Anda di halaman 1dari 4

LED atau juga biasa disebut Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah ukuran

kecepatan endap eritrosit, menggambarkan komposisi plasma serta perbandingan eritrosit dan
plasma. LED dipengaruhi oleh berat sel darah dan luas permukaan sel serta gravitasi bumi
.Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah kita ke
dalam tabung khusus selama satu jam. Makin banyak sel darah merah yang mengendap maka makin
tinggi Laju Endap Darah (LED)-nya. Tinggi ringannya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang
sangat dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata orang
yang anemia, dalam kehamilan dan para lansiapun memiliki nilai Laju Endap Darah (LED) yang tinggi.
Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah (LED) tinggi, dan sebaliknya bila Laju Endap
Darah (LED) normalpun belum tentu tidak ada masalah. Jadi pemeriksaan Laju Endap Darah (LED)
masih termasuk pemeriksaan penunjang, yang mendukung pemeriksaan fisik dan anamnesis dari
sang dokter.

Tahap LED Berlangsung
a. Fase pengendapan lambat I
Beberapa menit setelah percobaan dimulai, sel darah merah dalam keadaan melayang, sulit
mengendap ( 1-30/menit )
b. Fase pengendapan cepat
Terjadi setelah darah saling berikatan membentuk rauleaux permukaan relatife kecil , masa menjadi
lebih berat ( 30-60 menit )
c. Fase pengendapan lambat II
Terjadi setelah sel darah mengendap, menampak di dasar tabung ( 60-120 menit )

Standar Laju Endap Darah
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux sel darah
merah berkumpul membentuk kolom, tahap pengendapan dan tahap pemadatan.
proses pengendapan eritrosit terjadi dengan 3 tahapan yang dilalui, yaitu:
1. Fase agregasi: terjadi pembentukan rouleaux (susunan seperti koin
bertumpuk),
2. Fase sedimentasi: agregat eritrosit mengendap dengan kecepatan
konstan
3. Fase pemadatan: kecepatan sedimentasi melambat karena agregat
eritrosit memadat di dasar tabung.

Faktor yang Mempengaruhi LED
a. Komposisi protein plasma
Protein plasma yang mempercepat LED adalah protein fase akut, terutama fibrinogen.
1

Protein fase akut lain yang juga berpengaruh adalah haptoglobin, ceruloplasmin, 1-acid-
glycoprotein, 1-antitrypsin, dan CRP.
2,3
Protein tersebut mempengaruhi LED dengan
menurunkan muatan negatif eritrosit (potensial zeta). Potensial zeta berperan untuk
menjaga eritrosit saling menjauh. Jika potensial zeta menurun, maka eritrosit akan
membentuk formasi rouleaux (tersusun seperti koin bertumpuk) yang dapat mengendap
lebih cepat.
1

Komponen plasma lain yang mempercepat LED adalah imunoglobulin dan kolesterol.
1

Komponen plasma yang memperlambat LED adalah albumin dan lesitin.
1

b. Ukuran dan bentuk eritrosit
Ukuran eritrosit yang besar (makrosit) mempercepat pengendapan, sedangkan ukuran yang
kecil (mikrosit) memperlambat pengendapan.
2,3

Bentuk eritrosit yang ireguler (poikilositosis, sferositosis, sel sabit) akan menghambat
pembentukan rouleaux sehingga memperlambat LED.
1,2,3

c. Konsentrasi eritrosit
Rasio eritrosit/plasma yang rendah, seperti pada keadaan anemia akan mempercepat LED.
3

Rasio eritrosit/plasma yang tinggi, seperti pada polisitemia akan memperlambat LED
d Faktor Teknik
Tabung tidak boleh miring, apabila terjadi kemiringan akan terjadi kesalahan 30% dan tidak boleh
banyak getaran
e. Faktor suhu
Semakin tinggi suhu maka LED juga semakin meningkan, begitupun sebaliknya semakin Rendah suhu
maka led akan menurun
Pemeriksaan LED metode Westergreen
Dalam Praktikum pemeriksaan Laju Endap Darah, etode yang diguakan yaitu Metode Westergreen,
Darah EDTA yang sudah diencerkan bersama NaCL 0.9% 4:1 yakni 4 bagian darah dari
EDTA ditambah dengan 1 bagian NaCl 0.9%. Lakukan homogenisasi sampel tersebut
dilakukan pemeriksaan. Setelah itu, sampel darah dapat dimasukkan ke tabung Westergreen
sampai skala 0. Tabung kemudian diletakkan ke rak dengan posisi tabung tegak lurus dan
pastikan jauh dari sinar matahari langsung juga getaran. Diamkan selama 1 jam, lalu catat
berapa skala mm terjadinya penurunan eritrosit. Dari praktikum yang telah dilakukan
didapatkan nilai LED dari :
Nama : Ayu Nur Fitriani
Umur : 19 tahun
Jenis kelain : perempuan
Nilai LED : 14 mm/jam
Dalam Pembacaan nilai LED,terdapat 3 lapisan :
1. Lapisan paling atas erupakan Plasma Darah
2. Lapisan bagian tengah adalah buffycoat yang terdiri dari trombosit dal
leukosid
3. Lapisan pang bawah pada tabung westergreen merupakan sel darah merah
yang mengendap yang dibaca pada skala atas pada sel darah merah sebagai
Nilai LED.
Nilai LED sebesar 14 mm/jam tersebut merupakan normal untuk Wanita dengan umur
kurang dari 50 tahun.
Implikasi klinik
Tidak hanya memengaruhi peningkatan dan penurunan tetapi juga terdapat masalah klinik
lainnya dalam pemeriksaan Laju Endap Darah. Masalah klinik tersebut mencakup penurunan
dan peningkatan kadar.
1. Peningkatan kadar:
-Demam rematik.
-Artritis reumatoid.
-MCI akut
-Penyakit kanker, seperti kanker lambung, payudara, hati, ginjal dan kolon.
-Penyakit Hodgkin
-Limfosarkoma
-Endokarditis bakterial
-Gout
-Hepatitis
-Mieloma Multipel
-Sirosis Hati
-Glomerulonefritis
-Tuberkulosis
-Sifilis
-Inflamasi panggul akut
-Terdapat penyakit hemolitik pada bayi yang baru lahir atau disebut pula eritroblastosis
fetalis.
-Kehamilan pada trisemester ke-2 dan ke-3.
-Penisilamin atau dikenal dengan Cuprimine.
-Prokainamid atau dikenal dengan Pronestyl.
-Kontrasepsi oral.
-Vitamin A.
-Teofilin.
Anemia
Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
Penyakit Thyroid
Diabetes
Penyakit jantung

2. Penurunan kadar:
-Penyakit anemia sel sabit.
-Mononukleus infeksiosa.
-Polisitemia vera.
-Artritis degenaratif.
-Angina pektoris.
-Pengaruh penggunaan obat seperti kinin, Etambutol, aspirin, prednison dan kortison.

nilai meningkat terjadi pada: kondisi infeksi akut dan kronis, misalnya tuberkulosis,
arthritis reumatoid, infark miokard akut, kanker, penyakit Hodkins, gout, Systemic Lupus
Erythematosus (SLE), penyakit tiroid, luka bakar, kehamilan trimester II dan III. Peningkatan
nilai LED > 50mm/jam harus diinvestigasi lebih lanjut dengan melakukan pemeriksaan
terkait infeksi akut maupun kronis, yaitu: kadar protein dalam serum dan protein,
immunoglobulin, Anti Nuclear Antibody (ANA) Tes, reumatoid factor. Sedangkan
peningkatan nilai LED > 100mm/jam selalu dihubungkan dengan kondisi serius, misalnya:
infeksi, malignansi, paraproteinemia, primary macroglobulinaemia, hiperfi brinogenaemia,
necrotizing vaskulitis, polymyalgia rheumatic.
nilai menurun terjadi pada: polisitemia, gagal jantung kongesti, anemia sel sabit,
Hipofi brinogenemia, serum protein rendah Interaksi obat dengan hasil laboratorium:
etambutol, kuinin, aspirin, dan kortison.

KESIPULAN
1, Pemeriksaan LED dengan metode westergreen didasarkan pada berat sel darah dan luas
permukaan sel serta gravitasi bumi
2. Darah EDTA yang sudah diencerkan bersama NaCL 0.9% 4:1 yakni 4 bagian darah dari
EDTA ditambah dengan 1 bagian NaCl 0.9%. sampel darah yang telah di dapat dimasukkan
ke tabung Westergreen sampai skala 0. Tabung kemudian diletakkan ke rak dengan posisi
tabung tegak lurus dan pastikan jauh dari sinar matahari langsung juga getaran. Diamkan
selama 1 jam, lalu catat berapa skala mm terjadinya penurunan eritrosit
Nilai LED dari Ayu Nur Fitriani sesuai dengan nilai rujukan (pada wanita < 20 tahun nilai
LED kurang dari 20 mm/jam )

Anda mungkin juga menyukai