Disusun oleh :
D III KEBIDANAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatNya pembuatan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.Adapun tugas ini
disusun guna memenuhi tugas ASKEB IV (patologi kebidanan) di STIK SINT CAROLUS.
Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan yang dihadapi.
Namun akhirnya semua kesulitan tersebut dapat diatasi. Mengingat hal itu, penulis menyadari
dan meyakini bahwa dalam menyelesaikan makalah ini penulis tidak lepas dari kesulitan dan
kekurangan yang dihadapi. Dan dalam pembuatan makalah ini penulis juga mendapat bantuan,
dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada ibu Dian Woro,s.keb selaku pembimbing dalam mata kulia Askeb 1v A ini.
Makalah ini berjudul “Askeb pada ibu dengan gangguan fibrio adenoma,kista sarcoma
filodes,sarcoma,kanker payudara,tumor jinak dan ganas pada vulva,vagina,tuba,uterus,ovarium”
Untuk itu semua saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis terima dengan
tangan terbuka. Besar harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi semua untuk menambah ilmu pengetahuan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul.................................................................................................................................
Kata Pengantar................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
BAB II PEMBAHASAN
2.3 Sarcoma............................................................................................................................
2.5 Tumor jinak dan ganas vulva, vagina, tuba, uterus dan ovarium
BAB III
Daftar Pustaka................................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
WHO menyatakan sepertiga sampai setengah dari semua jenis kanker dapat di cegah
1/3 dapat disembuhkan bila di temukan pada tahap permulaan atau stadium dini sisanya dapat
diringankan penderitanya.Oleh karena itu, upaya untuk mencegah kanker dan menemukan
kanker stadium dini merupakan upaya yang penting karena disamping membebaskan
masyarakat dari bahaya kanker, juga menekan biaya pengobatan.
4
5. Agar mahsiswa mengetahui definisi tumor jinak dan ganas pada vulva,vagina,
tuba, uterus, ovarium
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. FIBROADENOMA
Fibroadenoma adalah benjolan padat yang kecil dan jinak pada payudara yang
teridiri dari jaringan kelenjar dan fibrosa.Benjolan ini biasanya ditemukan pada wanita
muda, seringkali ditemukan pada remaja putri. Fibroadenoma mammae adalah tumor
jinak yang paling sering terjadi pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara
kelenjar glandula dan fibrosa.
Secara histologi:
Fibroadenoma yang sering ditemukan berbentuk bundar atau oval, tunggal, relative
mobile, dan tidak nyeri. Massa berukuran diameter 1-5cm. Biasanya ditemukan secara
tidak sengaja.
6
lebih tua atau bahkansetelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih
kecil disbanding pada usia muda.
2.1.3 Penyebab
• Common Fibroadenoma
2.1.4 Gejala
Pemeriksaan sendiri
2. Masih berdiri di depan cermin, kedua telapak tangan diletakkan di belakang kepala
dan kedua tangan ditarik ke belakang. Dengan posisi seperti ini maka akan lebih mudah
untuk menemukan perubahan kecil akibat kanker. Perhatikan perubahan bentuk dan
kontur payudara, terutama pada payudara bagian bawah.
3. Kedua tangan di letakkan di pinggang dan badan agak condong ke arah cermin, tekan
bahu dan sikut ke arah depan. Perhatikan perubahan ukuran dan kontur payudara.
7
4. Angkat lengan kiri. Dengan menggunakan 3 atau 4 jari tangan kanan, telusuri
payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk lingkaran kecil) di
sekeliling payudara, mulai dari tepi luar payudara lalu bergerak ke arah dalam sampai
ke puting susu. Tekan secara perlahan, rasakan setiap benjolan atau massa di bawah
kulit. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat lengan
kanan dan memeriksanya dengan tangan kiri.Perhatikan juga daerah antara kedua
payudara dan ketiak.
5. Tekan puting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar cairan dari puting
susu. Lakukan hal ini secara bergantian pada payudara kiri dan kanan.
6. Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan di bawah bahu kiri dan lengan
kiri ditarik ke atas. Telusuri payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tangan kanan.
Dengan posisi seperti ini, payudara akan mendatar dan memudahkan pemeriksaan
7. Lakukan hal yang sama terhadap payudara kanan dengan meletakkan bantal di bawah
bahu kanan dan mengangkat lengan kanan, dan penelusuran payudara dilakukan oleh
jari-jari tangan kiri.
Pemeriksaan no. 4 dan 5 akan lebih mudah dilakukan ketika mandi karena dalam
keadaan basah tangan lebih mudah digerakkan dan kulit lebih licin.
1. Patologi
- Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih keabuan.
- Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh stroma
fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).
2. Penegakan Diagnosa
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini adalah dilakukan
pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram (x-ray pada mammae) atau
ultrasound pada mammae apabila diperlukan. Yang paling pasti dan tepat dalam
diagnosa terhadap fibroadenoma mammae ini adalah penggunaan sample biopsi.
Pengambilan sampel biopsi ini dapat dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau
dengan memasukkan jarum yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel
fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian klinis,
ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum. Penilaian klinis
terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
8
Umur:
1. TREATMENT/PENGOBATAN
Ukuran
Terdapat rasa nyeri atau tidak
Usia pasien
Hasil biopsyTerapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan denganOperasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh
jaringan normal secara perlahan.
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan ukurannya
saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa faktor yaitu faktor fisik
dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor tersebut menyebabkan rasa sakit
dan tidak nyaman pada pasien maka diperlukan pengangkatan.
e. Lakukan rujukan.
9
Pertumbuhannya cepat dan dapat ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini
terdapat pada semua usia, tetapi kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun. Tumor
filodes ini dapat berukuran kecil sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran yang
sangat besar dan membuat payudara menjadi besar (bengkak). Beberapa bentuk lobus
dan kistik karena tumor ini disebut sistosarkoma filodes, sebuah nama yang
diperolehnya lebih dari 150 tahun yang lalu, yang ditemukan oleh seorang ilmuwan
Jerman bernama Johannes Muller pada tahun 1838. Nama itu jelas salah, karena di
dalamnya tidak ditemukan kista (gelembung yang mengandung cairan) dan juga bukan
suatu sarkoma (keganasan). Meskipndemikian, memang benar bahwa strukturnya
berbentuk daun (phyllon = daun). Masalahnya, tumor paydara ini biasanya tumbuh
cepat, terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.
Untuk pemeriksaan ini seluruh tumor diperlukan, karena di berbagai tempat pada
bengkak tersebut, dapat terletak berbagai macam jaringan. Jadi, hanya dapat diatasi
dengan membuang seluruh tumor.
Tumor ini bentuknya bulat atau lonjong dengan batas yang tegas dan dapat
digerakkan (mobil). Konsistensi tumor filodes ini ada bagian yang kistik dan padat
seperti karet, tidak melekat pada kulit dan oto pectoralis serta permukaan kulit yang
tegang dan mengkilat.
2.2.3 Etiologi
Tumor ini bias berasal dari fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang
telah mengandung satu atau lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari
fibroadenoma didasarkan atas lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme
selular, inti hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna.
Protrusio khas massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan
menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah filodes.
2.3 SARCOMA
Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan
mesenchym yang terdapat pada kerangka tubuh, kepala, leher dan ekstremitas kecuali
tulang dan tulang rawan.Menurut kamus kesehatan : Sarkoma adalah tumor ganas yang
tumbuh dari jaringan ikat, seperti tulang rawan, lemak, otot, atau tulang.
Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fascia, ligament, lemak,
pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf perifer, saraf autonom, ganglion, bursa, synovia,
10
kartilago palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun tidak termasuk tulang, kartilago,
sumsum, kartilago hidung, mamae dan jaringan lunak dalam organ.
A. Anamnesis
Keluhan sangat tergantung dari dimana tumor tersebut tumbuh. Keluhan utama pasien
SJL daerah ekstremitas tersering adalah benjolan yang umumnya tidak nyeri dan sering
dikeluhkan muncul setelah terjadi trauma didaerah tersebut. Untuk SJL lokasi di
visceral/retroperitoneal umumnya dirasakan ada benjolan abdominal yang tidak nyeri,
hanya sedikit kasus yang disertai nyeri, kadang-kadang terdapat pula perdarahan gastro
intestinal, obstruksi usus atau berupa gangguan neuro vaskular.
Perlu ditanyakan bila terjadi dan bagaimana sifat pertumbuhannya, keluhan yang
berhubungan dengan infiltrasi dan penekanan terhadap jaringan sekitar, dan ketuhan
yang berhubungan dengan metastasis jauh.
11
B. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan status generalis untuk menilai keadaan umum penderita dan tanda-
tanda metastasis pada paru, hati dan tulang.
2. Pemeriksaan status lokalis meliputi:
a. Tumor primer:
Lokasi tumor
Ukuran tumor
Batas tumor, tegas atau tidak
Konsistensi dan mobilitas
Tanda-tanda infiltrasi, sehingga perlu diperiksa fungsi motorik/sensorik dan
tanda-tanda bendungan pembuluh darah, obstruksi usus, dan lain-lain sesuai
dengan lokasi lesi.
b. Pemeriksaan Penunjang
12
4. Foto thoraks untuk menilai metastasis paru
5. USG hepar/sidik tulang atas indikasi untuk menilai metastasis
6. Untuk SJL retroperitoneal perlu diperiksa fungsi ginjal.
7. Biopsi
8. Untuk kasus kasus tertentu bila meragukan dilakukan emeriksaan
imunohistokimia
PROSEDUR TERAPI
1. Ekstremitas
2. Visceral/ retroperitoneal
3. Bagian tubuh lain
4. SJL dengan metastasis jauh
A. Ekstremitas
Untuk SJL ukuran < 5 cm dan gradasi rendah, tidak ada tindakan adjuvant
setelah tindakan eksisi luas.
oBila SJL ukuran > 5 cm dan. gradasi rendah, perlu ditambahkan radioterapi
eksterna sebagai terapi adjuvan. erlu ditambahkan
13
Untuk SJL ukuran 5-10 cm dan gradasi tinggi dittambahkan radioterapi eksterna
atau brakhiterapi sebagai terapi adjuvan
Bila SJL ukuran > 10 cm dan gradasi tinggi, pertu dipertimbangkan pemberian
khemoterapi preoperatif dan pasta operatif dilakukan pemberian radioterapi
eksterna atau brakhiterapi.
Perlu perhatian khusus untuk SJL yang tidak ada respon terhadap radioterapi atau
khemoterapi dapat dipertimbangkan tindakan amputasi.
Bita SJL telah menginfiltrasi ginjal dan dari tes fungsi ginjal diketahui ginjal
kontralateral dalam kondisi baik, maka tindakan eksisi luas harus disertai dengan
tindakan nefrektomi. Dan bila telah menginfiltrasi kolon, maka dilakukan reseksi kolon.
Seringkali tindakan eksisi luas yang dilakukan tidak dapat mencapai reseksi radikal
karena terbatas oleh organ-organ vital seperti aorta, vena cava, dan sebagainya,
14
sehingga tindakan yang dilakukan tidak radikal dan terbatas pada pseudo kapsul. Untuk
kasus yang demikian perlu dipikirkan terapi adjuvan, berupa khemoterapi dan atau
radioterapi.
Bila lesi metastasis tunggal masih operabel/ resektabel dapat dilakukan tindakan
eksisi, tetapi bila tidak dapat dieksisi, maka dilakukan khemoterapi dengan Doxorubicin
sebagal obat tunggal atau dengan obat khemoterapi kombinasl, yaitu Doxorublcin +
Ifosfamide, terutama untuk pasten dengan status performance yang baik.
Doxorubicin + Dacarbazine
CyVADIC
Doxorubicin + Ifosfamide + Mesna + Dacarbazine
c. Indikasi operasi
Semua sarkoma jaringan lunak. Terapi primer sarkoma jaringan lunak adalah
eksisi luas.
e. Diagnosis Banding
f. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap, faal hemostasis, fungsi hati, fungsi ginjal, rontgen thorax, USG
abdomen, foto tulang, CT Scan/MRI, hasil patologi anatomi biopsi/kelenjar
limfe regional dengan atau tanpa immunohistokimia
a. Perdarahan
15
Bila hemostasis tidak baik, dapat terjadi perdarahan di daerah operasi. Pada insisional
biopsi tumor, mudah terjadi perdarahan. Bila perdarahan merembes dan tidak dapat
dijahit (jaringan rapuh), dilakukan penekanan dan balut tekan diatas titik perdarahan
Infeksi dapat muncul bila tehnik aseptik tidak dilaksanakan dengan tepat, atau sudah
ada infeksi di daerah yang di biopsi. Nekrosis flap terjadi bila terlalu tegang atau terlalu
tipis, atau tulang menekan flap dari dalam (pemotongan tulang kurang pendek).
h. Komplikasi Operasi
Elevasi tungkai selama 3-5 hari untuk mencegah edema post operasi
Drain diangkat kira-kira pada hari ke 5 bila produsi minimal
Antibiotika diberikan selama 3-5 hari sampai drain diangkat
Isometrik exercise esok harinya setelah operasi
Frekuensi kasus penyakit ini relatif tinggi di negara maju dan merupakan yang
terbanyak diderita dari jenis kanker lainnya. Sedangkan di Indonesia, kanker payudara
menempati peringkat kedua setelah kanker serviks.faktor resiko apa saja yang dapat
16
menyebabkan seseorang terserang kanker payudara, cara melakukan deteksi dini, dan
menghindari kanker payudara serta bagaimana Anda dapat mengetahui gejala-gejala
kanker payudara.
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti tetapi ada beberapa
faktor resiko yang memungkinkan seorang wanita terserang penyakit ini, yakni sebagai
berikut:
Perlu diingat bahwa faktor-faktor yang disebutkan di atas tidaklah selalu dapat memicu
serangan kanker payudara, namun seringkali riwayat hidup seseorang yang terkena
kanker payudara berhubungan dengan faktor-faktor tersebut.
Ada beberapa gejala kanker payudara yang dapat dilihat. Berikut adalah gejala-
gejala yang dimaksud:
17
Segera periksakan payudara Anda ke dokter bila timbul gejala-gejala yang telah
disebutkan agar bisa segera ditangani dengan baik. Diusahakan untuk melakukan
diagnosis dini karena kanker payudara lebih mudah diobati dan bisa disembuhkan jika
masih pada stadium awal.Untuk mendeteksi secara dini, dapat dilakukan pemeriksaan
sendiri pada payudara setiap 5-7 hari setelah masa menstruasi, dengan mammografi
(pemeriksaan dengan sinar X), atau dengan biopsi (mengangkat sedikit jaringan kelenjar
susu untuk diagnosis).
Banyak faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan. Tetapi, beberapa ahli diet
dan ahli kanker percaya bahwa perubahan diet dan gaya hidup, secara umum bisa
mengurangi angka terjadinya kanker.
Saat ini, faktor yang terbukti memegang peranan penting dalam proses
terjadinya tumor adalah hormon estrogen. Estrogen merupakan hormon kelamin
sekunder yang berfungsi untuk membentuk dan mematangkan organ kelamin wanita,
termasuk payudara, selama pubertas.
1. Lakukan deteksi dini (pemeriksaan sendiri) setiap bulan setelah masa haid dan
pemeriksaan klinis (mammografi dan biopsi).
2. Hindari mengonsumsi makanan yang berlemak tinggi.
3. Penggunaan obat atau alat kontrasepsi yang mengandung hormon harus atas
petunjuk dokter.
4. Menyusui bayi selama mungkin (sampai sekitar 2 tahun).
5. Banyak mengonsumsi buah dan sayur serta kedelai termasuk produk olahannya.
Kunci untuk bertahan hidup adalah mendeteksi kanker payudara sedini mungkin,
sebelum ia memiliki kesempatan untuk menyebar. Pemeriksaan payudara secara pribadi
18
hendaknya dilakukan dengan teratur setiap bulan, karena seorang wanita harus waspada
dalam mencari sesuatu yang tampak atau terasa mencurigakan pada payudaranya,
seperti adanya pengerasan atau benjolan.
Tidak soal seberapa kecil hasil penemuannya, ia perlu segera menghubungi dokter.
Semakin dini suatu benjolan didiagnosa, semakin besar kendali yang dimiliki wanita
tersebut terhadap masa depannya.
Tumor atau barah (bahasa Inggris: tumor, tumour) adalah sebutan untuk
neoplasma atau lesi padat yang terbentuk akibat pertumbuhan seltubuh yang tidak
semestinya, yang mirip dengan simtomabengkak. Tumor berasal dari katatumere dalam
bahasa latin yang berarti “bengkak”.
19
a. Pengertian
Vulva merupakan bagian luar dari sistem reproduksi wanita, yang meliputi labia,
lubang vagina, lubang uretra dan klitoris.
Tumor ganas vulva adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak
terkendali pada daerah vulva dan merusak jaringan sekitarnya.
b. Epidemologi
80-85% terdapat pada wanita baik (pasca menopause), terutama yang dalam dekade ke-
7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30%.
c. Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun disebut
tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopous (40 tahun) dalam
riwayat penyakitnya.
d. Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus dengan tepi induratif (ulcero-granulating) atau sebagai
tumbuhan eksofitik (kutil) dengan tempat predileksi terutama di labia mayora, labia
minora, klitoris dan komisura posterior.Lesi bilateral tidaklah jarang, bahkan kedua
labia mayora dapat simetris terkena (kissing).
e. Klasifikasi
Karsinoma sel skuamosa
Karsinoma sel skuamosa berasal dari sel-sel skuamosa yang merupakan jenis sel
kulit yang utama. Kanker jenis ini biasanya terbentuk secara perlahan selama
bertahun-tahun dan biasanya didahului oleh suatu perubahan prekanker yang
mungkin berlangsung selama beberapa tahun.
Istilah kedokteran yang sering digunakan untuk keadaan prekanker ini
adalah Neoplasma Intraepitel Vulva (NIV). Intraepitel artinya sel-sel prekanker
terbatas pada epitel yang merupakan lapisan permukaan pada kulit vulva. NIV
20
terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu NIV1, NIV2, and NIV3. Istilah lainnya untuk
NIV adalah displasia. Tingkat keparahan perubahan prekanker mulai dari yang
terendah sampai yang terberat:
- NIV1 atau displasia ringan
- NIV2 atau displasia menengah
- NIV3 atau displasia berat
- Karsinoma in situ
- Karsinoma invasif.
Melanoma
Melanoma berasal dari sel penghasil pigmen yang memberikan warna pada
kulit.
Sarkoma
Sarkoma adalah tumor jaringan ikat di bawah kulit yang cenderung tumbuh
dengan cepat. Sarkoma vulva bisa menyerang semua golongan usia, termasuk
anak-anak.
Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal sangat jarang terjadi pada vulva, karena biasanya
menyerang kulit yang terpapar oleh sinar matahari.
Adenokarsinoma
Sejumlah kecil kanker vulva berasal dari kelenjar dan disebut adenokarsinoma.
Beberapa diantaranya berasal dari kelenjar Bartholin yang ditemukan pada
lubang vagina dan menghasilkan cairan pelumas yang menyerupai lendir.
Kebanyakan kanker kelenjar Bartholin adalah adenokarsinoma, tetapi beberapa
diantaranya (terutama yang tumbuh dari saluran kelenjar) merupakan karsinoma
sel transisional atau karsinoma sel skuamosa. Meskipun agak jarang,
adenokarsinoma juga bisa berasal dari kelenjar keringat pada kulit vulva.
Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus penyebab
kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
Infeksi sifilis
Diabetes
Obesitas
Tekanan darah tinggi.
21
Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua pertiganya
berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia rata-rata
penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
Hubungan seksual pada usia dini
Berganti-ganti pasangan seksual
Merokok
Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV
menahun. Golongan sosial-ekonimi rendah.Hal ini berhubungan dengan
pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang
rutin.
Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
Peradangan vulva menahun
Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
g. Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun
luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina.Kadang terbentuk bercak bersisik atau
perubahan warna.Jaringan di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal. Pada akhirnya
akan terjadi perdarahan dan keluar cairan yang encer. Gejala lainnya adalah:
h. Stadium
Stadium Kriteria
22
mencurigakan adanya anak sebar di situ.
i. Diagnosa
j. Pengobatan
Pembedahan
- Eksisi lokal luas : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah jaringan
normal di sekitar kanker.
- Eksisi lokal radikal : dilakukan pengangkatan kanker dan sejumlah besar
jaringan normal di sekitar kanker, mungkin juga disertai dengan
pengangkatan kelenjar getah bening.
23
- Bedah laser : menggunakan sinar laser untuk mengangkat sel-sel kanker.
