Anda di halaman 1dari 8

Pleurodesis adalah penyatuan pleura viseralis dengan parietalis baik secara

kimiawi, mineral ataupun mekanik, secara permanen untuk mencegah


akumulasi cairan maupun udara dalam rongga pleura.
INDIKASI :
• Mencegah berulangnya efusi berulang (terutama bila terjadi dengan cepat),
• Menghindari torakosintesis berikutnya
• Menghindari diperlukannya insersi chest tube berulang
• Menghindari morbiditas yang berkaitan dengan efusi pleura atau
pneumotoraks berulang (trapped lung, atelektasis, pneumonia, insufisiensi
respirasi, tension pneumothorax).
• Pleurodesis merupakan terapi simptomatis jangka panjang serta diharapkan
dapat meningkatkan kualitas hidup dan aktivitas kehidupan sehari-hari,
• Terapi paliatif penderita efusi pleura maligna
TEKNIK DAN BAHAN :
Aspek Mekanis
• Untuk menghasilkan perlekatan antara lapisan pleura parietal dengan pleura
viseralis diperlukan evakuasi udara dan cairan secara sempurna. Obstruksi
oleh clots dapat dicegah dengan penggunaan chest tube. Penggunaan chest
tube yang dipasang sebelum tindakan dilakukan serta meninggalkannya
selama beberapa waktu (untuk monitoring pasca tindakan) dapat
meningkatkan tingkat keber-hasilan.
Aspek Biologis
• Agar terjadi perlekatan yang sempurna, permukaan pleura harus teriritasi
baik secara mekanik maupun dengan pemberian agen sklerosis. Selain itu,
telah berkembang konsep baru yaitu peran fungsional respons mesotelium
terhadap stimulus sklerosis.2
Pemilihan Agen Sklerosis
• Sejak tahun 1935 telah diketahui bahwa aplikasi talk pada rongga pleura
mampu memicu terjadinya adhesi. Selain itu, juga telah dikenal lebih dari 30
agen sklerosis lainnya untuk prosedur pleurodesis.2 Walaupun demikian, talk
telah terbukti paling efektif dan murah untuk pleurodesis.2-4,7
Prosedur Tindakan:
1. Tindakan dilakukan di ruangan pasien

Persiapan pasien. 2. Dipasang jalur infus NaCl 0,9%


3. Disiapkan O2
4. Posisi pasien setengah lateral dekubitus pada sisi kontralateral (sisi
1. Menerangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan
yang ada chest tube berada di atas), tempatkan handuk di antara
kepada pasien dan keluarga, indikasi, dan komplikasi pasien dan tempat tidur.
yang mungkin timbul,
2. Setelah mengerti dan setuju, pasien dan keluarga 5. Pethidin 50 mg IM, 15-30 menit sebelum memasukkan zat
menandatangani surat ijin tindakan. pleurodesis.
3. Foto toraks dilakukan sebelum pleurodesis untuk 6. Chest tube di-klem dengan 2 klem, lalu dilepaskan dari adaptor/WSD
memastikan bahwa paru-paru telah mengembang
sepenuhnya. Mediastinum dilihat untuk menilai 7. Klem dibuka sesaat, agar paru sedikit kolaps dalam rongga pleura
tekanan pleura di sisi efusi dan kontra lateral, 8. 20 ml lidokain 2% diinjeksikan melalui chest tube, kemudian klem
4. Bila memungkinkan dilakukan bronkoskopi sebelum kembali dipasang. Posisi pasien diubah-ubah agar lidokain merata
pleurodesis utnuk menilai adakah obstruksi di bronkus di seluruh permukaan pelura
yang memerlukan radioterapi atau terapi laser.
9. Dengan menggunakan teknik steril, agen sclerosing dicampur
5. Anamnesis dan pemeriksaan fisik ulang
dengan larutan saline di mangkuk steril. Aspirasi campuran
6. Dilakukan pemeriksaan hemodinamik (tekanan darah, dengan syringe.
nadi, frekuensi pernapasan, suhu)
7. Hasil laboratorium dilihat ulang. 10.Syringe dipasangkan pada chest tube, kedua klem dibuka, larutan
8. Bila belum terpasang ’! insersi chest tube. Semua diinjeksikan melalui chest tube. Bilas dengan NaCl 0,9%.
cairan pleura dibiarkan keluar sampai habis, atau 11. Pasien diminta bernapas beberapa kali agar larutan tertarik ke
produksi cairan maksimal 100 cc per 24 jam. Idealnya rongga pleura
slang berada pada posisi posterio-inferior
12. Klem segera dipasangkan kembali dan chest tube dihubungkan
dengan adaptor WSD
13. Hindari suction negatif selama 2 jam setelah pleurodesis. Posisi
tubuh pasien diubah-ubah (supine, dekubitus lateral kanan-kiri)
selama 2 jam, lalu klem dicabut. Rongga pleura dihubungkan
dengan suction bertekanan -20 cm H2O.
JENIS-JENIS PLEURODESIS DAN TINGKAT
KEBERHASILANNYA

Sumber : Walker dkk, 1994


JENIS-JENIS PLEURODESIS DAN EFEK SAMPINGNYA

Sumber : Walker dkk, 1994


PENGOBATAN DI SAAT KEGALALAN PLEURODESIS
• Kegagalan bisa karena teknik yang tidak adekuat atau pemilihan pasien yang
tidak sesuai (pasien dengan paru-paru yang terjebak atau oklusi bronkial
utama)
• Rekuren setelah pleurodesis jarang terjadi dengan talc tapi kadang-kadang
bisa juga terjadi, biasanya terjadi setelah pleurodesis
• Jika pleurodesis gagal banyak alternative yang bisa dilakukan, seperti :
mengulangi tindakan pleurodesis dengan memberikan sklerosan melalui chest
tube atau dengan thoracoscopy
• Thoracentesis berulang merupakan pilihan pasien terminal dengan
kemungkinan hidup yang pendek
• Pleuroperitoneal shunting atau pleuroectomy cocok untuk pasien dengan
klinikal kondisi yang baik dan pernah mengalami kegagalan pleurodesis
• Alternatif lain chest tube drainase

Anda mungkin juga menyukai