Anda di halaman 1dari 14

Kompilasi Pertanyaan

Pertemuan Sosialisasi SE Dirjen P2P tentang


Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB

Jakarta, 03 Mei 2021


Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk pasien terkonfirmasi Rif Sen dan memiliki Riwayat
pengobatan sebelumnya akan dilanjutkan dengan pemeriksaan uji
kepekaan terhadap INH. Apakah pemeriksaan uji kepekaan INH
sudah tersedia di laboratorium rujukan TB?

Jawab:
Belum tersedia. Pemeriksaan uji kepekaan INH akan dilakukan
dengan pemeriksaan LPA lini 1 atau jika sudah tersedia kartrid
XDR
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Jika pasien dengan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan
memiliki hasil TCM Rif Sensitif maka akan dilanjutkan dengan
pemeriksaan uji kepekaan INH. Pada kasus tersebut, apakah
diperbolehkan untuk melanjutkan pengobatan TB yang telah
dilakukan?

Jawab:
Ya dapat dilanjutkan pengobatannya. Penjelasan mengenai hal
tersebut dapat dilihat pada poin A.5.c2 pada SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Pelaksanaan pemeriksaan LPA lini 1 (uji kepekaan INH)
akan tersedia dan berlaku mulai kapan?

Jawab:
Direncanakan akhir tahun 2021
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Bagaimana alur dan jejaring rujukan untuk pemeriksaan
uji kepekaan INH (LPA Lini 1)?

Jawab:
Jika pemeriksaan LPA lini 1 telah tersedia, maka akan
diinformasikan secara resmi dari Subdit TB.
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Dalam surat edaran terbaru, penegakan diagnosis TB dilakukan dengan
TCM baik untuk sampel TB paru ataupun ekstraparu. Terkait hal tersebut,
apakah pemeriksaan TCM untuk sampel dahak dan non-dahak apakah bisa
dilakukan di semua fasyankes TCM, baik yang berada di PKM atau RS?
Jawab:
Untuk sampel dahak bisa dilakukan pemeriksaan di semua fasyankes TCM
(PKM/RS). Pemeriksaan TCM dari sampel non-dahak (ekstraparu) harus
dilakukan di fasyankes yang memiliki tambahan alat (BSC dan
biocontainment sentrifus). Hal ini dijelaskan pada “Juknis Pemeriksaan TB
dengan TCM”.
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk pemeriksaan uji kepekaan TCM XDR apakah sudah
tersedia? Bagaimana implementasi dan rencana
penggunaan kartrid TCM XDR tersebut?

Jawab:
Pemeriksaan dengan kartrid XDR saat ini belum tersedia
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Apa perbedaan antara kartrid TCM MTB/Rif, MTB/RIF Ultra, dan XDR?
Apakah ada kriteria atau ketentuan khusus dalam penggunaan kartrid ultra?
Jawab:
• Kartrid MTB/Rif dan MTB/RIF Ultra sama-sama mendeteksi MTB dengan
rifampisin resistan. Perbedaannya adalah pada sensitivias dan spesifisitas.
Kartrid Ultra lebih sensitif dengan tingkat deteksi 16 cfu/mL, sedangkan
kartrid MTB Rif 131 cfu/mL.
• Kartrid MTB/RIF Ultra belum tersedia dan masih akan gunakan secara
terbatas dalam kerangka operasional awal terlebih dahulu. Kartrid yg tersedia
dilayanan adalah kartrid MTB/Rif biasa.
• Katrid XDR digunakan untuk mendeteksi MTB dengan resistansi pada jenis
obat golongan FQ, H, Amk, Km, Cm, dan Eto. Kartrid XDR juga saat ini belum
digunakan dan tersedia di layanan.
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Bagaimana ketentuan untuk pengulangan pemeriksaan TCM? dan di mana
pengulangan TCM tersebut dilakukan di fasyankes awal atau di fasyankes
rujukan untuk pengobatan?

Jawab:
• Pengulangan pemeriksaan TCM dilakukan jika terdapat Hasil MTB pos
Rif resisten dari kriteria terduga TBC baru dan hasil pengulangan (yang
memberikan hasil MTB pos) yang menjadi acuan.
• Pengulangan juga bisa dilakukan pada hasil TCM indeterminate, error,
invalid, dan no result. Pengulangan hanya diperbolehkan 1x.
• Pengulangan pemeriksaan TCM di fasyankes awal yang mendiagnosis
terduga
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk pasien TB RO yang berasal dari ODHA, apakah dapat
langsung diberikan pengobatan STR tanpa menunggu hasil
LPA lini dua?

Jawab:
Silakan mengacu pada Juknis TB RO 2020. Pasien dikirim
dahak untuk pemeriksaan LPA dan uji kepekaan, apabila
dalam waktu 7 hari sesudah spesimen diterima lab, hasil LPA
belum keluar, maka dapat dilakukan inisiasi pengobatan,
kemudian sesuaikan pengobatannya dengan hasil LPA
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk pemantauan pengobatan pasien TB (SO/RO), pemeriksaan apa
saja yang perlu dilakukan untuk pemantauannya?

Jawab:
• Pemantauan pengobatan pasien TB SO menggunakan pemeriksaan
mikroskopis. Pemeriksaan mikroskopis tetap diperlukan untuk
pemantauan pengobatan pasien TB SO.

• Pemantauan pengobatan pasien TB RO menggunakan pemeriksaan


mikroskopis dan biakan.
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk uji resistansi terhadap OAT BDQ dan CFZ apakah
dilakukan melalui pemeriksaan LPA atau CDST (culture &
drug susceptibility test)/ uji kepekaan?

Jawab:
Uji kepekaan
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Untuk pasien TB SO yang telah terdiagnosis dengan mikroskopis
BTA, apa diperlukan pemeriksaan lanjutan dengan TCM? Bagaimana
status diagnosis dan tindaklanjut pengobatannya?
Jawab:
• Ya, pasien TB yang telah terdiagnosis dengan mikroskopis harus
dilakukan pemeriksaan lanjutan (follow on testing) menggunakan
TCM untuk melihat status resistansi terhadap rifampisin.
• Status diagnosis dan tindaklanjut pengobatan sesuai informasi
yang dijelaskan pada SE pada poin A.10.a, sedangkan pasien yang
terdiagnosis TB klinis dengan hasil BTA negatif sebelumnya
tindaklanjut dilakukan sesuai poin A.10.b.
Kompilasi FAQ SE Dirjen P2P tentang
Perubahan Alur Diagnosis dan Pengobatan TB
• Kapan pengobatan OAT kategori 2 tidak digunakan lagi,
mengingat masih tersedia OAT kategori 2 di beberapa
kabupaten kota di provinsi kami?
Jawab:
• Mulai tahun 2021, Program TB tidak menyediakan OAT kat
2
• Namun, bila di instalasi farmasi fasyankes/kab kota/provinsi
masih tersedia stok OAT kat 2 maka harus tetap
dimanfaatkan sampai habis.

Anda mungkin juga menyukai