Anda di halaman 1dari 39

GAMBARAN

RADIOLOGI
ABSES PARU
Disusun oleh:
Regina Keumala Sabty, S.ked
2106112027

Preseptor :
dr. Meutia Apriani, Sp. Rad
Pendahuluan

01 03
Untuk melihat lokasi dan bentuk lesi
Abses paru adalah suatu daerah
maka dilakukan pemeriksaan
lokal nekrosis supurativa di dalam
radiologik sebagai pemeriksaan
parenkim paru, yang menyebabkan
penunjang abses paru. Pemeriksaan
terbentuknya satu atau lebih
radiologik yang akan digunakan
kavitas besar akibat nekrosis.
antara lain Foto polos, Tomografi
Komputer (TK), Ultrasonografi (USG)
dan Magnetik Resonance Imaging
(MRI).
02 04
Kemajuan ilmu kedokteran
saat ini menyebabkan Abses paru dapat
kejadian abses paru diklasifikasikan berdasarkan
menurun perlangsungan dan
penyebabnya.
ANATOMI
DEFINISI
Abses paru adalah infeksi dekstruktif berupa lesi
nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir sehingga
membentuk kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau lebih.

kavitas ini berisi material purulen sel radang akibat


proses nekrotik parenkim paru oleh proses terinfeksi.
Bila diameter kavitas < 2 cm dan jumlahnya banyak
(multiple small abscesses) dinamakan necrotizing
pneumonia.
Epidemiologi Abses Paru
Kebanyakan pasien dengan
abses paru primer dapat Laki-laki mempunyai
sembuh dengan prevalensi yang dominan
antibiotik, dengan tingkat dalam kejadian abses paru
kesembuhan rata-rata sebanyak yang dilaporkan dalam
90-95% beberapa seri kasus yang
sudah dipublikasikan

Sebuah studi retrospektif melaporkan


tingkat kematian abses paru yang
disebabkan oleh bakteri gram positif dan
gram negatif digabungkan adalah sekitar
20%. Abses paru pada umumnya terjadi
staphylococcus (46,%), klebsiella(26,6%), pada pasien usia lanjut
D. pneumonia (16,6%) dan E.coli (10%)
prevalensi alkoholisme tinggi
melaporkan usia ratarata yang
mengalami abses paru adalah 41
tahun
Predisposisi Aspirasi Orofaring
Faktor Predisposisi Abses Paru pada
Anak-Anak

presdiposisi abses paru


Etiologi

• Disebut abses primer apabila infeksi diakibatkan


aspirasi atau pneumonia yang terjadi pada orang
normal, sedangkan
• Abses sekunder apabila infeksi terjadi pada
orang yang sebelumnya sudah mempunyai
kondisi seperti obstruksi, bronkiektasis dan
gangguan imunitas
Terjadinya abses paru biasanya melalui dua cara, yaitu
aspirasi dan hematogen

• Yang paling sering ditemukan adalah abses paru


bronkogenik akibat aspirasi. Hal ini dapat
disebabkan oleh kelainan anatomis, sumbatan
bronkus maupun tumor.
• Sedangkan abses paru melalui hematogen
biasanya berhubungan dengan infeksi.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
temperatur > 400 C disertai menggigil,
bahkan “rigor”.

Batuk, pada stadium awal non produktif


1
Produksi sputum yang meningkat dan
2

3 Nyeri dada (± 50% kasus).

Batuk darah (± 25% kasus)


3
lelah, penurunan nafsu makan dan
berat badan.Jari tabuh (clubbing
finger) dapat timbul dalam beberapa
minggu terutama bila drainase tidak
baik.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Lab

Pada pemeriksaan darah rutin.


● Nyeri tekan lokal, tanda-tanda Ditentukan leukositosis, meningkat
konsolidasi seperti redup pada lebih dari 12.000/mm3 (90% kasus)
Apabila abses luas dan letaknya dekat
perkusi, suara bronchial dengan bahkan pernah dilaporkan peningkatan
dengan dinding dada kadang-kadang
ronki basah atau krepitasi di sampai dengan 32.700/mm3. Laju
terdengar, suara nafas bronchial atau
tempat abses, mungkin endap darah ditemukan meningkat > 58
amforik
ditambah dengan tanda-tanda mm / 1 jam. Pada hitung jenis sel
efusi pleura darah putih didapatkan pergeseran shit
to the left
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto thorax

Foto dada PA dan lateral sangat membantu untuk melihat lokasi lesi dan bentuk abses paru.

• Khas pada paru anaerobik kavitasnya singel (soliter) yang biasanya ditemukan pada infeksi
paru primer, sedangkan abses paru sekunder (aerobik, nosokomial atau hematogen) lesinya
bisa multipel
Posisi Posterior-Anterior (PA) :

Posisi Lateral
• Foto X-ray AP menunjukkan kavitas pada hilum
kanan.

• Foto X-ray posisi lateral memperlihatkan


kavitas memiliki dinding yang tipis dan terletak
pada segmen apikal dari lobus paru kanan
Pemeriksaan Tomografi komputer (TIK)

TIK merupakan scan evaluasi dengan kontras menjadi pilihan untuk tujuan skreening dan sebagai alat
bantu untuk prosedur aspirasi perkutan dan drainase (percutaneous catheter drainage). TK dapat
menunjukkan lesi yang tidak terlihat pada pemeriksaan foto polos dan dapat membantu menentukan lokasi
dinding dalam dan luar kavitas abses.

• Pada gambaran TK, kavitas terlihat bulat dengan


dinding tebal, tidak teratur dengan air-fluid level dan
terletak di daerah jaringan paru yang rusak.

Gambaran CT scan contrast-enhanced axial


Gambaran abses paru dengan CT-scan kontras.
CT-scan memperlihatkan kavitasi pada lobus paru
dengan jelas
Ultrasonografi
 
Pemeriksaan USG jarang dianjurkan pada pasien dengan abses paru. Namun, USG juga dapat mendeteksi
abses paru. tampak lesi hipoechoic bulat dengan batas luar. Apabila terdapat kavitas, didapati adanya
tambahan tanda hiperechoic yang dihasilkan oleh gas-tissue interface

Terletak dekat dengan dinding thoraks, proses di dalam


paru kira-kira sebesar 2,5x2x2 cm (pointed angle between
pleura and process) dengan dinding membran. Setelah
pengobatan, hanya terdapat sisa gambaran hipoechoic di
tempat abses sebelumnya (setelah beberapa minggu)
Magnetik Resonance Imaging (MRI)

MRI berhasil mengidentifikasi penyakit paru secara akurat untuk menentukan lokalisasi penyakit pada lapangan
paru. Pada pasien dengan pneumonia dan abses paru, peradangan akut berhubungan dengan peningkatan
intensitas sinyal pada T2 bila dibandingkan dengan T1 weighted image
Kavitas abses adalah rongga yang diidentifikasi sepanjang dinding yang menebal.

Setelah pengobatan: perubahan sudut menunjukkan peningkatan


sinyal pada daerah pleura kanan.ini merupakan sisa abses
membran
KASUS ABSES PARU
Seorang pasien 54 tahun dengan
batuk berdahak yang berbau busuk.

Seorang pria, 42 tahun dengan


demam dan batuk berdahak yang
berbau busuk. Os memiliki riwayat
penggunaan alcohol berat, infeksi
gigi didapati pada pemeriksaan fisik.
Pasien wanita, dengan keluhan utama demam, batuk berdahak yang hilang timbul disertai darah, serta sesak nafas
yang memberat sejak seminggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien tersebut mengaku telah mengalami keluhan-
keluhan tersebut sejak 4 tahun lalu dan dirawat di beberapa rumah sakit lain dengan keluhan serupa. Pasien
menyangkal adanya penurunan berat badan dan demam di malam hari.
 

Radiografi konvensional toraks dimana tampak lusensi


berdinding tebal dengan air-fluid level didalamnya. Tampak
terpasang selang drainase pada hemitoraks dekstra yang
berujung di lesi
Pemindaian CT toraks awal dengan pemberian kontras pada
potongan aksial (A) dan koronal (B) yang dilakukan
terhadap pasien. Tampak kavitas multiple yang berdinding
tebal disertai air-fluid level.
Gambaran radiografi dari seorang pasien dengan batuk
berdahak yang berbau busuk. Tampak gambaran diagnosis
abses paru yang anaerobic.
DIAGNOSA BANDING
1. Karsinoma bronkogenik yang mengalami kavitasi

Pada penyakit ini biasanya dinding kavitas tebal dan tidak rata. Diagnosis pasti dengan pemeriksaan
sitologi/patologi
al dan parietal (
Lesi pada bagian atas paru kanan adalah
abses paru dengan internal air-filled cavity, dinding
tebal tidak beraturan, dan pada bagian bawah paru kiri
adalah empiema(tampak pemisahan pleura viseral dan
parietal ( pleura split ) dan kompresi paru).
Bronchioloalveolar carcinoma pada pria 39 tahun dengan sputum darah dan nyeri. (a) Foto Thorax PA yang
menggambarkan konsolidasi dan kavitas pada paru kiri atas segmen lingular. (b) CT-Scan Thorax (window paru)
menunjukkan gambaran kavitas dengan konsolidasi pada parenkim paru. Nampak air bronchogram  pada sekitar
kavitas. Pada  pembedahan, ditemukan kavitas 8,4 x 6,4 x 3, pada bronchioloalveolar carcinoma dengan
 perluasan langsung ke pleura visceralis. Meskipun tampak tanda-tanda demikian, gambaran  paling sering pada
bronchioalveolar carcinoma adalah nodul soliter pada paru
Tuberkulosis paru
Gejala klinisnya hampir sama atau lebih menahun daripada abses paru. Pada tuberculosis didapatkan BTA dan
pada infeksi jamur ditemukan jamur. Pada penyakit aktif, dapat dijumpai gambaran bercak-bercak berawan dan
kavitas, sedangkan pada keadaan tidak aktif dapat dijumpai kalsifikasi yang berbentuk garis.

Terjadi pada segmen apical atau posterior pada lobus atas atau
segmen superior dari lobus bawah, biasanya pada lobus atas
bilateral. Kavitas berdinding tipis, halus pada batas dalam tanpa air-
fluid level
Gambaran radiologis pada tuberkulosis aktif diantaranya terdapat
kavitas, bisa tunggal atau multipel.Lesi/kavitas pada tuberkulosis
umumnya terletak di lapangan paru atas.Pada tuberkulosis didapatkan
BTA. Air-fluid level dilaporkan terjadi hanya pada 9%-21% dari kavitas
pada TB
Distribusi atipic postprimer TB pada seorang pria 62 tahun. (a) Foto thorax
menunjukkan massa kavitas 5 cm dengan dinding tebal tidak teratur (panah
besar) dan dikelilingi oleh noduler opacity yang saling berdekatan pada lobus
kiri atas. Suatu nodul 5 mm dengan densitas (panah kecil) terdapat di
kontralateral, lobus kanan obus kanan atas. (b) CT-Scan yang didapatkan
dengan collimation 7-mm menunjukkan lokasi kavitas (panah di segmen
anterior lobus kiri atas.
Empiema

Pada gambaran TK empiema tampak pemisahan pleura parietal dan visceral (pleura split) dan kompresi
paru

Potongan coronal dada pada gambar CT menunjukkan


adanya lesi pada lobus atas kanan dengan internal air-filled
cavity, dinding tebal tidak beraturan (panah warna hijau)
dan lesi lain di sebelah bawah paru kiri dengan internal
fluid, dinding tipis (panah warna kuning) kompresi pada
lapangan paru (panah kuning dan kotak). Lesi pada bagian
atas paru kanan adalah abses paru dan pada bagian bawah
paru kiri adalah empiema.
Hematom paru Pneumokoniosis

Ada riwayat trauma. Batuk hanya sedikit yang mengalami kavitasi. Pekerjaan penderita jelas di
daerah berdebu dan didapatkan simple
pneumokoniosis pada penderita

Hemothoraks pada lapangan kiri paru


Pneumokoniosis, terdapat fibrosis di
lapangan atas paru
Hiatus hernia

Tidak ada gejala paru. Nyeri restrosternal dan heart burn bertambah berat pada waktu membungkuk.
Diagnosis pasti dengan pemeriksaan barium foto

Pemeriksaan barium menunjukkan sliding hiatal hernia.


Lambung berlipat dan terlihat meluas di atas diafragma
 
TATALAKSANA
Antibitotik
Penggunaan ampisilin atau amoksisilin tunggal harus dihindari
karena beberapa anaerob resisten terhadapnya. Kombinasi
amoksisilin dan metronidazol merupakan pilihan baik dengan
efek samping yang kecil dibandingkan beberapa obat lainnya.
1
Antibiotik tidak perlu dilanjutkan hingga gambaran radiologis
menjelaskan bayangan parenkim.
2
Drainase
Pemeriksaan tambahan harus dilakukan pada pasien 3
yang tidak respon terhadap antibiotik dan fisioterapi
4 5
Reseksi pembedahan
Dengan membandingkan dengan era sebelum
antibiotik, era pembedahan abses paru jarang
diperlukan, tetapi masih dilakukan jika terdapat
hemoptisis berat atau abses paru berhubungan
dengan keganasan
Prognosis

Angka kematian Abses Pada penderita


paru berkisar antara 15-
dengan beberapa Anemia dan Hipo Albuminemia
20% merupakan
penurunan bila
faktor predisposisi Abses yang besar (φ > 5-6 cm)
mempunyai prognosa Sekitar 80-90% penderita (hisberg juga)
dibandingkan dengan sembuh dengan Lesi obstruksi
era pre antibiotika yang yang lebih jelek Bakteri aerob, seperti : S.aureus,
dibandingkan dengan pengobatan anti biotik K.Pneumoniae and P.aeruginosa
berkisar antara 30- 40%.
penderita dengan satu
faktor predisposisi

01 02 03 04
KESIMPULAN

Abses paru adalah infeksi dekstruktif


.
berupa lesi nekrotik pada jaringan paru
45 yang terlokalisir sehingga membentuk
% kavitas yang berisi nanah (pus) dalam
parenkim paru pada satu lobus atau
lebih.
Untuk memastikan diagnosa dari abses
30 paru maka dilakukan serangkaian
% pemeriksaan dari anamnesa,
pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan
penunjang berupa pemeriksaan
radiologi. Pemeriksaan radiologi yang
dapat dilakukan antara lain Foto Polos,
Tomografi Komputer, Ultrasonografi
(USG) dan Magnetik Resonance
Imaging (MRI).
Kesimpulan
• Dari pemeriksaan Foto dada PA dan lateral pada pasien
akan dijumpai kavitas dengan dinding tebal dengan
tanda-tanda konsolidasi disekelilingnya, lebih sering
45 dijumpai pada paru kanan dibandingkan paru kiri. Bila
% terdapat hubungan dengan bronkus maka didalam kavitas
terdapat Air Fluid Level. Tetapi bila tidak ada hubungan
maka hanya dijumpai tanda-tanda konsolidasi (opasitas).
• Pada pemeriksaan Tomografi Komputer akan dijumpai
kavitas terlihat bulat dengan dinding tebal, tidak teratur
30 dengan air-fluid level dan terletak di daerah jaringan paru
% yang rusak
• USG juga dapat mendeteksi abses paru. tampak lesi
hipoechic bulat dengan batas luar. Sedangkan
• pemeriksaan MRI Pada pasien dengan pneumonia dan
abses paru, peradangan akut berhubungan dengan
peningkatan intensitas sinyal pada T2 bila dibandingkan
dengan T1 weighted image
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasyid, A. Abses Paru.Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Edisi V. (Interna
Publishing, 2009).
2. Kamangar, N. Lung Abscess. Updated on [Aug 19, 2009] cited on Jan 3, 2013. Available at
URL: http://www.emedicine.medscape.com/article/299425-overview.
3. Datin, A. Lung Abscess. Updated on [May 2, 2008] cited on Jan 3, 2013. Available at URL:
http://radiopaedia.org/articles/lung_abscess.
4. Alsagaff, Hodd. Mukty, H. A. Dasar-dasar ilmu penyakit paru. (Airlangga University Press,
2005)
5. Kumar, Vinay. Abbas, A. Robbins Basic Pathology, 8th edition. (Saunders, 2007).
6. Kharkar RA, A. V. Aetiological aspects of lung abscess. J Postgrad Med [serial online] 1981
[cited 2011 Mar 6];27:163. Available from: http://www.jpgmonline.com/text.asp?
1981/27/3/163/5637 cited on 6 March 2011 in Journal of Postgraduated Medicine. Available
from http://ww. (2011).
7. Asher, M. Lung Abscess in Infections of Respicatory Tract. (dalam Asuhan Keperawatan
Abses Paru. Available from http://wwwdagul88.blogspot.com/2011/02/askep-abses-paru.html
[Accessed on 20 Februari 2011], 1990).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai