Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL

KELOMPOK 9
TENTANG KONSEP MTBM

Disusun oleh:
Nama kelompok : RIKA INDRIANTI
NILA PUTRI SARI
HARMILA
SRI PUSPITASARI
WIWIN INDRIANI
Tingkat/semester :2/3
Matkul : KEBIJAKAN KESEHATAN NASIONAL
Dosen pembimbing : HJ. RINI HENDARI,S.Kep.Ns.M.kes

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM


PRODI D-IV KEPERAWATAN BIMA
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT , atas rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KONSEP MTBM” Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah kebijakan kesehatan nasional.
Demikian penyusunan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Dalam penulisan msakalah ini kami merasa masih banyak kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Bima, Agustus 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi ....................................................................................................... ii
Bab 1 Pendahuluan
a. Latar belakang.....................................................................................1
b. Rumusan Masalah...............................................................................1
c. Tujuan..................................................................................................1

Bab II konsep dasar teori................................................................................


1.1 pengertian MTBM....................................................................................2
1.2 tujuan MTBM...........................................................................................2
1.3 Ruang lingkup MTBS...............................................................................2
1.4 Protap layanan MTBS...............................................................................2

Bab III Pembahasan .........................................................................................


a. Pengertian MTBM .................................................................................3
b. Pelaksanaan MTBM................................................................................3
c. Tindakan pengobatan..............................................................................8
d. Konseling bagi ibu .................................................................................9
e. Kunjungan ulang ....................................................................................9

Bab III Penutup ................................................................................................


a. Kesimpulan.............................................................................................10
b. Saran.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan dengan
konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1-2 bulan baik yang berkondisi
sehat ataupun sakit. Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi untuk
menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan
dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas kesehatan.
Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan
meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi
pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan massa kehamilan
dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus
dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola
penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian
besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas
kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah
oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini.
Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk
melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda dirumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses
penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian MTBM?
2. Bagaimana cara melaksanakan MTBM?
3. Apa tindakan dan pengobatan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian MTBM
2. Agar bisa melakukan cara melaksanakan MTBM
3. Untuk mengetahui tindakan dan pengobatannya

BAB II
KONSEP DASAR TEORI
1.1 pengertian MTBM
Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) merupakan suatu pendekatan yang
terpadu dalam tatalaksana bayi umur 1-2 bulan, baik yang sehat maupun yang sakit,
baik yang datang ke fasilitas rawat jalan maupun yang dikunjungi oleh tenaga
kesehatan pada saat kunjungan neonatal.
1.2 tujuan MTBM
a. meningkatkan keterampilan petugas
b. menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
c. memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan dirumah
d. sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
e. memperbaiki sistem kesehatan
1.3 ruang lingkup MTBS
 penilaian , klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 1 hari-2 bulan
 pengobatan yang telah ditetapkan dalam bagan penilaian dan klasifikasi
 konseling bagi ibu
 tindakan dan pengobatan
 masalah dan pemecahan dan pelayanan tindak lanjut
1.4 protap layanan MTBS
 anamnesa: wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan
utama, lamanya sakit, pengobatan yang telah diberikan dan riwayat penyakit
lainnya.
 Pemeriksaan : untuk bayi 1 hari-2 bulan periksa kemungkinan kejang,
gangguan nafas, suhu tubuh, adanya infeksi, ikterus, gangguan pencernaan,
BB, status imun.

BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian MTBM
Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan dengan
konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari – 2 bulan baik yang
berkondisi sehat ataupun sakit. Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi
untuk menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan kesehatan dasar yang
dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas
kesehatan. Dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas
kesehatan.
Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan
meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi
pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan massa kehamilan
dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus
dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola
penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak.Sebagian
besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa Bayi Muda ke fasilitas
kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah
oleh petugas kesehatan.
Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan dideteksi dini.
Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasehati dan mengajari ibu untuk
melakukan Asuhan Dasar Bayi Muda dirumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses
penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun.
B. Pelaksanaan MTBM
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan
langkah-langkah penjelasan cara pelaksanaannya:
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan tindak lanjut
Dalam pendekatan MTBM tersedia “formulir pencatatan” untuk bayi muda dan untuk
kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara
pengisian yang sama.
1. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta
tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan
bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit.
3. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan
difasilitasi kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi.
4. Konseling juga merupakan menasehati ibu yang mencakup bertanya, mendengar
jawaban ibu, memuji, memberi nasehat relevan, membantu memecahkan masalah dan
mengecek pemahaman.
5. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak
datang untuk kunjungan ulang.
Menanyakan kepada ibu mengenai bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini
merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang
untuk masalah yang sama. Jika merupakan kinjungan ulang akan diberikan pelayanan
tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut.
Kunjungan pertama lakukan pemeriksaan berikut:
a. Memeriksa kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri.
Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang
ditemukan. Infeksi pada bayi muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal, infeksi
sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi
system organ seperti : gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan nafas, bayi
malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare demam, atau hipotermia. Pada
infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, begkak, merah.
 Memeriksa gejala kejang
Pemeriksaan ini dilakukan pada semua bayi muda merupakan gejala kelainan
susunan saraf pusat dan merupakan keadaan darurat. Kejang pada bayi muda umur
kurang dari 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir dari kelainan
bawaan, sedangkan kejang pada umur lebih dari dua hari dikaitkan dengan tetanus
neonatorum, infeksi dan kelainan metabolik seperti kurangnya kadar gula darah
pada bayi kurang bulan,kejang lebih sering disebabkab oleh perdarahan
intracranial.

Cara memeriksanya yaitu:


TANYA : adakah riwayat kejang?
LIHAT : apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun?
DENGAR : apakah bayi menangis melengking tiba tiba?
LIHAT : apakah ada gerakan yang tidak terkendali?
LIHAT : apakah mulut bayi menurun?

 Memeriksa gejala gangguan nafas


Frekuensi nafas normal bayi cukup bulan adalah 30-50 kali/menit. Frekuensi
nafas lebih dari 60 kali/menit atau kurang dari 30 kali/menit dan menetap
menunjukan ada gangguan nafas, biasanya disertai tanda bayi biru (sianosis),
tarikan dinding dada yang sangat kuat, pernafasan cuping hidung serta terdengar
suara merintih.
Cara pemeriksaannya yaitu :
LIHAT : hitung nafas dalam satu menit
LIHAT : adakah tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat ?
DENGAR : apakah bayi merintih ?

 Memeriksa gejala hipotermia


Suhu normal pada bayi adalah 36,5-37,5oC suhu <35,5oC disebut hipotermia
berat yang mengindikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk.
Cara memeriksanya yaitu:
PERIKSA : ukur suhu aksila dengan termometer atau raba badan bayi
 Memeriksa infeksi bakteri lokal
Infeksi bakteri lokal yang sering terjadi pada bayi muda adalah infeksi pada
kulit, mata, dan pusar.
Cara memeriksanya yaitu:
LIHAT : apakah ada pustul dikulit?
LIHAT : apakah mata bernanah?
LIHAT : apakah pusar kemerahan atau bernanah?

b. Menanyakan pada ibu apakah bayinya DIARE, jika diare periksa tanda dan
gejalanya yang terkait. Klasifikasikan balita muda untuk DEHIDRASI nya dan
klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri.
 Memeriksa dan mengklasifikasikan diare
Menilai diare
Bayi yang dehodrasi biasanya gelisah atau rewel. Jika dehidrasi berlanjut,
bayi menjadi letargis atau tidak sadar. Karena bayi kehilangan cairan,
matanya mungkin kelihatan kuning. Jika kulit perut dicubit, kulitnya akan
lambat kembali.
Cara memeriksanya yaitu:
TANYA : apakah bayi diare?
LIHAT : keadaan umum bayi?
1. Apakah bayi letargis atau tidak sadar?
2. Apakah bayi gelisah atau rewel?
3. Apakah mata cekung?
PERIKSA : dengan mencubit kulit perut untuk mengetahui turgor
(apakah kembalinya sangat lambat >2 detik atau lambat)
Klasifikasi diare
Jika terdapat 2 atau lebih tanda yang terdapat pada baris atau dengan
penilaian dan klasifikasi, klasifikasi status dehidrasi bayi sebagai diare
dehidrasi berat. Jika tidak ada tanda sebagai mana tercantum pada baris
atas, lihat baris bawah berikutnya. Jika ditemukan 2 atau lebih tanda
gejala pada baris kedua, klasifikasikan bayi muda sebagai diare dehidrasi
ringan atau sedang. Jika tidak cukup tanda dan gejala untuk diare
dehidrasi berat atau ringan/sedang maka bayi diklasifikasikan sebagai
diare tanpa dehidrasi.
c. Memeriksa ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada
 Memeriksa dan mengklasifikasikan ikterus
Ikterus adalah perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi
kekuningan, yang diakibatkan oleh penumpukan bilirubin, sebagian
lainnya karena ketidak cocokan golongan darah ibu dan bayi peningkatan
kadar bilirubin dapat diakbitkan oleh pembentukan yang berlebih atau ada
gangguan pengeluarannya.
Menilai ikterus
Untuk menilai derajat kekuningan pada kulit bayi digunakan cara
sederhana yaitu metode “kramer” pada waktu memeriksa sebaiknya
dibawah cahaya/sinar dan kulit ditekan sedikit.
Cara memeriksanya yaitu:
TANYA : apakah bayi kuning?jika ya, pada umur berapa timbul
kuning?
TANYA,LIHAT : apakah warna tinja bayi pucat?
LIHAT : tentukan warna kuning sampai didaerah tubuh mana?

1. Periksa adanya ikterus pada bayi, menggunakan metode KRAMER


o Kramer 1: kuning pada daerah kepala dan leher
o Kramer 2: kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas)
o Kramer 3: kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku
o Kramer 4: kuning sampai pergelangan tangan dan kaki
o Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki .

d. Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian


asi .
Selanjutnya klasifikasikan balita muda berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.
o Memeriksa dan mengklasifikasikan kemungkinan berat badan rendah atau
masalah pemberian asi
Pemberian asi merupakan hal yang sangat penting bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi umur 6 bulan pertama kehidupannya. Jika ada
masalah pemberian asi pada masa ini, bayi dapat kekurangan gizi dan
mudah terserang penyakit. Keadaan ini akan berdampak pada tumbuh
kembang anak di kemudian hari bahkan dapat berakhir dengan kematian.
Masalah yang sering ditemukan pada balita mudah adalah berat badan
rendah menurut umur. Hal ini dapat menggambarkan adanya masalah
pemberian ASI. Masalah pemberian ASI pada balita muda cukup bulan
biasanya berkaitan dengan masukan ASI yang kurang. Masalah pemberian
ASI pada bayi lahir kurang bulan biasanya terkait dengan reflex isap yang
belum sempurna.
o Memeriksa kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian
asi
a. Menanyakan apakah dilakukan inisiasi menyusui dini, apakah ibu
mengalami kesulitan pemberian asi, apa saja yang diberikan kepada
bayi dan berapa kali melakukan penilaian tentang cara menyusui dan
memeriksa apakah ada trush atau kelainan pada bibir atau langit langit.
b. Memastikan apakah berat badan bayi sesuai menurut umur dengan
menggunakan grafik berat badan menurut umur yang berbeda untuk
bayi laki laki dan perempuan.

Cara memeriksanya yaitu:


TANYA : Apakah inisiasi menyusu dini dilakukan?
TANYA : Apakah ibu mengalami kesulitan dalam pemberian
asi?
TANYA : Apakah bayi diberi ASI?jika iya, berapa kali
kali dalam 24 jam?
TANYA : Apakah bayi diberikan makanan atau minuman selain
ASI? Jika ya, berapa kali dalam 24 jam? Alat apa yang
digunakan?
LIHAT : adakah luka atau bercak putih (trush) dimulut?
TIMBANG DAN TENTUKAN : berat badan menurut umur

e. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di IMUNISASI? Dan


pemberian vit K. Tentukan status imunisasi bayi muda.
 Memeriksa status imunisasi
Periksa status imunisasi bayi muda, apakah sudah mendapatkan imunisasi
HB-0, jika umur bayi lebih dari 7 hari tidak lagi diberikan HB-0 diberikan
HB-1 pada umur 2 bulan.
 Menentukan status imunisasi bayi
Tanyakan kepada ibu, apakah bayi sudah mendapat imunisasi. Jika iya
tanyakan jenis dan waktu pemberian imunisasi tersebut.
Imunisasi HB-0 disuntikan dipaha kanan bayi sgera setelah lahir, setelah
inisiasi menyusu dini dan penyuntikan bitamin K1 atau pada waktu
kunjungan rumah.
Imunisasi BCG diberikan melalui suntikan dilengan kanan bayi segera
setelah persalinan di rumah sakit atau klinik.
Imunisasi polio diberikan secara oral, 2 tetes.
Pada bagian bawah formulir persaratan beri tanda centang pada jenis
imunisasi yang sudah diterima .
Lingkari imunisasi apa saja yang dibutuhkan hari ini.

f. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma


lahir, perdarahan tali pusat dan sebagaianya.
 Pemeriksaan kelainan bawaan/kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan pada bayi baru lahir yang bukan
akibat trauma lahir. Kematian pada bayi baru lahir dengan kelainan
kongenital banyak terjadi akibat malformasi yang tidak mungkin hidup
atau yang memerlukan tindakan bedah namun tidak dapat dilakukan
segera. Kelainan kongenital lain tidak memberikan dampak buruk, bahkan
bayi dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal bila dikoreksi seperti
bibir/langit-langit sumbing.
Untuk mnegnali jenis kelainan kongenital, lakukan penilaian kelainan
fisik. Dari pemeriksaan fisik, petugas kesehatan dapat mengenali beberapa
kelainan bawaan yang sering dijumpai serta tindakan yang harus
dilakukan.
 Memeriksa kemungkinan trauma lahir
Trauma lahir merupakan salah satu masalah dalam perinatologi, karena
masih tingginya angka kematian, kesakitan dan gejala sisa yang
ditimbulkan di kemudian hari. Trauma lahir merupakan pada bayi baru
lahir yang terjadi pada waktu proses persalinan.
 Memeriksa pendarahan tali pusar
Laukukan pemeriksaan apakah ada perdarahan tali pusar. Perdarahan
terjadi karena ikatan tali pusar menjadi longgar setelah beberapa kali.
Perdarahan tali pusar yang tidak ditangani secara cepat dapat
menyebabkan syok.

g. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan


kesehatan bayinya
Jika bayi muda membutuhkan rujukan segeralanjutkan pemeriksaan
secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan
memperlambat rujukan.

C. TINDAKAN DAN PENGOBATAN


Tentukan tindakan dan beri pengobatan untuk setiap klasifikasi sesuai dengan yang
tercantum dalam kolom tindakan /pengobatan pada buku bagan, kemudian catat formulir
pencatatan.
Balita muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas
pelayanan yang lebih baik. Sebelum merujuk lakukan tindakan/pengobatan rujuk.
Jelaskan pada orang tua bahwa tindakan/pengobatan pra rujuk diperlukan untuk
menyelamatkan kelangsungan hidup anak. Minta persetujuan orang tua sebelum
melakukan tindakan/pengobatan pra rujuk.
Balita muda dengan klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan. Lakukan
tindakan pengobatan dan nasihat untuk ibu termasuk kapan harus segera kembali serta
kunjungan ulang sesuai dengan buku bagan.

TINDAKAN ATAU PENGOBATAN UNTUK BAYI MUDA YANG MEMERLUKAN


RUJUKAN SEGERA (TINDAKAN PRA RUJUKAN)
A. Bayi dapat dirujuk apabila:
 Suhu > 36oc
 Denyut jantung > 100 per menit
 Tidak ada tanda dehidrasi berat.

Lakukan tindakan/pengobatan pra rujuk sebagai berikut sebelum merujuk bayi muda
dengan klasifikasi merah:
 Membebaskan jalan nafas dan memberi oksigen (jika ada)
 Menangani kejang dengan obat anti kejang
 Mencegah agar gula daraj tidak turun
 Memberi cairan intravena
 Memberi dosis pertama antibiotik intramuskular
 Menghangatkan tubuh bayi segera
 Menasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan ke tempat
rujukan dengan metode kanguru
 Menyertakan contoh darah ibu jika bayi mempunyai klasifikasi ikterus berat
 Memasang pipa lambung pada bayi dengan klasifikasi diare dehidrasi berat

B. Menangani kejang dengan obat anti kejang


Beri obat anti kejang jika bayi muda mengalami kejang saat pemeriksaan. Lihat
panduan berikut untuk menangani kejang dengan obat anti kejang
“jangan memberi minum atau apapun lewat mulut bila bayi kejang, karena bisa
terjadi apirasi”
C. Mencegah agar gula darah tidak turun
Jika bayi masih menyusu, Ibu diminta tetap menyusui bayinya.
Jika bayi tidak bisa menyusu, tapi masih bisa menelan. Beri ASI perah dengan
cangkir kecil atau sendok atau ditetesi dengan pipet. Berikan kira kira 20-50 ml
sebelum dirujuk. Jika tidak memungkinkan, beri susu formula atau air gula.
Jika bayi tidak bisa menelan. Beri 50 ml ASI perah, susu formula atau air gula
melalui pipa lambung.

Cara membuat air gula 5%


Larutkan gula sebanyak 1 sendok takar ( 5 gram) kedalam ½ gelas air matang (100
ml). Aduk sampai larut benar.

D. Konseling bagi ibu


Konseling diberikan pada bayi muda dengan klasifikasi kuning dan hijau.
a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral dirumah (macam obat, dosis, cara pemberian)
b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata/salep
tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dan bahan penyerap , luka dimulut
dengan gentian viovet)
c. Mengajari cara pemberian oralit
d. Menasehati ibu tentang pemberian ASI. Pemberian ASI ekslusif, cara meningkatkan
produksi asi, posisi yg benar saat meneteki, cara menyimpan asi.
e. Mengajari ibu cara merawat tali pusar dan menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
f. Menasehati ibu kapan harus segera membawa bayi ke petugas kesehatan dan kapan
kunjungan ulang.
E. Kunjungan ulang untuk pelayanan tindak lanjut
Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi
obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal
lengkap pada kunjungan awal.
Kunjungan ulang :
a. Dua hari
1. Infeksi bakteri lokal.
2. Gangguan pemberian ASI
3. Luka atau bercak putih dimulut
4. Hipotermi sedang
5. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
6. Ikterus fisiologik jika tetap kuning
b. 14 hari
Berat badan rendah menurut umur
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manajemen Terpadu Bayi Muda merupakan pendekatan yang digunakan dengan
konsep yang terpadu untuk bayi muda yang usianya 1 hari – 2 bulan baik yang
berkondisi sehat ataupun sakit. Dalam pendekatan ini juga menggunakan suatu persepsi
untuk menggunakan fasilitas rawat jalan untuk pelayanan kesehatan dasar yang
dilakukan dengan mengunjungi bayi muda yang tergolong neonatal oleh petugas
kesehatan.
Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-
langkah penjelasan cara pelaksanaannya:
1. Penilaian dan klasifikasi
2. Tindakan dan pengobatan
3. Konseling bagi ibu
4. Pelayanan tindak lanjut

B. Saran
Bagi pembaca yang sudah mengetahui MTBM dan cara menggunakan MTBM harap di
laksanakan dengan benar dan bisa dijadikan pedoman bagi BALITA MUDA . dan dengan
mempelajari makalah mengenai manajemen terpadu bayi muda diharapkan mahasiswa
khususnya perawat dapat mengurangi angka kematian anak .
DAFTAR PUSTAKA

1.    Aprilia Asri R, S. Kep, Ners. Diktat Kuliah Keperawatan Anak 1. 2011
2.   Dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi, 2009, Materi presentase pada “Pelatihan Program
Kesehatan Balita Bagi Penanggung Jawab Program Kesehatan Anak”. Bogor. 2009.
Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita.
3.   Soetjiningsih, (1998), Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai