Anda di halaman 1dari 14

LAPSUS

Abstrak

Osteoartritis merupakan suatu penyakit sendi degeneratif, dimana sendi yang terkena
biasanya adalah sendi besar dan unilateral. Prevalensi kejadian osteoartritis di Indonesia
antara 15.5% pada pria dan 12.7% pada wanita, dimana kejadian ini meningkat dengan
pertambahan usia. Osteoartritis lebih sering terjadi idiopatik atau tidak diketahui
penyebabnya meskipun ada juga yang bersifat sekunder seperti karena trauma, infeksi,
kelainan neurologi ataupun metabolik. Keluhan yang dirasakan pasien osteoartritis biasanya
adalah nyeri pada sendi yang terkena terutama setelah dilakukan pembebanan pada sendi
tersebut. Terapi pada osteoartritis biasanya simptomatik, yaitu berupa pengendalian faktor
resiko, fisioterapi dan farmakologis.

Identitas : Tn. D, 41thn, 165cm, 72kg

ANAMNESIS
Keluhan Utama: nyeri pada kedua lutut
RPS: Pasien datang ke Poli Internis dengan keluhan nyeri pada lutut kiri sejak 6 bulan yang
lalu namun semakin memberat sejak adanya bengkak dilututnya 2 hari sebelum datang ke
rumah sakit. Nyeri dirasakan pasien di tempat lututnya mengalami pembengkakan. Nyerinya
seperti berdenyut dan ditusuk – tusuk. Nyeri tersebut juga tidak menghilang setelah lutut
pasien dikompres, nyeri makin memberat saat pasien melipat lututnya dan menggerakkan
kakinya namun sedikit berkurang dengan istirahat. Pasien juga merasakan kaku pada lutut
kirinya sejak 2 hari sebelum datang ke RS. Biasanya kaku ini muncul pada pagi hari setelah
pasien bangun tidur dan menetap sekitar setengah jam. Saat kaku ini muncul, pasien tidak
bisa menggerakkan kaki kirinya sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Pasien
biasa melakukan pekerjaannya dengan bersepeda ataupun berjalan kaki. Pasien termasuk
golongan ekonomi menengah kebawah.

PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum: Tampak sakit ringan
Kesadaran: Compos Mentis, E4V5M6
TTV:
TD : 130/90mmHg
HR :92x/mnt
RR 18x/mnt
T : 36,6oC
SpO2 :98 %
Kepala : CA -/-, SI -/-
Kepala : Normochepal, CA -/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax :
Pulmo: VBS ka=ki, Rh-/-, Wh -/-
Cor : S1S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Datar, Lembut, BU (+), NT (+) epigastrik
Extremitas : Akral hangat, CRT<2”, Oedem (-)
Status Lokalis genu sinistra : Genu sinistra, pitting (+), kemerahan (+), tofus lateral ankle
dextra (+), massa pada suprapatella sinistra (+) ukuran 3 cm x 2 cm, benjolan mobile,
permukan rata, undulasi (+), nyeri tekan (+) pada inspeksi. Dari palpasi didapatkan teraba
hangat pada genu S (+), nyeri tekan genu sinistra (+). Dari auskultasi didapatkan krepitasi (+)
pada genu sinistra.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan hematologi
Hasil:
Hemoglobin : 13,7 gr/dL
Hematokrit : 35%
Eritrosit : 4,8 M/UI
Leukosit : 5.600/UI
Trombosit : 305.000/UI
CRP : 0,5 mg/L
Albumin : 5,2 gr/dL
Foto Genu A/P lateral : tampak gambaran osteofit pada genu sinistra.
Kesan : osteoartritis genu kiri.

A : osteoartritis genu sinistra functional class II

Farmakologi :
Natrium Diclofenac 2 x 50 mg
Omperazole 1x1
NonFarmakologi :
Kompres air hangat pada lutut yang bengkak
Istirahatkan sendi tersebut.
Disarankan untuk fisioterapi dengan tim rehabilitasi medis
Edukasi:
Informasi tentang penyakitnya secara lengkap
Istirahatkan dan proteksi terhadap sendi yang terkena, jangan menekuk lutut
Olahraga ringan secara teratur
Berjemur matahari minimal sekitar 10-15 menit setiap harinya antara jam 09.00 sampai
15.00.
Makan makanan bergizi.
Abstrak
Herpes zoster (HZ) merupakan penyakit neurokutaneus yang disebabkan oleh reaktivasi dan
multiplikasi varicella zoster virus (VZV) pada ganglion yang terinfeksi secara laten di akar
dorsal serabut sensorik maupun ganglion saraf kranial. Karakteristik HZ berupa vesikel
berkelompok dengan dasar kemerahan yang terasa nyeri pada daerah persarafan ganglion
yang bersifat unilateral dan dermatomal. Herpes zoster menjadi penyakit yang umum
terjadi dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius yang memengaruhi kualitas hidup
Dilaporkan kasus seorang laki-laki 37 tahun, diagnosis herpes zoster kruris dextra, gambaran
klinis berupa vesikel bergerombol multipel, berbentuk bulat, dengan ukuran 0,3-0,5 cm
diatas kulit eritematosus, unilateral, tidak menyilang garis tengah, umur vesikel dalam satu
gerombolan sama, tetapi dengan gerombolan yang lain tidak sama, kulit diantara
gerombolan normal.
Pemeriksaan penunjang tes Tzank, hasilnya negatif dengan tidak ditemukannya sel giant
multinukleat. Pengobatan diberikan asiklovir 5x800 mg per hari diminum secara oral selama
7 hari, paracetamol 3x500mg salep asiklovir dioleskan dua kali sehari pada lesi kering.
Prognosis pasien baik.

Keluhan Utama:
Muncul bintil-bintil merah

Riwayat penyakit sekarang:


Seorang pasien laki-laki usia 37 tahun datang ke RS LNG Badak dengan
keluhan muncul bintil-bintil merah yang berkumpul pada ketiak sebelah kanan dan dada
kanan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien mengeluhkan bintil- bintil tersebut, terasa
nyeri seperti ditusuk, panas, perih serta gatal. Awalnya hanya muncul diketiak, kemudian
menyebar ke dada. Sebelum keluhan muncul pasien mengeluh badan terasa panas tidak
terlalu tinggi, menetap, tidak disertai menggigil. Pasien tidak mengeluh adanya keluhan kulit
dibagian lain, tidak mengeluh gangguan pengelihatan maupun pendengaran. Nafsu makan
baik. Bab dan Bak tidak ada keluhan..
Riwayat digigit serangga tidak ada dan riwayat trauma tidak ada.
Tidak pernah mengalami penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat cacar air (+) saat masih SD
Riwayat alergi tidak ada
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini sebelumnya

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Composmentis
GCS : E4V5M6
VAS : 4-5
Tanda-tanda Vital
TD : 127/81mmHg
HR : 89x/menit
T : 36.8oC
RR : 18x/menit
SpO2 : 99%
Kepala : CA -/-, SI -/-
Kepala : Normochepal, CA -/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax :
Pulmo: VBS ka=ki, Rh-/-, Wh -/-
Cor : S1S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Datar, Lembut, BU (+), NT (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT<2”, Oedem (-)
Status Dermatologi :
Lokasi : Thorax dextra – aksila dextra
Distribusi : Unilateral, dermatome T2-T3
Efloresensi : vesikel berkelompok eritematosa berbatas tegas, dengan krusta
diatasnya,unilateral dextra mengikuti dermatome

DIAGNOSIS

Herpes Zoster thoracalis dextra

Planning Terapi
Acyclovir tab 400 mg 5 dd 2 / hari selama 7 hari
Acyclovir salp 5% 3dd1 ue
Paracetamol 3x1000mg
Jika VAS >5 tambah Gabapentin 1x100mg

