Anda di halaman 1dari 44

Ranti Amelya Seventina S.

ked
Pembimbing
dr.Halimah Sp.A
IDENTIFIKASI
Nama : Anak A
Umur / Tanggal Lahir : 6 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 8 kg
Tinggi Badan : 96 cm
Agama : Islam
Alamat : Jln. Jaya laksana RT03
Sumatera Selatan
Kebangsaan : Indonesia
MRS : 16 November 2013

Alloanamnesis dengan ibu penderita,
(18 November 2013)
Keluhan Utama : Tidak bisa berjalan
Keluhan Tambahan : Nyeri pada sendi tangan
dan kaki


Riwayat Perjalanan Penyakit
2 tahun SMRS, pasien mengeluh nyeri sendi
tungkai kaki, lengan, tangan. Bengkak (+), Merah
(+), Teraba Panas di sendi (+).
1 bulan SMRS bengkak timbul lagi, bengkak terasa
panas dan merah. Nyeri (+). Bengkak pada sendi
lengan , tangan dan tungkai dan kaki. Demam (+)
Hilang timbul, Batuk (+), Pilek (+). Nafsu makan
biasa, BB menurun, Mual (-), Muntah (+), BAK/BAB
biasa. Sesak Nafas (+). Pasien lalu di berobat dengan
dokter umum dan dikatakan sakit rematik tulang.
Pasien lalu dirujuk ke RSUD BARI

Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
disangkal.
Riwayat trauma sebelumnya disangkal.
Riwayat Penyakit Dalam Keluarga
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
disangkal.


Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
Masa kehamilan : Cukup bulan
Partus : Spontan
Ditolong oleh : Bidan
Berat badan lahir : 2900 gram
Panjang badan lahir : 48 cm
Keadaan saat lahir : Langsung menangis
Riwayat Makan
Susu formula : 0 - sekarang
Bubur bayi : 4 - 6 bulan
Nasi tim : 6 12 bulan
Nasi : 12 bulan sekarang
Kesan : Asupan gizi terpenuhi

Riwayat Perkembangan
Tengkurap : 4 bulan
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 9 bulan
Berjalan : 11 bulan
Kesan : Perkembangan motorik dalam batas normal

Riwayat Imunisasi : Riwayat Imunisasi Lengkap

Status gizi
BB : 12 Kg
PB : 96 cm
BB/U : 12/21 x 100% = 57,2 %
TB/U : 96/115 x 100% = 83,5 %
BB/TB : 12 /15 X 100% = 80 %
Kesan : Status Gizi kurang




PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan: 16 Oktober 2013
Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
Nadi : 90 x/menit, reguler, isi
dan tegangan: cukup
Pernapasan : 34 x/menit
Suhu : 37,9C
Berat Badan : 12 kg
Tinggi Badan : 96 cm



PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal pemeriksaan: 18 November 2013
Keadaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
Nadi : 120 x/menit, reguler, isi dan
tegangan: cukup
Pernapasan : 34 x/menit
Suhu : 37,9C
Berat Badan : 12 kg
Tinggi Badan : 96 cm
Lingkar Kepala : 52 cm
Keadaan Spesifik
Kepala
Bentuk : Normosefali, simetris, UUB menonjol (-)
Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut.
Mata : Cekung (-), reflek cahaya +/+, konjungtiva
anemis (+), sklera ikterik (-).
Hidung : Sekret (-), napas cuping hidung (-).
Telinga : Sekret (-).
Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-),
sianosis (-).
Tenggorokan: Faring hiperemis (-),
T1 T1
Leher : Pembesaran KGB (-),
JVP tidak meningkat

Thorak
Paru-paru
Inspeksi : Statis, dinamis simetris, retraksi -/-
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-).
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Thrill tidak teraba
Auskultasi : HR: 92 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal,
bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Lemas, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus normal
Lipat paha dan genitalia : Pembesaran KGB (-)
Ekstremitas : Akral dingin (-), sianosis (-),
capillary refill < 2 detik.
Sendi : Edema (+), Nyeri (+), Panas(+)


Hematologi (16 November 2013)
Hb : 6,9 g/dl
Eritrosit : 3,67 juta/ul
Ht : 30 %
Leukosit : 10.100/mm
3

Trombosit : 552.000/mm
3

LED : 32 mm/jam
MCV : 67,8 fl
MCH : 19,3 pg
MCHC : 28,5%
Hitung jenis : 0/3/2/63/28/4
Retikulosit : 12 /ml
Malaria : - Negatif
CRP : - Negatif


