Anda di halaman 1dari 5

APUS DARAH MALARIA

Sediaan apus darah

Sediaan apus darah sebelum (kiri) dan sesudah (kanan) pewarnaan dengan Giemsa.

1. Hapusan darah tepi adalah tindakan diagnostik yang digunakan dalam evaluasi dan
diagnosis berbagai kondisi medis, atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Blood
Smear. Ini adalah tindakan standar jika dokter menduga ada penyakit atau infeksi,
Hapusan darah tepi biasanya tes diagnostik pertama yang dilakukan.
2. Sediaan apus darah (sediaan apus darah tepi / preparat darah) adalah salah satu
teknis pemeriksaan sel-sel darah menggunakan mikroskop. Pemeriksaan sediaan
darah umumnya digunakan untuk membantu pemeriksaan kelainan darah dan juga
infeksi parasit, seperti malaria, anemia, penyakit kuning, memar abnormal, nyeri
tulang, ruam, infeksi, penurunan berat badan, atau gejala flu berulang.
3. Selama hapusan darah tepi, teknisi laboratorium akan memeriksa tiga komponen
utama darah:

Trombosit
Sel darah putih
Sel darah merah

Trombosit adalah sel yang memungkinkan pembentukan gumpalan darah untuk mencegah
darah mengalir dengan bebas dalam luka. Hal ini memainkan peran penting dalam proses
penyembuhan. Sementara itu, sel-sel darah putih merupakan bagian penting dari sistem
kekebalan tubuh karena mereka melawan zat asing dan penyakit menular. Sel darah merah, di
sisi lain, memberikan oksigen ke berbagai organ untuk memungkinkan mereka berfungsi
secara normal.

Teknisi akan melihat komponen-komponen ini di bawah mikroskop untuk memeriksa setiap
kelainan, seperti dalam bentuk sel-sel atau jumlahnya. Kelainan sel-sel ini menghasilkan
komplikasi dalam pengiriman oksigen, dalam sistem kekebalan tubuh, atau pembekuan
darah.

4. Sangat penting untuk memahami bahwa hasil hapusan darah tepi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Sangat penting bagi Anda untuk menginformasikan dokter, apa
saja obat, vitamin, atau suplemen yang Anda konsumsi jika diminta untuk menjalani
tindakan tersebut. Beberapa jenis pengobatan paling umum yang akan mempengaruhi
hasil tes hapusan darah tepi adalah antikoagulan dan obat untuk penyakit lain. Jika
Anda telah didiagnosa dengan penyakit tertentu sebelum menjalani hapusan darah
tepi, pastikan bahwa dokter telah diinformasikan soal ini untuk menghindari hasil
yang salah.
5. Teknik pembuatan
Sebagai bagian dari persiapan pembuatan sediaan apus, kaca objek (preparat kaca)
yang digunakan harus bersih dari kotoran dan diberi label berisi informasi tentang
nama pasien, tanggal pembuatan, dan kode identifikasi pasien. Selanjutnya, satu tetes
darah pasien diletakkan di ujung preparat kaca. Kaca preparat lainnya digunakan
untuk meratakan darah menjadi satu lapisan tipis (monolayer) agar bisa diamati di
bawah mikroskop. Kaca perata ini diletakkan di depan tetesan darah, kemudian tarik
ke belakang hingga darah merata pada setiap sudut. Pada tahap akhir, kaca perata
didorong ke depan dengan sudut 45-60C hingga terbentuk apusan sepanjang 3-4 cm.
Darah dibiarkan mengering di udara sebelum dilanjutkan ke proses pewarnaan.
6. Pewarnaan dan Pengamatan
Sel-sel darah harus diwarnai terlebih dahulu agar dapat diamati di bawah
mikroskop. Jenis pewarnaan yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan darah
adalah pewarnaan Romanowski, seperti Wright, Mary-Grunwald, dan Giemsa.
Berbagai komponen darah akan memiliki warna yang berbeda di bawah mikroskop.
Selanjutnya, preparat darah ditutup dengan kaca pelapis agar dapat disimpan dalam
waktu yang lama.
Pengamatan di bawah mikroskop umumnya dilakukan pada perbesaran 40x
dan terkadang 100x. Selain menghitung jumlah sel darah putih (terdiri dari: neutrofil,
limfosit, basofil, eosinofil, dan monosit), bentuk (morfologi) dan ukuran sel darah
merah (eritrosit) dan putih juga harus diamati dan dilaporkan kepada pasien atau
dokter terkait. Pemeriksaan apusan darah ini merupakan salah satu pemeriksaan awal
untuk mendeteksi kanker darah (leukemia), anemia, dan kelainan genetik seperti
talasemia.
7. Cara Kerja Hapusan Darah Tepi
Hapusan darah tepi akan memerlukan sampel darah Anda. Phlebotomist
adalah orang yang terlatih dalam menggambil sampel darah dan akan melakukannya
dalam tindakan ini. Pertama teknisi akan menempatkan tourniquet di atas lokasi
pengambilan darah. Ia kemudian akan menyuntikkan jarum langsung ke pembuluh
darah dan mulai menggambil darah. Anda mungkin akan merasa sakit saat tertusuk
jarum, tapi ini hanya berlangsung beberapa detik. Begitu darah yang diambil, rasa
sakit akan surut secara signifikan.
Setelah teknisi memperoleh jumlah yang cukup darah untuk tes, jarum akan
ditarik dan bola kapas akan ditempatkan di atas situs tusukan. Menerapkan sejumlah
kecil tekanan pada bola kapas akan memaksa darah untuk membeku dalam hitungan
detik. Setelah satu atau dua menit, Anda akan dapat mencabut bola kapas, seperti
pendarahan akan berhenti pada saat itu.
Sampel darah kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan. Hasil tes
akan diteruskan ke dokter pendiagnosa yang akan menafsirkan dan mendiskusikan
hasil tes dengan pasien.
Jika ada kelainan pada sel darah putih, ini bisa menunjukkan kondisi, seperti
malaria, hepatitis C, infeksi jamur, infeksi parasit, HIV, limfoma, leukemia akut, dan
gangguan limfoproliferatif. Untuk memastikan hasil temuan, dokter pendiagnosa akan
menggabungkan hasil hapusan darah tepi dengan hasil tes lain untuk mengkonfirmasi
gangguan tertentu.
Kelainan trombosit bisa menunjukkan gangguan mieloproliferatif,
trombositopenia, penyakit hati, hypothyroidism, atau penyakit ginjal.
Hasil sel darah merah yang abnormal dapat mengindikasikan anemia, penyakit sel
sabit, polisitemia, defisiensi vitamin B12, atau sindrom hemolitik uremik-.
Hasil hapusan darah tepi saja tidak dapat digunakan untuk memastikan adanya
penyakit tertentu atau gangguan. Namun, hasilnya akan menunjukkan dokter ada di
arah yang benar. Tes lain seperti biopsi sumsum tulang, hitung darah darah lengkap
(CBC), hemoglobin varian, jumlah limfosit mutlak, dan tes hipersensitivitas kulit
tertunda akan dibutuhkan untuk dokter untuk memastikan ada tidaknya penyakit
tertentu.
8. Sebagai standar emas pemeriksaan laboratoris demam malaria pada anak adalah
mikroskopik untuk menemukan parasit di dalam darah tepi. Pemeriksaan darah tetes
tebal (identifikasi plasmodium/tingkat parasitemia) dan tipis dengan pewarnaan
Giemsa untuk menentukan:

Ada/tidaknya parasit malaria.


Spesies dan stadium Plasmodium
Kepadatan parasit

- Semi kuantitatif:
(-) : tidak ditemukan parasit dalam 100 LPB
(+) : ditemukan 1-10 parasit dalam 100 LPB
(++) : ditemukan 11-100 parasit dalam 100 LPB
(+++) : ditemukan 1-10 parasit dalam 1 LPB
(++++): ditemukan >10 parasit dalam 1 LPB

- Kuantitatif
Jumlah parasit dihitung permikroliter darah pada sediaan darah tebal (leukosit) atau
sediaan darah tipis (eritrosit).
Contoh:
Bila dijumpai 1500 parasit per 200 leukosit, sedangkan jumlah leukosit 8000/uL
maka hitung parasit 8000/200 x 1500 parasit = 60.000 parasit/uL.
Bila dijumpai 50 parasit per 1000 eritrosit = 5%. Bila jumlah eritrosit 450.000
maka hitung parasit = 450.000/1000x50 = 225.000 parasit/uL

Gambar Tetes darah tebal dan tipis


Plasmodium falciparum menyerang semua bentuk eritrosit mulai dari retikulosit sampai
eritrosit yang telah matang. Pada pemeriksaan darah tepi baik hapusan maupun tetes tebal
terutama dijumpai parasit muda bentuk cincin (ring form). Juga dijumpai gametosit dan pada
kasus berat yang biasanya disertai komplikasi, dapat dijumpai bentuk skizon. Pada kasus
berat, parasit dapat menyerang sampai 20% eritrosit. Bentukseksual/gametosit muncul dalam
waktu satu minggu dan dapat sampai beberapa bulan setelah sembuh. Tanda-tanda parasit
malaria yang khas pada sediaan tipis, gametositnya berbentuk pisan dan terdapat bintik
Maurer pada sel darah merah. Pada sediaan darah tebal dapat dijumpai gametosit berbentuk
pisang, banyak sekali bentuk cincin tanpa bentuk lain dewasa (star in the sky), terdapat balon
merah di sisi luar gametosit.

Plasmodium falciparum

Plasmodium vivax terutama menyerang retikulosit. Pada pemeriksaan darah tepi bik hapusan
tipis maupun tebal biasanya dijumpai semua bentuk parasit aseksual dari bentuk ringan
sampai skizon. Biasanya menyerang kurang dari 2% eritrosit. Tanda-tanda parasit malaria
yang khas pada sediaan darah tipis, dijumpai sel darah merah membesar, terdapat titik
Schuffner pada sel darah merah dan sitoplasma amuboid (terutama pada tropozoit yang
sedang berkembang dan bayangan merah di sisi luar gametosit

Plasmodium vivax

Plasmodium malariae terutama menyerang eritrosit yang telah matang. Pada sediaan hapusan
darah perifer tipis maupun tetes tebal dapat dijumpai semua bentuk parasit aseksual. Biasanya
parasit menyerang kurang dari 1% dari jumlah eritrosit. Parasit pada sediaan darah tepi tipis
berbenyuk khas seperti pita (band form), skizon berbentuk bunga ros(rosette form), tropozoit
kecil bulat dan kompak beisi pigmenyang menumpuk, kadang-kadang menutupi
sitoplasma/inti atau keduanya.

Plasmodium malariae

Untuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal-hal sebaga berikut:
Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negative, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam
sampai 3 hari berturut-turut.
Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan
parasit maka diagnosis malaria disingkirkan

9. Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Hapusan Darah Tepi

Hapusan darah tepi adalah prosedur yang sangat aman, tetapi ada risiko. Jika pasien
tidak terbiasa melihat darah, ia bisa pingsan selama tindakan. Jika jumlah darah yang diambil
cukup banyak, bisa jadi pasien akan merasa pusing, tapi ini akan hilang usai istrirahat
beberapa menit.

Risiko lainnya termasuk perdarahan yang berlebihan, hematoma, dan infeksi. Namun,
infeksi jarang terjadi karena rumah sakit menggunakan instrumen steril ketika mengambil
darah.

Selain itu, penting untuk menyadari bahwa orang memiliki ukuran pembuluh darah dan
arteri yang berbeda. Mengambil darah bisa mudah dilakukan ke sejumlah orang, namun sulit
kepada orang lain, terutama jika mereka mengalami dehidrasi. Jangan heran jika seorang
teknisi perlu memasukkan jarum beberapa kali sebelum menemukan pembuluh darah yang
cocok untuk mengambil darah.

10. Rujukan:

Bain BJ. The peripheral blood smear. In: Goldman L, Schafer AI, eds. Goldmans
Cecil Medicine. Edisi ke-24. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:bab 160.
Vajpayee N, Graham SS, Bern S. Basic examination of blood and bone marrow. In:
McPherson RA, Pincus MR, eds. Henrys Clinical Diagnosis and Management by
Laboratory Methods. Edisi ke-22. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2011:bab 30.
Medical Laboratory Science - Theory and Practice, J Ochei, A Kolhatkar. New Delhi:
Tata McGraw-Hill. 2000
Clinical Haematology - Theory and Procedure 4th Edition, Turgeon ML. Lippincott
Williams and Wilkins. 2005.

Anda mungkin juga menyukai