Planning Monitoring
- Keluhan pasien
- Proses/perkembangan terapi
- Efek samping pengobatan
Abstrak
Gangguan Cemas Menyeluruh merupakan suatu ketakutan atau kecemasan yang berlebihan
yang bersifat menyeluruh
Hampir sepanjang hari selama 6 bulan. Untuk mediagnosis harus berdasarkan Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia edisi ketiga (PPDGJ III): Penderita
harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari
untuk beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol
pada keadaan khusus tertentu saja (sifatnya "free floating" tau mengambang). Terapi yang
data digunakan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (Obat antidepresan yang termasuk
dalam golongan SSRI seperti Citalopram, Escitalopram, Fluoxetine, Fluvoxamine, Paroxetine,
dan Sertraline. Fluoxetine merupakan antidepresan golongan SSRI yang memiliki waktu
paruh yang lebih panjang dibandingkan dengan anidepresan golongan SSRI yang lain,
sehingga fluoxetine dapat digunakan satu kali sehari). Benzodiazepin merupakan pilihan
obat pertama.Selain terapi psikofarmaka dilakukan psikoterapi berupa ventilasi
(memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan masalahnya) dan konseling
(meyakinkan pasien dapat mengatasi masalahnya).

Anamnesis :
Keluhan Utama : Gelisah
RPS : Pasien datang ke Poli Jiwa RS LNG Badak dengan keluhan sering merasa gelisah yang
dialami sejak ± 1 tahun yang lalu, memberat 3 minggu terakhir sejak didiagnosis penyakit
batu ginjal oleh dokter Penyakit Dalam. Pasien sering merasakan kaki tangan dingin,
berkeringat dingin, nyeri tengkuk, nyeri dada kiri dan nyeri perut kiri bawah yang menyebar
ke belakang. Pasien kadang mengalami sesak nafas dan kadang merasa mau pingsan tetapi
hal itu tidak pernah terjadi. Pasien sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur
kembali. Sebelumnya, pasien telah mengalami hal serupa sebelum didiagnosis penyakit batu
ginjal. Pasien merasakan itu karena memikirkan anak-anaknya yang selalu ditinggal
suaminya. Suami pasien bekerja di Luar kota sebagai kontraktor dan hanya sekali sebulan
kembali ke rumah.

Riwayat Premorbid :
Lahir normal, cukup bulan dan ditolong oleh bidan
Pertumbuhan dan perkembangan pasien sesuai dengan anak seusianya
Bersekolah hingga tamat S1dan memiliki banyak teman dan mudah bergaul.

Riwayat Keluarga :
Pasien anak keempat dari 6 bersaudara (♂, ♂, ♂ ,♀,♂,♂)
Sudah menikah dan mempunyai 2 orang anak ( (7th ♂), (5th ♂)
Tidak ada riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.

Riwayat Penyakit Sebelumnya :


Infeksi (-)
Trauma (-)
Merokok (-),
Alkohol (-),
Obat-obatan terlarang (-)
Riwayat gangguan sekarang, perhatikan :
-Keluhan dan gejala
Dialami sejak ± 1 tahun yang lalu, memberat 3 minggu terakhir sejak didiagnosis penyakit
batu ginjal oleh dokter Penyakit Dalam. Pasien sering merasakan kaki tangan dingin,
berkeringat dingin, nyeri tengkuk, nyeri dada kiri dan nyeri perut kiri bawah yang menyebar
ke belakang. Pasien kadang mengalami sesak nafas dan kadang merasa mau pingsan tetapi
hal itu tidak pernah terjadi. Pasien sering terbangun pada malam hari dan sulit untuk tidur
kembali. Sebelumnya, pasien telah mengalami hal serupa sebelum didiagnosis penyakit batu
ginjal. Pasien merasakan itu karena memikirkan anak-anaknya yang selalu ditinggal
suaminya. Suami pasien bekerja di Kota Kendari sebagai kontraktor dan hanya sekali
sebulan kembali ke rumah.
Hendaya/disfungsi
- Hendaya dalam pekerjaan (-)
- Hendaya dalam bidang sosial (-)
- Hendaya dalam waktu senggang (-)
Faktor stressor psikososial
- Pasien memikirkan anak-anaknya
- Suami pasien bekerja di luar kota
Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat penyakit
fisik dan psikis sebelumnya :
- Riwayat penyakit fisik tertentu (-)
- Riwayat penggunaan NAPZA (-)
- Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya (-)
Riwayat gangguan sebelumnya :
- Riwayat penyakit fisik sebelumnya (-)
- Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya (-)

Riwayat kehidupan Pribadi :


