PEMBIMBING
dr. Yusuf Musafir Kolewora, Sp. P
PENDAHULUAN
Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya infeksi droplet
sering disebabkan Streptococcus pneumonia, melalui slang infus oleh Staphylococcus
aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter
Pada masa kini terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA akibat adanya
perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi
lingkungan, dan penggunaan antibiotic yang tidak tepat hingga menimbulkan
perubahan karakteristik kuman
ETIOLOGI
Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini
berdampak kepada obat yang diberikan.
Diketahui berbagai pathogen yang cenderung dijumpai pada faktor risiko tertentu
misalnya H.influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia, gram
negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit
penyerta kardiopulmonal/jamak, atau paska terapi antibiotic spectrum luas. Ps.
Aeruginosa pada pasien bronkietaksis, terapi steroid (>10 mg/hari), malnutrisi
dan imunosupresi dengan disertai lekopeni.
EPIDEMIOLOGI
Pneumonia komunitas (PK) merupakan masalah utama morbiditas dan mortalitas di Amerika
Serikat dan di dunia. Influenza dan pneumonia adalah penyebab utama kematian kedelapan
di Amerika Serikat. Pada tahun 2011, dari data Centers for Disease Control (CDC) di Amerika
Serikat terdapat sekitar 52.136 kematian itu disebabkan oleh pneumonia dengan angka
kematian sekitar 16,7 per 100.000 orang
Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 2016 menunjukkan bahwa angka kejadian
pneumonia komunitas di Indonesia mencapai 3,55%. Kejadian pneumonia komunitas di salah
satu rumah sakit di Jakarta yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian ini selama
tahun 2013 mencapai 161 kasus dan meningkat di tahun 2014 menjadi 263 kasus. Antibiotik
merupakan terapi yang diberikan pada pneumonia komunitas terinfeksi bakteri dan kerap
diberikan secara empiris
FAKTOR RISIKO
Reaksi sistematis :
- Batuk produktif bakterimia/viremia, anoreksia, mual,
- Sesak napas Penurunan jaringan efektif paru dan
kerusakan membran alveolar kapiler demam, penurunan berat badan dan
- Penurunan kemampuan kelemahan
batuk efektif
Sesak napas, penggunaan otot bantu
napas, pola napas tidak efektif
- Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Gangguan pertukaran gas
DIAGNOSIS
Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan
ANAMNESIS kuman penyebab yang berhubungan
dengan faktor infeksi
Berbagai sistem untuk memeriksa keparahan penyakit dan risiko kematian pada PK telah
ada dan dipakai secara luas, antara lain Pneumonia Severity Index (PSI), Patients
Outcomes Research Team Score (PORT), skor confusion, urea, respiratory rate, blood
pressure, age >65 years (CURB-65).
PSI (Pneumonia Severity Index)
Faktor Demografi
Usia laki-laki Usia
Usia wanita Usia – 10
Tinggal di rumah perawatan + 10
Penyakit Komorbid
Keganasan +30
Penyakit liver +20
Gagal jantung kongesif +10
Penyakit serebrovaskuler +10
Penyakit ginjal +10
Temuan Laboratorium
pH >7,35 +30
BUN >11 mmoL atau ≥30 mg/dL +20
Natrium <130 mmoL/L +20
Gula darah >14 mmoL/L atau ≥250 mg/dL +10
Hematokrit <30% +10
pO2 <60 mmHg +10
efusi pleura +10
Derajat keparahan pneumonia berdasarkan skor PSI
<51 I Rendah
51-70 II
71-90 III
91-130 IV Sedang
>130 V Tinggi
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENUMONIA KOMUNITI
Tidak ada infiltrat Infiltrat + gejala klinis yang menyokong diagnosis pneumonia
Ditatalaksana sbg diagnosis lain Evaluasi untuk kriteria rawat jalan/rawat inap
Terapi Empiris
Terapi Empiris
dianjurkan Membaik Memburuk Terapi Kausatif
PENATALAKSANAAN CAP (PDPI)
Rawat Jalan Antibiotik