Anda di halaman 1dari 31

30/05/10

dr. Siti Hanan Darodjah, Sp.RM


30/05/10

PPOK
 Merupakan penyakit paru kronis yang sangat berperan dlm
kategori paru menimbulkan disabilitas, handicap bahkan
kematian di berbagai negara maju maupun berkembang
 Penurunan fungsi paru berdampak langsung pada penurunan
kapasitas fisik penderita PPOK
 Status penderita PPOK lebih dipengaruhi oleh penurunan
fungsi otot skeletal secara keseluruhan

TUJUAN REHABILITASI PARU

Memulihkan individu ke arah potensi fisik, medik, mental,


emosional, ekonomi sosial dan vokasional sepenuhnya
menurut kemampuannya
30/05/10

Seperti penyakit lainnya selalu dicari apakah penyakit atau


gangguan tersebut menyebabkan individu terganggu untuk
mencari nafkah atau aktivitas kehidupan sehari-hari.

 Dengan perkataan lain perlu diketahui stadium manakah yang


perlu kita hadapi, yaitu stadium impairment, stadium
disabilitas atau stadium handicap.

 Langkah berikutnya adalah memperhatikan usia penderita,


usia produktif atau usia pensiun.

 Diikuti tindakan selanjutnya adalah menentukan program


rehabilitasinya
30/05/10

Impairment :

 Merupakan gangguan sementara atau menetap mengenai


struktur anatomi, faal.

 Dapat menyebabkan keterbatasan fungsional parsial maupun


total

Disabilitas (ketidak mampuan) :

 Pembatasan kemampuan akibat impairment, sehingga seseorang


tidak dapat melakukan aktivitas yang dianggap normal

 Dapat merugikan karena dapat membatasi kehidupan sosialnya


30/05/10

Handicap (ketunaan) :

 Kondisi seseorang akibat adanya impairment atau disabilitas


yang membatasinya dalam memenuhi peranannya yang
normal menurut umur, jenis kelamin serta faktor sosial dan
budaya.
30/05/10

Disfungsi paru dibagi dalam 5 kelas

Kelas 1 : tidak ada keterbatasan pada aktivitas normal, tetapi timbul

sesak pada aktivitas berat. Penderita dapat bekerja.

Kelas 2 : tidak ada sesak nafas pada aktifitas AKS esensial atau

berjalan ditempat datar, tetapi timbul sesak nafas saat naik

tangga atau jalan mendaki. Aktivitas biasanya terbatas


pada

pekerjaan yang tidak banyak bergerak/sederhana


30/05/10

Kelas 3 : sasak timbul pada AKS tertentu (misal berpakaian).


Dapat berjalan pada jarak dekat, tetapi tidak dapat
mengimbangi individu sehat dengan umur yang sesuai.
Pekerjaan umumnya yang betul-betul tidak banyak
gerak.

Kelas 4 : sesak nafas tidak timbul pada keadaan istirahat, tetapi

sesak nafas timbul dengan aktivitas minimal

Kelas 5 : sesak nafas sudah timbul pada keadaan istirahat dan

terbatas hanya ditempat tidur atau kursi.

Membutuhkan bantuan orang lain untuk aktivitas AKS.


30/05/10

 Klasifikasi ini sangat berguna untuk menentukan rencana sasaran


rehabilitasi yang akan dicapai dan hasil yang diharapkan.

 Pasien dengan klasifikasi kelas 1 fungsional sudah maksimal dan


program lebih ditujukan untuk tindakan preventif.

 Kelas 2 sampai 4 dapat diberikan program yang komprehensif dan


ditekankan pada rehabilitasi fisik,

 Sedangkan kelas 5 program yang diberikan pada lingkup yang


lebih kecil dan ditekankan pada edukasi dan konseling untuk
penghematan energi dan secara psikologis merasa sehat.
30/05/10

• Pada stadium disabilitas penderita sesak nafas karena PPOK perlu


dilakukan penilaian kapasitas sisa kemampuan paru, sebab
kemampuan sisa paru ini merupakan salah satu tolak ukur
keterbatasan kemampuan fisik (disabilitas) penderita dalam
melakukan gerakan

