Anda di halaman 1dari 32

Dr. Ade Teti Vani, M.

Biomed
Fungsi konduksi
•jalan masuk dan keluar
udara pernafasan
fungsi ventilasi
Sistem kekebalan nonspesifik
• Mukus
• Mucous blanket
• Mucocilliary movement
• transport mukosilia (TSM)
• Reflek batuk
• Surfaktan
• Lisozim
Sistem kekebalan spesifik
• IgA secretory (sIgA)
• Bronchus associated lymphoid
tissue (BALT)
• makrofag
Sel epitelial

Sel epitel alveolar

makrofag alveolar

Sel goblet

Sel clara
Mukus merupakan campuran sejumlah besar musin pembentuk gel, berbagai jenis
antimikroba, molekul antiinflamasi, dan sel-sel sistem imun.

Karakter viskoelastisitasnya dibentuk oleh kandungan rantai karbon dalam jumlah


besar

Bagian yang elastis ini akan membentuk combinatorial library yang dapat
mengikat bahan patogen dan sulit untuk ditembus

Mukus disekresi oleh sel-sel serosa, sel-sel goblet dan sel-sel Clara

Selain mukus, sel-sel Clara juga mensekresi surfaktan, lisozim dan sIgA.

Surfaktan, lipoprotein dan fosfolipid berfungsi untuk mengurangi tegangan


permukaan saluran pernafasan
Mukus terdapat di
• seluruh rongga hidung (kecuali vestibulum),
• Sinus
• telinga tengah
• tuba Eustachius
• percabangan bronkus

Mukus bersifat antiseptik

Zat yang paling banyak dihasilkan adalah lisozim (10-20 mg


sekresi per hari)
• Lisozim akan menghidrolisis ikatan glycosidic antara asam N-acetylmuramic dan N-
asetil-D–glukosamin sehingga akhirnya merusak dinding sel bakteri
Mukus mengandung zat yang penting
dalam pertahanan seluler saluran
pernafasan
• pore-forming defensins
• Lactoperoxidase
• sel-sel natural killer (sel NK)
• sel-sel T-sitotoksik (sel Tc)
• Makrofag
• neutrofil
Mukus akan membentuk mucous blanket yang berfungsi untuk
menangkap partikel debu dan mikroorganisme yang masuk melalui
udara pernafasan.

Pada keadaan normal mucous blanket mempunyai pH 7 atau sedikit


asam

komposisinya adalah

• 2.5 – 3% musin, garam 1 – 2% dan


• 95% air. Musin terdiri dari 70 – 80 %
• karbohidrat, 20% protein, dan 1 – 2 %
• ikatan sulfat- oligosakarida
Mucous blanket terdiri dari dua lapisan yang dipisahkan oleh lapisan
Surfaktan

Lapisan dalam adalah lapisan perisilia yang tipis dan kurang kental atau
disebut juga sol layer

Lapisan luar atau gel layer adalah lapisan mukus yang lebih kental yang
ditembus oleh batang silia jika silia dalam posisi tegak sepenuhnya.

Partikel yang tidak dapat larut akan terperangkap dalam lapisan luar

Partikel yang dapat larut akan mencapai lapisan perisilia


• droplet, formaldehid atau SO2
Barier mukosa

Berfungsi pada mukosiliar clearance

Komunikasi sel yang ditemukan


• tight junctions
• intermediate junctions
• gap junctions
• Desmosomes
• Struktur ini membentuk penghalang antara ruang luminal
dan parenkim paru
Sel pneumoyte tipe 1
• Sel epitel tipe 1, skuamous, lebih kecil

Sel pneumocyte tipe 2


• Sel alveolar tipe 2, kuboid lebih besar

Berperan penting dalam homeostasis alveoli

Sumber utama protein surfaktan

Meningkatkan fagositosis dan pembunuhan mikroba


Fagosit mononuklear penetral paru-paru

pertahanan pertama terhadap organisme atau


partikel yang mencapai saluran udara bawah

penetralisir patogen yang menyerang

Penetralisir pasca inflamasi


merangsang neutrofil dan sel mononuklear lainnya

Kemampuan makrofag untuk berinteraksi dengan


patogen dimediasi oleh reseptor permukaan yang
mampu mengikat ligan spesifik, termasuk racun,
polisakarida, lipopolisakarida, protein pelengkap dan
Ig.
Lapisan mukosa trakea, sel goblet tidak ditemui lagi pada
bronkiolus terminalis

Sel-sel goblet merupakan columnar epithelial cells yang berbentuk


seperti piala (goblet).

Sel goblet berjumlah cukup banyak serta mengandung granula


mukus.

Mukus hasil sekresi sel goblet dikeluarkan ke lumen trakea dimana


mukus akan membentuk mucous blanket pada permukaan epitel

Berperan penting bagi kerja silia


Bronkiolus respiratori

Sel-sel Clara memiliki permukaan apeks yang mulus

menonjol seperti kubah ke dalam lumen

mengandung vesikula sekretorik penghasil surfaktan lipoprotein dan fosfolipid


yang berfungsi untuk mengurangi tegangan

permukaan saluran pernafasan.

Sel-sel Clara mampu memperbanyak diri dan berdifferensiasi menjadi sel-sel


bersilia untuk menggantikan epitel bronkiolus
Mukosa traktus trakeo-bronkial diliputi oleh epitel Toraks bersilia.

Setiap sel epitel memiliki sekitar 200 – 300 silia

Panjang silia kira-kira 6 μm

lebar 0.3 μm.

Silia terbentuk dari beberapa mikrotubul yang tersusun atas polimer


dan protein globulin yang disebut tubulin.
Intinya (aksonema) mengandung dua serat sentral yang
dikelilingi cincin berupa 9 serat ganda dan membran
sel atau membran plasma.

Di dalam aksonema terdapat badan basal yang


silindris dan pendek yang di sebut kinestosom yang
berfungsi sebagai sentriol.

Kinestosom terletak paling bawah, memanjang sampai


ke sitoplasma apikal dan tertanam dengan kuat pada
membrana basalis
Kinestosom berfungsi

• mengontrol pergerakan silia


• meneruskan rangsangan yang diterimanya ke silia di sebelahnya sehingga
timbul gerak yang selaras

Aktifitas silia berlangsung terus tanpa kehilangan kekuatan,


meskipun selalu basah oleh sekret purulen selama berbulan-
bulan.

Pada keadaan tanpa oksigen, sel bersilia akan terus aktif tetapi
kurang efisien.
Gerak silia yang efektif tergantung
• komposisi dan viskositas mukus
• perubahan suhu
• pH saluran pernafasan.

Kekeringan menyebabkan degenerasi dan


kerusakan silia

Silia harus selalu diselimuti oleh lapisan mukus agar


tetap efektif
sistem pembersihan yang terdiri dari dua gerakan silia yang bekerja
secara simultan.

Sistem ini tergantung pada gerakan aktif silia mendorong mucous blanket

Gerakan silia menggerakkan mucous blanket bersama dengan materi-


materi asing yang terperangkap didalamnya, secara berkesinambungan
ke arah faring dan esofagus, untuk kemudian ditelan atau dibatukkan.

TMS memerlukan energi yang berasal dari pemecahan adenosine


triphosphate (ATP).
Bila sistem ini macet maka materi yang terperangkap
oleh mucous blanket akan memiliki waktu untuk
menembus mukosa dan menimbulkan penyakit.

Gerak maju dan mundurnya silia di sebut irama (beat).

Gerak maju yang kuat dan efektif dimana silia akan


tegak dan ujungnya mencapai lapisan mukus superfisial
yang menyelimutinya.
Kemudian gerak kembali dengan arah berlawanan yang tidak
begitu kuat, lebih lambat dan silianya melengkung sehingga
tidak sampai mencapai lapisan mukus di permukaan.

Gerak silia terjadi 12 –1400 kali/ menit.

Bentuk gerakan silia adalah seperti gerakan menunduk yang


mengenai silia di sebelahnya sehingga silia yang terkena akan
menunduk juga beraturan
Gerakannya dapat mengalirkan mucous blanket secara
berkesinambungan

Selama gerakan tersebut silia mencapai lapisan mukus dan mendorong


ke arah orofaring.

Gerakan silia yang terus menerus menyebabkan mukus mengalir


dengan lambat pada kecepatan kira-kira 1 cm/menit ke arah faring.

silia dalam paru mengarah ke atas dan silia hidung mengarah ke arah
bawah
Kontraksi otot bronkus dapat timbul oleh adanya rangsangan
pada reseptor di saluran pernafasan,

terutama pada laring sampai ke bronkus intrapulmoner

Reseptor yang terlibat


• Rapidly Adapting Stretch Receptors (RARs) atau disebut irritant receptors
yang terdapat dibagian dalam dan bawah lapisan epitel saluran pernafasan
• C-fibers Receptors yang terdapat pada traktus trakeo-bronkial dan alveoli.
Kedua reseptor ini menyebabkan refleks motorik yang
mempengaruhi diameter saluran pernafasan
Kontraksi otot bronkus dapat disebabkan oleh

• hipoksia
• rangsangan pada hidung
• Iritasi mukosa laring.
Hipoksia menyebabkan kontraksi otot bronkus, sehingga dengan
menyempitnya lumen, tahanan terhadap saluran pernafasan juga
akan naik.

Rangsangan pada hidung dapat berupa udara dingin, gas yang


mengiritasi, asap, dan rangsangan listrik serta mekanik
Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh yang berguna untuk
membersihkan saluran trakeo-bronkial.

Refleks batuk merupakan suatu bentuk respon saraf dan otot yang
terkoordinasi terhadap adanya iritan di saluran nafas.

Bentuk refleks batuk adalah nociceptive reflex, yang dirancang untuk


melindungi tubuh dari cedera.

5 komponen utama
• Reseptor batuk
• serabut saraf aferen
• Pusat batuk
• susunan saraf eferen
• efektor
Kekebalan spesifik

dilepaskan oleh sel-sel epitel sebagai molekul dimer

IgA sangat penting karena mereka menetralisir racun


dan virus dan memblokir masuknya bakteri di epitel.

IgAs adalah aktivator jalur alternatif untuk bakteri

Anda mungkin juga menyukai