Anda di halaman 1dari 46

Responsi

Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD)

Oleh Dokter Muda :


Amuthen A/L Karunagaran Faradhia
Zauhara Muhamad Ilmawan Safitri
Nindya Kirana Sunyoto

Supervisor :
Dr. Teguh R. Sartono, SpP (K)
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Anamnesis
Diagnosis
-faktor resiko
-gejala klinis

Pemeriksaan fisik
-barrel chest
-Purse lips breathing
-pelebaran sela iga
-perkusi hipersonor
-fremitus melemah
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Diagnosis
Radiologi
Empisematus lung
Hiperlusen
Hemidiafragma mendatar
ICS melebar
Analisa gas darah
PaO2 < 60 mmHg dan atau Sa O2 < 90% dengan
atau tanpa PaCO2 > 50 mmHg adanya gagal
nafas.
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Edukasi
Berhenti merokok
Penggunaan obat
Penggunaan oksigen
Penilaian dini eksarsebasi akut
Penatalaksanaan
Obat obatan
Bronkodilator
Antiinflamasi
Antibiotik
Antioksidan
Mukolitik
Antitusif

Terapi oksigen
Penatalaksanaan
Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada
eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal
napas akut pada gagal napas kronik atau pada
pasien PPOK derajat berat dengan napas kronik.
Ventilasi mekanik dapat digunakan di rumah
sakit di ruang ICU atau di rumah
BAB 3
Laporan Kasus
Identitas

Nama : Tn.S
Jenis kelamin : Laki-laki
No. RM : 111685xx
Tgl Lahir : 13-10-1954
Usia : 65 tahun
Alamat : jl. Solerejo, lowokwaru, Kota Malang
Pekerjaan : tidak bekerja
Agama : Islam
Tgl MRS: 4-4-2017
Anamnesis (Autoanamnesis)

Keluhan utama : Sesak Nafas


Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSSA dengan keluhan sesak sejak
kurang lebih 3 tahun yang lalu dan memberat kurang lebih
sejak 1 bulan terakhir. Sesak dirasakan sewaktu-waktu,
hingga menganggu tidur. Sesak tidak berhubungan dengan
aktifitas ringan maupun berat.
Pasien juga mengeluh batuk sejak kurang lebih 1 bulan
yang lalu. Batuk dirasakan sewaktu-waktu. Batuk juga
disertai dengan dahak berwarna putih, pasien kesulitan
mengeluarkan dahak. Pasien mengaku sering batuk
berdehem.
Pasien juga mengeluh demam sumer-sumer sejak
kurang lebih 7 hari terakhir. Demam dirasakan
hilang timbul. Pasien mengaku tidak pernah
mengukur suuhu tubuhnya saat merasakan keluhan
tersebut. Pasien juga mengaku terdapat penurunan
nafsu makan dan penurunan berat badan.
Riwayat Pengobatan
Pasien belum berobat sebelumnya.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah MRS di RSSA dan didiagnosa
dengan Severe COPD pada bulan oktober 2016.
Pasien diberi 2 macam obat, obat rutin dan obat
untuk sesak, namun pasien tidak mengingat nama
obatnya. Riwayat terakhir MRS kurang lebih 2 bulan
yang lalu.
Riwayat keluarga
Pasien mengaku tidak terdapat riwayat
hipetensi, diabetes, dan TB pada keluarga.
Riwayat sosial dan keluarga
Pasien sebelumnya bekerja sebagai kuli
bangunan. Pasien juga mengaku merokok
sejak remaja, dalam sehari pasien bisa
merokok mencapai 1 pak rokok.
Pemeriksaan Fisik
General appearance : looked
GCS 456 looked underweight
Moderatly ill
BP : 140/70 Sa : 94% (2 lpm
PR : 100 bpm RR : 28 tpm Tax : 37 0C
mmHg via NC)
Head anemic conjunctiva (-), icteric sclera (-), light refleks (+/+), cyanosis
(-/-)
Neck JVP R+0 cm H2O, tidak ditemukan lymphadenopathy
Thorax : Cor I : Iktus tidak terlihat
P : Iktus teraba di ICS V MCL (S)
P : RHM ~ SL (D)
LHM ~ iktus
A : S1, S2 tunggal, murmur (-)
Inspeksi : Statis D=S, Dinamis D=S
Pulmo P: Ekspansi dinding dada normal, Stem Fremitus N N
P :s s
ss
ss
Suara Napas: v v rh - - wh - -
v v + + - -
v v + + - -
Abdomen Flat, soefl, BU (+) dalam batas normal, epigastric pain (-), Liver span 8
cm dan tidak teraba, Traube space thympani dan limpa tidak teraba
Extremities Pembengkakan pada ekstremitas (-), edema (-), pucat (-), panas (-),
LABORATORY VALUES (4/4/17)
Lab Value Lab Value
11.0-16.5 Natrium 136-145 mmol /
Hemoglobine 13,10 132
g/dl L

