak terdapat kebiasaan tertentu terkait keluhan pasien

Riwayat Pengobatan

• Keluhan plenting berair pada perut belum diberikan obat apapun.


Os tidak kuat jika minum meloxicam dan tidak berkurang
nyerinya jika minum parasetamol.
Pemeriksaan Fisik Umum
 Keadaan umum:
● Status gizi:
Tampak sakit ringan
 Kesadaran: ○ Berat badan : 74 kg
Compos mentis (E4V5M6)
○ Tinggi badan : 155 cm
 Tanda-tanda vital:
○ Indeks Massa Tubuh (IMT):
 Tekanan darah : 131/85 mmHg
30.8 kg/m2 (WHO Obesitas II)
 Nadi : 83 x/menit
 Laju napas : 18 x/menit
 Suhu : 36,5oC
Kepala Normochepal, rambut hitam distribusi merata, CA -/-, SI -/-,
eksoftalmus (-/-), gangguan pendengaran (-/-), gangguan penghidu
(-/-), mukosa bibir basah, nyeri telan (-), faring hiperemis (-/-) T1-T1.

Leher JVP dbn, PKGB (-)


Paru I : pengembangan dada simetris, retraksi dinding dada (-), pelebaran
sela iga (-), barrel chest (-)
P: taktil fremitus simetris, nyeri tekan (-), pengembangan dada
simetris
P: sonor +/+
A: suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Cor A: S1 S2 reguler, bising (-), suara jantung tambahan (-)

ves (+/+), ron (-/-), whe (-/-)


ves (+/+), ron (-/-), whe (-/-)
ves (+/+), ron (-/-), whe (-/-)
Abdomen I: Distensi (-),
A: Bising usus (+) normal
P: Timpani (+)
P: Supel (+), Nyeri tekan (-)

Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2 detik


Gerakan bebas dan kuat, deformitas (-)
Pemeriksaan Fisik Khusus (Dermatologi)

Efloresensi
- Primer  vesikel berkelompok
dengan dasar eritema
- Sekunder  ekskoriasi

Sifat UKK
- Ukuran: vesikel, bula
- Susunan/bentuk: herpetiginosa
- Penyebaran: regional menurut
dermatom T9, unilateral
Diagnosis

Diagnosis Herpes zoster


Banding
Herpes simplex
Dermmatitis Kontak
Diagnosis Herpes zoster
Kerja
Tatalaksana

Medikamentosa Non-Medikamentosa

R/ Acyclovir 400 mg No. XXX - Menjaga higiene personal (mencuci


S 5 dd tab II tangan, mandi, pakaian yang longgar,
R/ Acyclovir cream 5% tube No. I nyaman dan lembut)
S 3 dd ue - Hindari menyentuh atau menggaruk lesi
R/ Ibuprofen 400 mg No. X
S 2 dd tab I prn nyeri - Herpes zoster adalah virus lama dalam
R/ Ranitidine 150 mg No. X tubuh yang aktif kembali yang timbul saat
S 2 dd tab I kondisi imun lemah
- Nutrisi dan istirahat harus tercukupi
Prognosis

 Quo ad vitam : bonam


 Quo ad functionam : dubia et bonam
 Quo ad sanationam : dubia et bonam
Follow up
No Tanggal Kunjungan Pemeriksaan

1. 30 Juni 2023 S : muncul plenting berair di punggung, gatal, nyeri menjalar sampai perut. Os juga mengeluh
perut kembung, riwayat makan tidak teratur dan riwayat magh sebelumnya. Demam (-), Mual (-),
muntah (-), diare (-).
O : TD 131/81 mmHg, Nadi 83 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36.5 OC
UKK regio punggung kiri : terdapat vesikel berkelompok dengan dasar eritematous,
regular, unilateral sesuai dermatom T9, ekskoriasi.
A : Herpes zoster
P : Asiklovir 5x800 mg untuk 3 hari
Asiklovir 5% krim 3x1 ue
Ibuprofen 2x400 mg
Ranitidine 2x150 mg
2. 03 Juli 2023 S : luka di punggung sudah mengering tapi masih nyeri, obat sudah habis. Os juga mengeluh perut
kembung, mual dan susah BAB sudah 2 hari.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Konstipasi
P : Asiklovir 5% krim 3x1 ue
Natrium diklofenak 2x50 mg
Hyosin N Butilbromide 2x10 mg
Bisacodyl 1x5mg suppo
Follow up
3. 05 Juli 2023 S : kontrol herpes, salep masih banyak, obat nyeri masih ada tapi dirasakan nyeri
tidak membaik sampai tidak bisa tidur. BAB masih susah, sudah perbanyak sayur
dan buah.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Konstipasi
P : Asam folat 1x1mg
Vtamin B Komplek 1x1
Bisacodyl 1x5mg suppo
4. 06 Juli 2023 S : nyeri di bekas herpes masih ada, sampai tidak bisa tidur, sudah minum Pereda nyeri
tapi tidak membaik. Minta diresepkan ketoprofen.
O : TD 136/93 mmHg, Nadi 74 x/menit, Pernapasan 18 x/menit, Suhu 36 OC
UKK regio punggung kiri : vesikel pecah, lesi sudah mengering, krusta.
A : Herpes zoster
Postzoster neuralgia
P : Injeksi Ketoprofen IM
16