Gambaran darah tepi
Eritrosit : Hyphochrome Microcytair
Anisositosis, Poikilositosis
Tidak ditemukan sel muda
Lekosit : Jumlah sel meningkat
Tidak ditemukan sel muda
Trombosit : Jumlah sel meningkat
Tidak di temukan bentuk abnormal
Kesan : Anemia Hyphochrome Microcytair
Leukositosis
Trombositosis

DIAGNOSA BANDING
ARJ (Arthritis rheumatoid Juvenile )
DRA ( Demam Rematik Akut)

DIAGNOSA KERJA
ARJ + Anemia hyphochrome microcytair susp. defisiensi
besi



PENATALAKSANAAN
IVFD D5 NS gtt 9x/menit
Cefotaxime 3x 60mg
Feriz sirup 2 x 35 mg (2 x II cth)
Prednison 1x1 tab (1 x5mg)

RENCANA PEMERIKSAAN
Rontgen, ANA

PROGNOSA
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam

18-11-13
S: -
O: Keadaan Umum
Sens: cm
TD : 100/70 mmHg
RR : 25 x/menit
N : 85 x/menit T : 36,5
o
c
Keadaan spesifik
Kepala : NCH (-), faring hiperemis (+)
Leher : t.a.k
Thorak : simetris, retraksi (-), c/p dbn
Abdomen : datar, lemas, H/L tidak teraba,
BU (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, Bengkak (+), Nyeri (+)

A: Arthritis rheumatoid Juvenile + Anemia hyphochrome microcytair susp. defisiensi
besi

P: IVFD D5 NS gtt 10x/menit
Cefotaxime 3x 600mg
Feriz sirup 2 x 35 mg (2 x II cth)
Prednison 1x1 tab (1 x5mg)


19-11-13

S: Keluhan : -
O: Keadaan Umum
Sens: cm
TD : 90/70 mmHg
RR : 26 x/menit
N : 94 x/menit T : 36,6
o
c
Keadaan spesifik
Kepala : NCH (-), faring hiperemis (+)
Leher : t.a.k
Thorak : simetris, retraksi (-), c/p dbn
Abdomen : datar, lemas, H/L tidak teraba,
BU (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat , Bengkak (+) Nyeri sendi (+)
A: Arthritis rheumatoid Juvenile + Anemia hyphochrome microcytair susp.
defisiensi besi

P:IVFD D5 NS gtt 10x/menit
Cefotaxime 3x 600mg
Feriz sirup 2 x 35 mg (2 x II cth)
Prednison 1x1 tab (1 x5mg)
20-11-13
S: Keluhan : demam (-), kejang (-)
O: Keadaan Umum
Sens: cm
RR : 36 x/menit
N : 90 x/menit T : 37,2
o
c
Keadaan spesifik
Kepala : NCH (-), faring hiperemis (+)
Leher : t.a.k
Thorak : simetris, retraksi (-), c/p dbn
Abdomen : datar, lemas, H/L tidak teraba, BU (+) normal
Ekstremitas : Akral hangat, Bengkak (+), Nyeri Sendi (+)

A: Arthritis rheumatoid Juvenile + Anemia hyphochrome microcytair
susp. defisiensi besi

P : IVFD D5 NS gtt 10x/menit
Cefotaxime 3x 600mg
Feriz sirup 2 x 35 mg (2 x II cth)
Prednison 1x1 tab (1 x5mg)






BAB I
Pendahuluan


Arthritis rheumatoid Juvenile (ARJ) merupakan penyakit
arthritis kronis pada anak-anak umur di bawah 16 tahun.
Berdasarkan definisi, ARJ ditandai oleh menetapnya temuan
peradangan secara objektif di satu atau lebih sendi selama
paling sedikit 6 minggu dengan eksklusi kausa lain
peradangan sendi pada anak usia 16 tahun atau kurang.Ada
beberapa terminologi untuk mengelompokkan arthritis ini.
Istilah ARJ lebih banyak dipakai di Amerika Serikat yaitu
istilah yang digunakan untuk menyebut arthritis pada anak
usia dibawah 16 tahun yang tidak diketahui penyebabnya
BABII TINJAUAN PUSTAKA

ARJ adalah penyakit atau kelompok penyakit yang ditandai dengan
sinovitis kronis dan disertai dengan sejumlah manifestasi ekstra-
artikuler.
ARJ adalah salah satu penyakit Reumatoid yang paling sering pada
anak, dan merupakan kelainan yang paling sering menyebabkan
kecacatan. Ditandai dengan kelainan karakteristik yaitu sinovitis
idiopatik dari sendi kecil, disertai dengan pembengkakan dan efusi
sendi
Ada 3 tipe JRA menurut awal penyakitnya yaitu:

Oligoartritis (pauciarticular disease).
Poliartritis, dan sistemik.
Arthritis Rheumatoid Juvenile (ARJ)

Epidemiologi
ARJ merupakan artritis yang lebih sering dijumpai
pada anak-anak, insidennya dilaporkan hanya sekitar
1% pertahun. 17% Arthritis kronik, 20% dengan
gangguan mata. Dari hasil penelitian dilaporkan
bahwa pasien ARJ yang berlangsung lebih dari 7
tahun, 60% mengalami kecacatan. Prevalensi ARJ
dilaporkan sekitar 1-2/100.000/tahun dan Minnesota
35/100.000/tahun

Etiologi
Pe nyebab ARJ masih belum diketahui. Beberapa
faktor munculnya ARJ, :
infeksi., autoimun, trauma, stress dan faktor
imunogenetik.
patogenesis
Patogenesis ARJ sering dikaitkan dengan
imunopatogenesis penyakit kompleks imun dari
penyakit autoimun: autoantigen (agregat IgG dan
antigen sinovia) pengaruh beberapa rangsangan
(faktor imunogenetik, kalainan makanisme sel T
supresor, reaksi silang antigen dan berbagai penyebab
lain seperti virus) akan memproduksi autoantibodi


Reaksi autoantigen-antibodi kompleks imun
aktivitas sistem komplemen terjadi pelepasan
biologik aktif terjadi reaksi inflamasi. Aktivitas
sistem imun selular aktivitas mediator limfokin
reaksi inflamasi. Reaksi inflamasi disertai
proliferasi dan kerusakan jaringan sinovia

Fase kronis, mekanisme kerusakan jaringan lebih
menonjol disebabkan respons imun selular
karakteristik artritis rematoid kronik, adanya
kerusakan tulang rawan, ligamen, tendo dan
kemudian tulang. Kerusakan ini disebabkan oleh
produk enzim dan pembentukan jaringan granulasi
akibat aktivitas sistem imun selular.




Sendi yang terkena artritis terasa hangat dan
biasanya tidak terlihat eritem. Secara klinis
ditentukan dengan menemukan paling sedikit 2
gejala inflamasi: gerakan sendi yang terbatas, nyeri
atau sakit pada pergerakan dan panas. Pada anak
kecil yang lebih menonjol adalah kekakuan sendi
pada pergerakan terutama pagi hari.



Dipakai kriteria diagnosis menurut American Challenge of
Rheumatology Association (ACR),yaitu
Usia penderita kurang dari 16 tahun
Artritis (bengkak atau efusi; adanya dua atau lebih tanda :
keterbatasan gerak, nyeri sendi, dan panas pada sendi)
pada satu sendi atau lebih
Lama sakit lebih dari 6 minggu
Tipe onset penyakit (dalam waktu 6 bulan)
- Poliartritis (5 sendi)
- Oligoartritis (< 4 sendi)
- Sistemik dan artritis dengan demam minimal 2 minggu,
mungkin terdapat ruam atau keterlibatan ekstrartikuler,
seperti limadeopati, hepatosplenomegali, dan perikarditis.
Kemungkinan penyakit artritis lain dapat disingkirkan.

pemeriksaan laboratorium ditemukan antibodi
antinuklear(ANA), faktor reumatoid (RF), serta
peningkatan titer komplemen C3 dan C4.

Langkah Diagnosis :
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis ARJ
semata-mata berdasarkan klinis.
Pemeriksaan laboratorium/ penunjang untuk mendukung/
menyingkirkan diagnosis.
Tegakkan diagnosis dan identifikasi luasnya manifestasi
klinis

Diagnosis Banding
Arthritis rheumatoid Juvenile (ARJ)
Demam Rematik Akut (DRA)




Dasar pengobatan suportif bukan kuratif.
Pengobatan secara terpadu untuk mengontrol
manifestasi klinis dan mencegah deformitas dengan
melibatkan dokter anak, ahli fisioterapi, latihan
kerja, praktek sosial, bila perlu konsultasi pada ahli
bedah dan psikiatri.
Obat anti inflamasi non steroid (AINS)
1. Naproksen 10-15 mg/ kgBB/hari dibagi 2 dosis.
2. Asam Astil Salisat (AAS) dosis 75-90 mg/kgBB/hari
peroral, dibagi3-4 dosis, diberikan bersama makanan,
selama 1-2 tahun setelah gejala klinis menghilang.
3. AINS lain : sebagian besar tidak boleh diberikan pada
anak. Pemberiannya hanya untuk mengontrol nyeri,
kekakuan dan inflamasi pada anak tertentu yang tidak
responsif terhadap AAS atau sebagai pengobatan inisial,
misalnya :

Tolmetin : dosis inisial 20 mg/kgbb/hari, kemudian 15-30
mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis, diberi bersama makanan
atau antasid.