3,500-
Leukocyte 20,65 Kalium 4,55 3.5-5.0 mmol / L
10,300/L

142,000-
Trombocyte 408.000 Chlorida 105 98-106 mmol / L
424,000

MCV 81,50 80-97 fL Ureum 46,40 10-50 mg/dL

26.5-33.5 Creatinin
MCH 27,20 1,13 0,7-1,5 mg/dL
pg e

3,500- AST/SGO
Leukocyte 20,65 0 40 U/L
10,300/L T

GDS 112 <200 ALT/SGPT 0 41 U/L


BGA (4/4/17)
PH 7,40 7,35-7,45

PCO2 32,2 35-45

PO2 165,4 80-100

HCO3 19,9 21-28

O2 saturation 99,5 > 95%

Base Excess -5,2 -3 until +3

Pa O2 165,4 80-100

Conclusion : alkalosis respiratorik terkompensasi


CXR (4/4/17)
Posisi : Thorax AP, simetris, dengan KV
cukup dan cukup inspirasi
Soft tissue : Kurus
Tulang: tidak tampak fraktur, gambaran
osteolitik dan osteoblastik.
costae D/S normal, tampak 9 ruas , ICS
D/S : normal
Trachea : di tengah, tidak ada deviasi ke
kanan/kiri
Hilus: D/S normal
COR: Letak : normal, Ukuran : normal, CTR
40 %, Bentuk : normal
Hemidiaphragma: D : dome shape,
scalloping S: dome shape, tenting
Costophrenico angle: D/S tajam
Pulmo :
D: tampak air bronchogram pada lapang
tengah dan bawah paru kanan
S: tampak infiltrat pada lapang tengah
bawah paru kiri
Kesimpulan :
Pneumonia
Emphysematous lung
Spirometri (30/1/17)
Item Unit MEAS PRED %PRED
FVC L 1.11 2.45 45.3
FEV 1.0 L 0.55 1.98 27.8
FEV1/FVC L 49.55 2.21 12.7

COPD classification
FEV1/FVC : 49.55%
%FEV1.0 : 27.80%
STAGE : IV : Very severe COPD
Planning
Problem Initial Planning Planning Monitoring
Cue and Clue
List Diagnosed Diagnosed Therapy And
Education
Tn. S/ 65 th 1. 1.1 Pewarnaan O2 8 lpm Subjektif
Ax
sesak sejak 3 tahun yang lalu dan Chronic Pneumoni Gram NRBM (sesak
memberat sejak 1 bulan terakhir. Lung a CAP sputum IVFD NS nafas,
Sesak tidak berhubungan dengan
aktifitas ringan maupun berat. Infectio 1.2 Lung Pewarnaan 0,9% batuk,
batuk sejak 1 bulan yang lalu. Batuk n TB BTA 20tpm demam)
disertai dengan dahak berwarna putih.
Pasien mengaku sering batuk sputum Injeksi Vital Sign
berdehem. Uji ceftriaxon (RR, Tax)
Pasien juga mengeluh demam sumer-
sumer sejak kurang lebih 7 hari
sensitivitas e 2x1 gr
terakhir. Bakteri PO: PCT
PF :
Tanda-tanda vital
3x500 mg
BP :140/70 prn
HR : 100 x / menit NAC
RR : 28 x / menit

Tax : 37 oC 3x200 mg
Sa02 : 94% (room air) OAT bila
Pulmo:
I : Statis D=S, Dinamis D=S terbukti
P: Ekspansi dinding dada normal, Stem TB
Fremitus N N