• Kemampuan sisa ini dapat dinilai dari derajat sesak nafas


penderita. Aktivitas berhenti sampai batas toleransi sesak. Bila
rasa sesak bertambah berat maka aktivitas makin berkurang dan
akhirnya kemampuan memelihara diripun sudah terbatas sekali
disebabkan keluhan sesak membatasinya.
30/05/10

Dalam mengelola penderita PPOK, mempunyai 2 aspek yakni:


1) Rehabilitasi fisik, terdiri dari:
 Latihan relaksasi
 Terapi fisik dada
 Latihan pernafasan
 Latihan meningkatkan kemampuan fisik

2) Rehabilitasi psikososial dan vokasional, terdiri dari:


 Pendidikan perseorangan dan keluarga
 Latihan pekerjaan
 Penempatan tugas
 Merawat diri sendiri
30/05/10

• Rehabilitasi fisik dapat dilakukan pada penderita


stadium dini atau stadium lanjut dari penyakitnya.
dilatih untuk memakai cadangan napasnya seefektif
mungkin dengan mengubah pola bernapas untuk
memperoleh potensi yang optimal bagi kegiatan
fisiknya
• Rehabilitasi psikososial dan vokasional
dipertimbangkan bila penderita tidak dapat mencapai
keinginan fisik-psikologis untuk melakukan kegiatan
seperti biasanya. Bila pendidikan pada tingkat
tersebut tidak mungkin, rehabilitasi ditujukan untuk
memberi kesempatan pada penderita untuk dapat
melakukan kegiatan minimal termasuk mengurus diri
sendiri
30/05/10

Tujuan latihan relaksasi adalah:


 Menurunkan tegangan otot pernapasan, terutama otot
bantu pernapasan.

 Menghilangkan rasa cemas karena sesak napas.

 Memberikan sense of well being.


30/05/10

Penderita PPOK yang mengalami insufisiensi


pernapasan selalu merasa tegang, cemas dan
takut mati tersumbat. Untuk mengatasi keadaan
ini penderita berusaha membuat posisi yang
menguntungkan terutama bagi gerakan
diafragmanya. Sikap ini dicapai dengan memutar
bahu ke depan dan membungkukkan badan ke
depan pula. Sikap ini selalu diambil setiap akan
memulai rehabilitasi fisik (drainase postural,
latihan pernapasan)
30/05/10

 Timbunan sekret yang sangat kental jika tidak dikeluarkan


akan menyumbat saluran napas dan merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan kuman.

 Infeksi mengakibatkan radang yang menambah obstruksi


saluran napas.

 Bila berlangsung terus sehingga mengganggu mekanisme


batuk dan gerakan mukosilier,
30/05/10

• Terapi fisik (fisioterapi) dada ditujukan untuk


melepaskan dan membantu menggerakkan
sekret dan saluran napas kecil ke trakea;
dapat dilakukan dengan cara drainase
postural, perkusi dinding dada, vibrasi
menggunakan tangan (manual) atau dengan
bantuan alat (mekanik)
30/05/10

Perkusi dengan vibrasi cepat, ketukan dengan


telapak tangan (clapping), serta latihan batuk akan
memperbaiki mobilisasi dan klirens sekret bronkus
dan fungsi paru terutama pada penderita PPOK
dengan produksi sputum yang meningkat (>30
ml/hari), bronkhiektasis, fibrosis kistik, dan
atelektasis
30/05/10

• Dalam melakukan drainase postural harus


diperhatikan posisi penderita yang disesuaikan
dengan anatomi percabangan bronkus.
Tindakan ini dilakukan 2 kali sehari selama 5
menit. Sebelum dilakukan drainase postural
sebaiknya penderita minum banyak atau
diberikan mukolitik, bronkodilator perinhalasi
untuk memudahkan pengaliran sekret
30/05/10

Tujuan latihan pernapasan adalah untuk:

1) Mengatur frekuensi dan pola napas.

2) Memperbaiki fungsi diafragma

3) Memperbaiki mobilitas sangkar toraks

4) Memperbaiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran


gas tanpa meningkatkan kerja pernapasan

5) Mengatur dan mengkoordinir kecepatan pernapasan sehingga


bernapas lebih efektif dan mengurangi kerja pernapasan
30/05/10

a) Latihan pernapasan diafragma


Tujuan latihan pernapasan diafragma adalah : menggunakan
diafragma sebagai usaha pernapasan, sementara otot-otot bantu
pernapasan mengalami relaksasi.
Manfaat pernapasan diafragma:
 Mengatur pernapasan pada waktu serangan sesak napas dan
waktu melakukan pekerjaan/latihan.
 Memperbaiki ventilasi ke arah basal paru.
 Melepaskan sekret yang melalui saluran napas.

Dengan pernapasan diafragma maka akan terjadi peningkatan


volume tidal, penununan kapasitas residu fungsional dan
peningkatan ambilan oksigen optimal
30/05/10

b)Pursed lips breathing

Dilakukan dengan cara menarik napas (inspirasi) secara biasa


beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas dalam)
dengan mulut tertutup, kemudian mengeluarkan napas
(ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi seperti
bersiul, lamanya ekspirasi 2–3 kali lamanya inspirasi, sekitar 4–6
detik. Penderita tidak diperkenankan mengeluarkan napas
terlalu keras
30/05/10

c) Latihan batuk

Batuk merupakan cara yang efektif untuk membersihkan benda


asing atau sekret dan saluran pernapasan. Batuk yang efektif
harus memenuhui kriteria:

 Kapasitas vital yang cukup untuk mendorong sekret.

 Mampu menimbulkan tekanan intra abdominal dan


intratorakal yang cukup untuk mendorong udara pada fase
ekspulsi.
30/05/10

Cara melakukan batuk yang baik:

 Posisi badan membungkuk sedikit ke depan sehingga


memberi kesempatan luas kepada otot dinding perut
untuk berkontraksi, sehingga menimbulkan tekanan
intratorak
 Tungkai bawah fleksi pada paha dan lutut, lengan
menyilang di depan perut.
 Penderita diminta menarik napas melalui hidung,
kemudian menahan napas sejenak, disusul batuk
dengan mengkontraksi kan otot-otot dinding perut
serta badan sedikit membungkuk ke depan.
 Cara ini diulangi dengan satu fase inspirasi dan dua
tahap fase ekspulsi.
 Latihan diulang sampai penderita menguasai.
30/05/10

Latihan meningkatkan kemampuan fisik

Bertujuan meningkatkan toleransi penderita


terhadap aktivitas dan meningkatkan
kemampuan fisik, sehingga penderita hidup
lebih aktif dan lebih produktif
KERANGKA KONSEP UNTUK MEMAHAMI PATOFISIOLOGI
30/05/10
&
DAMPAK PPOK SESUAI KLASIFIKASI ICIDH DARI WHO

PENYAKIT PPOK

LOKAL SISTEMIK

Obstruksi Kerusakan Penurunan


Jalan napas dinding fungsi Kerusakan Gang.
IMPERMEN Atropi otot metabolisme
Alveoli pompa otot

ventilasi

Penurunan fungsi paru Penurunan fungsi otot


(termasuk fungsi pompa)

DISABILITAS Sesak nafas Penurunan kapasitas


fisik/latihan

HENDICAP Penurunan kualitas hidup


30/05/10

Faktor Sesak Nafas


Obstruksi jalan nafas (faktor lokal) --> ditangani SpParu
Penurunan kemapuan fungsi otot-otot skeleta/dinding
dada
Karena:
- Problem mekanik (hiperinflasi) --> kemampuan optimal
Otot-otot pernafasan berkurang --> harus bekerja >keras
- Problem sistemik --> kerusakan otot shg massa otot ber
Kurang --> diantisipasi oleh tim rehab dan gizi
Impairment lokal cenderung irreversible --> makin
memburuk secara lambat laun.
Impairment sistemik masih mingkin dikoreksi sehingga
ada
perbaikan kualitas hidup, yang berdampak pada :
- Gangguan emosi --> panik, cemas sampai depresi
- Adaptasi lingkungan/pekerjaan --> percaya diri, Hub sos
30/05/10

KONSEP IDEAL PENANGANAN SECARA KOMPREHENSIF :


POLA /PENDEKATAN TIM

Keluarga/ PERAWAT FISIOTERAPIS


DOKTER
Pelaku rawat

PENDERITA

TERAPIS Peran serta


AHLI GIZI PSIKOLOG
OKUPASI masyarakat
30/05/10
30/05/10
30/05/10
30/05/10
30/05/10

Anda mungkin juga menyukai