-Riwayat prenatal dan masa kanak-kanak (0-3 tahun)
Pasien lahir normal, cukup bulan, ditolong bidan. Selama masa kehamilan ibu pasien dalam
keadaan sehat dan mendapat ASI selama 9 bulan. Pasien tumbuh dan berkembang seperti
anak sebayanya
-Riwayat masa kanak-kanak pertengahan (4-11 tahun)
Pasien masuk SD saat berusia 6 tahun di Jawa Tengah. Prestasi pasien di sekolah biasa saja.
Pasien mudah bergaul dengan teman sebayanya.
-Riwayat masa kanak-kanak akhir (12-18 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangannya sama seperti remaja lain. Pada masa SMP dan SMA,
pasien sering mengikuti organisasi-organisasi di sekolah.
-Riwayat masa dewasa
Setelah tamat SMA, pasien tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang kuliah. Pasien
menyelesaikan pendidikan hingga S1 pendidikan guru. Pasien bekerja sebagai seorang guru
dan saat ini mengajar di salah satu SLB di Makassar. Pasien menikah dan tinggal dengan
suaminya. Pasien mempunyai 2 orang anak yang saat ini berumur 7 dan 5 tahun.

O : Status Mental
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan : tampak seorang wanita wajah sesuai umur, perawakan tinggi dan agak
gemuk, kulit cokelat muda, memakai kudung berwarna coklat, berpakaian dinas PNS, cara
berjalan dan sikap tubuh biasa. Perawatan pasien cukup.
2. Kesadaran : baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : tenang
4. Pembicaraan : lancar, spontan, intonasi sedang
5. Sikap terhadap pemeriksa : kooperatif

B. Keadaan Efektif (mood) perasaan, ekspresi aktifitas (hidup emosi), serta


empati, perhatian:
1. Mood : cemas
2. Afek : appropriate
3. Empati : dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (kognitif) :


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Baik.
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang) : Baik.
4. Daya ingat : daya ingat jangka panjang, jangka pendek, dan segera Baik.
5. Pikiran abstrak : Baik.
6. Bakat kreatif : Tidak ditemukan.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : cukup.

D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi dan ilusi : Tidak ada.
2. Ilusi : Tidak ada.
3. Depersonalisasi : Tidak ada.
4. Derealisasi : Tidak ada.

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran :
1.a.Produktivitas : Cukup.
1.b. Kontinuitas : Relevan.
1.c.Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikiran :
2.a.Preokupasi : Tidak ada.
2.b. Gangguan pikiran : Tidak ada.

F. Pengendalian implus : Baik

G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Baik.
2. Uji Daya Nilai : Baik.
3. Penilaian Realitas : Baik.

H. Tilikan (insight) : Pasien sadar dirinya sakit dan butuh pengobatan.(Derajat 6)


I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya.

Pemeriksaan diagnsotik lebih lanjut :


Pemeriksaan fisik
-Status Internus : T= 120/80 mmHg, N = 84, S = 36,5C, P = 20
-Tuliskan pula hal-hal bermakna lainnya yang anda temukan pada pemeriksaan fisik, pem.
Lab dan penunjang lainnya :
KU: sakit sedang/GCS E4M6V5/ Gizi cukup
Status Neurologis : Kaku kuduk (-)
Kernig sign (-)
Pupil bulat, isokor
Thorax : Paru-paru: dalam batas normal
Jantung : BJ I/II murni regular, bising (-)
Abdomen: dalam batas normal
Ext : akral hangat

A:
Evaluasi Multiaksial
Aksis I : Gangguan Cemas Menyeluruh (F41.1)
Aksis II : Pasien merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Pasien tumbuh dan
berkembang seperti anak seusianya. Pasien bersekolah hingga tamat S1 dan
dapat bergaul dengan teman sebayanya. Dari kepribadian pasien digolongkan
ciri kepribadian tidak khas.
Aksis III : Pasien menderita penyakit batu ginjal.
Aksis IV :
- Suami yang jarang di rumah karena bekerja diluar kota
- Pasien didiagnosis penyakit batu ginjal
Aksis V : GAF scale 60-51 (gejala sedang/moderate, disabilitas sedang).

P:
Rencana Terapi
-Farmakoterapi : Alprazolam 0,5 mg 0-1/2-1

-Psikoterapi :
a. Cognitive therapy; dimana penderita diajarkan untuk
mengenali dan menilai pikiran-pikiran cemasnya dengan tujuan untuk
mencari alternative dan pikiran-pikiran yang bisa membantu
mengalihkan fokusanya, yang kemudian dinilai secara praktikal.
b. Tehnik relaksasi; berdasarkan asumsi bahwa relaksasi
mental diikuti oleh relaksasi fisik.
c. Anxiety management training; berdasarkan
rasionalisasi bahwa cemas dapat dikendalikan dengan mengendalikan
lingkaran kecemasan yang membuat masalah akan terus berlanjut. Cara
ini dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang anxietas, yang
diakibatkannya dan konsekuensinya. Latihan relaksasi, latihan napas
bila perlu, dapat disertakan dengan terapi ini.
-Sosioterapi : Memberi penjelasan kepada keluarga
pasien khususnya suami pasien agar dapat memberi perhatian lebih kepada
istri untuk mempercepat pemulihannya.
Abstrak
Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata, bagian atas maupun
bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus. Data
epidemiologi internasional menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit
infeksi kelopak mata yang paling sering ditemukan pada praktek kedokteran. Insidensi tidak
bergantung pada ras dan jenis kelamin. Penyakit ini dapat menyerang siapa saja tanpa
memandang usia, angka kejadian paling banyak ditemukan pada anak usia sekolah.
Hordeolum dapat timbul pada satu kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata
tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada
kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Gejala disertai dengan rasa
sakit dan mengganjal dan nyeri bila ditekan. Nyeri yang dirasakan berupa rasa terbakar,
menusuk atau hanya berupa perasaan tidak nyaman.
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited). Namun tak jarang
memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal dan antibiotik topikal maupun obat
antibiotika sistemik. Jika tidak membaik perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan
fluktuasi terbesar. Hordeolum dapat dicegah dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu
ketika hendak menyentuh mata atau kelopaknya.
Prognosis umumnya baik, karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami
penyembuhan dengan sendirinya, asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan
dilakukan kompres hangat pada mata yang sakit serta terapi yang sesuai.

Nn. R, 20tahun, 157cm, 49kg

Anamnesis
Keluhan Utama :
Benjolan dikelopak mata kanan atas sejak 1 bulan Sebelum masuk rumah sakit.
RPS : Benjolan di kelopak mata kanan atas sejak 1 bulan Sebelum masuk rumah sakit.
Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan, semakin lama semakin besar sehingga kelopak
mata
kanan atas menjadi merah dan bengkak. benjolan disertai rasa sakit, terutama bila ditekan.
Seperti ada yang mengganjal pada kelopak mata kanan atas. Rasa tidak nyaman, dan
sensasi terbakar pada kelopak mata kanan atas.
Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat penyakit yang sama (+) 3 bulan yang lalu pada mata kiri.
Riwayat trauma disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga dengan penyakit yang sama.

O:
PEMERIKSAAN FISIS
KU : Compos Mentis/Gizi Baik
TD : 100/80mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S : 36,5 OC
SpO2 : 98%
Kepala : Normochepal, CA -/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax :
Pulmo: VBS ka=ki, Rh-/-, Wh -/-
Cor : S1S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Datar, Lembut, BU (+), NT (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT<2”/>2”, Oedem (-)
Status Oftalmologi :
Visus OD : 20/20
Visus OS : 20/20
Tampak massa pada palpebra superior okuli dextra, hiperemis (+) nyeri tekan (+),
Konsistensi lunak (+), Mobile (-)

A:
Diagnosis : Hordeolum Externum OD

P:
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologis
-Antibiotik topikal: Polygran 3x1 OD
-Antibiotik oral: Amoxicillin Syr 3x1 Cth