P :s s
ss
ss
Suara Napas: v v rh - - wh - -
v v ++
- -
v v ++
- -
Chest X-Ray:
Pneumonia
Planning
Planning
Problem Initial Planning Monitoring
Cue and Clue Diagnose
List Diagnosed Therapy And
d
Education
Tn. S/ 65 th 2. 2.1 COPD - O2 2-4 lpm Subjektif
Ax
sesak sejak 3 tahun yang lalu dan NC
memberat sejak 1 bulan terakhir. Obstruk EA type 3 NaCl 0,9% (sesak nafas,
Sesak tidak berhubungan dengan
aktifitas ringan maupun berat.
500cc 16
batuk sejak 1 bulan yang lalu. Batuk si paru 2.1.1 dt tpm batuk,
disertai dengan dahak berwarna Nebul
putih. Pasien mengaku sering batuk
berdehem.
kronis no 1 Farbivent demam)
Riwayat terdiagnosis COPD dan 3x1 amp/hari
sering MRS rutin Vital Sign
Pasien dulunya bekerja sebagai kuli
bangunan dan merokok sejak
Methylpredni
remaja, dalam sehari bisa merokok solone (RR, Tax)
hingga 1 pak. 3x62,5 mg IV
PF :
Tanda-tanda vital PO: NAC
RR : 28 x / menit 3x200 mg
Sa02 : 94% (room air) Retaphyl SR
Pulmo:
I : Statis D=S, Dinamis D=S 2x1/2 tab
P: Ekspansi dinding dada normal,
Stem Fremitus N N
P :s s
ss
ss
Suara Napas: v v rh - - wh
- -
v v ++
- -
v v ++
- -
Chest X-Ray: Emphysematous lung
Pembahasan
Anamnesa :
Pasien datang ke IGD RSSA dengan keluhan sesak sejak
kurang lebih 3 tahun yang lalu dan memberat kurang lebih
sejak 1 bulan terakhir. Sesak dirasakan sewaktu-waktu,
hingga menganggu tidur. Sesak tidak berhubungan dengan
aktifitas ringan maupun berat. Beberapa hari SMRS, pasien
mengeluh susah tidur karena sesak nafasnya.
Pasien juga mengeluh batuk sejak kurang lebih 1 bulan yang
lalu. Batuk dirasakan sewaktu-waktu. Batuk juga disertai
dengan dahak berwarna putih, pasien kesulitan mengeluarkan
dahak. Pasien mengaku sering batuk berdehem.
Pasien juga mengeluh demam sumer-sumer sejak kurang lebih
7 hari terakhir. Demam dirasakan hilang timbul. Pasien
mengaku tidak pernah mengukur suhu tubuhnya saat
merasakan keluhan tersebut. Pasien juga mengaku terdapat
penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan.
Pembahasan
Berdasarkan teori yang ada, gejala COPD adalah
sesak nafas yang progresif (sesak bertambah
seiring berjalannya waktu), sesak sepanjang hari
bisa berkurang dengan istirahat atau tidak, riwayat
batuk kronik yang hilang timbul bisa disertai
dahak/tidak.(Sumber: PPOK, 2016)

Apabila pasien mengalami gejala perberatan seperti


: sesak nafas yang makin bertambah, batuk
produktif dengan perubahan volume atau
purulensi sputum, malaise, fatigue, dan
gangguan susah tidur maka dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami COPD eksaserbasi akut.
Pembahasan
Gejala respirasi ditandai dengan adanya sesak
nafas yang bertambah berat, peningkatan
volume dan purulensi sputum, batuk yang
semakin sering disertai denan nafas yang
dangkal dan cepat.
Gejala COPD
eksaserbasi
akut
dibagi menjadi
2:
Gejala sistemik ditandai oleh
peningkatan suhu tubuh, peningkatan
denyut nadi serta gangguan status
mental.
Pembahasan

Pada pasien ini, terdapat gejala respirasi dan


juga gejala sistemik (peningkatan suhu tubuh
(37,8) dan juga peningkatan denyut nadi (110)).
Tetapi peningkatan suhu pada pasien ini tidak
murni disebabkan oleh COPD eksaserbasi akut,
namun bisa juga disebabkan karena infeksi di
bagian lain (paru-paru misalnya). (Sumber:
PAPDI Edisi V Jilid III, halaman 2225)
Pembahasan
Anamnesa :
Pasien pernah MRS di RSSA dan didiagnosa
dengan Severe COPD pada bulan Oktober
2016. Pasien diberi 2 macam obat, obat rutin
dan obat untuk sesak, namun pasien tidak
mengingat nama obatnya. Riwayat terakhir
MRS kurang lebih 2 bulan yang lalu.
Pembahasan

Berdasarkan anamnesis yang didapatkan bahwa pasien


pernah didiagnosa COPD sekitar 6 bulan yang lalu dan pasien
ada riwayat pengobatan sebelumnya. Jika dihubungkan
dengan teori diatas, seorang pasien COPD dikatakan
mengalami eksaserbasi akut apabila pasien
mengalami perburukan dari kondisi sebelumnya yang
stabil. Eksaserbasi akut bisa disebabkan oleh infeksi (bakteri
atau virus), bronospasme, polusi udara atau obat golongan
sedatif.
Jadi berdasarkan anamnesis dan teori, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasien ini mengalami COPD eksaserbasi
akut dengan gejala perburukan nafas dan produksi sputum
yag menyertainya. (Sumber: PAPDI Edisi V Jilid III, halaman
2225)
Pembahasan
Anamnesa :
Pasien sebelumnya bekerja sebagai kuli
bangunan. Pasien juga mengaku merokok
sejak remaja, kurang lebih + 40 tahun. Dalam
sehari pasien bisa merokok mencapai 1 pak
rokok.
Pembahasan

Berdasarkan teori yang ada terdapat banyak faktor resiko


yang bisa menyebabkan COPD yaitu:
Asap rokok
Polusi udara
Pajanan zat di tempat kerja (bahan kimia berbahaya, dll)
Genetik
Usia dan jenis kehamilan
Tumbuh kembang paru
Sosial ekonomi
Infeksi paru berulang
Asma hiperreaktivitas bronkus
Bronkitis kronik
Pembahasan
Faktor resiko yang paling besar dalam
menyebabkan terjadinya COPD pada pasien
ini adalah asap rokok dan pasien merupakan
seorang perokok yang tiap harinya
menkonsumsi 1 pack rokok selama + 40
tahun.
Pembahasan
Berdasarkan Indeks Brinkman (IB), yaitu
tentang perkalian jumlah rata-rata batang
rokok yang dihisap sehari dikalikan lama
merokok dalam tahun, maka didapatkan hasil
sbb :
12 batang rokok/hari x 40 tahun = 480
batang rokok selama 40 tahun
Jika dimasukkan kedalam Indeks Brinkman
maka pasien tergolong dalam perokok
sedang (201-600).
Pembahasan
Pemeriksaan fisik :
Berdasarkan teori yang ada pada pemeriksaan fisik pasien
COPD maka akan ditemukan sebagai berikut :

Inspeksi :
Pursed lips breathing (Mulut setenggah terkatup/mecuu)
Barrel chesti (dada tong), diameter antero-posterior dan
transversal sama besar.
Pengunaan otot bantuan nafas
Hipertrofi otot bantuan nafas
Pelebaran sela iga
Bila telah terjadi gagal jantung kanan maka akan terlihat
denyut vena jugularis di leher dan edema tungkai
Pembahasan
Pemeriksaan fisik :
Palpasi :
Pada emfisema sela iga akan melebar dan
stem fremitus melemah
Perkusi :
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung
semakin mengecil letak difragma rendah serta
hati tedorong ke bagian bawah
Pembahasan
Pemeriksaan fisik :
Auskultasi :
Suara nafas vesikuler normal atau melemah
Terdapat ronki dan atau mengi ada waktu
bernapas
Ekspirasi memanjang
Bunyi jantung terdengar jauh
Pembahasan

Temuan pemeriksaan fisik pada pasien ini adalah pasien


yang bernafas dengan posisi mulut mecucu ketika
dia sangat sesak. Selain itu ekspirasi juga
memanjang, terdapat ronkhi pada lapang paru medial
dan basal Dextra Sinistra, suara nafas paru
vesikuler, pengunaan otot bantu nafas dan juga
adanya pelebaran sela iga.

Temuan ronkhi pada pasien ini tidak murni disebabkan oleh
COPD, mengingat berdasarkan hasil foto thorax AP
nampak gambaran infiltrat pada lapang tengah dan bawah
pada paru bagian kanan kiri yang menunjukkan adanya
gambaran pneumonia dan curiga TB pada pasien ini.
Pembahasan

Temuan ronkhi pada pasien ini tidak murni


disebabkan oleh COPD, mengingat
berdasarkan hasil foto thorax AP nampak
gambaran infiltrat pada lapang tengah
dan bawah pada paru bagian kanan kiri
yang menunjukkan adanya gambaran
pneumonia dan curiga TB pada pasien ini.
Pembahasan

Terapi :
O2 8 lpm NRBM
IVFD NS 0,9% 20tpm
Injeksi ceftriaxone 2x1 gr
PO: PCT 3x500 mg prn
NAC 3x200 mg
OAT bila terbukti TB
Pembahasan
Tujuan
penatalaksa
naan COPD :

Mengurangi Mengurangi
Gejala Resiko

Mencegah
Memperbaiki kualitas Mencegah
Menghilangka dan Mengurangi
hidup Progresivitas
n gejala mengobati kematian
penyakit
eksaserbasi

Memperbaiki
toleransi
latihan
(Sumber: Penatalaksanaan dan Diagnosis PPOK PDPI,
2016 halaman 39)
Pembahasan

Karena menurut anamnesis, pemeriksaan fisik pasien ini


merupakan pasien COPD eksaserbasi akut maka
penatalaksanaan COPD eksaserbasi akut harus dibagi
menurut kriteria Anthonise 1987, yaitu sbb:
Tipe I (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala eksaserbasi
Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala eksaserbasi
Tipe III (eksaserbasi ringan) memiliki 1 gejala eksaserbasi
ditambah dengan infeksi saluran napas atas lebih dari 5
hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernafasan
>20% dari nilai dasar, atau frekuensi nadi >20% dari nilai
dasar.
Pembahasan

Adapun gejala eksaserbasi :


Sesak bertambah
Produksi sputum meningkat
Perubahan warna sputum (sputum menjadi
purulen)
Pembahasan

Pada pasien ini memiliki 2 gejala eksaserbasi


(sesak bertambah dan produksi sputum yang
meningkat) maka pasien ini termasuk
eksaserbasi tipe II (eksaserbasi sedang),
dimana pada terapinya membutuhkan
bronkodilator + antibiotik atau kortikosteroid
atau kombinasi dari keduanya.
Pembahasan

O2 2-4 lpm NC untuk mengurangi sesak


dan mencapai saturasi minimal yang
didapatkan untuk pasien COPD 88-92%
(Sumber: Penatalaksanaan dan Diagnosis PPOK
PDPI, 2016 halaman 63)
Pembahasan

Injeksi ceftriaxone 2x1 gr cephalosporin


gologan 3 dimana pada terapi PPOK
menggunakan antibiotik golongan
sefalosporin generasi 2 dan 3. Hal ini
dikarenakan PPOK tidak hanya disebabkan
oleh kuman Gram Positif tetapi juga Gram
negatif.
Pembahasan

NAC 3x200 mg diberikan pada pasien


COPD karena bersifat sebagai antioksidan dan
mukolitik. Sehingga dapat membantu untuk
mengeluarkan dahak pada pasien
Nebul Farbivent 3x1 amp/hari rutin
nebul diberikan apabila pasien mengeluh
sesak yang tidak tertahankan. Dimana fungsi
nebul salah satunya sebagai bronkodilator
Pembahasan

Methylprednisolone 3x62,5 mg IV pada


pasien COPD dengan eksaserbasi akut,
dianjurkan untuk menggunakan antiobiotik
atau kortikosteroid ataupun gabungan dari
keduanya.
Pembahasan

Pengobatan TB pada pasien ini diberikan


apabila pasien terbukti secara klinis,
pemeriksaan foto Xray, sputum gram dan
kultur sputum.

Anda mungkin juga menyukai