Analisis Kasus
17

Pendahuluan
• Sangat umum di kawasan Asia - Pasifik
• HERPES • Insidensi 3 - 10 / 1000 orang per tahun nya
ZOSTER / • Insidensi meningkat seiring bertambahnya usia

SHINGLES
• Herpes zoster yang • Sekuel herpes zoster :
Penyakit neurokutan dengan
manifestasi erupsi, vesikular, menyebarluas dapat komplikasi kulit, okular,
berkelompok dengan dasar disalahartikan sebagai neurologis & viseral
eritematosa disertai nyeri varisela • Komplikasi paling umum :
radikular unilateral yang • Pada tahap pra eruptif, nyeri nyeri neuropatik kronis yang
umumnya terbatas di suatu prodromal sering rancu bertahan lama setelah ruam
dermatom dengan penyebab lokal nyeri sembuh (Postherpetic
lainnya neuralgia)

2
18

Epidemiologi
Herpes zoster terjadi secara sporadik menyebar
sepanjang tahun tanpa prevalensi musiman dan
tidak bergantung pada prevalensi varisela

Tingginya infeksi Varisela di Indonesia


didapatkan dari 2232 pasien pada 13 Rumah
Sakit Pendidikan di Indonesia (2011 - 2013) :
• Puncak kasus Herpes Zoster : usia 45 - 64 3 - 10 / 1000
tahun Insiden Herpes Zoster (kasus per 1000 orang / tahun) versus usia Insidensi per tahunnya
• Gender : Wanita > Pria
• Total kasus Postherpetic Neuralgia (PHN) :
593 kasus (26.5% dari total kasus HZ) 8 - 12 / 1000
• Puncak kasus PHN pada usia 45 - 64 tahun :
Kisaran dalam studi
250 kasus (42% dari total kasus PHN) berbasis catatan
Usia populasi & perawatan
Menjadi faktor kesehatan
risiko utama

3
19

Faktor Risiko Usia


• Insiden Herpes Zoster meningkat dengan bertambahnya usia;
pada orang dewasa yang lebih tua
• Meningkat tajam di atas usia 40 tahun
• Memuncak pada usia 70 - 80 tahun
Faktor utama :
• Usia
• Penurunan imunitas yang Penurunan Imunitas
dimediasi sel khusus VZV • Pasien imunokompromais memiliki risiko Herpes Zoster yang
(Varicella Zooster Virus secara signifikan lebih besar dibanding individu yang
imunokompeten pada usia yang sama
• Kondisi imunokompromais yang terkait dengan peningkatan
risiko Herpes Zoster : transplantasi organ, keganasan tumor dan
penyakit yang dimediasi sistem imun (lupus eritematosa sistemik,
reumatoid artritis)

4
20

Etiopatogenesis
Varicella Zoster Virus (VZV)
• Virus DNA, α-herpesvirus, salah satunya ensim thymidine kinase yang rentan
terhadap antivirus (asiklovir)
• Menginfeksi sel Human Diploid, Sel Limfosit T teraktivasi, sel epitel & sel
epidermal in vivo utk replikasi produktif serta sel neuron

Reaktivasi dari VZV laten & pertemuan baru dengan virus yang memantain kekebalan
tubuh Patogenesis Herpes Zoster 5
21

Gejala Prodromal
Klinis
4 gejala klinis pada
Ruam
Herpes Zoster :

Nyeri

Pruritus

6
22

Dimulai dengan
• Sensasi abnormal / nyeri otot lokal
• Nyeri tulang
• Pegal
• Parastesia sepanjang dermatom
• Gatal
• Rasa terbakar ringan - berat