Terapi Non Farmakologis


Edukasi :
-kompres dengan air hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Tindakan dilakukan dengan mata tertutup.
-Kelopak mata =dibersihkan dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang
tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi.
-Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih
serius.
-Hindari kebiasaan menggosok mata dengan tangan
Abstrak
Mual dan muntah pada kehamilan terjadi karena pengaruh hCG, penurunan tonus otot-otot
traktus digestivus sehingga seluruh traktus digestivus mengalami penurunan kemampuan
bergerak (Kusmiyati, 2015). Peningkatan kadar Human Chorionic Gonadotropin (hCG) akan
menginduksi ovarium untuk memproduksi estrogen yang dapat merangsang mual dan
muntah (Wiknjosastro, 2009). Hiperemesis Gravidarum merupakan suatu keadaan yang
ditandai rasa mual dan muntah yang berlebihan, kehilangan berat badan dan gangguan
keseimbangan elektrolit, ibu terlihat lebih kurus, turgor kulit berkurang dan mata terlihat
cekung. Hiperemesis gravidarum dapat dipengaruhi oleh faktor hormonal, faktor psikologis,
faktor paritas, faktor nutrisi dan faktor alergi. Masalah psikologis dapat berupa kehamilan
yang tidak diinginkan, beban kerja atau finansial, ambivalensi, kecemasan, konflik dan
ketidaknyamanan fisik. Prinsip penatalaksanaan hiperemesis gravidarum meliputi
pencegahan, mengurangi mual muntah, koreksi dehirasi dan ketidakseimbangan elektrolit,
pemberian vitamin dan kalori yang adekuat untuk mempertahankan nutrisi.

ANAMNESIS
Keluhan utama : mual dan muntah berulang
RPS : Seorang wanita. Datang ke IGD RS LNG Badak dengan keluhan yang dirasakan pasien
adalah mual muntah berulang kali sejak 3 hari yang lalu, sampai mengganggu aktivitas
sehari-hari. Pasien juga mengeluh nyeri ulu hati dan terasa kembung. Tidak ada faktor yang
memperberat dan memperingaan. Keluhan tambahan lemas, pusing, lidah terasa kering,
nafsu makan berkurang, susah menelan, terasa haus, belum buang air kecil dan bab dan
nyeri ulu hati.
Riwayat menstruasi pasien normal, siklus menstruasi setiap 28 hari sekali, menstruasi terjadi
selama 6 hari dengan volume yang cukup. Riwayat keluhan serupa diakui ketika kehamilan
pertama. Pasien tidak bekerja dan sehari-hari pasien tinggal bersama anak dan keluarganya.
Kebutuhan makan sehari-hari, pasien mengonsumsi makanan yang dimasaknya sendiri. BAK
dan BAB dalam batas normal

Status kehamilan pasien adalah G2P1A0.


-2020/Aterm/LK/3700/PPN/Dokter/Sehat
-2022/Kehamilan sekarang

O:
PEMERIKSAAN FISIS
KU : Compos Mentis/Gizi Baik
TD : 100/80mmHg
N : 80 x/i
P : 20 x/i
S : 36,5 OC
SpO2 : 98%
Kepala : CA -/-, SI -/-
Kepala : Normochepal, CA -/-, SI -/-
Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat
Thorax :
Pulmo: VBS ka=ki, Rh-/-, Wh -/-
Cor : S1S2 reguler, murmur (-)
Abdomen : Datar, Lembut, BU (+), NT (+) epigastrik
Extremitas : Akral hangat, CRT<2”, Oedem (-)

PEMERIKSAAN LUAR
TFU : tidak teraba
Fluksus :-
HIS :-
DJJ :
MT / NT :-
PEMERIKSAAN DALAM
Tidak dilakukan pemeriksaan

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
Urin Rutin
Makroskopis : warna kuning tua, kejernihan : keruh
Mikroskopis :
Leukosit (-)
Eritrosit (-)
Urobilinogen (+)
Protein (+1)
Blood (-)
Berat jenis 1.030
Keton (+3)
Bilirubin (-)
Glukosa (-)

HCG (+)

USG
Tidak dilakukan Pemeriksaan

A:
DIAGNOSA :
G2P1A0 gravid 9 minggu + hiperemesis gravidarum.

P:
TATALAKSANA
-Neurobion drip RL 20 tpm
-Inj. Ondansetron/8j
-Sucralfat syr 3x1
-Promavit tab 1x1.

Edukasi :
-Perlu diyakinkan kepada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan
-Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan dan persalinan karena itu merupakan proses
fisiologis
-kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik lainnya yang melatarbelakangi
penyakit ini
-Jelaskan juga bahwa mual dan muntah adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan
muda, dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan.

Anda mungkin juga menyukai