Anda di halaman 1dari 67

Dr. dr. Yunita Arliny, M.Kes., Sp.

P(K), FAPSR

Divisi Infeksi Paru

Pneumonia Bagian/KSM Pulmonologi & Kedokteran Respirasi


FK USK-RSUDZA
Banda Aceh
Definisi
• Peradangan akut parenkim paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme 🡪bakteri, virus, jamur, parasit

• Pneumonia yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak


termasuk
• Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh non
mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-
obatan dan lain -lain) disebut pneumonitis.
1.Bakteri
Etiologi • Streptococcus pneumoniae
• Staphylococcus aureus
• Staphylococcus piogenes
• Klebsiella pneumonia
• Escherichia coli
• Pseudomonas aeruginosa

2.Virus
• Influenza
• Para influenza
• RSV (respiratory syncytial virus)
• Adenovirus
• SARSCOV, MersCoV,
3. Jamur
Etiologi
• Actinomyces israeli
• Aspergillus fumigatus
• Histoplasma capsulatum

4. Parasit
• Pneumocystis carinii
(sering pada penderita
AIDS)
• Toxoplasma gondii
Faktor Risiko 1.
2.
Umur > 65 tahun
Tinggal di rumah perawatan tertentu
Pneumonia 3.
(panti jompo)
Alkohol : meningkatkan resiko kolonisasi
kuman, mengganggu reflex batuk,
mengganggu transport mukosiliar dan
gangguan terhadap pertahanan sistem
seluler
4. Malnutrisi : menurunkan immunoglobulin
A dan gangguan terhadap fungsi makrofag
Faktor Risiko 5. Merokok 🡪mengganggu transport
mukosiliar dan sistem pertahanan selular
dan humoral.
Pneumonia 6. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi🡪
gangguan kesadaran, penderita yang
sedang diintubasi
7. Adanya penyakit – penyakit penyerta :
PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan
neurologis.
8. Infeksi saluran nafas bagian atas 🡪1/3 – 1/
2 pneumonia didahului oleh ISPA/ infeksi
virus
Berdasarkan Klinis dan
Epidemiologi

• Pneumonia komuniti
(Community Acquired
Klasifikasi Pneumonia = CAP)
• Pneumonia Nosokomial
Pneumonia (Hospital Acquired Pneumonia)
• Pneumonia Aspirasi
• Pneumonia pada penderita
Immunocompromised
Berdasarkan Bakteri Penyebab
• Pneumonia tipikal :
• bakteri Gram positif🡪 bakteri
ekstraseluler 🡪S.pneumonia, S. piogenes
dan H. influenza.

. Pneumonia Atipikal :
▪ Mycoplasma pneumonia
▪ Legionella pneumophila
▪ Chlamydia pneumoniae
▪ Pneumonia Virus
▪ Pneumonia Jamur
Berdasarkan • Community Acquired Pneumonia (CAP)
Klinis dan atau pneumonia komunitas,

epidemiologis • Hospital-Acquired Pneumonia (HAP)


atau pneumonia didapat di rumah sakit,
• Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
atau pneumonia akibat pemakaian
ventilator

PDPI.2018.Hospital Aquired Pneumonia (HAP) dan ventilator Associated Pneumonia.Pedoman Diagnosis


dan Penatalaksanaan di Indonesia
Definisi
• Community Aquired Pneumonia
• IDSA infeksi akut parenkim paru yang ditandai dengan terdapatnya
infiltrat baru pada foto toraks atau ditemukannya perubahan suara
napas dan atau ronkhi basah lokal pada pemeriksaan fisik paru yang
konsisten dengan pneumonia pada pasien yang tidak sedang dirawat di
rumah sakit atau tempat perawatan lain dalam waktu 14 hari sebelum
timbulnya gejala.

• BTS timbulnya gejala infeksi saluran napas bawah yaitu: batuk ditambah
minimal satu gejala infeksi saluran napas bawah lain;perubahan hasil
pemeriksaan fisik paru; paling kurang satu dari tanda sistemik
(berkeringat,demam, menggigil,dan atau suhu ≥38 C); respons setelah
pemberian antibiotik
• Hospital-acquired pneumonia
(HAP)
Definisi Pneumonia terjadi ≥48 jam
setelah masuk rumah sakit

• Ventilator-associated pneumonia
(VAP)
Pneumonia terjadi >48jam
setelah intubasi

PDPI.2018.Hospital Aquired Pneumonia (HAP) dan ventilator Associated Pneumonia.Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia
Patogenesis

• Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru.


Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru.
• Apabila terjadi ketidak seimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme
dan lingkungan 🡪MO dapat berkembang biak 🡪menimbulkan penyakit.

• Risiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme


untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas.
Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan saluran
napas :
1. Inokulasi langsung
a. Intubasi trakhea
b. Luka tembus yang mengenai paru
2. Penyebaran melalui pembuluh darah dari tempat lain di luar paru
misalnya endokarditis
3. Inhalasi dari aerosol yang mengandung kuman
4. Kolonisasi di permukaan mukosa
Aspirasi sekret orofaring yang mengandung kuman
Patologi • Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim
paru akan berkembang biak dengan cepat
masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke
alveoli - alveoli lain melalui pori intra
alveolaris dan percabangan bronkus.

• Pneumonia mengalami 4 stadium yang


overlapping; (Stadium kongesti, Stadium
hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabu
dan Statium resolusi).
Stadium Terjadi dalam 24 jam
Kongesti

Kapiler di dinding alveoli mengalami


kongesti dan alveoli berisi cairan
oedem. Bakteri berkembang biak
tanpa hambatan
Stadium Hepatisasi Merah

• 2-3 hari
• kapiler yang telah
mengalami kongesti disertai
dengan diapedesis dari sel -
sel eritrosit
• MO dapat dikultur dari
spesimen alveolar
Stadium Hepatisasi Kelabu

• 4-6 hari
• dipenuhi oleh eksudat dan kapiler
menjadi terdesak dan jumlah
leukosit meningkat (neutrophil >>,
fibrin >>
• Dengan adanya eksudat yang
mengandung leukosit ini maka MO
<< , akan di fagositosis.
• Pada stadium ini akan terbentuk
antibodi.
• Perbaikan pertukaran gas
Stadium • > 6 hari
• Pada stadium ini terjadi bila tubuh
Resolusi berhasil membinasakan kuman.
Makrofag akan terlihat dalam
alveoli beserta sisa – sisa sel.
• Yang khas adalah tidak adanya
kerusakan dinding alveoli dan
jaringan interstitial.
• Arsitektur paru kembali normal
• Luasnya jaringan paru yang terkena 🡪 jumlah
dan virulensi kuman, daya tahan tubuh juga
tergantung kepada :
• Kemampuan / kecenderungan kuman untuk
merangsang timbulnya cairan oedem yang
banyak.
• S.pneumoniae 🡪 cairan oedema banyak 🡪
Pnumonia lobaris
• K.pneumonia 🡪 kerusakan jaringan nekrosis
parenkim paru 🡪Abses paru dan empyema
Pemeriksaan
Anamnesis
fisis

Diagnosis Radiologis Laboratorium

Penilaian Resiko
Mikrobiologis
Th/ EMPIRIS/DEFINITIF
PATOGENESIS & KLINIS
PNEUMONIA
Radiologi

Air bronchogram Konsolidasi Bronchopneumonia


Pneumonia atipik
Pada pneumonia selain ditemukan
bakteri penyebab yang tipik sering pula
dijumpai bakteri atipik.

• Bakteri atipik yang sering dijumpai


adalah
– Mycoplasma pneumoniae,
– Chlamydia pneumoniae,
– Legionella spp.
• Chlamydia psittasi
• Coxiella burnetti
• virus Influenza tipe A& B
• Adenovirus
• Respiratori syncitial virus.
J Investig Med. 2018;66(6):957-65 // Sci Rep 2016;6:22911 // Ann Intern Med. 2015;163:ITC1
Pneumonia Komunitas. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia (Edisi II). 2014;PDPI
PSI

Class I Class II Class III Class IV Class V


PSI 🡪 51 71 91 131

Rawat jalan Rawat inap

J Investig Med. 2018;66(6):957-65 // Sci Rep 2016;6:22911 // Ann Intern Med. 2015;163:ITC1
Pneumonia Komunitas. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia (Edisi II). 2014;PDPI
J Investig Med.2018;66(6):957-65// Sci Rep.2016;6:22911 // Ann Intern Med. 2015;163:1TC1
Pneumonia Komunitas> Pedoman diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.2014;PDPI
•PSI ≥ 70 Kriteria Minor
•Narkoba (+)
• Disorientasi
•PSI < 70 dengan salah satu:
Rawat Inap •RR > 30 x/menit
• RR >30 x/menit
• Hipotensi membutuhkan resusitasi
pada CAP •TD S <90 x/menit
cairan
• Hipotermia (<36 C)
•TD D <60 mmHg • Ureum ≥20 mg/dL

•PaO2/FiO2 <250 mmHg • Leukopenia (<4.000 sel /μL)


• Trombositopenia (<100.000 sel/μL)
•Kelainan paru bilateral
• PaO2/FiO2 <250 mmHg
•kelainan >2 lobus paru • Infiltrat multi lobus

RAWAT INTENSIVE Kriteria Mayor


membutuhkan ventilasi mekanis
syok septik dengan vasopresor
3 kriteria minor atau 1 dari
2 kriteria Mayor Pneumonia Komunitas. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia (Edisi II). 2014;PDPI
Pneumonia Komunitas. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia (Edisi II). 2014;PDPI
Bagaimana penanganan CAP selanjutnya?
Kriteria stabil (48-72 jam) Mampu obat per oral
Suhu ≤37,8 C Fungsi GIT baik Switch/sulih terapi
Nadi ≤ 100 x/menit
RR ≤ 24 x/menit Step down
TDS ≥ 90x /menit Sequential Switch Over
Sa02 ≥ 90%
Menetap/perburukan
Salah Dx? Evaluasi
Dx benar 🡪 psn, Th/, Mo Eskalasi
Rujuk

AB empiris AB definitif

Kultur 🡪 definitif
Pneumonia Komunitas. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia (Edisi II). 2014;PDPI
Prognosis • Umumnya baik
• Tergantung🡪 pasien, MO dan AB
yang tepat dan adekuat
• IDSA, angka kematian CAP
• PSI Class I 🡪0,1%
• PSI Class II 🡪0,6%
• PSI Class III 🡪2,8%
• PSI Class IV 🡪8,2%
• PSI Class V 🡪29,2%
• Pola hidup sehat
• Vaksinasi (Pneumokokal dan
Pencegahan Influenza vaksin)
• Pemberian vaksin tersebut
diutamakan untuk high risk 🡪
• Usia lanjut
• Penyakit kronik
• DM
• PJK
• PPOK
• HIV
Pneumonia
Aspirasi
•peradangan paru dan
saluran bronkial yang
terjadi setelah aspirasi
benda asing.

•Sering dihubungkan dgn


anaerobic pneumonia.

•Kondisi ini disebabkan oleh


aspirasi bahan-bahan
seperti muntah, makanan,
atau cairan

N Engl J Med 2019; 380:651-663


Penyebab • Gangguan kerongkongan
• Minum alkohol dalam jumlah besar
Pneumonia • Kesadaran menurun

Aspirasi • Berkurangnya tingkat kewaspadaan


• Gangguan menelan
• Anestesi
• Usia tua
• Masalah gigi
• Pemakaian obat penenang
• Gejala kondisi ini mirip dengan jenis lain dari
pneumonia.
• Nyeri dada
• Sesak napas
Gejala • Mengi

Pneumonia
• Kelelahan
• Perubahan warna biru pada kulit

Aspirasi • Batuk, mungkin dengan dahak hijau,


darah, Nanah, atau bau busuk
• Demam
• Kesulitan menelan
• Bau mulut
• Keringat berlebihan
Pemeriksaan fisis

Tergantung luasnya kelainan🡪


suara napas bronkial, ronchi
Kultur sputum

Hitung darah lengkap

Analisa Gas darah arteri


Diagnosis
Radiologi (Foto toraks, CT scans)

Kultur darah
Diagnosis Banding
• Atelektasis paru
• Tumor paru
• Efusi Pleura
• TB
Terapi
• Terapi suportif/simptomatik
terapi oksigen 🡪sat 95-96%
mukolitik, antipiretik
Bronkodilator 🡪 jika ada bronkospasme
Pengaturan cairan
Ventilasi mekanis 🡪 gagal napas
Antibiotik 🡪segera mungkin 🡪empiric 🡪definitive
sesuai pola kuman dan hasil kultur sputum
N Engl J Med 2019; 380:651-663
Algoritma pemberian AB
pada Pneumonia Aspirasi

N Engl J Med 2019; 380:651-663


• Penyebaran infeksi hematogen
(bakteremia )
Komplikasi • Hipotensi
• Syok
• Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS)
• Pneumonia dengan abses paru
• Efusi pleura
• Empiema
• Sepsis
ABSES PARU
Definisi
Kumpulan pus dalam Abses dengan ukuran
paru sebagai akibat diameter <2cm 🡪
terjadinya proses infeksi necrotizing
oleh MO sehingga pneumonia atau
terbentuk kavitas dan gangren paru.
dapat ditemukan
gambaran air fluid level
pada gambaran radiologis.

Umumnya ukuran
diameter >2cm
Gillon JM, Eykyn SJ. Lung abscess. In: Gibson GJ, Geddes DM, Costabel U, Sterk PJ, Corrin B, editors. Repiratory medicine. 3rd edition. Edinburgh: Saunders;2003. p.932-6.
Koegelenberg C. Lung abscess. SA Fam Pract. 2007;49:50-2.
Patradoon-Ho P, Fitzgeralg DA. Lung abscess in children. Paed Respir Rev. 2007;8:77-84.
Klasifikasi

Awitan Komorbid Abses paru


primer 🡪 aspirasi
Akut🡪<2 mgg atau pneumonia
(bakteri aerob) pada individu yang
sebelumya sehat
sedangkan
Abses paru
sekunder🡪kondisi
Kronik🡪4-6 mgg penyakit yang sudah
(neoplasma, ada sebelumnya
bakteri anaerob) (obstruksi, transplantasi
organ atau gangguan
kekebalan tubuh).
Fishman JA. Aspiration, empyema, lung abscess and anaerobic infections. In: Fishman AP, Elias JA, Fishman JA, Grippi MA, Pack AI, Senior RM, editors. Fishman’s pulmonary diseases and disorders. 4rd edition. New York: McGraw-Hill Companies;2007. p.2141-60.
Torres A, Menendez R, Wunderink R. Pyogenic bacterial pneumonia and lung abscess. In: Murray JF, Nadel JA, Mason RJ, Boushey HA, editors. Textbook of respiratory medicine. 5th edition. Philadelphia: WB Saunders Company;2010. p.699-735.
Kamangar N. Lung abscess.
Etiologi
Infeksi 🡪bakteri
atau jamur

Non Infeksi 🡪
neoplasma,
sarkoidosis dan
penyakit Hodgkin’s

Patradoon-Ho P, Fitzgeralg DA. Lung abscess in children. Paed Respir Rev. 2007;8:77-84.
FAKTOR RISIKO
• Bakteri piogenik anaerob
Aspirasi bakteri • Peptostreptococcus spp, Prevotella
orofaring melaninogenica, Bacterioides spp,
Fusobacterium nucleatum.

• GERD, akalasia, diverticulum Zenker’s


Esophagus yang • Obstruksi esophagus
tidak normal
Wang JL, Chen KY, Fang CT, Hsueh PR, Yang PC, Chang SC. Changing bacteriology of adult community-acquired lung abscess in Taiwan: klebsiella pneumoniae versus anaerobes. Clin Inf Dis. 2005;40:915-22.
Gillon JM, Eykyn SJ. Lung abscess. In: Gibson GJ, Geddes DM, Costabel U, Sterk PJ, Corrin B, editors. Repiratory medicine. 3 rd edition. Edinburgh: Saunders;2003. p.932-6.
FAKTOR RISIKO

Obstruksi bronkus •
neoplasma
aspirasi benda asing

Immunodefisiensi •
HIV
Diabetes
Necrotizing pneumonia
Infeksi jamur
TB
Trauma
sepsis
Wang JL, Chen KY, Fang CT, Hsueh PR, Yang PC, Chang SC. Changing bacteriology of adult community-acquired lung abscess in Taiwan: klebsiella pneumoniae versus anaerobes. Clin Inf Dis. 2005;40:915-22.
Gillon JM, Eykyn SJ. Lung abscess. In: Gibson GJ, Geddes DM, Costabel U, Sterk PJ, Corrin B, editors. Repiratory medicine. 3 rd edition. Edinburgh: Saunders;2003. p.932-6.
PATOGENESIS
Infeksi parenkim paru

Parenkim paru nekrosis

Kavitas dan nekrosis sentral

Area terlokalisir berdinding tebal


berisi pus purulent🡪 ABSES PARU
DIAGNOSIS

Anamnesis/Klinis

Pemeriksaan Fisis

Penunjang (laboratorium & Radiologi)


DIAGNOSIS
• Demam tinggi atau
subfebris
Klinis • Batuk produktif
• BB <<
• Bakteri anerob (napas atau
sputum berbau busuk)
• Haemoptsis
• Dada tertinggal
• Redup di bagian dada yang
Pemeriksaan Fisis sakit
• Suara napas menurun
• Suara napas bronkial,
ronchi
• Clubbing finger
DIAGNOSIS
Laboratorium
• leukositosis
• LED meningkat
• Hitung jenis shift to the left

Pemeriksaan Sputum
• Pewarnaan Gram
• BTA
• Jamur
• Kultur sputum

Radiologi
• Kavitas dengan air fluid level
• CT scans 🡪ukuran dan lokasi abses
Diagnosis Banding

Non
Infeksi
TB Infeksi Infark paru
Histoplasmosis Ca paru dan
aspergilosis metastasis ke paru

Empiema dengan Vaskulitis


air fluid level Sarkoidosis
BE Granulomatosis
Bula terinfeksi Wagener’s
Antibiotik
Klindamisin 🡪 600 mg/8 jam 🡪 150-300 mg/8 jam (PO)
Sefalosporin G3, Levofloxacin, Piperasilin Tasobaktam
Metronidazol

Fisioterapi
Penyaluran postural

Tatalaksana
Penyaliran
perkutan
Abses letak perifer

Pembedahan
Jika terapi konservatif (AB) gagal
VATS
Kuhadjda et al.Ann Trans Med. 2015 Aug; 3(13): 183
• Umumnya Baik 🡪tatalaksana tepat
• Tergantung 🡪 komorbid, faktor risiko,
inisiasi terapi yang tepat
Prognosis
• Buruk 🡪
• Abses >6 cm,
• Necrotizing pneumonia,
• Abses multipel
• Gangguan kekebalan tubuh,
• Usia lanjut
• Obstruksi bronkial
• Pneumonia yang disebabkan oleh
bakteri aerobik.

Mansharamani, et all.Respiratory Medicine 96(3):178-85


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai