DENGAN CA PARU
Kelompok 9
Anggota :
1. Tidy Orchida ( C2018160 )
2. Tiffa Ayu Hanifah ( C2018161 )
3. Tina Ramadhani ( C2018162 )
F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT-scan dan MRI
Pemeriksaan CT-scan dada lebih sensitif dibandingkan dengan fotodada PA karena
dapat mendeteksi massa ukuran 3 mm. MRI dilakukan untuk mengetahui penyebaran
tumor ke tulang belakang.
2. Foto dada secara postero-anterior
Pada foto dada PA dapat dilihat adanya gambaran massa di daerah hilus atau
parahiler atau apeks, lesi parenkim, obstruksi, kolaps didaerah peripleura dan
pembesaran mediastinum.
3. Pemeriksaan sitologi sputum
Pemeriksaan sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan seperti batuk.
Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena ia tergantung dari :
a.Letak tumor terhadap bronkus
b. Waktu pemeriksaan sputum ( sputum harus segar)
Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostic kanker paru dapat dilakukan pada cairan
pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan
bronkus pada bronkoskopi.
4. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku penegakan diagnosis kanker paru.
Pengumpulan bahannya dapat melalui bronkoskopi, biopsi transtorakal, torakoskopi,
mediastinoskopi dantorakotomi.Hasil pemeriksaan dapat mengklasifikasikan
tipekanker.SCLC ditandai dengan gambaran yang khas dari sei kecil mirip gandum
dengan sitoplasma yang sedikit dalam sarang-sarang atau kelompok tanpa organisasi
skuamosa atau glandular.
Pada SCC ditandai dengan variasi sel-sel neoplasma yang berkeratin yang
berdiferensiasi baik sampai dengan tumor anaplastik dengan beberapa fokus
diferensiasi.Pada adenokarsinoma ditandai dengan sel-sel kanker berbentuk sei
kelenjar dengan produksi musin dan dikelilingi dengan jaringan desmoplastik di
sekitarnya.Sedangkan pada karsinoma sei besar menunjukkan gambaran histologi
yang aneh dan tidak khas selain ketiga jenis lainnya, bisa dalam bentuk skuamosa dan
glandular dengan diferensiasi buruk dengan seldatia, sei jernih dan varian sei
berbentuk kumparan di dalamnya.
5. Pemeriksaan serologi
Beberapa petanda kanker paru yang dipakai sebagai penunjang diagnosis yaitu CEA
(carcinoma embryonic antigen), NSE(neuron-spesific enolase) dan Cyfra 21-
l(Cytokeratin fragment 19).
6. Pemeriksaan bone scanning
Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang.
Insedens metastasis tumor non small cell lung cancer ( NSCLC ) ke tulang dilaporkan
sebesar 15 %
G. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Penatalaksanaan keperawatan adalah Terapi Oksigen. Jika terjadi hipoksemia,
perawat dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal kanula sesuai dengan
permintaan. Bahkan jika klien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat
memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki dispnea dan
kecemasan.
b. Monitor asupan dan keluaran sertapertahankan hidrasi
c. Anjurkan mobilisasi secara dini
d. Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi respirasi abnormal
dan perubahan lainnya.
e. Lakukan penghisapan secret sesuai kebutuhan dan anjurkan untuk melakukan
pemapasan dalam dan batuk sesegera mungkin. Periksa sekresi lebih sering.
2. Medis
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru -paru yang tidak terkena kanker
b. Toraktomi eksplorasi
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya
karsinoma, untuk melakukan biopsy.
c. Pneumonektomi (pengangkatan paru)
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
d. Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
e. Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
f. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
g. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sei kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
H. Komplikasi
1. Sindrom vena kava superior
Obstruksi sebagian atau menyeluruh vena kava superior, merupakan komplikasi
potensial kanker paru, terutama ketika tumor melibatkan mediastinum superior atau
nodus limfe mediatinal.
2. Sindrom paraneoplastik
Kanker paru yang mencakup sindrom sekresi ADH yang tidak tepat ( SIADH )
dengan retensi cairan, edema, terkait ACTH abnormal dan hiperkalsemia. Tumor paru
juga dapat menghasilkan factor prokoagulasi, meningkatkan risiko thrombosis vena,
emboli paru, dan endokarditis trombotik. Pada kanker paru, gejala neuromuscular
seperti kelemahan otot dan keletihan ekstermitas dapat menjadi indikasi pertama
penyakit.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap pertama dalam proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sitematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan ditunjukan pada respon klien terhadap masalah kesehatan
yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia ( Nursalam 2021 ).
a. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan
terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekeijaan, TB/BB, alamat.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Umumnya keluhan yang dialami meliputi batuk produktif, dahak bersifat
mukoid atau purulen, batuk berdahak, malaise, demam, anoreksia, berat badan
menurun, sesak napas pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang
makin luas, serta mengalami nyeri dada yang dapat bersifat local atau pleuritik.
Suara nafas terdengar wheezing atau stridor karena adanya obtruksi jalan nafas.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Terpapar asap rokok
b) Industri asbes, uranium, arsen (insektisda), besi dan oksidabesi
c) Konsumsi bahan pengawet
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ditemukan adanya riwayat keluarga yang pernah menderita
penyakitkanker.
d. Data dasar pengkajian pasien
Pemeriksaan bermacam-macam, tergantung pada jumlah akumulasi cairan,
kecepatan akumulasi dan fungsi paru sebelumnya.
1) Aktifitas / istirahat
Gejala kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea
akibat aktivitas
Tanda : kelesuan (biasanya tahap lanjut)
2) Sirkulasi
Gejala : JVD ( obstruksi vena kava)
Bunyi jantung gesekan pericardial (menunjukkan efusi)
Takikardi / disritmia
3) Integritas ego
Gejala : perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat /
potensi keganasan
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang-ulang
4) Eliminasi
Gejala : diare yang hilang timbul (karsinoma sei kecil), peningkatan frekuensi /
jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid.
5) Makanan / cairan
Gejala : penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan. Kesulitan menelan, haus / peningkatan masukan cairan.
Tanda : kurus, atau penampilan kurang bobot (tahap lanjut) edema wajah/leher,
dada punggung (obstruksi vena cava), edema wajah/periorbital
(keidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil) glukosa urine
(ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
6) Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada (biasaya tidak ada pada tahap dini dan tidak selalu pada
tahap lanjut) dimana dapat / tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.
7) Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sei besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
8) Pemafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi
sputum. Nafas pendek, Pekerja yang terpajan polutan, debu industry. Serak,
paralysis pita suara.
9) Riwayat merokok
Tanda ;Dispnea, meningkat dengan kerja, Peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi), Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area
yang mengalami lesi). Hemoptisis.
10) Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sei besar atau karsinoma),
Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil).
11) Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sei besar),
Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil)
e. Pengkajian fisik
1) Integument
Pucat atau sianosis sentral atau perifer, yang dapat dilihat pada bibir atau ujung
jari/dasar kuku mnandakan penurunan perfusi perifer.
2) Kepala dan leher
Peningkatan tekanan vena jugularis, deviasi trakea.
3) Telinga
Biasanya tak ada kelainan
4) Mata
Pucat pada konjungtiva sebagai akibat anemia atau gangguan nutrisi
5) Muka, hi dung, dan rongga mulut
Pucat atau sianosis bibir / mukosa menandakan penurunan perfusi
Ketidakmampuan menelan, Suara serak
6) Thoraks dan paru-paru
a) Paru : biasanya ditemukan adanya pernapasan takipnea, napas dangkal,
penggunaan otot aksesori pernapasan, batuk kering/ nyaring/ non produktif
atau mungkin batuk terus menerus dengan atau tanpa sputum, terjadi
peningkatan fremitus, krekels inspirasi atau ekspirasi.
b) Jantung : biasanya ditemukan adanya frekuensi jantung mungkin meningkat/
takikardia, bunyi gerakan pericardial (pericardial effusion).
7) Abdomen
Bising usus meningkat / menurun
8) System urogenital
Peningkatan frekuensi atau jumlah urine
9) System muskuluskeletal
Penurunan kekuatan otot
10) System persyarafan
Perubahan status mental / kesadaran : apatis, letargi, bingung, disorientasi,
cemas dan depresi, kesulitan berkonsentrasi
11) Data psikologis
Kegelisahan, pertanyaan yang diulang-ulang, perasaan tidak berdaya, putus
asa, emosi yang labil, marah, sedih.
f. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan non invasif
a) Sinar X (PA dan lateral), tomografi dada menggambarkan bentuk, ukuran dan
lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, efusi pleural,
atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebrata.
b) Pemeriksaan sitologi (sputum, pleura, atau nodus limfe) ; dilakukan untuk
mengkaji adanya tahap karsinoma
c)Mediastinoskopi : digunakan untuk per tahapan karsinoma
d) Scan radioisotope : dapat dilakukan pada paru, hati, otak, tulang dan organ
lain untuk metastasis
e)Pemeriksaan fungsi paru dan GDA : dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan ventilasi pasca operasi
g. Pemeriksaan invasif
1) Bronkoskopi dan biopsi dan penyikatan mukosa bronkus serta
pengambilan bilasan bronkus yang kemudian diperiksa secara patologianatomik.
Bronkoskopi serat optik: memungkinkan visualisasi, pencucian bagian dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya kasrinoma bronkogenik dapat dilihat)
2) Biopsi transtorakal dengan bimbingan USG atau CT Scan
3) Biopsi dapat dilakukan pada nodus skalen, odus limfe hilus, atau pleura untuk
membuat diagnose
4) Tes kulit, jumlah absolute limfosit: dapat dilakukan untuk mengevaluasi
kompetensi imun (umum pada kanker paru)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi bronchial sekunder karena
invasi tumor ( penyakit paru obstruksi kronis).
b. Ketidakefektifan pola napas b.d obstruksi bronkus,, deformitas dinding dada,
keletihan otot pernapasan.
c. Nyeri akut b.d agen cidera(karsinoma), penekanan saraf oleh tumorparu.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
menelan makanan, anoreksia, kelelahan dan dyspnea.
e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen( anemis), kelemahan
secara umum.
f. Ansietas b.d proses perkembangan penyakit.
g. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi proses dan pengobatan
penyakit.
3. Implementasi
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan ( intervensi ). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi Tujuan implementasi
adalah Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi
untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat,
mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, dan menemukan
perubahan sistem tubuh.
4. Evaluasi
Menurut Griffith dan cristense evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses
penilaian, pencapaian, tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.MenurutDinarti evaluasi terdiri dari dua tingkat yaitu:
a.Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap respon yang segera timbul
setelah intervensi dilakukan. Respon yang dimaksud adalahbagaimana reaksi pasien
secara fisik, emosi, sosial dan spiritual terhadapintervensi yang baru dilakukan.
b. Evaluasi sumatif disebut juga respon jangka panjang yaitu penilaianterhadap
perkembangan kemajuan ke arah yang tujuan atau hasil yangdiharapkan. Tujuannya
adalah memberikan umpan balik rencanakeperawatan, menilai apakan tujuan dalam
rencana tercapai atau tidak,menentukan efektif atau tidaknya tindakan yang telah
diberikan.
J. Referensi
Suryo (2010) Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Jakarta : Hal. 102.
Amin & Hardhi (2016) Asuhan Keperawatan Praktis NANDA Jilid 2 Yogyakarta: Hal.
318.
A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn.I
Tempat/Tgl Lahir : Lubuk Alung / 06-06-1966
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir: SMA
Diagnosa Medis (Bila ada) : -
Alamat : Kerten Rt01/01, Laweyan, Surakarta
2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny.E
Alamat : Kerten Rt01/01, Laweyan, Surakarta
No.Telepon : 0821-2813-0300
Hubungan dengan klien : Istri
GENOGRAM
Keterangan :
:laki-laki
: perempuan
X :meninggal
:pasien
------- :tinggal serumah
3. Alasan utama datang ke RS/Menghuni PSTW :
Klien datang ke RS.Aisyiyah pada tanggal 10 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB dengan
keluhan nafas sesak dan dadanya sakit
4. Keluhan utama saat ini :
klien mengatakan nafas sesak, klien mengatakan sulit bernafas, klien mengatakan, klien
tampak menggunakan otot bantu pernapasan, klien tampak sesak nafas, pasien
mengatakan mudah lelah, pasien tampak lemah, pasien tampak lesu, pasien tampak
meringis kesakitan, pasien tampak memegangi dada
P: Pasien mengatakan nyeri akan bertambah jika berdiri
Q:Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk
R:Pasien mengatakan nyeri di dada
S:Pasien mengatakan skalanya 5
T: Pasien mengatakan selang waktu nyeri 10 menit
5. Riwayat Pekerjaan dan status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : Pensiunan
Pekerjaan sebelumnya : Kantor Asuransi
Sumber Pendapatan : ±Rp.2.000.000
Kecukupan Pendapatan : Cukup
6. Aktivitas Rekreasi
Hobi : berkebun
Berpergian/wisata :-
Keanggotaan organisasi :-
Lain – Lain :-
7. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Nama Keadaan Saat ini Keterangan
Andi Meninggal Kakak
Tono Meninggal Kakak
Cahyono Sehat Adik
b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir) :
Nama : Tn.A
Umur : 64 tahun
Penyebab Kematian : Kecelakaan saat bekerja
Nama : Tn.T
Umur : 60 tahun
Penyebab Kematian : Kecelakaan saat bekendara
c. Kunjungan keluarga :-
d. Riwayat Alergi : Tidak ada
A. Analisa data
No. Data Etiologi problem
1. Ds : Hiperventilasi Ketidakefektifan
-klien mengatakan sulit bernafas pola nafas
-klien mengatakan dadanya sakit
Do
-klien tampak menggunakan otot
bantu pernafasan
-klien tampak napas sesak
-RR: 32x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m
Do :
-pasien tampak lemah
-pasien tampak lesu
-Pasien tampak sesak nafas
-Pasien tampak meringis kesakitan
-Pasien tampak memegangi dada
B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
2. Nyeri kronis b/d kelelahan
2. 10, Nyeri kronis Setelah dilakukan 1.Kaji skala nyeri 1.Mengetahui Tina
Oktober berhubungan tindakan 2.Kaji kelelahan perkembangan Ramadhani
2021 dengan keperawatan 3x24 3.Berikan posisi skala nyeri
08.00 WIB kelelahan jam di harapkan yang nyaman 2.Mengetahui
kelelahan 4.Berikan teknik perkembangan
menghilang nafas dalam kelelahan
Kriteria hasil: 5.Ajarkan cara utuk 3.Memberikan
-lelah menghilang mengatasi nyeri rasa nyaman
-nyeri 6.Kolaborasi 4.Mengurangi
menghilang dengan dokter nyeri
-skala nyeri 0-1 untuk pemberian 5.Mengatasi nyeri
-lesu menghilang obat 6.Memberikan
terapi
penyembuhan
E. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam)
1. 10, Oktober 2021 I S: Tina
08.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas
-klien mengatakan
dadanya sakit
O:
-klien tampak
menggunakan otot bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
-RR: 32x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m
A :Ketidakefektifan pola
nafas b/d hiperventilasi
belum teratasi
P :intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,6,7
P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6
O:
-klien tampak
menggunakan alat bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
berkurang
-RR: 29x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m
A: Ketidakefektifan pola
nafas b/d khiperventilasi
sebagian teratasi
P: lanjutkan intervensi
1,2,4,7
O:
-pasien tampak lemah
berkurang
-Pasien tampak sesak
nafas berkurang
-Pasien tampak meringis
kesakitan
P: Lanjutkan intervensi
1,2,5,6
O:
-klien tampak
menggunakan alat bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
berkurang
-RR: 24x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m
A: Ketidakefektifan pola
nafas b/d khiperventilasi
teratasi
P: Intervensi dihentikan
O:
-pasien tampak lesu
berkurang
-Pasien tampak sesak
nafas berkuran
-Pasien tampak rileks
P: Intervensi dihentikan
F. Evaluasi Sumatif
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam)
1. 12, Oktober 2021 I S: Tina
21.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas menghilang
-klien mengatakan dadanya
sakit berkurang
O:
-klien tampak bernafas
dengan leluasa
-klien tampak napas sesak
menghilang
-RR: 23x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m
A : Ketidakefektifan pola
nafas b/d hiperventilasi
teratasi
P:Intervensi di hentikan /
BLPL
O:
-pasien tampak lesu
berkurang
-Pasien tampak sesak nafas
berkuran
-Pasien tampak rileks
P:Intervensi di hentikan /
BLPL