Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

DENGAN CA PARU

Dosen : Erika Dewi Noorratri, S.Kep.Ns, M.Kep,


Rizki Agustin Purwaningtyas, S.Kep.,Ns.,M.Kep.

Kelompok 9
Anggota :
1. Tidy Orchida ( C2018160 )
2. Tiffa Ayu Hanifah ( C2018161 )
3. Tina Ramadhani ( C2018162 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN
CA PARU

A. Definisi Kanker Paru-paru


Menurut World Health Organization (WHO), kanker paru-paru merupakan
penyebab kematian utama dalam kelompok kanker baik pada pria maupun wanita.
Sebagian besar kanker paru-paru berasal dari sel-sel di dalam paru-paru, tetapi bisa juga
berasal dari kanker di bagian tubuh lain yang menyebar ke paru- paru(Suryo, 2010).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi
primer. Kebanyakan tumor ganas primer dari sistem pernapasan bawah bersifat epithelial
dan berasal dari mukosa percabangan bronkhus (Muttaqin, 2018).
Kanker paru atau karsinoma bronkogenik merupakan tumor ganas primer system
mukosa pernapasan bagian bawah yang bersifat epithelial dan berasal dari mukosa
percabangan bronkus (Nanda.2015 ).
B. Etiologi
Penyebab dari kanker paru masih belum diketahui, namun diperkirakan bahwa
inhalasi jangka panjang dari bahan-bahan karsiogenik merupakan factor utama, tanpa
mengesampingkan kemungkinan peranan pridisposisi hubungan keluarga ataupun suku
bangsa atau ras serta status imonologis seperti kekebalan tubuh. Dari beberapa
kepustakaan kebiasaan merokok menjadi penyebab utama dan penyebab lain seperti
polusi udara, diet yang kurang mengandung ( vitamin A, dan betakaronin ), infeksi
saluran pernapasan kronik, dan keturunan/ genetic (Nanda, 2015).
C. Manifestasi Klinis
Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Bila sudah
menunjukkan gejala berarti pasien sudah dalam stadium lanjut.
1. Gejala dapat bersifat local( tumor tumbuh setempat) :
a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis
b. Hemoptisis
c. Mengi(wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran nafas
d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
2. Invasi local
a. Nyeri dada
b. Dispnea karena efusi pleura
c. Sindrom vena cava superior
3. Gejala penyakit metastasi
a. Pada otak, tulang, hati, adrenal
b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
4. Sindrom paraneoplastik( terdapat pada 10 % kanker paru ) dengan gejala :
a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
b. Hematologi : leukositosi, anemia
c. Neurologic : ataksia, tremor
d. Endokrin : sekresi berlebihan hormone paratiroid ( hiperkalasemia )
5. Asimtomatik dengan kelainan radiologis
a. Sering terdapat pada perokok dengan PPOK/COPD yang terdeteksi secara
radiologis
b. Kelainan berupa nodul soliter.

D. Klasifikasi berdasarkan TNM : tumor, nodul, metastase


1. T :
TO : tidak tampak tumor primer
T1 : diameter tumor < 3cm, dapat disertai atelektasis atau pneumonitis, namun
berjarak lebih dari 2cm dari karina, serta belum ada efusi pleura.
T2 : tumor ukuran besar dengan tanda invasi ke sekitar atau sudah dekat karina dan
atau disertai efusi pleura.
2. N
NO : tidak didapatkan perjalaran ke kelenjar limfe regional
N1 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe hilus ipsilateral
N2 : terdapat penjalaran ke kelenjar limfe mediastinum atau kontralateral
N3: terdapat penjalaran ke kelenjar limfe ekstratorakal
3. M
MO : tidak terdapat metastase jauh
Ml: sudah terdapat metastase jauh ke organ-organ lain

E. Patofisiologi disertai web of caution (WOC)


Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus menyebabkan
cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra.Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang
terbesar.Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan
supurasi di bagian distal.Gejala - gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,
dispneu, demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada auskultasi.Pada
stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya metastase,
khususnya pada hati.Ranker paru dapat bermetastase ke struktur - struktur terdekat seperti
kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. CT-scan dan MRI
Pemeriksaan CT-scan dada lebih sensitif dibandingkan dengan fotodada PA karena
dapat mendeteksi massa ukuran 3 mm. MRI dilakukan untuk mengetahui penyebaran
tumor ke tulang belakang.
2. Foto dada secara postero-anterior
Pada foto dada PA dapat dilihat adanya gambaran massa di daerah hilus atau
parahiler atau apeks, lesi parenkim, obstruksi, kolaps didaerah peripleura dan
pembesaran mediastinum.
3. Pemeriksaan sitologi sputum
Pemeriksaan sputum rutin dikerjakan terutama bila pasien ada keluhan seperti batuk.
Pemeriksaan sitologi tidak selalu memberikan hasil positif karena ia tergantung dari :
a.Letak tumor terhadap bronkus
b. Waktu pemeriksaan sputum ( sputum harus segar)
Pemeriksaan sitologi lain untuk diagnostic kanker paru dapat dilakukan pada cairan
pleura, aspirasi kelenjar getah bening servikal, supraklavikula, bilasan dan sikatan
bronkus pada bronkoskopi.
4. Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan histopatologi merupakan standar baku penegakan diagnosis kanker paru.
Pengumpulan bahannya dapat melalui bronkoskopi, biopsi transtorakal, torakoskopi,
mediastinoskopi dantorakotomi.Hasil pemeriksaan dapat mengklasifikasikan
tipekanker.SCLC ditandai dengan gambaran yang khas dari sei kecil mirip gandum
dengan sitoplasma yang sedikit dalam sarang-sarang atau kelompok tanpa organisasi
skuamosa atau glandular.
Pada SCC ditandai dengan variasi sel-sel neoplasma yang berkeratin yang
berdiferensiasi baik sampai dengan tumor anaplastik dengan beberapa fokus
diferensiasi.Pada adenokarsinoma ditandai dengan sel-sel kanker berbentuk sei
kelenjar dengan produksi musin dan dikelilingi dengan jaringan desmoplastik di
sekitarnya.Sedangkan pada karsinoma sei besar menunjukkan gambaran histologi
yang aneh dan tidak khas selain ketiga jenis lainnya, bisa dalam bentuk skuamosa dan
glandular dengan diferensiasi buruk dengan seldatia, sei jernih dan varian sei
berbentuk kumparan di dalamnya.
5. Pemeriksaan serologi
Beberapa petanda kanker paru yang dipakai sebagai penunjang diagnosis yaitu CEA
(carcinoma embryonic antigen), NSE(neuron-spesific enolase) dan Cyfra 21-
l(Cytokeratin fragment 19).
6. Pemeriksaan bone scanning
Pemeriksaan ini diperlukan bila diduga ada tanda-tanda metastasis ke tulang.
Insedens metastasis tumor non small cell lung cancer ( NSCLC ) ke tulang dilaporkan
sebesar 15 %

G. Penatalaksanaan
1. Keperawatan
a. Penatalaksanaan keperawatan adalah Terapi Oksigen. Jika terjadi hipoksemia,
perawat dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal kanula sesuai dengan
permintaan. Bahkan jika klien tidak terlalu jelas hipoksemianya, dokter dapat
memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki dispnea dan
kecemasan.
b. Monitor asupan dan keluaran sertapertahankan hidrasi
c. Anjurkan mobilisasi secara dini
d. Periksa tanda tanda vital dan awasi serta laporkan bila terjadi respirasi abnormal
dan perubahan lainnya.
e. Lakukan penghisapan secret sesuai kebutuhan dan anjurkan untuk melakukan
pemapasan dalam dan batuk sesegera mungkin. Periksa sekresi lebih sering.
2. Medis
a. Pembedahan
Tujuan pada pembedahan kanker paru sama seperti penyakit paru lain, untuk
mengankat semua jaringan yang sakit sementara mempertahankan sebanyak
mungkin fungsi paru -paru yang tidak terkena kanker
b. Toraktomi eksplorasi
Untuk mengkomfirmasi diagnosa tersangka penyakit paru atau toraks khususnya
karsinoma, untuk melakukan biopsy.
c. Pneumonektomi (pengangkatan paru)
Karsinoma bronkogenik bilaman dengan lobektomi tidak semua lesi bisa
diangkat.
d. Lobektomi (pengangkatan lobus paru)
e. Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
f. Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan bisa
juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti
mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus.
g. Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sei kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

H. Komplikasi
1. Sindrom vena kava superior
Obstruksi sebagian atau menyeluruh vena kava superior, merupakan komplikasi
potensial kanker paru, terutama ketika tumor melibatkan mediastinum superior atau
nodus limfe mediatinal.
2. Sindrom paraneoplastik
Kanker paru yang mencakup sindrom sekresi ADH yang tidak tepat ( SIADH )
dengan retensi cairan, edema, terkait ACTH abnormal dan hiperkalsemia. Tumor paru
juga dapat menghasilkan factor prokoagulasi, meningkatkan risiko thrombosis vena,
emboli paru, dan endokarditis trombotik. Pada kanker paru, gejala neuromuscular
seperti kelemahan otot dan keletihan ekstermitas dapat menjadi indikasi pertama
penyakit.
I. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap pertama dalam proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sitematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan ditunjukan pada respon klien terhadap masalah kesehatan
yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia ( Nursalam 2021 ).
a. Identitas Klien
Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, golongan darah, pendidikan
terakhir, agama, suku, status perkawinan, pekeijaan, TB/BB, alamat.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku, hubungan dengan klien, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Umumnya keluhan yang dialami meliputi batuk produktif, dahak bersifat
mukoid atau purulen, batuk berdahak, malaise, demam, anoreksia, berat badan
menurun, sesak napas pada penyakit yang lanjut dengan kerusakan paru yang
makin luas, serta mengalami nyeri dada yang dapat bersifat local atau pleuritik.
Suara nafas terdengar wheezing atau stridor karena adanya obtruksi jalan nafas.
2) Riwayat kesehatan dahulu
a) Terpapar asap rokok
b) Industri asbes, uranium, arsen (insektisda), besi dan oksidabesi
c) Konsumsi bahan pengawet
3) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ditemukan adanya riwayat keluarga yang pernah menderita
penyakitkanker.
d. Data dasar pengkajian pasien
Pemeriksaan bermacam-macam, tergantung pada jumlah akumulasi cairan,
kecepatan akumulasi dan fungsi paru sebelumnya.
1) Aktifitas / istirahat
Gejala kelemahan, ketidakmampuan mempertahankan kebiasaan rutin, dispnea
akibat aktivitas
Tanda : kelesuan (biasanya tahap lanjut)
2) Sirkulasi
Gejala : JVD ( obstruksi vena kava)
Bunyi jantung gesekan pericardial (menunjukkan efusi)
Takikardi / disritmia
3) Integritas ego
Gejala : perasaan takut. Takut hasil pembedahan, menolak kondisi yang berat /
potensi keganasan
Tanda : kegelisahan, insomnia, pertanyaan yang diulang-ulang
4) Eliminasi
Gejala : diare yang hilang timbul (karsinoma sei kecil), peningkatan frekuensi /
jumlah urine (ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid.
5) Makanan / cairan
Gejala : penurunan berat badan, nafsu makan buruk, penurunan masukan
makanan. Kesulitan menelan, haus / peningkatan masukan cairan.
Tanda : kurus, atau penampilan kurang bobot (tahap lanjut) edema wajah/leher,
dada punggung (obstruksi vena cava), edema wajah/periorbital
(keidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil) glukosa urine
(ketidakseimbangan hormonal, tumor epidermoid).
6) Nyeri / kenyamanan
Gejala : nyeri dada (biasaya tidak ada pada tahap dini dan tidak selalu pada
tahap lanjut) dimana dapat / tidak dapat dipengaruhi oleh perubahan posisi.
7) Nyeri bahu/ tangan (khususnya pada sei besar atau adenokarsinoma)
Nyeri abdomen hilang timbul.
8) Pemafasan.
Gejala : Batuk ringan atau perubahan pola batuk dari biasanya dan atau produksi
sputum. Nafas pendek, Pekerja yang terpajan polutan, debu industry. Serak,
paralysis pita suara.
9) Riwayat merokok
Tanda ;Dispnea, meningkat dengan kerja, Peningkatan fremitus taktil
(menunjukkan konsolidasi), Krekels/ mengi pada inspirasi atau ekspirasi
(gangguan aliran udara), krekels/ mengi menetap; pentimpangan trakea ( area
yang mengalami lesi). Hemoptisis.
10) Keamanan.
Tanda : Demam mungkin ada (sei besar atau karsinoma),
Kemerahan, kulit pucat (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil).
11) Seksualitas.
Tanda : Ginekomastia (perubahan hormone neoplastik, karsinoma sei besar),
Amenorea/ impotent (ketidakseimbangan hormonal, karsinoma sei kecil)
e. Pengkajian fisik
1) Integument
Pucat atau sianosis sentral atau perifer, yang dapat dilihat pada bibir atau ujung
jari/dasar kuku mnandakan penurunan perfusi perifer.
2) Kepala dan leher
Peningkatan tekanan vena jugularis, deviasi trakea.
3) Telinga
Biasanya tak ada kelainan
4) Mata
Pucat pada konjungtiva sebagai akibat anemia atau gangguan nutrisi
5) Muka, hi dung, dan rongga mulut
Pucat atau sianosis bibir / mukosa menandakan penurunan perfusi
Ketidakmampuan menelan, Suara serak
6) Thoraks dan paru-paru
a) Paru : biasanya ditemukan adanya pernapasan takipnea, napas dangkal,
penggunaan otot aksesori pernapasan, batuk kering/ nyaring/ non produktif
atau mungkin batuk terus menerus dengan atau tanpa sputum, terjadi
peningkatan fremitus, krekels inspirasi atau ekspirasi.
b) Jantung : biasanya ditemukan adanya frekuensi jantung mungkin meningkat/
takikardia, bunyi gerakan pericardial (pericardial effusion).
7) Abdomen
Bising usus meningkat / menurun
8) System urogenital
Peningkatan frekuensi atau jumlah urine
9) System muskuluskeletal
Penurunan kekuatan otot
10) System persyarafan
Perubahan status mental / kesadaran : apatis, letargi, bingung, disorientasi,
cemas dan depresi, kesulitan berkonsentrasi
11) Data psikologis
Kegelisahan, pertanyaan yang diulang-ulang, perasaan tidak berdaya, putus
asa, emosi yang labil, marah, sedih.
f. Pemeriksaan diagnostic
1) Pemeriksaan non invasif
a) Sinar X (PA dan lateral), tomografi dada menggambarkan bentuk, ukuran dan
lokasi lesi. Dapat menyatakan massa udara pada bagian hilus, efusi pleural,
atelektasis, erosi tulang rusuk atau vertebrata.
b) Pemeriksaan sitologi (sputum, pleura, atau nodus limfe) ; dilakukan untuk
mengkaji adanya tahap karsinoma
c)Mediastinoskopi : digunakan untuk per tahapan karsinoma
d) Scan radioisotope : dapat dilakukan pada paru, hati, otak, tulang dan organ
lain untuk metastasis
e)Pemeriksaan fungsi paru dan GDA : dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas
untuk memenuhi kebutuhan ventilasi pasca operasi
g. Pemeriksaan invasif
1) Bronkoskopi dan biopsi dan penyikatan mukosa bronkus serta
pengambilan bilasan bronkus yang kemudian diperiksa secara patologianatomik.
Bronkoskopi serat optik: memungkinkan visualisasi, pencucian bagian dan
pembersihan sitologi lesi (besarnya kasrinoma bronkogenik dapat dilihat)
2) Biopsi transtorakal dengan bimbingan USG atau CT Scan
3) Biopsi dapat dilakukan pada nodus skalen, odus limfe hilus, atau pleura untuk
membuat diagnose
4) Tes kulit, jumlah absolute limfosit: dapat dilakukan untuk mengevaluasi
kompetensi imun (umum pada kanker paru)
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi bronchial sekunder karena
invasi tumor ( penyakit paru obstruksi kronis).
b. Ketidakefektifan pola napas b.d obstruksi bronkus,, deformitas dinding dada,
keletihan otot pernapasan.
c. Nyeri akut b.d agen cidera(karsinoma), penekanan saraf oleh tumorparu.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan
menelan makanan, anoreksia, kelelahan dan dyspnea.
e. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen( anemis), kelemahan
secara umum.
f. Ansietas b.d proses perkembangan penyakit.
g. Defisiensi pengetahuan b.d keterbatasan informasi proses dan pengobatan
penyakit.
3. Implementasi
Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan ( intervensi ). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada
kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan,
strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi Tujuan implementasi
adalah Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di evaluasi
untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode yang singkat,
mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah komplikasi, dan menemukan
perubahan sistem tubuh.
4. Evaluasi
Menurut Griffith dan cristense evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses
penilaian, pencapaian, tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan.MenurutDinarti evaluasi terdiri dari dua tingkat yaitu:
a.Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap respon yang segera timbul
setelah intervensi dilakukan. Respon yang dimaksud adalahbagaimana reaksi pasien
secara fisik, emosi, sosial dan spiritual terhadapintervensi yang baru dilakukan.
b. Evaluasi sumatif disebut juga respon jangka panjang yaitu penilaianterhadap
perkembangan kemajuan ke arah yang tujuan atau hasil yangdiharapkan. Tujuannya
adalah memberikan umpan balik rencanakeperawatan, menilai apakan tujuan dalam
rencana tercapai atau tidak,menentukan efektif atau tidaknya tindakan yang telah
diberikan.

J. Referensi
Suryo (2010) Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah Jakarta : Hal. 102.
Amin & Hardhi (2016) Asuhan Keperawatan Praktis NANDA Jilid 2 Yogyakarta: Hal.
318.

Badan Pusat Statistik (2017) Statistik Kesejahteraan Rakyat 2017, Jakarta.


PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Muttaqin (2018) Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis Jakarta : Hal 20.
PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK INDIVIDU

A. Karakteristik Demografi
1. Identitas Diri Klien
Nama Lengkap : Tn.I
Tempat/Tgl Lahir : Lubuk Alung / 06-06-1966
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir: SMA
Diagnosa Medis (Bila ada) : -
Alamat : Kerten Rt01/01, Laweyan, Surakarta
2. Keluarga atau orang lain yang penting/Dekat yang dapat dihubungi
Nama : Ny.E
Alamat : Kerten Rt01/01, Laweyan, Surakarta
No.Telepon : 0821-2813-0300
Hubungan dengan klien : Istri
GENOGRAM
Keterangan :
:laki-laki
: perempuan

X :meninggal
:pasien
------- :tinggal serumah
3. Alasan utama datang ke RS/Menghuni PSTW :
Klien datang ke RS.Aisyiyah pada tanggal 10 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB dengan
keluhan nafas sesak dan dadanya sakit
4. Keluhan utama saat ini :
klien mengatakan nafas sesak, klien mengatakan sulit bernafas, klien mengatakan, klien
tampak menggunakan otot bantu pernapasan, klien tampak sesak nafas, pasien
mengatakan mudah lelah, pasien tampak lemah, pasien tampak lesu, pasien tampak
meringis kesakitan, pasien tampak memegangi dada
P: Pasien mengatakan nyeri akan bertambah jika berdiri
Q:Pasien mengatakan nyeri seperti di tusuk
R:Pasien mengatakan nyeri di dada
S:Pasien mengatakan skalanya 5
T: Pasien mengatakan selang waktu nyeri 10 menit
5. Riwayat Pekerjaan dan status Ekonomi
Pekerjaan saat ini : Pensiunan
Pekerjaan sebelumnya : Kantor Asuransi
Sumber Pendapatan : ±Rp.2.000.000
Kecukupan Pendapatan : Cukup
6. Aktivitas Rekreasi
Hobi : berkebun
Berpergian/wisata :-
Keanggotaan organisasi :-
Lain – Lain :-
7. Riwayat Keluarga
a. Saudara Kandung
Nama Keadaan Saat ini Keterangan
Andi Meninggal Kakak
Tono Meninggal Kakak
Cahyono Sehat Adik
b. Riwayat Kematian dalam Keluarga (1 tahun terakhir) :
Nama : Tn.A
Umur : 64 tahun
Penyebab Kematian : Kecelakaan saat bekerja
Nama : Tn.T
Umur : 60 tahun
Penyebab Kematian : Kecelakaan saat bekendara
c. Kunjungan keluarga :-
d. Riwayat Alergi : Tidak ada

B. Pola Kebiasaan sehari-hari


1. Nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari
Nafsu makan : menurun
Jenis makanan : nasi bubur, ayam, buah dan susu
Kebiasan sebelum makan : -
Makanan yang tidak disukai : makanan yang terlalu pahit
Alergi terhadap makanan : Tidak ada
Pantangan makan : Tidak ada
Keluhan yang berhubungan dengan makan : pasien mengatakan ketika sakit makannya
berkurang dan mengkonsumsi air putih berkurang
2. Eliminasi
a. BAK
Frekuensi dan waktu : >3x sehari
Kebiasaan BAK pada malam hari : Tidak, hanya sekali sebelum tidur
Keluhan yang berhubungan dengan BAK : tidak ada
b. BAB
Frekuensi dan waktu : 1-2x sehari pada pagi/siang hari
Konsistensi : padat tapi kadang cair
Keluhan yang berhubungan dengan BAB : tidak ada
Pengalaman memakai Laxanti/pencahar : -
3. Personal Hiegene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x sehari pada pagi dan sore
Pemakaian sabun (ya/tidak) : ya
b. Oral Hiegene
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x sehari (pagi dan sore saat mandi)
Menggunakan pasta gigi : ya
c. Cuci Rambut
Frekuensi : Seminggu 2 x
Penggunaan shampo (ya/tidak) : ya
d. Kuku dan Tangan
Frekuensi gunting kuku : 1xseminggu
Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun : ya
4. Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 5-7 jam
Tidur siang : 1-2 jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : mudah terbangun saat tidur
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
a. Olahraga : Bulu tangkis
a. Nonton TV : Kadang-kadang
b. Berkebun/memasak : berkebun
c. Lain – Lain : menyiram tanaman
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
(jenis/frekuensi/jumlah/lama pakai)
a. Merokok (ya/tidak) : Ya
b. Minuman Keras (ya/tidak) : Tidak
c. Ketergantungan terhadap obat (ya/tidak) : Tidak
7. Uraian kronologis kegiatan sehari-hari
Jenis kegiatan Lama waktu untuk setiap kegiatan
1.Olahraga (Bulu tangkis) Kurang lebih 20 menit
2.Menonton tv >30 menit
3.Istirahat (tidur,makan dll) > 1 jam
C. Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Sesak nafas
b. Gejala yang dirasakan : Pasien mengatakan riwayat batuk berdarah
c. Faktor pencetus : Pasien mengatakan dahulu merokok menghabiskan 4 bungkus
perhari dan telah berhenti 2 tahun yang lalu
d. Timbulnya Keluhan : Tiba-tiba
e. Waktu mulai timbulnya keluhan : setiap saat dan sering
f. Upaya mengatasi : Pergi ke RS/Klinikpengobatan/dokter praktik
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
a. Penyakit yang pernah diderita : kanker paru
b. Riwayat alergi : tidak ada
c. Riwayat Kecelakaan : -
d. Riwayat dirawat di rumah sakit : Pasien mengatakan pernah dirawat di rumah sakit
yang sama pada saat ini
e. Riwayat pemakaian Obat : -
3. Pengkajian/Pemeriksaan Fisik (Observasi, pengukuran, auskultasi, perkusi dan palpasi)
a. Keadaaan umum (TTV) :
Pengkajian fisik secara umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah 100/70mmHg
Nadi60x/m
Pernapasan 32x/m
Suhu 36,2°C
b. Nyeri : Skala nyeri 5
c. Status Gizi : BB Saat ini : 43 kg TB : 170 cm
d. BMI : 14,87 (kurang)
[] Gizi cukup
[] Gizi Lebih
[√] Gizi Kurang
e. Personal Hyiene : Baik
f. Rambut : Rambut klien tampak bersih, tidak ada ketombe dan rambut beruban
g. Mata : Mata simetris kiri dan kanan, conjungtiva pucat, sclera ikterik dan tidak
menggunakan alat bantu penglihatan
h. Telinga : Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakkan, tidak ada lesi dantidak ada gangguan pendengaran
i. Mulut, gigi, dan bibir : Mukosa bibir kering, keadaan mulut tidak bersih terdapat
sisa makanan dalam mulut, gigi tidak lengkap, terlihat stomatitis di rongga
mulut.Klien mengatakan belum ada menggososok gigi selama dirawat dirumah
sakit karena klien tidak mampu melakukan sendiri, dan keluarga klien juga tidak
ada melakukan
j. Dada :
-Paru-paru
I: Bentuk dada simetris kiri dan kanan, gerakan dinding dada tidak beraturan, klien
menggunakan otot bantu pernafasan dan frekuensi pernapasan 32 x/m
P: Nyeri tekan pada dada sebelah kiri, taktil fremitus bergetar kiri dan kanan
terdengar lemah dan terdapat massa pada daerah dada
P: Terdengar redup
A: Wheezing (+)
-Jantung
I : Ictus cordis tidak tampak kuat angkat
P: Ictus cordis teraba di ICS ke V dan tidak ada nyeri tekan
P:Batas jantung kanan atas : ICS II linea para sternalis dextra.
Batas jantung kanan bawah : ICS IV linea parasternalis dextra.
Batas jantung kiri atas : ICS II linea para sternalis sinitra.
Batas jantung kiri bawah : ICS IV linea medio clavicularis sinistra
A: Bjl Bj2 irama teratur terdengar lub dub
k. Abdomen :
I : Abdomen simetris kiri dan kanan, terdapat benjolan diregion kiri bawah
A: Bising usus (+) 12x/m
P : Nyeri tekan dibagian benjolan di region kiri bawah
P : Timpani
l. Kulit : tampak kering, tidak ada lesi dan tidak ada pigmentasi
m. Ekstremitas atas : tidak ada lesi dan odema
n. Ekstremitasi Bawah : tidak ada lesi dan odema
D. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Kebersihan dan kerapihan ruangan : sedikit berantakan
2. Penerangan : cukup, apabila lampu dinyalakan
3. Sirkulasi udara : cukup, karena terdapat jendela
4. Keadaan kamar mandi dan WC : sedikit licin
5. Pembuangan air kotor : di selokan dan sungai
6. Sumber air minum : dari sumur

A. Analisa data
No. Data Etiologi problem
1. Ds : Hiperventilasi Ketidakefektifan
-klien mengatakan sulit bernafas pola nafas
-klien mengatakan dadanya sakit

Do
-klien tampak menggunakan otot
bantu pernafasan
-klien tampak napas sesak
-RR: 32x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m

2. Ds: kelelahan Nyeri kronis


-Pasien mengatakan mudah lelah
-Pasien banyak melakukan
aktivitas berkebun
P: Pasien mengatakan nyeri akan
bertambah jika berdiri
Q:Pasien mengatakan nyeri seperti
di tusuk
R:Pasien mengatakan nyeri di
dada
S:Pasien mengatakan skalanya 5
T: Pasien mengatakan selang
waktu nyeri 10 menit

Do :
-pasien tampak lemah
-pasien tampak lesu
-Pasien tampak sesak nafas
-Pasien tampak meringis kesakitan
-Pasien tampak memegangi dada

B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d hiperventilasi
2. Nyeri kronis b/d kelelahan

C. Perencanaan tindakan keperawatan

No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD


(Hari/Tgl/ keperawatan
Jam)
1. 10, Ketidakefektif Setelah dilakukan 1.Kaji respirasi dan 1.Mengetahui Tina
Oktober an pola nafas tindakan oksigen perkembangan Ramadhani
2021 berhubungan keperawatan 3x24 2.Kaji pola nafas respirasi dan
08.00 WIB dengan jam di harapkan 3.Berikan posisi oksigen pasien
hiperventilasi klien bernafas yang nyaman 2.Mengetahui
dengan efektif. 4.Berikan oksigen perkembangan
Kriteria hasil: melalui humidifier pola nafas pasien
-Sesak nafas 5.Auskultasi suara 3.Memberikan
menghilang nafas rasa nyaman
-RR:12-24X/M 6.Ajarkan bernafas 4.Mempermudah
-Nyeri dada dalam dan pelan dalam bernafas
berkurang 7.Kolaborasi 5.Mengetahui
dengan dokter suara nafas
untuk pemberian 6.Memberikan
obat rasa nyaman
7.Memberikan
terapi
penyembuhan

2. 10, Nyeri kronis Setelah dilakukan 1.Kaji skala nyeri 1.Mengetahui Tina
Oktober berhubungan tindakan 2.Kaji kelelahan perkembangan Ramadhani
2021 dengan keperawatan 3x24 3.Berikan posisi skala nyeri
08.00 WIB kelelahan jam di harapkan yang nyaman 2.Mengetahui
kelelahan 4.Berikan teknik perkembangan
menghilang nafas dalam kelelahan
Kriteria hasil: 5.Ajarkan cara utuk 3.Memberikan
-lelah menghilang mengatasi nyeri rasa nyaman
-nyeri 6.Kolaborasi 4.Mengurangi
menghilang dengan dokter nyeri
-skala nyeri 0-1 untuk pemberian 5.Mengatasi nyeri
-lesu menghilang obat 6.Memberikan
terapi
penyembuhan

D. Pelaksanaan tindakan keperawatan (IMPLEMENTASI)


No. Waktu Diagnosa Implementasi Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/ keperawatan
Jam)
1. 10, I Mengkaji respirasi oksigenasi S : Pasien mengatakan sulit Tina
Oktober bernafas Ramadhani
2021 O : RR:32x/m
08.00
WIB

14.00 II Mengajarkan cara untuk S: pasien mengatakan Tina


mengatasi nyeri dadanya nyeri Ramadhani
O: pasien tampak meringis
kesakitan

19.30 II Memberikan rasa nyaman S: pasien mengatakan nyeri Tina


seperti ditusuk Ramadhani
O: pasien tampak sesak
nafas

2. 11, II Mengkaji skala nyeri S: pasien mengatakan nyeri Tina


Oktober akan bertambah jika berdiri Ramadhani
2021 O:skala nyeri 5
08.00
WIB

15.00 I Memberikan oksigen melalui S:pasien mengatakan sulit Tina


humidifier bernafas Ramadhani
O:pasien tampak sesak
nafas

20.00 II Memberikan teknik nafas S:pasien mengatakan Tina


dalam selang waktu nyeri 10 Ramadhani
menit
O:pasien tampak meringis
kesakitan

3. 12, II Mengkaji kelelahan S:pasien mengatakan Tina


Oktober mudah lelah Ramadhani
2021 O:pasien tampak lesu
08.00
WIB

14.30 I Mengauskultasi suara nafas S:pasien mengatakan sulit Tina


bernafas Ramadhani
O:pasien tampak
menggunakan otot bantu
pernapasan
19.00 I Mengkolaborasi dengan doker S:pasien mengatakan Tina
untuk pemberian obat dadanya sakit Ramadhani
O:pasien tampak sesak
nafas

E. Evaluasi Formatif
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam)
1. 10, Oktober 2021 I S: Tina
08.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas
-klien mengatakan
dadanya sakit

O:
-klien tampak
menggunakan otot bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
-RR: 32x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m

A :Ketidakefektifan pola
nafas b/d hiperventilasi
belum teratasi

P :intervensi di lanjutkan
1,2,3,4,6,7

10, Oktober 2021 II S: Tina


08.00 WIB -Pasien mengatakan Ramadhani
mudah lelah
-Pasien banyak
melakukan aktivitas
berkebun
P: Pasien mengatakan
nyeri akan bertambah jika
berdiri
Q:Pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk
R:Pasien mengatakan
nyeri di dada
S:Pasien mengatakan
skalanya 5
T: Pasien mengatakan
nyeri selang waktu 10
menit
O:
-pasien tampak lemah
-pasien tampak lesu
-Pasien tampak sesak
nafas
-Pasien tampak meringis
kesakitan
-Pasien tampak
memegangi dada

A:Nyeri kronis b/d


kelelahan belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5,6

2. 11, Oktober 2021 I S: Tina


08.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas
-klien mengatakan
dadanya sakit berkurang

O:
-klien tampak
menggunakan alat bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
berkurang
-RR: 29x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m

A: Ketidakefektifan pola
nafas b/d khiperventilasi
sebagian teratasi

P: lanjutkan intervensi
1,2,4,7

11, Oktober 2021 II S: Tina


08.00 WIB -Pasien mengatakan Ramadhani
mudah lelah berkurang
-Pasien banyak
melakukan aktivitas
berkebun
P: Pasien mengatakan
nyeri akan bertambah jika
berdiri berkurang
Q:Pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk
R:Pasien mengatakan
nyeri di dada berkuran
S:Pasien mengatakan
skalanya 3
T: Pasien mengatakan
nyeri selang waktu 5
menit

O:
-pasien tampak lemah
berkurang
-Pasien tampak sesak
nafas berkurang
-Pasien tampak meringis
kesakitan

A: Nyeri kronis b/d


kelelahan sebagian
teratasi

P: Lanjutkan intervensi
1,2,5,6

3. 12, Oktober 2021 I S: Tina


08.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas
-klien mengatakan
dadanya sakit berkurang

O:
-klien tampak
menggunakan alat bantu
pernafasan
-klien tampak napas sesak
berkurang
-RR: 24x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m

A: Ketidakefektifan pola
nafas b/d khiperventilasi
teratasi
P: Intervensi dihentikan

12, Oktober 2021 II S: Tina


08.00 WIB -Pasien mengatakan Ramadhani
mudah lelah berkurang
P: Pasien mengatakan
nyeri akan bertambah jika
berdiri berkurang
Q:Pasien mengatakan
nyeri seperti di tusuk
berkurang
R:Pasien mengatakan
nyeri di dada menghilang
S:Pasien mengatakan
skalanya 1
T: Pasien mengatakan
nyeri selang waktu 1
menit

O:
-pasien tampak lesu
berkurang
-Pasien tampak sesak
nafas berkuran
-Pasien tampak rileks

A: Nyeri kronis b/d


kelelahan teratasi

P: Intervensi dihentikan
F. Evaluasi Sumatif
No. Waktu Diagnosa keperawatan Evaluasi TTD
(Hari/Tgl/Jam)
1. 12, Oktober 2021 I S: Tina
21.00 WIB -klien mengatakan sulit Ramadhani
bernafas menghilang
-klien mengatakan dadanya
sakit berkurang

O:
-klien tampak bernafas
dengan leluasa
-klien tampak napas sesak
menghilang
-RR: 23x/menit
-TD : 100/70mmHg
-Nadi : 60x/m

A : Ketidakefektifan pola
nafas b/d hiperventilasi
teratasi

P:Intervensi di hentikan /
BLPL

12, Oktober 2021 II S: Tina


21.00 WIB -Pasien mengatakan mudah Ramadhani
lelah berkurang
P: Pasien mengatakan nyeri
akan bertambah jika berdiri
berkurang
Q:Pasien mengatakan nyeri
seperti di tusuk berkurang
R:Pasien mengatakan nyeri
di dada menghilang
S:Pasien mengatakan
skalanya 1
T: Pasien mengatakan
nyeri selang waktu 1 menit

O:
-pasien tampak lesu
berkurang
-Pasien tampak sesak nafas
berkuran
-Pasien tampak rileks

A: Nyeri kronis b/d


kelelahan teratasi

P:Intervensi di hentikan /
BLPL

Anda mungkin juga menyukai