Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

SKOR PSI (PNEUMONIA SEVERITY INDEX)


PADA CAP (COMMUNITY ACQUIRED PNEUMONIA)

Nur Indah Sagala, S.Ked.


K1A1 14 034

PEMBIMBING
dr. Yusuf Musafir Kolewora, Sp. P
PENDAHULUAN

Infeksi saluran nafas bawah masih menjadi masalah utama dalam


bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)
melaporkan infeksi saluran nafas bawah sebagai infeksi
penyebab kematian paling sering di dunia dengan hampir 3,5 juta
kematian per tahun. Pneumonia dan influenza didapatkan sebagai
penyebab kematian sekitar 50.000 estimasi kematian pada tahun
2010.
Pneumonia merupakan masalah kesehatan yang cukup serius di dunia,
termasuk juga di Indonesia. Berdasarkan hasil Riset kesehatan dasar
(Riskesdas) tahun 2007, pneumonia berada dalam peringkat kedua
pada proporsi penyebab kematian pada anak umur 1–4 tahun dan
berada di bawah diare yang menempati urutan pertama.
DEFINISI
Pneumonia didefinisikan sebagai peradangan
yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat.
ANATOMI
CAP (Community Acquired Pneumonia)

Community-acquired pneumonia (CAP) adalah pneumonia yang didapat di masyarakat.


CAP adalah pneumonia yang terjadi pada individu yang tidak sedang dalam perawatan
rumah sakit ataupun fasilitas kesehatan lainnya.

Cara terjadinya penularan berkaitan pula dengan jenis kuman, misalnya infeksi droplet
sering disebabkan Streptococcus pneumonia, melalui slang infus oleh Staphylococcus
aureus sedangkan infeksi pada pemakaian ventilator oleh P.aeruginosa dan enterobacter

Pada masa kini terjadi perubahan pola mikroorganisme penyebab ISNBA akibat adanya
perubahan keadaan pasien seperti gangguan kekebalan dan penyakit kronik, polusi
lingkungan, dan penggunaan antibiotic yang tidak tepat hingga menimbulkan
perubahan karakteristik kuman
ETIOLOGI

Etiologi pneumonia berbeda-beda pada berbagai tipe dari pneumonia, dan hal ini
berdampak kepada obat yang diberikan.

Diketahui berbagai pathogen yang cenderung dijumpai pada faktor risiko tertentu
misalnya H.influenza pada pasien perokok, pathogen atipikal pada lansia, gram
negative pada pasien dari rumah jompo, dengan adanya PPOK, penyakit
penyerta kardiopulmonal/jamak, atau paska terapi antibiotic spectrum luas. Ps.
Aeruginosa pada pasien bronkietaksis, terapi steroid (>10 mg/hari), malnutrisi
dan imunosupresi dengan disertai lekopeni.
EPIDEMIOLOGI
Pneumonia komunitas (PK) merupakan masalah utama morbiditas dan mortalitas di Amerika
Serikat dan di dunia. Influenza dan pneumonia adalah penyebab utama kematian kedelapan
di Amerika Serikat. Pada tahun 2011, dari data Centers for Disease Control (CDC) di Amerika
Serikat terdapat sekitar 52.136 kematian itu disebabkan oleh pneumonia dengan angka
kematian sekitar 16,7 per 100.000 orang

Hasil survei kesehatan rumah tangga tahun 2016 menunjukkan bahwa angka kejadian
pneumonia komunitas di Indonesia mencapai 3,55%. Kejadian pneumonia komunitas di salah
satu rumah sakit di Jakarta yang dijadikan tempat untuk melakukan penelitian ini selama
tahun 2013 mencapai 161 kasus dan meningkat di tahun 2014 menjadi 263 kasus. Antibiotik
merupakan terapi yang diberikan pada pneumonia komunitas terinfeksi bakteri dan kerap
diberikan secara empiris
FAKTOR RISIKO

Faktor-faktor risiko terjadinya pneumonia berupa usia di atas 60 tahun; terdapat


penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, PPOK, kardiovaskuler, keganasan,,
gagal ginjal, penyakit hati kronik dan gangguan neurologis; alkoholism;
malnutrisi; kebiasaan merokok; immunosupresi dan infeksi yang disebabkan
gram negatif
PATOMEKANISME

Kuman masuk ke Mekanisme pertahanan Terbentuk sekret


saluran napas terganggu virulen

Sekret berlebih turun


inflamasi ke alveoli
Ada sumber infeks di saluran
pernapsan

Obstruksi mekanik saluran


pernapasan karena aspirasi Aspirasi bakteri berulang Daya tahan saluran
bekuan darah, pus, bagian gigi pernapasan yang
yang menyumbat, makanan terganggu
dan tumor bronkus
Peradangan pada bronkus
menyebar ke parenkim paru

- Edema trakeal/faringeal Terjadi konsolidasi dan pengisian


- Peningkatan produksi sekret rongga alveoli oleh eksudat

Reaksi sistematis :
- Batuk produktif bakterimia/viremia, anoreksia, mual,
- Sesak napas Penurunan jaringan efektif paru dan
kerusakan membran alveolar kapiler demam, penurunan berat badan dan
- Penurunan kemampuan kelemahan
batuk efektif
Sesak napas, penggunaan otot bantu
napas, pola napas tidak efektif
- Ketidakefektifan bersihan
jalan napas
Gangguan pertukaran gas
DIAGNOSIS
Ditujukan untuk mengetahui kemungkinan
ANAMNESIS kuman penyebab yang berhubungan
dengan faktor infeksi

Presentasi bervariasi tergantung etiologi,


PEMERIKSAAN FISIS usia dan keadaan klinis. Perhatikan gejala
klinis yang mengarah pada tipe kuman
penyebab/patogenitas kuman dan tingkat
berat penyakit

PEMERIKSAAN PENUNJANG Radiologi, laboratorium, bakteriologi,


pemeriksaan khusus
Penilaian Derajat Keparahan Penyakit

Berdasarkan Infectious Diseases Society of America (IDSA)/American Thoracic Society


(ATS), dan British Thoracic Society (BTS) ada beberapa skor yang dapat digunakan
untuk memprediksi derajat keparahan dari pneumonia, antara lain Pneumonia Severity
Index (PSI) dan CURB-65. Skor prediksi derajat keparahan pneumonia ini penting dalam
penatalaksanaan pasien agar angka kematian pada pasien CAP dapat berkurang.

Berbagai sistem untuk memeriksa keparahan penyakit dan risiko kematian pada PK telah
ada dan dipakai secara luas, antara lain Pneumonia Severity Index (PSI), Patients
Outcomes Research Team Score (PORT), skor confusion, urea, respiratory rate, blood
pressure, age >65 years (CURB-65).
PSI (Pneumonia Severity Index)

Skor prediksi PSI mengklasifikasikan pasien ke dalam 5 kelas mortalitas


dan keunggulan skor ini untuk memprediksi angka mortalitas telah
dikonfirmasi melalui berbagai penelitian
Karakteristik Pasien Poin Skor

Faktor Demografi  
Usia laki-laki Usia
Usia wanita Usia – 10
Tinggal di rumah perawatan + 10

Penyakit Komorbid  
Keganasan +30
Penyakit liver +20
Gagal jantung kongesif +10
Penyakit serebrovaskuler +10
Penyakit ginjal +10

Skor Prediksi PSI Temuan Pemeriksaan Fisik  


Pneumonia Severity Index Penurunan kesadaran +20
Laju pernapasan >30x/menit +20
Tekanan darah sistolik <90 mmHg +20
Suhu <35oC/>40oC +15
Nadi >125x/menit +10

Temuan Laboratorium  
pH >7,35 +30
BUN >11 mmoL atau ≥30 mg/dL +20
Natrium <130 mmoL/L +20
Gula darah >14 mmoL/L atau ≥250 mg/dL +10
Hematokrit <30% +10
pO2 <60 mmHg +10
efusi pleura +10
Derajat keparahan pneumonia berdasarkan skor PSI

Total Skor PSI Kelas risiko Risiko mortalitas

<51 I Rendah
51-70 II  
71-90 III  
91-130 IV Sedang
>130 V Tinggi
ALUR DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENUMONIA KOMUNITI

Tidak ada infiltrat Infiltrat + gejala klinis yang menyokong diagnosis pneumonia

Ditatalaksana sbg diagnosis lain Evaluasi untuk kriteria rawat jalan/rawat inap

Terapi Empiris Rawat Jalan Rawat Inap

Membaik Memburuk Pemeriksaan


bakteriologis

R. Inap Biasa R. Inap Intensif

Terapi Empiris

Terapi Empiris
dianjurkan Membaik Memburuk Terapi Kausatif
PENATALAKSANAAN CAP (PDPI)
Rawat Jalan Antibiotik

Pasien yang sebelumnya sehat atau tanpa  Golongan ß-laktam or ß -laktam


riwayat pemakaian antibiotik 3 bulan ditambah anti ß -laktamase
Sebelumnya  Makrolid baru

Pasien dengan komorbid atau Fluorokuinolon respirasi (levofloxacin


mempunyai riwayat pemakaian antibiotik 750mg atau moxifloxacin ) atau
3 bulan sebelumnya Golongan ß -laktam ditambah anti ß laktamase
Atau ß-laktam ditambah makrolid;
 
Rawat Inap Non ICU Fluorokuinolon respirasi (levofloksasin
750mg atau moksifloksasin ) atau ß laktam
ditambah
makrolid
Ruang rawat Tidak ada faktor risiko infeksi pseudomonas ß -lactam (sefotaksim, seftriakson,
Intensif atau ampisilin - sulbaktam) ditambah makrolid baru atau fluorokuinolon
respirasi (levofloksasin 750mg atau moksifloksasin )
Pertimbangan Bila ada faktor risiko infeksi pseudomonas : antipneumokokal, antipseudomonas
khusus laktam (piperasilin-tazobaktam, sefepime, imipenem, atau meropenem)
Bila curiga ditambah siprofloksasin atau levofloksasin
disertai infeksi (750mg) Atau ß laktam seperti tersebut diatas ditambah aminoglikosida dan
CA-MRSA azitromisin Atau ß laktam seperti tersebut diatas ditambah aminoglikosida dan
antipneumokokal fluorokuinolon (untuk
pasien yang alergi penisilin, ß – laktam diganti dengan aztreonam)
Tambahkan vancomisin atau linezolid
Thank You

Anda mungkin juga menyukai