Anda di halaman 1dari 6

KANKER PARU

- Definisi
o Kanker paru adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri (primer). Dalam pengertian klinik yang dimaksud
dengan kanker paru primer adalah tumor ganas yang berasal dari epitel bronkus
(karsinoma bronkus/bronchogenic carcinoma). Kanker paru umumnya dibagi menjadi dua
kategori besar, yakni kanker paru sel kecil (small cell lung cancer- SCLC) dan kanker paru
non-sel kecil (non-small cell lung cancer-NSCLC).

Kategori NSCLC terbagi lagi menjadi adenokarsinoma, karsinoma sel


skuamosa, dan karsinoma sel besar.

- Etiologi
o Penyebab pasti kanker paru belum diketahui, namun paparan atau inhalasi
berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan faktor
penyebab utama, disamping adanya faktor lain seperti kekebalan tubuh,
genetik,dan lain-lain. Dari beberapa kepustakaan, telah dilaporkan bahwa
etiologi kanker paru sangat berhubungan dengan kebiasaan merokok. Etiologi
kanker paru, sebagai berikut:
§ Paparan zat kasinogen :
« Asbestos
« Radiasi ion
« radon, arsen, vinil klorida
« kromium, nikel, arsenik, dan hidrokarbon aromatik polisiklik
« pestisida
§ Polusi
§ genetik
§ Penyakit paru seperti fibrosis paru idiopatik

Faktor resiko
Faktor resiko terjadinya kanker paru lebih meningkat pada wanita karena Wanita memiliki
kerentanan yang lebih tinggi terhadap karsinogen yang ada di rokok daripada laki-laki. Selain
itu, paparan pestisida pada pekerja sector agroindustri juga dapat memiliki korelasi dengan
terjadinya kanker paru. Buktinya, terdapat hubungan antara pendimethalin, dieldrin, dan
penggunaan parathion dan risiko kanker paru-paru. Selain itu juga, pada penelitian yang
dilakukan pada 2017 ini menemukan hubungan antara etil klorimuron, herbisida yang
diperkenalkan pada 1986, dan kanker paru-paru yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Patofisiologi
paparan berulang terhadap karsinogen, khususnya asap rokok, menyebabkan displasia
epitel paru. Jika paparan berlanjut, itu menyebabkan mutasi
genetik dan mempengaruhi sintesis protein. Pada akhirnya bisa mengganggu siklus sel
dan meningkatkan karsinogenesis.

Kanker paru dibagi menjadi kanker paru sel kecil (small cell lung
cancer, SCLC) dan kanker paru sel tidak-kecil (non-small cell lung
cancer, NSCLC).
a. Non-small cell lung cancer, NSCLC
1) Karsinoma sel skuamosa (epidermoid)
2) Merupakan tipe histologic karsinoma bronkogenik yang paling
sering ditemukan, berasal dari permukaan epitel bronkus.
Perubahan epitel termasuk metaplasia atau dysplasia akibat
merokok jangka Panjang, secara khas mendahukui timbulnya
tumor. Karsinoma sel skuamosa biaanya terletak di sentral di
sekitar hilus, dan menonjol ke dalam bronchi besar. Karsinoma sel skuamosa seringkali
disertai batuk dan hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi,
pneumonia, dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi
sekunder. Karena tumor ini cenderung agak lamban dalam
bermetastasis, maka pengobatan dini dapat memperbaiki
prognosis.
3. Adenokarsinoma
. Kebanyakan jenis tumor ini timbul di bagian perifer segmen bronkus dan
kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada
paru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas ke
pembuluh darah dan limfe pada stadium dini, dan sering
bermetastasis jauh sebelum lesi primer menyebabkan gejala.
4) Karsinoma sel bronkial alveolar berasal dari epitel alveolus atau
bronkiolus terminalis. Pada beberapa
kasus, secara makroskopis neoplasm aini mirip konsolidasi
uniform pneumonia lobaris. Secara mikroskopis, tampak
kelompok-kelompok alveolus yang dibatasi oleh sel-sel jernih
oenghasil mucus, dan terdapat banyak sputum mucoid.
Prognosisnya buruk kecuali kalua dilakukan pembuangan lobus
yang terserang saat penyakit masih dini.

5) Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan


berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yang besar dan
ukuran inti yang bermacam-macam. Sel-sel ini cenderung timbul
pada jaringan paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran
ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.

b. Small Cell Lung Cancer, SCL


Karsinoma sel kecil inimemiliki waktu pembelahan yang tercepat dan prognosis yang
terburuk dibandingkan dengan semua karsinoma bronkogenik.

Kejadian jenis kanker paru yang berkorelasi dengan rokok :

Gejala klinis
Pada stadium awal, sebagian besar kanker paru tidak menunjukkan gejala klinis. Gejala
dan tanda kanker paru umumnya terjadi pada kasus stadium lanjut, antara lain:
• Lokal:
§ Batuk baru atau batuk yang lebih hebat pada batuk kronis
§ Hemoptisis
§ Mengi/ stridor karena obstruksi saluran napas
§ Kadang terdapat kavitas seperti abses paru
§ Atelektasis
• Invasi lokal
§ Nyeri dada
§ Suara serak
§ Sesak napas karena efusi pleura
§ Invasi ke perikardium yang menyebabkan tamponade atau aritmia
§ Sindrom vena kava superior
§ Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)
§ Suara serak, karena penekanan berulang pada N. laringeal
§ Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brachialis dan saraf simpatis
servikalis
• Gejala penyakit metastasis:
§ Pada otak, tulang, hati, adrenal
§ Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)
• Sindroma Paraneoplastik
§ Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam
§ Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
§ Endokrin : sekresi berlebihan hormon paratiroid
§ Dermatologi : eritema multiformis, hiperkeratosis, jari tabuh
• Renal : syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH)
• Neurologi : demensia, ataksia, tremor, neuropati perifer
• Neuromiopati
• Hipertrofi osteoartropati

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, tanda yang dapat ditemukan pada kanker paru dapat bervariasi
tergantung pada letak, besar tumor dan penyebarannya. Pembesaran kelenjar getah
bening (KGB) supraklavikula, leher dan aksila menandakan telah terjadi penyebaran
ke KGB atau tumor di dinding dada, kepala atau lokasi lain juga menjadi pertanda
penyebaran. Sesak napas dengan temuan suara napas yang abnormal pada pemeriksaan
fisik yang didapat jika terdapat massa yang besar, efusi pleura atau atelektasis.
Venektasi (pelebaran vena) di dinding dada dengan pembengkakan (edema) wajah,
leher dan lengan berkaitan dengan bendungan pada vena kava superior (SVKS).
Sindrom Horner sering terjadi pada tumor yang terletak di apeks (pancoast tumor).
Trombus pada vena ekstremitas ditandai dengan edema disertai nyeri pada anggota
gerak dan gangguan sistem hemostasis (peningkatan kadar D-dimer) menjadi gejala
telah terjadinya bendungan vena dalam (DVT). Tanda- tanda patah tulang patologik
dapat terjadi pada kanker yang bermetastasis ke tulang. Tanda-tanda gangguan
neurologis akan didapat jika kanker sudah menyebar ke otak atau tulang belakang.

Pemeriksaan penunjang
§ Pemeriksaan darah
§ Rontgen toraks
§ PET scan
§ Bone scan, Spot foto
§ CT scan / MRI
§ USG Doppler
- Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi
Modalitas diagnosis yang dapat digunakan berupa:
a. Sitologi sputum
b. Foto toraks
c. CT-scan paru
d. Bronkoskopi
e. PET/CT-scan
Penentuan stadium dilakukan dengan menilai kondisi tumor primer,
kelenjar getah bening, dan status metastasis.
- Tatalaksana

1. NSCLC
§ Terapi Bedah

Terapi bedah adalah pilihan pertama pada stadium I atau II pada pasien dengan
parenkim paru yang adekuat. Reseksi paru biasanya ditoleransi baik bila hasil prediktif
FEV1 pasca reseksi yang didapat dari pemeriksaan spirometri preoperatif dan
pemeriksaan kuantitatif ventilasi perfusi melebihi 1000 ml. Prosedur lobektomi atau
pneumonektomi tetap jadi standar bila segmentektomi dan reseksi baji bilobektori atau
reseksi sleeve menjadi pilihan pada situasi tertentu. Pada stadium IIIa, masih terdapat
kontroversi mengenai keberhasilan operasi bila kelenjar mediastinum ipsilateral atau
dinding toraks terdapat metastasis. Penderita stadium IIb dan IV tidak dioperasi saja
melainkan diterapi dengan kombinasi modalitas, yaitu gabungan radiasi dan
kemoterapi dengan operasi (dua atau tiga modalitas).
§ Radioterapi

Pada beberapa kasus yang tidak dapat dioperasi, radioterapi dilakukan sebagai
pengobatan kuratif. Namun, radioterapi bisa juga sebagai terapi adjuvan/ paliatif pada
tumor dengan komplikasi, misalnya dengan tujuan mengurangi efek
obstruksi/penekanan terhadap pembuluh darah/bronkus.
§ Kemoterapi

Pengobatan kuratif kemoterapi dikombinasikan secara terintegrasi dengan


modalitas pengobatan kanker lainnya pada pasien dengan penyakit lokoregional lanjut.
Kemoterapi digunakan sebagai terapi baku untuk pasien mulai dari stadium IIIa dan
pengobatan paliatif. Kemoterapi adjuvan diberikan mulai dari stadium II agar tumor
lokoregional dapat direseksi lengkap. Kemoterapi diberikan setelah terapi local definitif
dengan pembedahan, radioterapi, atau keduanya. Regimen yang
dikembangkan adalah CAP (siklofosfamid, doksorubisin, dan cisplatin).
2. SCLC
SCLC dibagi menjadi dua, yaitu: (1) limited-stage disease yang diobati dengan
tujuan kuratif (kombinasi kemoterapi dan radiasi) dengan angka keberhasilan terapi
sebesar 20%; (2) extensive-stage disease yang diobati dengan kemoterapi dengan angka
respon terapi inisial sebesar 60-70% dan angka respon terapi komplit sebesar 20-30%.
Angka median-survival time untuk limited-stage disease adalah 18 bulan dan untuk
extensive-stage disease adalah 9 bulan.
- Prognosis
NSCLC memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan dengan SCLC. Apabila
NSCLC (karsinoma sel skuamosa atau adenokarsinoma) terdeteksi sebelum metastasis
atau penye- baran lokal, kesembuhan dapat terjadi dengan lobektomi atau
pneumonektomi. Sebaliknya pada SCLC, biasanya, telah menyebar luas ketika pertama
kali dideteksi, meskipun tumor primer itu tampak masih kecil dan terbatas. Prognosis
keseluruhan bagi pasien kanker paru adalah buruk

Anda mungkin juga menyukai