Kortikosteroid : jika gejala penyakit sistemik, uveitis
kronis dan untuk pemberian obat secara parenteral
termasuk intra artikuler. Penyakit sistemik yang tidak
terkontrol : prednison 0,25-1 mg/kgBB/hari dosis
tunggal, jika keadaan lebih berat dosis terbagi jika
terjadi perbaikan klinis dosis diturunkan pelan-pelan,
kemudian stop.

Imunosupresan : pada keadaan berat yang
mengancam kehidupan dipakai metotreksat dosis
inisial 5 mg/m2/minggu, jika respons tidak adekuat
setelah 8 minggu pemberian, dapat dinaikan menjadi
10 mg/m2/minggu. Lama pengobatan adekuat 6
bulan.
Obat lain yang bisa dipergunakan adalah azatioprin,
siklofosfamid dan klorambusil.

Evaluasi luas manifestasi klinis, periksa mata,
terutama pada ARJ tipe oligoartritis dengan ANA (+)
dan penderita yang mendapat terapi hidroksi
klorokuin.
Untuk mempertahankan fungsi dan mencegah
deformitas tulang dan sendi dilakukan fisio terapi di
bagian URM.
Konsultasi kebagian bedah tulang untuk
memperbaiki deformitas, memperbaiki pergerakan
sendi
70-90% sembuh tanpa kecacatan, 10% dapat terjadi
cacat sampai dewasa.
Sebagian kecil sekali menjadi bentuk artritis
reumatoid dewasa.
Prognosis kurang baik pada tipe onset sistemik atau
poliartritis, atau disertai uveitis kronik, erosi sendi,
fase aktif yang berlangsung lama, nodul reumatoid
dan faktor reumatoid positif.

Anemia dapat diklasifikasikan menurut morfologi
sel darah merah dan berdasarkan etiologinya. Pada
klasifikasi anemia menurut morfologi, mikro dan
makro menunjukan ukuran eritrosit sedangkan
kromik menunjukan warnanya (kandungan Hb).
Pada klasifikasi berdasarkan morfologi dibagi
dalam tiga klasifikasi besar
Anemia normositik normokrom, dimana ukuran dan
bentuk eritrosit normal serta mengandung Hemoglobin
dalam jumlah normal (MCV dan MCHC normal atau
normal rendah)
Anemia makrosistik normokrom, makrositik berarti
ukuran eritrosit lebih besar dari normal dan normokrom
berarti konsentrasi Hb normal (MCV meningkat; MCHC
normal).
Anemia mikrositik hipokrom, mikrositik berarti kecil,
hipokrom berarti mengandung jumlah Hb kurang (MCV
dan MCHC kurang seperti pada anemia defisensi besi,
keadaan sideroblastik, kehilangan darah kronik, dan pada
talesemia


BAB III
Analisa kasus

Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun datang dengan
keluhan utama tidak bisa berjalan serta keluhan
tambahan nyeri di sendi tangan dan kaki. Dari
anamnesa didapatkan 2 tahun SMRS, pasien
mengeluh nyeri sendi tungkai kaki, lengan, tangan.
Bengkak (+), Merah (+), Teraba Panas di sendi (+),
Batuk (-), Pilek (-). Pasien berobat di dukun dan di urut
pasien mengaku keluhan berkurang.
1 bulan SMRS bengkak timbul lagi, bengkak terasa
panas dan merah. Nyeri (+). Bengkak pada sendi
lengan , tangan dan tungkai dan kaki. Demam (+)
Hilang timbul, Batuk (+), Pilek (+). Nafsu makan
biasa, BB menurun, Mual (-), Muntah (+), BAK/BAB
biasa. Sesak Nafas (+). Pasien lalu di berobat dengan
dokter umum dan dikatakan sakit rematik tulang.
Pasien lalu dirujuk ke RSUD BARI. Dari riwayat
penyakit dahulu tidak ada riwayat sebelumnya dan
tidak ada riwayat trauma.



Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan
laboratoris maka pasien ini di diagnosa sebagai
Arthritis rheumatoid Juvenile + Anemia hyphochrome
microcytair susp. defisiensi besi
dan ditatalaksana dengan pemberian terapi IVFD D5
NS gtt 10x/menit ,Cefotaxime 3x 60mg, Feriz sirup 2
x 35 mg (2 x II cth), Prednison 1x1 tab (1 x5mg).
Prognosa pasien ini quo ad vitam bonam dan quo ad
fungsionam bonam.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai