Abstract
Along with the development of many imaging modalities, diagnosis of lung diseases
might be performed more precisely. Radiology examination for evaluating lung and chest
region is always started by chest radiograph. If there any suspiciousness about some
PENDAHULUAN
dilakukan dengan lebih terarah. Akan tetapi, tidak jarang satu manifestasi gambaran
radiologis dapat muncul pada beberapa jenis penyakit paru yang berbeda. Oleh karena
itu, kondisi klinis tetap menjadi pertimbangan utama terhadap arah diagnosis penyakit
Pemeriksaan radiologi yang dapat digunakan untuk mengevaluasi paru selalu diawali
dengan pemeriksaan sederhana yaitu radiografi polos dada/foto toraks. Setelah itu, baru
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
kemudian ditentukan pemeriksaan imaging lanjutan yang sesuai dengan kecurigaan klinis
dan gambaran yang dijumpai pada foto polosnya. Pemeriksaan imaging selanjutnya dapat
berupa :
lung disease maupun evaluasi kecurigaan suatu tumor dan staging tumor
organisasi atau berupa cairan saja) dan sebagai penuntun tindakan percutaneus
drainage.
intratoraks.
RADIOGRAFI POLOS
Gambaran kelainan paru yang dapat terlihat pada radiogram/foto toraks secara garis besar
terbagi menjadi dua, yaitu gambaran radioopaque dan radioluscent. Pada paru, kelainan
kista yang penuh terisi cairan. Sedangkan kelainan radioluscent dapat berupa kaverne,
bulla, air cyst, ataupun bronkiektasis. Konsolidasi merupakan gambaran opaque berbatas
tidak tegas; dapat berupa : (1) keradangan akibat adanya infiltrasi sel darah putih/pus ke
air-space distal yang dikenal sebagai infiltrat; (2) perdarahan pada parenkim paru
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
(misalnya pada contusio paru) ataupun (3) akumulasi cairan dalam alveoli yang sering
terjadi pada edema paru. Nodul merupakan lesi radiopaque berbatas tegas, dapat berupa
nodul granuler halus (fine nodule) atau milier ( diameter berkisar 2- 5 mm), ataupun
nodul kasar (coarse nodule) dengan diameter > 5 mm tetapi kurang dari 3 cm. Disebut
massa apabila lesi tersebut berukuran > 3 cm. Atelektasis memberikan gambaran
radioopaque berbentuk segitiga, umumnya dengan apeks dari bentuk segitiga tersebut
tulang.
Mengenai lesi radioluscent pada paru, disebut sebagai kavitas apabila dindingnya tebal
dan ireguler. Bulla merupakan koleksi gas dalam parenkim paru, berdinding tipis (< 1
mm), dapat berukuran lebih dari 1 cm. Air cyst merupakan kumpulan udara
intrapulmoner, berbatas tegas, berdinding tebal (> 1 mm) dan reguler. Honeycomb
appearance merupakan lesi luscent bulat multiple yang membentuk ’cluster’, seringkali
Gambaran kelainan radioopaque di luar paru bisa berupa efusi pleura, massa padat,
ataupun massa yang berisi cairan pada dinding toraks. Sedangkan kelainan radioluscent
di luar paru bisa berupa pneumotoraks ataupun akumulasi udara pada dinding toraks.
Asthma
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Pada saat serangan, gambaran radiografi toraks dapat menunjukkan hiperinflasi paru.
Komplikasi yang dapat dijumpai pada foto toraks antara lain konsolidasi akibat infeksi,
Bronkitis kronis
50% penderita bronkitis kronis memberikan gambaran foto toraks yang normal. Foto
bronchovascular marking, tramline halus atau opasitas tubuler, selain itu juga untuk
Emphysema
Ditandai dengan pengurangan vaskularitas paru perifer, hiperinflasi paru, dan perubahan
hiperinflasi paru disertai pendataran dan depresi dari diafragma. Jika terjadi hipertensi
arteri pulmonalis, akan terlihat pelebaran dari arteri pulmonalis sentral. Adanya
vaskularitas paru dapat terlihat lebih awal, dan adanya bulla juga lebih mudah untuk
dievaluasi.
Bronkiektasis
basal paru, kecuali pada TB dan cystic fibrosis, bronkiektasis sering terlihat pada paru
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
bagian atas. Bronkiektasis terbagi menjadi tipe silindris/ tubuler, varicosa dan
sakuler/cystic. Tipe silindris dan varicosa seringkali tidak teridentifikasi pada foto toraks,
sedangkan tipe sakuler dapat terlihat sebagai gambaran kistik multipel menyerupai
bronkiektasis, saat ini sudah mulai banyak digantikan oleh high resolution CT (HRCT).
bronchus dengan gambaran signet ring, bisa dengan atau tanpa disertai cairan di
dalamnya.
Cystic fibrosis
Peningkatan viskositas dari sekresi bronkial pada cystic fibrosis menimbulkan obstruksi
Konsolidasi
Dapat dijumpai pada pneumonia (dimana terjadi eksudat inflamasi akut), edema
pulmonum (baik itu kardiogenik maupun non kardiogenik), perdarahan paru, aspirasi,
alveolar cell carcinoma, limfoma maupun alveolar proteinosis. Pada konsolidasi dengan
airway yang paten akan terlihat gambaran air bronchogram akibat adanya kontras antara
Infeksi paru
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Viral pneumonia umumnya diawali oleh proses di bronkus distal dan bronkiolus sebagai
proses pada interstitial disertai destruksi epitel, edema dan infiltrasi limfositik. Pada
orang dewasa, viral pneumonia merupakan kondisi yang jarang terjadi, kecuali pada
gambaran konsolidasi, penebalan garis-garis septa akibat edema septum interlobar, efusi
Abses paru
Supurasi dan nekrosis jaringan paru dapat disebabkan oleh TB, infeksi jamur, tumor
maligna ataupun kista yang terinfeksi. Tetapi istilah abses paru umumnya mengacu pada
lesi kavitas akibat infeksi oleh bakteri pyogenik. Secara radiologis, abses dapat dikelilingi
oleh konsolidasi maupun tidak, dan seringkali terdapat air fluid level di dalamnya.
Dinding abses bisa saja tebal pada awalnya, tetapi seiring dengan terjadinya nekrosis dan
Pada TB primer , perubahan pada paru yang terjadi pada TB paru dapat berupa
konsolidasi pada area manapun pada paru, dan gambaran ini tidak spesifik kecuali
terdapat limfadenopati yang menyertainya. Penyembuhan yang terjadi bisa saja tidak
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
meninggalkan sequele pada foto toraks, tetapi juga bisa meninggalkan sequele dalam
Konsolidasi pada TB post primer umumnya terjadi pada apeks lobus superior atau
inferior, dan sangat jarang pada segmen anterior lobus superior. Infeksi yang progresif
dapat menimbulkan kavitas. Secara bersamaan, dapat pula terjadi fibrosis dan volume
loss yang menandakan suatu penyembuhan. Bersamaan dengan fibrosis, kavitas akan
primer, dengan gambaran area konsolidasi yang patchy, seringkali nodular. TB milier
dapat terjadi pada TB primer maupun post primer, dengan gambaran nodul-nodul halus
yang tersebar merata pada kedua paru. Tuberkuloma merupakan granuloma yang
terlokalisir, berupa nodul berbatas tegas dengan ukuran yang dapat mencapai 5 mm,
dapat terjadi akibat dari penekanan oleh kelenjar yang membesar. Penyembuhan dari
Limfadenopati hilus dan mediastinum merupakan gambaran yang umum pada TB primer,
baik disertai konsolidasi parenkim atau tidak. Setelah penyembuhan terjadi, dapat terjadi
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Perubahan pleura pada TB seringkali berupa efusi pleura. Pada TB primer, efusi pleura
yang menyertai seringkali unilateral akibat dari adanya infeksi subpleura. Efusi pleura
Pneumotoraks dapat terjadi akibat dari kavitas subpleura yang mengalami komplikasi.
Infeksi jamur
menyerupai TB paru post primer, dimana lesi yang ada dapat berupa solitary granuloma,
konsolidasi, kavitasi dan fibrosis. Suatu histoplasmoma dapat sangat mirip dengan
tuberkuloma.
Aspergilloma pada foto toraks tampak sebagai lesi opaque yang dikelilingi oleh udara di
dalam suatu kavitas yang disebut sebagai fungus ball. Fungus ball sangat baik dievaluasi
multiple nodul.
AIDS
Paru-paru terlibat pada sekitar 40% penderita AIDS, dimana 60-80% nya merupakan
Pneumocystic carinii pneumonia (PCP). Di awal terjadinya, PCP pada foto thorax bisa
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
tampak normal. Lebih khas lagi, akan tampak gambaran infiltrat perihiler yang berupa
progresivitasnya, akan terlihat opasifikasi yang menyebar pada parenkim paru, dan dapat
mengalami komplikasi berupa perubahan kistik ataupun pneumotoraks. Selain itu, PCP
Neoplasma paru
Peran radiologi yang penting dalam work-up neoplasma paru adalah untuk penemuan
tumor primer, staging serta sebagai guiding dalam biopsi transthorakal. Tumor maligna
yang sering terjadi pada paru adalah karsinoma bronkus. Gambaran radiologis yang
sering dijumpai pada karsinoma bronkus adalah pembesaran hilus, obstruksi jalan nafas
dengan kolaps segmental ataupun lobar (tergantung dari posisi tumor). Karsinoma
bronkus juga dapat terlihat sebagai massa di bagian perifer paru. Lima persen dari
karsinoma bronkus membentuk kavitasi akibat dari nekrosis pada bagian sentral tumor
ataupun terjadinya abses. Kavitas maligna umumnya berdinding tebal dengan batas
dinding dalam yang iregular. Kavitasi paling baik dievaluasi dengan CT . Selain untuk
menilai ekstensi tumor primer, CT juga digunakan untuk melihat adanya metastasis pada
obstruktif pneumonitis ataupun infiltrasi langsung dari tumor primer yang terletak di
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Sebagian besar proses metastasis pada paru umumnya akibat dari metastasis hematogen.
Meskipun dapat berasal dari berbagai tumor primer, 80% tumor primernya berasal dari
payudara, sistem urogenitas dan tulang. Gambaran metastasis pada paru umumnya
bilateral, dapat berupa nodul/massa dengan atau tanpa kavitasi dan atau kalsifikasi
Tumor benigna yang sering dijumpai pada paru adalah hamartoma, dengan gambaran
radiologis berupa nodul berbatas tegas, sering terletak perifer, 30% mengandung
Sekitar 80% carcinoid terletak di bagian sentral dari bronchus lobaris atau segmental,
menunjukkan nodul soliter yang berbentuk bulat atau oval dengan batas tegas. 5%
carcinoid mengalami metastasis, paling banyak adalah metastasis tipe osteoblastik pada
skeletal.
DISEASE
Interstitial lung disease menyebabkan sedikit perubahan gambaran udara dalam paru,
dalam paru. Interstitial disease tampak sebagai peningkatan nodul-nodul kecil (umumnya
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
berdiameter <5 mm) dan atau garis-garis tipis ( lebarnya <5 mm) di dalam paru, dimana
jumlah opasitas nodular ( dengan diameter < 10 mm) yang terdistribusi secara acak di
seluruh parenkim paru. Nodular pattern dapat dijumpai pada penyakit paru
lubang-lubang kecil yang saling membentuk network di dalam suatu opasitas halus yang
saling bersilangan. Reticular pattern dapat dijumpai pada gangguan dari connective tissue
beberapa jenis penumonia. Pada sebagian besar kasus, tidak ada ’clue’ imaging yang
CT merupakan modalitas imejing yang lebih sensitif dan lebih spesifik daripada
menilai lebih jauh adanya kelainan pada jaringan interstitial apabila terdapat kecurigaan
klinis adanya interstitial lung disease, dimana foto toraks menunjukkan gambaran yang
normal atau abnormalitas yang sangat minimal. Pemeriksaan CT scan yang dilakukan
adalah high resolution CT (CT scan dengan irisan-irisan yang tipis 2 mm), dimana
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
HRCT juga sangat dianjurkan untuk mengevaluasi diffuse lung disease seperti
inhalasi debu inorganik, baik itu debu aktif ( seperti asbes dan silika) ataupun debu
(diamater 2-5 mm), gambaran linier dan penebalan garis-garis septa paru. Limfadenopati
hilus umum dijumpai pada solicosis, dimana kelenjar tersebut dapat mengalami
seringkali memberikan gambaran radiologis berupa fibrosis paru, penebalan pleura dan
kalsifikasi.
lambung seperti yang terjadi pada Mendelson syndrome umumnya berupa edema
pulmonum, seperti yang terlihat pada penderita yang tenggelam. Aspirasi minyak mineral
seperti yang sering digunakan untuk kasus konstipasi kronis, tampak sebagai lipoid
pneumonia dengan gambaran opasitas yang luas dan dense menyerupai tumor. Aspirasi
parafin dapat berupa pneumonitis (umumnya pada daerah basal), yang dapat diikuti
berupa efusi pleura (umumnya bilateral), konsolidasi patchy, edema pulmonum, infark
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Gambaran radiologis dari ARDS adalah bayangan patchy bilateral yang terlihat
pada 24 jam pertama, yang menjadi ekstensif dalam beberapa hari kemudian. Jarang
terjadi efusi pleura, dan jantung umumnya tidak membesar. Jika terjadi infeksi
tumpangan berupa gram negatif pneumonia, dapat terlihat adanya efusi pleura ataupun
kavitas. Jika penderita dapat bertahan, gambaran alveolar shadowing akan menghilang
RINGKASAN
Terdapat berbagai modalitas radiologis yang dapat membantu diagnosis pada kelainan-
yaitu foto toraks, jika terdapat kelainan yang memerlukan evaluasi lebih mendalam maka
dilanjutkan dengan pemeriksaan radiologis lain yang lebih advance sesuai indikasinya.
Referensi :
3. M. Walker CM. Abbott GF, Greene RE, et al. Review : Imaging Pulmonary
Infection: Classic Signs and Patterns. AJR 2014; 202 (3): 479-492.
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali
Dipresentasikan pada PKB Ilmu Penyakit Paru I, 22-23 Juli 2017, Jimbaran, Bali