Oleh :
dr. Andika Dwi Cahya
S601708001
Pembimbing :
dr. Ida Prista Maryetty, M.Kes, M.Sc, Sp.Rad
2
Diperkirakan 1,2 juta orang terutama pada
benua afrika, asia tenggara dan pasifik barat
terinfeksi aspergilosis pulmo kronik
Aspergiloma primer merupakan kasus yang
sangat jarang dan cenderung terjadi pada
pasien imunokompromais seperti netropenia,
HIV-AIDS, AIDS dengan penyakit kavitas
paru serta kondisi imunokompenten dengan
sebelumnya menderita TB paru, kista
bronkogenik, abses paru, sarkoidosis atau
tumor paru yang terekspos oleh spora
aspergillus spp.
3
4
Infeksi oleh Aspergillus Spp berperan pada
berbagai spektrum gambaran patologi pada
kelainan di tubuh manusia
Untuk gambaran patologi akibat Aspergillus
Spp pada kelainan di paru dibedakan menjadi
4 macam.
1. Aspergiloma paru
2. Bronkoalergik pulmonary aspergilosis
3. Aspergilosis pulmoner nekrotik kronik
4. Aspergilosis invasive
5
Dikenal dengan Fungus Ball yang merupakan
jaringan yang terdiri atas hifa aspergillus
fumigates, mucus, sel inflamasi, debris
jaringan pada kavitas yang terbentuk pada
kondisi penyakit sebelumnya seperti abses
paru, TB paru, kista bronkogenik atau tumor
paru
Faktor risiko dimiliki pada penderita TB paru,
sarkoidosis, neoplasma paru, kistik fibrosis
dan emfisema berat
6
batuk, nyeri dada, sesak, malaise dan demam,
serta dapat terjadi batuk darah dari tingkat bercak
darah hingga batuk darah masif yang
memerlukan tindakan penanganan penyelamatan
jiwa.
7
pemeriksaan kultur sputum ditemukan aspergillus
spp
ditemukan antigen aspergilus pada spesimen BAL
(bronkoalveolar lavage)
Pemeriksaan serum darah terdapat antibody
terhadap aspergillus spp .
Histopatologi hasil biopsi jaringan paru
ditemukan Aspergillus spp beserta hipa, debris
dan sel inflamasi mengisi rongga kavitas dalam
parenkim paru
8
Jamur aspergillus
berkoloni dalam rongga
paru (kebanyakan lobus
atas) dan membentuk
massa dengan berbagai
ukuran atau dikenal
sebagai “ fungus ball”
atau mycetoma. terlihat
sebagai bola tanah liat
dengan tepi kasar
9
Aspergilloma simpleks/sederhana
aspergilloma berkembang dalam kavitas berdinding
tipis dengan parenkim paru disekelilingnya yang
normal serta gambaran patologi lebih terlokalisasi
dan tidak melibatkan atau berkembang jauh hingga
pleura
pleura
Aspergilloma Kompleks
Proses penyakit lebih agresif dan menyebar dan
lebih mendestruksi parenkim paru daripada
aspergilloma simpel. Dalam banyak kasus, proses
patologi berkembang hingga mengenai pleura
10
11
Aspergilloma paru
berkembang dalam
kavitas berdinding
tipis dengan parenkim
paru normal.
Tampak gambaran
“Crescent Sign”
12
proses patologi lebih agresif dan
mendestruksi parenkim paru serta
pleura
14
Aspergilloma memiliki gambaran radiologis yang
bervariasi tergantung ukuran Aspergilloma terhadap
Kavitas
Secara klasik merupakan misetoma dikelilingi oleh
udara di rongga sehingga tampak gambaran
“Crescent sign”,
Penampilan radiologis dari suatu aspergilloma "ball-
in-a-hole sign " ditemukan juga pada abses paru,
karsinoma, kista hidatid yang pecah.
Ketika ukuran kavitas lebih besar dari ukuran
aspergilloma, maka terlihat bergerak dan alami
perubahan posisi di dalam kavitas tergantung posisi
15
pasien . Perubahan ini posisinya tergantung gravitasi
16
Gambaran ruang
udara radiolusen
dengan tepi
berbentuk
lingkaran,
sempurna ataupun
parsial, dengan
konsolidasi
parenkim atau
opasitas noduler.
17
Gambaran udara mengelilingi fungus
ball pada kavitas paru yang
sebelumnya telah ada, yang kemudian
turun bergantung pada gravitasi.
Aspergilosis 18
Abses Paru,
Tuberkulosis & Tuberkuloma
Karsinoma Paru
19
Kumpulan pus (jaringan nekrotik)
dengan dibatasi dinding kavitas yang
berbatas tegas dan dikelilingi
jaringan paru yang mengalami
inflamasi
20
21
Gambaran x foto thorak tahap awal
pembentukan Abses menunjukkan area
konsolidasi yang tidak spesifik yang kemudian
progres menjadi gambaran massa dengan “air
fluid level”.
Pada CT thoraks terdapat gambaran kavitas
didalam area konsolidasi, gambaran posisi
“Air Fluid level” bersesuaian dengan dinding
dada
22
Patogenesis terbentuknya kavitas melalui
nekrosis sentral tumor atau oklusi suplai
pembuluh darahnya atau pembentukan abses
postobstruksi saluran napas distal
tumor/massa.
Kavitas pada Tumor primer paru bronkogenik
dapat divisualisasikan pada X Foto dada pada
7-11% kasus.
Pada kasus metastasis hanya 4% yang
menunjukkan gambaran kavitas metastasis
23
Gambaran carcinoma
sel squamosa pada
bronkus.
X foto memperlihatkan
massa berkavitas
dengan “Air Fluid
Level” di perikardiak
kiri.
24
Gambaran carcinoma
sel squamosa pada
bronkus.
gambaran CT Scan
tampak massa kavitas
berdinding tebal dengan
permukaan spikulata
dan permukaan dalam
berbentuk nodul.
25
Tuberkuloma merupakan jaringan granulasi
yang terlokalisasi pada proses infeksi TB primer
maupun Post Primer dengan gambaran secara
umum sebagai nodul soliter dengan diameter
lebih dari 5cm dengan kalsifikasi dan beberapa
dengan bentuk kavitas.
Tuberkuloma dapat soliter ataupun multiple
dengan diameter 0,5 cm hingga 4 cm, terdapat
lesi satelit pada 80% kasus dan kalsifikasi pada
20-30% kasus 26
Gambaran tuberkuloma
yang terproyeksi pada
hillus kanan tampak
kavitas dengan dinding
berbatas tegas.
27
CT Scan Thoraks
tampak pada segmen
superior lobus inferior
paru kanan nodul
dengan kalsifikasi
berbentuk bulat berbatas
tegas dengan ukuran 1,5
cm.
28
29
Kasus yang jarang terjadi dan memiliki
gambaran mirip infeksi paru kronik yang lain
seperti Tuberkulosis paru atau histoplasmosis
atau penyakit paru obstruktif kronis
terutama pada usia lanjut.
Faktor risiko terjadinya CNA seperti TB paru,
terapi radiasi, pneumokoniasis dan fibrosis kistik
dan kondisi imunosupresi seperti DM, penyakit
liver kronik, penyalahgunaan alkohol, terapi
kortikosteroid jangka panjang dan penyakit
jaringan ikat/kolagen
30
Batuk produktif, batuk darah dan penurunan berat
badan dalam 1 hingga 3 bulan
Lesi kavitas pada paru dengan gambaran infililtrat
disekitar kavitas, adanya peningkatan ukuran kavitas
dan terbentuknya kavitas baru
hasil positif pada antigen presipitin aspergillus test
dari bahan aspirat yang diisolasi dari kavitas atau
kavum pleura atau terdapat jamur aspergillus spp
pada isolasi dari aspirat kavitas atau kavum pleura
peningkatan kadar marker inflamasi seperti C reaktif
proten,kekentalan plasma darah dan laju endap sel
darah merah.
Dapat disingkirkannya penyebab pathogen yang lain
dari hasil kultur dan tes serologi pada penyakit
dengan gambaran klinis dan patologis yang sama 31
Gambaran “Air
Cressent Sign”
menunjukan adanya
destruksi parenkim
paru akibat
progresifitas infeksi
aspergillus spp serta
tampak penebalan
pleura.
32
Tampak gambaran
dengan berbagai
ukuran nodul
terkalsifikasi pada
kedua paru dan
juga tampak
kalsifikasi pada
NnLL Hilus10
33
Gambaran CT Scan
Histoplasmosis pada
lobus bawah paru
kanan dengan
gambaran nodul
tunggal dengan
kalsifikasi sentral
34
Gejala demam tinggi yang tidak respon terhadap
pemberian antibiotik spektrum luas dengan
disertai gejala dan tanda lain seperti nyeri pleura
(pleuritic pain), hemoptisis, perdarahan paru atau
adanya kavitas pada paru
Faktor risiko meliputi netropenia yang
berkepanjangan, transplantasi sel darah,
transplantasi organ solid, penggunaan
kortikostreoid dosis tinggi dalam jangka
panjang, keganasan darah, AIDS, terapi sitotoksi
35
Kriteria mayor Kriteria minor
Halo sign Gejala infeksi saluran
Air crescent sign respirasi bawah
Kavitas dalam area Pada auskultasi
konsolidasi terdengar suara pleural
rub
Tampak infiltrate baru
Efusi pleura
36
Possible IPA Probable IPA
Terdapat faktor risiko Terdapat faktor risiko
Dan hasil positif Dan hasil positif
aspergillus spp pada aspergillus pada kultur
kultur BAL sputum atau BAL dan
(bronkoalveolar lavage) hasil positif assay
atau sputum atau hasil galaktomannan
galaktomannan assay Dan 1 kriteria mayor
positif atau 2 kriteria minor
Atau 1 kriteria mayor
atau 2 kriteria minor 37
Proven IPA/Aspergilosis invasif
Pemeriksaan histopatologi jaringan paru
terdapat gambaran hifa aspergillus dengan
jaringan organ yang rusak
Atau Hasil kultur positif pada spesimen yang
diambil dari jaringan paru dengan prosedur
steril dan gambaran radiologis pada sisi lesi
mendukung infeksi jamur Aspergillus spp
38
Bentuk AirWay Invasif
Didefiniskan sebagai adanya aspergillus spp
pada lapisan dalam membrane basalis bronkus.
41
Aspergillosis angio-
invasif dengan
gambaran pada CT
axial tampak nodul
yang luas dengan
gambaran ‘Halo
Sign”
38
CT Scan pada laki
laki 34 tahun dengan
Sarkoma Kaposi
dan AIDS, tampak
multiple nodul paru
hemoragik dengan
“Halo Sign”.
42
Metastasis Hemoragik
Gambaran CT tampak
multiple nodul dengan
“Halo Sign” dengan
“ground Glass
Appearance” yang
mendukung adanya
perdarahan
43
Reaksi Hipersensitifitas terhadap
aspergillus fumigates
Asma Asma
Tes skin positif terhadap Tes skin positif terhadap
antigen aspergillus antigen aspergillus
Serum Ig E >1000 iu/L Serum Ig E >1000 iu/L
Peningkatan serum IgE dan Peningkatan serum IgE dan
IgG yang spesifik terhadap IgG yang spesifik terhadap
Aspergillus fumigates Apsergillus fumigates
Terdapat bronkiektasis Terdapat transient infiltrate
sentral pulmonal
45
gambaran CT Scan Thoraks ABPA terutama adanya
impaksi mucus dan bronkiektasis dengan
predominan pada bronkus segmental dan
subsegmen lobus superior yang membentuk
gambaran huruf “Y” atau “V” yang terbalik atau
opasitas “finger on glove”
sekitar 30% penderita ABPA pada Gambaran CT
tampak atenuasi mukus yang mengalami impaksi
atau memperlihatkan gambaran kalsifikasi Frank
46
tampak penyangatan
pada plug mucus
(HU 102) sebagai
efek adanya garam
kalsium atau logam
(besi dan mangan)
atau kalsifikasi
Frank
47
48
massa endobronkial,
atresia bronchial
bronkiektasis.
49
Bronkiektasis tubuler
atau silinder dengan
gambaran CT tampak
bronkiektasis yang luas
sebagian tampak pada
segmen apikal lobus
inferior paru kanan
50
Gambaran atresia bronkus
sebagai opasitas berbatas
tegas dengan dikelilingi
area emfisematous (tanda
anak panah
Patogenesisnya akibat
impaksi mukus dan
dilatasi pada distal
segmen bronkus yang
mengalami atresia. 51
53
54
55
56
57
58
59
60
61
Penanganan hemoptisis masif dengan embolisasi
Arteri bronkialis memiliki angka keberhasilan
hingga 64%
angka rekurensi kejadian hemoptisis masif
hingga 55% pada bulan 1 hingga 10 dengan rerata
bulan 2 dan memerlukan tindakan ulangan
embolisasi.
Rekurensi pada hemoptisis disebabkan karena
adanya rekanalisasi pembuluh darah yang
diembolisasi dan revaskularisasi sirkulasi
pembuluh darah kolateral. 62