Prodromal Berlangsung selama


Beberapa hari (sekitar 1 - 10 hari, rata - rata 2 hari)

Intensitas nyeri
• Dapat konstan / intermiten
• Seringkali disertai nyeri tekan & hiperestesia kulit pada
dermatom yang terlibat
• Jarang terjadi pada orang dengan imunokompeten < 30
tahun, terjadi pada sebagian besar pada pasien HZ > 60 tahun

7
23

Lesi Herpes Zoster dimulai dengan


• Makula eritematosa & papul dalam distribusi dermatomal

Ruam • Vesikel terbentuk dalam waktu 12 - 24 jam & berevolusi menjadi pustula pada hari
ke 3
Paling khas pada HZ : • Akan kering & krusta dalam waktu 7 - 10 hari
lokalisasi dan • Krusta umumnya bertahan selama 2 - 3 minggu
distribusi ruam, yaitu • Pada orang normal : lesi baru terus muncul selama 1 - 4 hari
unilateral dan
umumnya terbatas
pada area kulit yang
dipersarafi oleh
ganglion sensoris
tunggal

T 10 bagian dextra tampak HZ dengan Lesi berkelompok berbentuk vesikel T8 bagian sinistra tampak HZ dengan
beberapa lesi berbentuk pustul dari HZ beberapa lesi pustul & krusta

8
24

Beberapa tidak mengalami rasa sakit


• Namun sebagian besar (> 85% diatas usia 50 tahun) memiliki nyeri dermatomal /
ketidaknyamanan selama fase akut (30 hari pertama setelah onset ruam) dengan
intensitas ringan - berat

Gambaran rasa sakit / ketidaknyamanan


Nyeri • Seperti "terbakar"
• "Sangat nyeri"
Nyeri juga menjadi
• "Kesemutan"
gejala utama dari HZ,
• "Tertusuk - tusuk"
terutama pada orang
• Intensitas rasa sakit yang sangat hebat bagi beberapa pasien sehingga terasa
tua
sangat "mengerikan" atau "menyiksa" untuk menggambarkan rasa sakit yang
timbul

Nyeri dikaitkan dengan


• Penurunan fungsi fisik
• Penurunan tekanan emosional
• Penurunan fungsi sosial
9
25

Menurut variasi klinis, HZ dibagi menjadi :


• Zoster Sine Herpete
⚬ Nyeri segmental yang tidak diikuti dengan erupsi kulit

Pruritus • Herpes Zoster Abortif


⚬ Bila perjalanan penyakit berlangsung singkat & kelainan kulit hanya berupa vesikel
• Gatal : gejala
& eritema
menonjol &
mengganggu • Herpes Zoster Oftalmikus
sepanjang fase ⚬ HZ yang menyerang cabang pertama Nervus Trigeminus
akut HZ ⚬ Erupsi kulit sebatas mata - verteks, tidak memalui garis tengah dahi
• Seringkali
berlangsung • Sindrom Ramsay - Hunt
sampai semua ⚬ HZ di liang telinga luar / membran timpani
krusta terlepas ⚬ Diserta paresis fasialis yang nyeri, gangguan lakrimasi, gangguan pengecapan 2/3
bagian depan, tinitus, vertigo & tuli

• Herpes Zoster Aberans


⚬ HZ disertai vesikel minum 10 buah yang melewati garis tengah

10
26

HZ Oftalmikus dengan keterlibatan Nervus HZ Oftalmikus dengan keterlibatan Nervus HZ dengan keterlibatan Nervus Kranial, tampak
Trigeminal Cabang 1 (N.V1) Trigeminal Cabang 2 (N.V2) vesikel pada palatum kanan

HZ dengan keterlibatan Nervus Kranial, tampak Sindrom Ramsay - Hunt dengan aurikula sinistra yang kehilangan pendengaran &
vesikel pada lidah kanan kelemahan wajah bagian sinistra 11
27

Pemeriksaan Penunjang
Tzanck Smear Polymerase Chain Reaction (PCR)
• Dapat melihat sel - sel yang disiapkan dari • Tes diagnostik terbaik untuk deteksi VZV karena sensitivitas &
bahan yang diambil dari vesikel lesi lalu spesifisitas nya sangat tinggi
diwarnai hematoxylin dan eosin, giemsa / • Ketersediaan & waktu penyelesaian relatif cepat (1 hari / kurang)
pewarnaan seruoa • Spesimen terbaik : cairan dari vesikel
• Ditemukan : giant cells multinukleasi yang • Dapat membedakan VZV dari HSV & wildtype VZV dari strain vaksin
mengandung badan inklusi intranuklear OKA VZV
asidofilik

Immunoassays enzim Tes Serologi


• Dengan pewarnaan imunoflouresen /
• Menjadi pilihan untuk dilakukan karena dapat mengidentifikasi individu
imunoperoksidase dari bahan seluler vesikel
yang rentan & mungkin menjadi kandidat isolasi / profilaksis
segar / lesi prevesikular
• Metode paling umum : uji Solid-Phase Enzym-Linked Immunosorbent
• Memiliki waktu penyelesaian yang agak
Assay (ELISA)
lebih cepat dari PCR, tetapi sensitivitas &
• Memungkinkan diagnosis retrospektif varisela & HZ ketika serum fase
spesifisitas PCR yang paling baik
akut & konvalesen tersedia untuk perbandingan
• Dapat menjadi metode diagnostik pilihan
• Jarang dilakukan
12
28

Pemeriksaan Penunjang

Histologi Varisela Lesi papular varisela berevolusi menjadi GIant cells berinti banyak dengan mudah Kultur jaringan fibroblast yang terinfeksi
Zoster vesikula intraepitel dalam waktu 12 - 24 jam diidentifikasi dalam apusan Tzanck yang dibuat menunjukkan giant cells multinukleasi serupa yang
dari bahan yang diambil dari dasar lesi vesikuler mengandung badan inklusi intranuklear eosinofilik
& diwarnai Hematoxylin dan eosin, GIemsa atau yang dibentuk oleh fusi sel yang terinfeksi dengan
pewarnaan serupa sel berdekatan yang terinfeksi & yang tidak 13
terinfeksi
29

Diagnosis
Berdasarkan gejala klinis
Meskipun sulit diidentifikasi selama prodromal, kehadiran alat bantu eksantem khas pada diagnosis

Pengujian laboratorium
• Biasanya tidak diperlukan, tapi dapat dipertimbangkan bila pasien dengan lesi berulang yang
dicurigai juga menjadi Herpes Simpleks, atau pada yang diduga Zoster Sine Herpete (ada rasa
sakit tanpa lesi)
• Dapat membantu & membedakan HZ dari Dermatosis Vesikular lainnya (dermatitis kontak,
Dermatitis Hepertiformis
14
• Pengujian Polymerase Chain Reaction dari vesikel / cairan tubuh jadi pilihan karena sensitivitas
& spesifisitas nya tinggi (95 % & 100%)
Analisis Diagnosis Banding
Herpes zoster Herpes simplex Dermatitis kontak
Lokasi Lesi hanya terbatas menurut HHV-1 predileksi pada orofacial, Lesi di tempat yang terpajan zat
predileksi dermatom, unilateral HHV-2 predileksi pada genitalia asing yang mengiritasi
Daerah kulit manapun dengan
lapisan pertahanan kulit
terganggu (trauma)
Efloresensi Vesikel, bula berkelompok Vesikel multipel berkelompok Papul atau vesikel multiple
dengan dasar eritema tersusun dengan dasar sembab dan eritema berkelompok dengan dasar
berdasarkan dermatom eritema pada tempat yang
terpajan zat asing yang
mengiritasi
Etiologi Reaktivasi virus varisela-zoster Human herpesvirus 1 dan 2 Sabun, kosmetik, perhiasan,
(HHV-3) (HHV-1, HHV-2) pahfum, karet, nikel, dsb.
31

Penatalaksanaan

Terapi Antivirus

Terapi Anti
Sistemik, dengan : Inflamasi

Terapi Anti Nyeri

Topikal
19
32
No Kelompok Pasien Regimen
1 Normal

Hanya terapi simptomatik, atau Famciclovir 500


mg per oral setiap 8 jam untuk
7 hari atau
Sistemik 20

Usia <50 tahun Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam for 7 hari
atau
Acyclovir 800 mg per oral 5 kali per hari
untuk 7 hari*

Famciclovir 500 mg per oral setiap 8 jam untuk 7


Usia ≥50 tahun, pasien
dengan semua usia
dengan keterlibatan
hari atau
Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam untuk 7 Terapi Antivirus
hari atau
nervus kranius (contoh,
zoster oftalmikus)
Acyclovir 800 mg per oral 5 kali per hari Tujuan utama terapi Antivirus : membatasi
selama 7 hari*
2 Immunocompromised
tingkat, durasi & tingkat keparahan nyeri &
Famciclovir 500 mg per oral setiap 8 jam untuk
ruam pada dermatom primer dan untuk
Imunokompromais
7-10 hari or mencegah penyakit di tempat lain
Valacyclovir 1 g per oral setiap 8 jam untuk 7-10
ringan, termasuk dari
hari atau
infeksi HIV-1
Acyclovir 800 mg per oral 5 kali per hari selama
7-10 hari*
Acyclovir 10 mg/kg IV setiap 8 jam untuk 7-10
Imunokompromais berat
hari
Resiten Asiklovir (eg, Foscarnet 40 mg/kg IV setiap 8 jam sampai
advanced AIDS) membaik
Agent Dosage (adult) Adverse effects Catatan 33

Antivirals

Diperlukan penyesuaian dosis


Diarrhea, encephalopathy, untuk pasien dengan gangguan
erythema multiforme, imun (10 mg per kg intravena
800 mg peroral 5 kali
Acyclovir headache, malaise, nausea, setiap delapan jam) dan untuk
sehari selama 7 hari
Stevens- Johnson syndrome, pasien dengan kreatinin clearence
vomiting ≤ 50 mL per menit per 1,73 m2
(0,83 mL per detik per m2)

500 mg peroral 3 kali Disetujui untuk digunakan pada


sehari selama 7 hari Confusion, headache, nausea,
Famciclovir anak-anak (10 mg per kg
Stevens- Johnson syndrome
intravena setiap delapan jam)

Diperlukan penyesuaian dosis


1,000 mg peroral 3 kali untuk pasien dengan kreatinin
Valacyclovir (Valtrex) sehari selama 7 hari Mirip dengan asiklovir clearence ≤ 60 mL per menit per
1,73 m2 (1,00 mL per detik per
m2) 21
34

Agent Dosage (adult) Adverse effects Catatan

Adjunctive therapy

Prednisolon: 40 mg per oral per


hari (hari 1 sampai 6), 30 mg per
hari (hari 7 hingga 10), 20 mg per
hari (hari 11 hingga 14), 10 mg berhubungan dengan mempercepat
Corticosteroids per hari (hari 15 hingga 18), 5 mg Dyspepsia, nausea, pengerasan dan penyembuhan lesi
(e.g., prednisone, per hari hari (hari ke 19 hingga vomiting dan resolusi rasa sakit; tidak ada
prednisolone) 21) benefit pada pencegahan postherpetic
Prednison: 60 mg oral per hari neuralgia
(hari 1 sampai 7), 30 mg per hari
(hari 8 hingga 14), 15 mg per hari
(hari 15 hingga 21)
22
35
Agent Dosage (adult) Adverse effects Catatan

Analgetics

Dosis bayi dan anak: 10


325 hingga 1.000 mg per
Headache, hingga 15 mg per kg per
oral setiap 4 hingga 6
hepatotoxicity, oral setiap empat hingga
Acetaminophen jam sesuai kebutuhan Acetaminophen
hypersensitivity, enam jam sesuai
(maksimum: 4.000 mg
nausea, rash kebutuhan (maksimum:
per hari)
4.000 mg per hari)

Dosis bayi dan anak (enam


Abdominal discomfort,
400 mg per oral setiap bulan dan lebih tua): 5
dyspepsia,
Nonsteroidal anti- empat hingga enam jam hingga 10 mg per kg per Nonsteroidal anti- in
gastrointestinal
in ammatory drugs sesuai kebutuhan oral setiap enam hingga ammatory drugs
bleeding and
(e.g., ibuprofen) (maksimum: 2.400 mg delapan jam sesuai (e.g., ibuprofen)
perforation, myocardial
per hari) kebutuhan (maksimum:
infarction, nausea
2.400 mg per hari) 23
36

Sistemik Sistemik

Terapi Anti Nyeri


Marketing Funnel
Terapi Anti Inflamasi
A Marketing Funnel maps your company’s
• Keparahan nyeri HZ akut harus ditentukan menggunakan Pain
Scale yang standar : Visual Analog Scale / Numeric Rating Scale
• Harus meresepkan Analgesik : membatasi keparahan nyeri hingga
marketing activities
Kemungkinan at each stage
bahwa of the dalam
peradangan < 3 pada skala 0 - 10 pada VAS
customer
ganglion journey.
sensorik Thedangoal struktur
is to createsaraf
a yang • Pada uji kontrol secara acak didapatkan pemberian Oxycodone,
system, whichberkontribusi
berdekatan is measurable atterhadap
every level of :
PHN Gabapentin atau Plasebo pada orang dewasa yang lebih tua selama
fase awal herpes zoster bahwa Oxycodone, tidak pada Gabapentin,
the journey. Use
memberi the blank untuk
alasan frameworkpenggunaan
on the
memberikan penghilang rasa sakit yang jauh lebih besar daripada
next page to startselama
glukokortikoid fillingfase
out akut
your HZ
own plasebo pada pasien dengan nyeri sedang hingga berat
marketing funnel.

24
37

Topikal

• Selama fase akut herpes zoster, pengaplikasian


kompres dingin, lotion kalamin / Caladryl Clear,
tepung jagung, / soda kue : dapat mengurangi gejala
lokal & mempercepat pengeringan lesi vesikular
• Salep & krim / lotion oklusif yang mengandung
glukokortikoid jangan digunakan
• Pengobatan topikal dengan agen antivirus tidak efektif
• Superinfeksi bakteri pada lesi herpes zoster jarang
terjadi & harus diobati dengan rendaman hangat;
selulitis bakteri membutuhkan terapi antibiotik
sistemik

25
38

Prognosis
Ad Vitam • Lesi kulit biasanya menyembuh dalam 2 - Ad Vitam
Bonam 4 minggu, tetapi penyembuhan sempurna Bonam
membutuhkan waktu >4 minggu
• Pasien lanjut usia & imunokompromais Ad Functionam
Ad Functionam membutuhkan waktu yang lebih lama
untuk resolusi
Dubia ad Bonam
Bonam • Dalam studi kohort retrospektif, pasien
herpes zoster yang dirawat di rumah sakit
memiliki mortalitas 3% dengan berbagai
Ad Sanactionam Ad Sanactionam
penyebab
• Tingkat rekurensi herpes zoster dalam 8
Bonam tahun sebesar 6,2%. Dubia ad Bonam

< 50 tahun Prognosis tergantung usia > 50 tahun

26
Pasien ini berusia 60 tahun, dimana merupakan salah satu factor risiko 39

terinfeksi VZV. Kemungkinan pada pasien ini sudah pernah terinfeksi atau
pernah imnisasi varicella. Sehingga pada saat ini dengan usia pasien yang
termasuk lansia yang menyebabkan daya imunitas rentan menurun dan rentan
terinfeksi penyakit pasien langsung merasakan keluhan berupa muncul bintil
berair berkelompok yang terasa gatal dan nyeri di bagian punggung kiri.
Nyeri semakin hari semakin terasa dan menjalar kebagian sisi perut kiri.
Dalam pemeriksaan fisik juga ditemukan adanya vesikel, bula berkelompok
dengan dasar eritematous regular unilateral sesuai dermatom T9, terdapat Kesimpulan
nyeri tekan di daerah punggung hingga perut bagian kiri.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien tersebut, sudah
bisa ditegakkan diagnosis herpes zoster. Dan untuk penangangan pada pasien
diterikan terapi sistemik dan topical berupa, asiklovir tablet 5x800 mg,
ibuprofen 2x400 mg dan asiklovir 5% krim 3x1 ue.
Pasien di edukasi untuk menjaga kebersihan, menggunakan pakaian yang
longgar, nyaman serta tidak menggatuk lesi. Pasien juga harus memenuhi
kebutuhan nutrisi dan istirahat yang cukup supaya daya tahan tubuh selalu
terjaga karena virus herpes zoster bisa kembali teraktivasi jika kondisi imun
tubuh lemah.

27
Referensi
 Wibawa, A.S., Gunawan, E., Pandalrkr, H., Adji, A. (2017). Profil Penyakit Infeksi Kulit Krena Virus Pada Anak
Di Divisi Dermatologi Anak Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit Dan Kelamin RSUP Prof. Dr. R. D. Kandau Manado
Periode Tahun 2013- 2015. Jurnal Biomedik (JBM). 2017; 9(1): 45-51.
 Ramdass, P., Mullick, S., Farber, H. F. (2015). Viral Skin Disease. Prim Care. 2015; 42(4); 57-67.
 Menaldi, S. L., Bramono, K., Indriatmi, W. (2016). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Badan Penerbit
FKUI; 2016.
 Asriati & Ahmad, R. A. (2020). Klasifikasi Penyakit Kulit Pada Manusia Menggunakan Metode Binary Decision
Tree Support Vector Machine. Gorontalo Journal Health and Science Community. 2020; 4(1): 39-50.
41

Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai