CA Paru
& Askep
CA Paru
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami
proliferasi dalam paru (Underwood, 2000).
1.Pembedahan
Tujuan : mengangkat semua jaringan yang sakit sementara
mempertahankan sebanyak mungkin fungsi paru-paru yang tidak
terkena kanker.
2.Radiasi
Tujuan : Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai
pengobatan kuratif dan juga bisa sebagai terapi adjuvant / paliatif pada
tumor dengan komplikasi, seperti mengurangi efek obstruksi atau
penekanan terhadap pembuluh darah atau bronkus.
3.Kemoterapi
digunakan untuk menggangu pola pertumbuhan tumor. Untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi
luas serta untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Radiologi
a. Foto Thorax Posterior – Anterior (PA) dan lateral serta tomografi dada.
Pemeriksaan awal untuk mendeteksi adanya kanker
b. Bronkhografi
Untuk melihat tumor dipercabangan brokus.
2. Laboratorium
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe)
b. Dilakukan untuk mengkaji tahapan karsinoma.
c. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
d. Untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
e. Tes kulit, jumlah absolut limfosit
Pencegahan Kanker Paru
1. Jangan merokok dan hindari menjadi perokok
pasif.
2. Pilihan menu makanan yang sehat.
3. Berolahraga secara teratur.
4. Istirahat yang cukup.
Kasus
Analisa Data
No Data Fokus Problem Etiologi
2. Ds : - Pasien mengelu sesak Gangguan pertukaran gas - Abstruksi jalan nafas oleh
nafas dan nyeri saat bernafas sekresi dan spasme bronkus
Do : - Kerusakan alveoli
- Gelisah
- Perubahan TTV
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan penurunan ekspansi paru
2. Kerusakan pertukan gas yang
berhubungan dengan gangguan aliran
udara ke alveoli atau ke bagian utama
paru, perubahan membran alveoli
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
yang berhubungan dengan anoreksia
Intervensi
No Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Ttd
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 71. Manajemen jalan napas (3140)
1. Posisikan jalan nafas denagn untuk
1 x 24 daiharapkan pola napas pasien memaksimalkan fentilasi
efektif dengan KH : 2. Lakukan fisioterapi dada,sebagaimana
semestinya
1. Status pernafasan (0415) 3. Identifikasi sesuai kebutuhan/potensial
65.Frekuensi pernafsaan dipertahankan pada pasien untuk memasukkan alat
membuka jalan nafas.
skala 2 ditingkatan pada skala 5 72. Pemberian obat (2300)
66.Irama pernafasaan dipertahankan pada 1. Pertahankan aturan dan prosedur yang
sesuai dengan keakuratan dan keaman
skala 3 ditingkatakan diskala 5 pemberian obat-obatan.
2. Catat alergi yang dialami klien sebelum
pemberian obat dan tahan obat-obatan
jika diperlukan.
3. Verifikasi pemberian bentuk obat
sebelum obat pemberian obat (misalnya
tablet yang dihaluskan, obat oral cair
yang diberikan dari infus, paket obat
yang tidak.
No Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Ttd
2. Setelah dilakukan tindakan 2 X 24 jam 73. Managemen jalan nafas (3140)
1. Buka jalan nafas dengan teknik dun lift /
diharapkan pasien menunjukan perbaikan jaw thrust, sebagaimana mestinya.
ventilasi dan oksigenasi yang ada kuat 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi.
dan pertukaran gas efektif dengan KH : 3. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana
67. Status pernafasan ventilasi (0403) mestinya.
74. Terapi Oksigen (3320)
68. Suara auskulatsi nafas diperthankan 1. Bersihkan mulut, dan skeresi trakea dengan
pada skala 3 ditingkatkan ke 5. tepat.
2. Batasi aktivitas merokok.
69.Kepatenan jalan nafas dipertahkan pada 3. Berikan oksigen tambahan seperti yang
skala 3 ditingkatkan ke skala 5. diperintahkan.
75. Monitor pernafasan (3350)
1. Monitor percepatan irama kedalaman dan
kesulitan bernafas.
2. Monitor suara nafas dan tambahan seperti
ngorok atau mengi.
Implementasi
Dx Hari/Tgl/ Implementasi Respon Ttd
Jam
1. Ketidakefektifan 3. Managemen jalan
pola nafas nafas (3140)
berhubungan • Memeposisikan jalan
dengan nafas dengan untuk
penurunan memaksimalkan vetilasi
ekspansi paru • Melakukan fisioterapi
dada, sebagaimana
mestinya.
• Mengidentifikasi
kebutuhkan aktual /
potensial untuk
memasukan alat
membuka jalan nafas.
Dx Hari/Tgl/ Implementasi Respon Ttd
jam
4. Pemeberian Obat (2300)
• Mempertahan auran dan
prosedur yang sesuai
dengan keakuratan dan
keamanan pemebrian obat
– obatan.
• Mencatat alergi yang
dialami klien sebelum
pemberian oabtdan tahan
obat – obatan jika
diperlukan.
• Memferifikasi perubahan
bentuk obat sebelum obat
pemeberian obat (misalnya
tablet yang dihaluskan, obat
oral cair yang diberikan dari
infu paket obat yang tidak
biasanya).
5. Terapi Oksigen (330)
• Membersihkan mulut,
hidung dan sekresi trakea
dengan tepat.
• Membatasi (aktivitas
merokok).
• Menyiapkan peralatan
oksigen dan memberikan
melalui sistem humidifier.
Dx Hari/Tgl/ Implementasi Respon Ttd
Jam
2. Kerusakan 1. Monitor cairan
pertukaran (4130)
gas • menentukan
berhubunga jumlah dan jenis
n dengan intake / asupan
gangguan cairan serta
aliran udara kebiasaan
ke alveoli / eliminasi
ke bagian • memonitor bert
utama paru, badan
perubahan • memonitor asupan
membran dan pengeluaran
alveoli
Dx Hari/Tgl/ Implementasi Respon Ttd
Jam
2. perawatan emboli paru-
paru (4106)
• mendapatkan nilai gas
darah arteri ( arteri blood
gas), sesuai indikasi
• meminta riwayat
kesehatan pasien secara
dalam rangka untuk
merencanakan perawatan
pencegahan saat ini dan
kedepannya.
• Mengauskultasi suara
paru, apa ada yang
aneh/suara tambahan
lainnya.
3. Monitor penapasan
(3350)
• Memonitor kecepatan
irama, kedalaman dan
kesulitan bernafas
• Memonitor suara
tambahan seperti
ngorok/mengi
• Mencatat lokasi trakea.
Evaluasi
Dx Hari/Tgl/ Respon Ttd
jam
Ketidakefektifan S : pasien mengatakan sesak nafas dan
pola nafas nyeri saat bernafas berkurang
berhubungan
dengan
penurunan O : pasien sudah tidak tampak pucat dan
ekspansi paru. sudah tenang.
P : lanjutkan intervensi .
Thank You