Anda di halaman 1dari 21

REFERAT ABSES PARU

penyaji : SMF PULMONOLOGI


Ivo Afiani, s.ked RSUD DR. ABDUL AZIS SINGKAWANG
FAKULTAS KEDOKTERAN
pembimbing : UNIVERSITAS TANJUNGPURA
dr. Ari Prabowo, sp.p 2018
PENDAHULUAN
Kematian jaringan paru dan pembentukan rongga yang berisi sel-sel mati atau cairan
akibat infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir
sehingga membentuk kavitas berisi pus dalam parenkim paru pada satu lobus atau
lebih.
Laki-laki > perempuan, usia tua >>.
Peningkatan insidens penyakit periodontal, prevalensi disfagi, dan prevalensi
aspirasi.

Dulu operasi thoraks dan tindakan anastesi merupakan penyebab terjadinya infeksi di daerah
thoraks  kemajuan ilmu kedokteran  kejadian abses paru menurun.

Era preantibiotik → angka kematian 30-40%.


Era antibiotik → morbiditi dan mortiliti ↓ (angka kematian <10%, ±10-15%
memerlukan operasi, angka penyembuhan mencapai 90-95%) → prognosis baik.
TINJAUAN
PUSTAKA
ANATOMI SISTEM PERNAPASAN
DEFINISI

Abses paru adalah lesi di parenkim paru dengan proses


supurasi dan nekrosis jaringan.
Abses paru membentuk satu atau lebih rongga berisi
jaringan nekrotik atau cairan karena adanya infeksi
mikroba.
Abses paru adalah suatu kavitas dalam jaringan pari
yang berisi material purulen berisikan sel radang
akibat proses nekrotik parenkim paru oleh proses
infeksi. bila diameter kavitas <2 cm dan jumlahnya
banyak (multiple small abses) dinamakan “necrotising
pneumonia”
EPIDEMIOLOGI
Abses paru umumnya lebih sering terjadi pada paien usia lanjut, sekitar umur 41
tahun, dan lebih sering terjadi pada masyarakat yang bertempat tinggal di pusat
perkotaan dengan prevalensi alkoholisme tinggi.
berdasarkan jenis kelamin, prevalensi laki-laki lebih banyak dibandingkan
perempuan, dengan perbandingan 1,6 : 1.
Pada negara-negara maju jarang dijumpai kecuali pada orang-orang dengan
immunocompromise, malnutrisi, debilitated dan khususnya orang-orang yang tidak
pernah mendapatkan antibiotik adalah orang-orang yang paling rentan dan memiliki
prognosis yang paling buruk
ETIOLOGI

Etiologi abses paru dapat bermacam - macam, antara lain:


1. infeksi yang timbul dari saluran nafas (aspirasi)
2. sebagai penyulit dari beberapa tipe pneumonia tertentu
3. perluasan abses subdiafragmatika
4. berasal dari luka traumatik paru
5. infark paru yang terinfeksi
6.
BAKTERI PENYEBAB ABSES PARU
Bakteri anaerob (89% penyebab abses paru) biasanya akibat pneumonia aspirasiBacteriodes melaninogenus, Bacteriodes
fragilis, Peptostreptococcus species, Bacillus intermedius, Fusobacterium nucleatum, Microaerophilic streptococcus.

Bakteri aerob Gram positif (sekunder)obstruksi bronkial (karsinoma bronkogenik); penyebaran hematogen (endokarditis
bakterial); penyebaran infeksi mediastinum, subphrenic)Staphillococcus aureus, Streptococcus micraerophilic, Streptococcus
pyogenes, Streptococcus pneumoniae.

Bakteri aerob Gram negatif (nosokomial)K. pneumoniae, P. aeroginosa, E. coli, H. influenza, Actinomyces species, Nocardia
species, Gram negatif bacilli.

Jamur (mucoraceae, aspergillus species), parasit, amuba, mikobakterium.

Immunocompromised (AIDS)  bakteri aerob, P.carinii, dan jamur (Criptococcus neoforman, M. tuberculosis).
PATOFISIOLOGI

Abses paru yang paling sering terjadi akibat aspirasi kuman dari saluran napas bagian atas (>>>anaerob, normal aspirasi
teratasi oleh mekanisme siliari, batuk, makrofag alveolar) teraspirasi kedalam paru paru kanan (bronkus utama kanan
lebih lurus dibanding kiri) lebih banyak berupa kavitas tunggal.

Abses karena aspirasi dimulai dari suatu infeksi lokal bronkus bronkiolus pembuluh darah lokal trombosis nekrosis +
likuefaksi. Jaringan granulasi nekrosis kaviti (Air Fluid Level).

Penyebaran secara hematogen (septikemi atau sebagai fenomena septik emboli, sekunder dari fokus infeksi bagian lain tubuh
seperti tricuspid valve endocarditis) biasanya disebabkan oleh stafilokokus (bakteri aerob)→ abses multipel → kavitasi.

Perluasan abses hepar (bakterial atau amubik)→ruptur menembus diafragma→abses paru kanan lobus bawah dan rongga
pleura.
PATOGENESIS
FAKTOR RESIKO

Faktor risiko utama :


Aspirasi sekret orofaring
Proses neurologis
Defek esophagus
Intubasi
Aspirasi
Penyakit gigi dan gusi, piorhea
Obstruksi jalan napas
Bronkiektasis
Infark paru
Fibrosis kistik
Sindrom disfungsi silia
Sekuester paru
Gangguan imuniti/sindrom defisiensi imuniti
Pneumonia emboli
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
Riwayat perjalanan penyakit 1-3 minggu dengan gejala awal malaise, tidak nafsu makan, penurunan BB,
keringat malam, demam bisa disertai menggigil, batuk kering, setelah beberapa hari purulen, mengandung darah.
Tidak ada demam tidak menyingkirkan adanya abses paru.
Sputum berbau amis dan berwarna anchovy menunjukkan penyebabnya bakteri anaeraob (putrid abscesses).
Foetor ex oro ~ anaerob.
Tidak didapatkannya sputum dengan ciri tersebut tidak menyingkirkan kemungkinan infeksi anaerob.
Nyeri dada, sesak, anemia.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisis : nyeri tekan lokal. Perkusi redup dengan suara napas bronkial. Bila abses luas
dan letaknya dekat dinding dada kadang terdengar suara amforik, ronki.
Bila abses paru letaknya dekat pleura dan pecah akan terjadi empiema torakis  pergerakan
dinding dada tertinggal di tempat lesi, fremitus vokal menghilang, perkusi redup/pekak, bunyi
nafas menghillang, dan terdapat tanda-tanda pendorongan mediastinum terutama pendorongan
jantung ke arah kontralateral tempat lesi.
Jari tabuh.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
Radiologi
Hitung leukosit berkisar 10.000-30.000/mm3 dengan hitung Foto dada PA dan lateral untuk melihat lokasi lesi dan bentuk abses paru.

jenis bergeser ke kiri dan sel PMN yang banyak terutama Pada gambaran radiologik ditemukan gambaran satu atau lebih kavitas
yang disertai dengan adanya air fluid level.
neutrofil immatur.
Khas pada abses paru anaerobik kavitasnya singel (soliter) yang biasanya
Pemeriksaan dahak untuk mengetahui mikroorganisme
ditemukan pada infeksi paru primer, sedangkan abses paru sekunder
penyebab, sebaiknya diperoleh dari aspirasi transtrakheal, (aerobik, nososkomial atau hematogen) lesinya biasanya multipel.

transtorakal atau bilasan/sikatan bronkus. Ukuran abses bervariasi secara umum bentuk bulat. Dinding abses
umumnya tebal dan permukaan dalamnya irreguler.
Kultur darah dan pemeriksaan serologi untuk jamur dan

parasit.
Foto X-ray AP menunjukkan
kavitas pada hilum kanan.
Foto X-ray posisi lateral
memperlihatkan kavitas
memiliki dinding yang tipis dan
terletak pada segmen apikal
dari lobus paru kanan bawah.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS

Anda mungkin juga menyukai