- Vulvektomi skinning : dilakukan pengangkatan kulit vulva yang
mengandung kanker.
- Vulvektomi simplek : dilakukan pengangkatan seluruh vulva.
- Vulvektomi parsi
- Eksenterasi panggul : jika kanker telah menyebar keluar vulva dan organ
wanita lainnya, maka dilakukan pengangkatan organ yang terkenal
(misalnya kolon, rektum, atau kantung kemih) bersamaan dengan
pengangkatan leher rahim, rahim, dan vagina. Untuk membuat vulva atau
vagina buatan setelah pembedahan, dilakukan pencangkokan kulit dari
bagian tubuh lainnya dan bedah plastik.
Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X atau sinar berenergi tinggi lainnya
untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker.
Pengobatan kanker vulva tergantung kepada stadium dan jenis penyakit serta
usia dan keadaan umum penderita.
Kanker vulva stadium 0
- Eksisi lokar luas atau bedah laser, atau kombinasi keduanya
- Vulvektomi skinning
- Salep yang mengandung obat kemoterapi
Kanker vulva stadium l
- Eksisi lokal luas
- Eksisi lokal radikal, pengangkatan seluruh kelenjar getah bening
selangkangan dan paha bagian atas terdekat pada sisi yang sama dengan
kanker.
- Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan pada salah satu atau kedua sisi tubuh.
- Terapi penyinaran saja.
Kanker vulva stadium ll
- Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan kiri dan kanan.
- Terapi penyinaran.
Kanker vulva stadium lll
24
- Vulvektomi radikal dan pengangkatan kelenjar getah bening
selangkangan dan paha.
- Terapi radiasi dan kemoterapi diikuti oleh vulvektomik radikal dan
pengangkatan kelenjar getah bening kiri dan kanan.
- Terapi penyinaran.
Kanker vulva stadium IV
- Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon bagian bawah, rektum, atau
kandung kemih.
- Vulvektomi radikal diikuti dengan terapi penyinaran.
- Terapi penyinaran diikuti dengan vulvektomi radikal.
- Terapi penyinaran (pada penderita tertentu) dengan atau tanpa
kemoterapi dan mungkin juga diikuti oleh pembedahan.
Kanker vulva yang berulang
- Eksisi lokal luas dengan atau tanpa terapi penyinaran.
- Vulvektomi radikal dan pengangkatan kolon, rektum, atau kandung
kemih.
- Terapi penyinaran ditambah dengan kemoterapi dengan atau tanpa
pembedahan.
- Terapi penyinaran untuk kekambuhan lokal atau untuk mengurangi
gejala nyeri, mual, atau kelainan fungsi tubuh.
k. Pencegahan
Ada dua cara untuk mencegah kanker vulva :
Setiap wanita hendaknya mewaspadai setiap perubahan yang terjadi pada kulit vulva
dengan melakukan pemeriksaan sendiri setiap bulan.
25
kanker vagina
a. Pengertian
Vagina adalah saluran terpanjang 7,5-10 cm, ujung atasnya berhubungan denga
serviks (leher rahim), sedangkan ujung bawahnya berhubungan dengan vulva.
Tumor ganas vagina adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak
terkendali pada daerah vagina dan merusak jaringan sekitarnya.
b. Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke atas.
c. Patologi
Terbanyak (hampir 99%) adalah squamous cell carsinoma, sisanya adenokarsinoma dan
embrional rhabdomiosarkoma (sarkoma botrioides).
d. Klasifikasi
Usia: sebagian besar kasus kanker vagina ditemukan pada usia 50-70 tahun
26
Obat hormon untuk mencegah keguguran pada wanita hamil, seperti
dietilstilbestrol.
Infeksi HPV (Human Papiloma Virus) virus penyebab kutil kelamin yang
ditularkan melalui hubungan seksual
Berganti-ganti pasangan
Merokok
Hubungan seksual untuk pertama kalinya pada usia dini.
f. Gejala
27
Stadium Kriteria
stadium
28
h.
h. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan
panggul akan teraba adanya benjolan. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan :
i. Pengobatan
Terdapat 3 macam pengobatan untuk kanker vagina :
Pembedahan
29
- Bedah laser
- Eksisi lokal luas : dilakuakn pengangkatan kanker dan sebagian jaringan
di sekitarnya. Untuk memperbaiki vagina bisa dilakukan pencangkoan
kulit yang di ambil dari bagian tubuh lainnya.
- Vaginektomi : pengangkatan vagina.
- Eksenterasi : pengangkatan kolon bawah, rektum atau kandung kemih,
disertai pengangkatan serviks, rahim dan vagina.
Terapi penyinaran
Pada terapi penyinaran digunakan sinar X dosis tinggi atau sinar berenergi tinggi
lainnya untuk membunuh sel-sel kanker dan memperkecil ukuran tumor.
Kemoterapi
Pada kemoterapi digunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Pengobatan kanker vagina tergantung kepada stadium dan jenis penyakit, serta
usia dan keadaan umum penderita.
Kanker vagina stadium 0
- Vaginektomi
- Terapi radiasi interna
- Bedah laser
- Kemoterapi intravagina
Kanker vagina stadium I
- Kanker skuamosa -> radiasi interna, eksisi lokal luas, vaginektomi dan
diseksi kelenjar getah bening.
- Adenokarsinoma -> vaginektomi dan pengangkatan rahim, ovarium, tuba
fallopi disertai diseksi kelenjar getah bening panggul, radiasi interna dan
eksisi lokal luas.
Kanker vagina stadium II, III dan IVA
- Kombinasi radiasi interna dan eksterna
- Pembedahan
Kanker vagina stadium IVB
- Penyinaran
- Kemoterapi
j. Pencegahan
Cara terbaik mencegah kanker vagina adalah menghindari faktor resikonya.Jaga area
kewanitaan tetap bersih dan terhindar dari infeksi jenis apapun.
30
2.5.3. Tumor ganas (kanker) Tuba
a. Pengertian
Tuba adalah saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri, panjangnya
12-13 cm, diameternya 3-8 mm. bagian luarnya diliputi oleh peritoneum viseral
yang merupakan bagian dari ligamentum latum.
Tumor tuba adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali pada
daerah tuba dan merusak jaringan sekitarnya.
b. Epidemologi
Karsinoma tuba fallopi primer termasuk jarang, merupakan tumor ganas primer
saluan genetalia perempuan yang jumlahnya paling sedikit, yaitu 0,5% hingga 1% dari
semua keganasan ginekologi. Ditemukan 1 banding 1000 kasus operasi ginekologi
abdominal, dapat dijumpai pada semua umur (dari 19-80), dengan rata – rata puncaknya
pada usia 52 tahun. Kebanyakan tumor ganas yang timbul dalam tuba fallopi adalah
penyebaran dari kanker ovarium atau uterus.Sehingga terdapat kriteria untuk
menetapkan tumor apapun sebagai tumor primer dari tuba fallopi.Kanker harus terletak
dalam tuba, dan uterus serta ovarium harus terbebas dari karsinoma.Bila bagian lain
terdapat kanker, maka tumor dalam tuba fallopi secara histology harus benar – benar
berbeda.
c. Patologi
Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis menurut
keganasannya:
Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih
baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba dan
memperlihatkan gambaran kelenjar.
Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke
dalam saluran limfa tuba.
31
d. Klasifikasi
Tumor ganas primer tuba fallopi yang paling sering adalah adenokarsinoma.
Tumor – tumor lain dapat berupa sarcoma seperti leimoosarkoma, kondrosarkoma,
tumor mesodermal campuran, limfoma, dan kariokarsinoma. Semua jenis kanker ganas
dalam tuba fallopi ini sangat jarang. Tumor ganas tuba fallopi bernetastasis dengan
pembuluh limfe menuju kelenjar regional dan menyebar dengan cara bermigrasi ke
dalam pelvis atau rongga abdomen, atau mungkin berpenetrasi ke serosa dan sel – sel
melepaskan diri langsung ke dalah pelvis atau rongga abdomen.
f. Gejala
Bila terdapat tanda dan gejala yaitu rabas vagina, perdarahan abnormal vagina
atau rabas, menstruasi yang tidak teratur, dan nyeri.Kanker tuba paling banyak
ditemikan pada wanita pasca menopause, tetapi bisa juga ditemukan pada wanita yang
lebih muda.
g. Stadium
Stadium Kriteria
32
IIB Perluasan proses ke jaringan panggul lainnya.
h. Diagnosa
Untuk memastikan apakah tuba falopi tersumbat, dokter bisa menggunakan
hysterosalpingography.Pada prosedur ini, sinar X dilakukan setelah radiopaque dye disuntikkan
melalui servik.Pewarna tersebut menyebar secara cepat ke dalam rongga rahim dan tuba
falopi.Prosedur ini dilakukan dengan singkat setelah periode menstruasi seorang wanita
berakhir.Prosedur ini bisa mendeteksi gangguan struktur yang bisa menyumbat tuba
falopi.Meskipun begitu, sekitar 15% kasus, hysterosalpingography mengindikasi bahwa tuba
falopi tersumbat padahal tidak- disebut hasil positif palsu.
Setelah hysterosalpingography dengan hasil normal, kesuburan tampak sedikit meningkat,
kemungkinan karena prosedur tersebut sementara waktu memperlebar pembuluh (dilate) atau
menjernihkan pembuluh pada lendir. Oleh karena itu, dokter bisa menunggu jika seorang wanita
menjadi hamil setelah prosedur ini sebelum tes tambahan
33
Jika kelainan di dalam rahim terdeteksi, dokter meneliti rahim dengan pipa pelihat
disebuthyteroscope, yang dimasukkan ke dalam servik ke dalam rahim.Jika adhesion, polip,
atau fibroid kecil terdeteksi, hyteroscope kemungkinan digunakan untuk mengeluarkan atau
mengangkat jaringan tidak normal, meningkatkan kesempatan bahwawanitatersebutmenjadi
hamil.
Jika bukti menduga bahwa tuba falopi tersumbat atau bahwa seorang wanita bisa mengalami
endometriosis, pipa pelihat kecil disebut laparoscope dimasukkan ke rongga panggul melalui
sayatan kecil persis di bawah pusar.Biasanya, anestesi umum dilakukan.Prosedur ini
memudahkan dokter untuk melihat rahim secara langsung, tuba falopi, dan
ovarium.Laparoscope bisa juga digunakan untuk mengeluarkan atau mengangkat jaringan tidak
normal di dalam panggul.
i. Pengobatan
Pengobatan yang utama untuk kanker tuba adalah pembedahan untuk mengangkat
kedua saluran, kedua indung telur, dan rahim disertai pengangkatan kelenjar getah bening perut
dan panggul.Pada kanker stadium lanjut, setelah pembedahan mungkin perlu dilakukan
kemoterapi atau terapi penyinaran.
a. Pengertian
Uterus adalah suatu struktur otot yang cukup kuat, bagian luarnya ditutupi oleh
peritonium sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim, dalam
keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam rongga panggul kecil di antara
kandung kemih dan dubur.
Tumor uterus adalah kanker yang tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali
pada daerah rahim dan merusak jaringan sekitarnya.
34
b. Etiologi
c. Klasifikasi
Ektoserviksterbagiatas:
Kista jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat
pada dinding samping ektoserviks. Kista endometriosis yang letaknya
suferfisial. Folikel atau kista nabothi yaitu kista retensi kelenjar endoserviks,
biasanya terdapat pada wanita multipara, sebagai penampilan servisitis. Kista ini
jarang mendapat ukuran besar berwarna putih mengkilat bersih cairan mucus.
Kalau kista ini membesar akan menyebabkan nyeri.
Papiloma dapat tunggal maupun multiple seperti kondiloma akuminata.
Kebanyakan papiloma ini adalah sisa epitel yang terlebih pada trauma bedah
maupun persalinan.
Hemangioma ini jarang terjadi biasanya terletak pada superficial yang dapat
membesar pada waktu kehamilan yang dapat menyebabkan metroragi
35
memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui serviks
Adenoma- adenufibroma yang biasannya terdiri dari epitel endometrium dengan
stroma yang sesuai dengan daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan
penampilan hyperplasia endometrium, dengan konsistensi lunak dan berwarna
kemerah merahan . Gangguan yang sering ditimbulkan adalah metroragi sampai
menometroragi, infertilitas.Pula mempunyai kecenderungan kambuh kembali.
Mioma submukosum:sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari
uterus menjadi mioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna
putih
Polip plasenta: berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus. Polip plasenta menyebabkan uterus mengalami sub-involusi yang
menimbulkan perdarahan.
Miometrium
Neoplasma jinak ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya ,sehingga dalam kepustakaan dikenal juga istilah
fibromioma,leiomioma, ataupun pibroid.
Berdasarkan otopsi novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai
sarang mioma, pada wanita yang berkulit hitam ditemukan lebih banyak.Mioma
uteri belum pernah terjadi sebelum menars. Setelah menopause hanya kira-kira 10%
mioma yang masih tumbuh.
d. Faktor resiko
Usia, kanker uterus terutama menyerang wanita berusia 50 tahun keatas.
Hiperplasia endometrium
Terapi Sulih Hormon (TSH)
TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause, mencegah
osteoporosis dan mengurangi resiko penyakit jantung atau stroke.
Wanita yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko yang
lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang tampaknya
mempertinggi resiko ini.
Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan progesteron memiliki resiko yang
lebih rendah karena progesteron melindungi rahim.
Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita
yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar
estrogen merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita
obes.
36
Diabetes (kencing manis)
Hipertensi (tekanan darah tinggi)
Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati kanker
payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya berhubungan
dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.
Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko
terjadinya kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.
Ras
Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
Kanker kolorektal
Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
Menopause setelah usia 52 tahun
Tidak memiliki anak
Kemandulan
Penyakit ovarium polikista
Polip endometrium.
e. Gejala
f. Stadium
Tingkat Kriteria
37
I kanker hanya tumbuh di badan Rahim
g. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut :
Pemeriksaan panggul
Pap smear
USG transvagina
Biopsi endometrium.
Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan
pemeriksaan berikut :
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan air kemih
Rontgen dada
CT scan tulang dan hati
Sigmoidoskopi
Limfangiografi
Kolonoskopi
Sistoskopi.
h. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh
hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan
keadaan umum penderita.Metode pengobatan:
Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani Histerektomi (pengangkatan rahim).
Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral)
38
karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak
aktif) yang mungkin tertinggal kemungkinan akan terangsang oleh estrogen
yang dihasilkan oleh ovarium. Jika ditemukan sel-sel kanker di dalam kelenjar
getah bening di sekitar tumor, maka kelenjar getah bening tersebut juga
diangkat. Jika sel kanker telah ditemukan di dalam kelenjar getah bening, maka
kemungkinan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Jika sel kanker belum menyebar ke luar endometrium (lapisan rahim), maka
penderita tidak perlu menjalani pengobatan lainnya.
Terapi penyinaran (radiasi)
Digunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di
daerah yang disinari.
Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan.
Penyinaran bisa dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran
tumor) atau setelah pembedahan (untuk membunuh sel-sel kanker yang
tersisa).Ada 2 jenis terjapi penyinaran yang digunakan untuk mengobati kanker
rahim:
- Radiasi eksternal : digunakan sebuah mesin radiasi yang besar untuk
mengarahkan sinar ke daerah tumor. Penyinaran biasanya dilakukan
sebanyak 5 kali/minggu selama beberapa minggu dan penderita tidak
perlu dirawat di rumah sakit. Pada radiasi eksternal tidak ada zat
radioaktif yang dimasukkan ke dalam tubuh.
- Radiasi internal : digunakan sebuah selang kecil yang mengandung suatu
zat radioaktif, yang dimasukkan melalui vagina dan dibiarkan selama
beberapa hari. Selama menjalani radiasi internal, penderita dirawat di
rumah sakit.
Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon
ke sel kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa
menempel pada reseptor hormon dan menyebabkan perubahan di dalam jaringan
rahim.
Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika
jaringan memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan
memberikan respon terhadap terapi hormonal.
Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
39
- penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan
ataupun terapi penyinaran
- penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh
lainnya.
- penderita yang kanker rahimnya kembali kambuh.
Jika kanker telah menyebar atau tidak memberikan respon terhadap
terapi hormonal, maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu
siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.
i. Pencegahan
Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara rutin,
untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi endometrium).
a. Pengertian
b. Epidemologi
Kanker ovarium jarang ditemukan pada usia dibawah 40 t
a h u n . A n g k a k e j a d i a n meningkat dengan makin tua, yaitu 15-16 per 100.000
pada usia 40-44 tahun, dan paling tinggiyaitu 57 per 100.000 pada usia 70-74 tahun.
Usia median saat diagnosis adalah 63 tahun dan48% penderita berusia diatas 65 tahun.
40
Belum ada metode skrining yang efektif untuk kanker ovarium, sehingga 70% kasus
ditemukan pada stadium lanjut.
c. Etiologi
Ada beberapa teori tentang etiologi kanker ovarium yaitu:
Teori ini pertama kali diperkenalkan olehFathalla pada tahun 1972, yangmenyat
akan bahwa pada saat terjadi ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel
ovarium.Untuk penyembuhan luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika
sebelum penyembuhan tercapai terjadi lagi ovulasi atau trauma baru,
proses penyembuhan akan terganggu dan kacau sehingga dapat
menimbulkan transformasi menjadi sel-sel tumor.
Hipotesis gonadotropin
Teori ini didasarkan pada pengetahuan dari percobaan binatang dan data
epidemiologi.Hormon hipofisis diperlukan untuk perkembangan
tumor ovarium pada beberapa percobaan pada rodentia. Pada
percobaan ini ditemukan bahwa jika kadar hormon estrogen rendah
di sirkulasi perifer, kadarhormon gonadotrofin
juga menigkat.Peningkatan kadar hormon gonadotrofin ini ternyata berhubun
gan dengan makin bertambah besarnya tumor ovarium pada
binatang tersebut.Kelenjar ovarium yang telah terpapar pada zat
karsinogenik dimetilbenzatrene (DMBA) akan menjadi tumor ovarium
jika ditransplantasikan pada tikus yang telah di ooforektomi, tetapi tidak
menjadi tumor jika tikus tersebut telah di hipofisektomi.Berkurangnya resiko
kanker ovarium pada wanita multipara dan wanita pemakai pil kontrasepsi dapat
diterangkan dengan rendahnya kadar gonadotrofin.
Hipotesis Androgen
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Rish pada tahun 1998 yang
mengatakan bahwa androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya
kanker ovarium.Teori ini
didasarkan pada bukti bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen. Ep
itelovarium selalu terpapar pada androgenic steroid yang berasal dari ovarium
itu sendiri dan kelenjar adrenal, seperti androstenedion, dehidroepiandrosteron,
dan testosterone. Dalam percobaan invitro androgen dapat menstimulasi
pertumbuhan epitel ovarium normal dan juga sel-sel kanker ovarium epitel
dalam kultur sel.
41
Hipotesis progesterone
Berbeda dengan efek peningkatan resiko kanker ovarium oleh androgen,
progesteron ternyata mempunyai peranan protektif terhadap terjadinya kanker o
varium. Epitel normal ovarium mengandung reseptor progesteron. Pemberian pil
yang mengandung estrogen saja pada wanita pasca menopauseakan
meningkatkan resiko terjadinya kanker ovarium, sedangkan pemberian
kombinasidengan pemberian progesteron akan menurunkan resikonya.
Kehamilan, dimana
kadar progesteron tinggi, menurunkan resiko kanker ovarium. Pil kontrasepsi k
ombinasimenurunkan resiko terjadinya kanker ovarium.
Paritas
Penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan satu paritas yang
tinggi memiliki resiko terjadinya kanker ovarium yang lebih rendah daripada
nulipara, yaitu denga risikorelative 0,7. Pada wanita yang mengalami 4 atau
lebih kehamilan aterm, resiko terjadinyakanker ovarium berkurang sebesar 40%
jika dibandingkan dengan wanita nulipara.
Pil kontrasepsi
Penelitian dari center for disease control menemukan penurunan resiko
terjadinya kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang
memakai pil kontasepsi,yaitu dengan resiko relative 0,6.
Talk
Pemakaian talk pada daerah perineum dilaporkan meningkatkan resiko
terjadinya kanker ovarium dengan resiko relative 1,9%.
Ligasi Tuba
Pengikatan tuba ternyata menurunkan terjadinya kanker ovarium
dengan resiko relatif 0,3. Mekanisme terjadinya efek protektif ini
diduga dengan terputusnya akses talk atau karsinogen lainnya dengan
ovarium.
d. Patologi
42
beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun klasifikasinya masih
sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi
dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak
jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of
low-malignant potential) dan yang jelas ganas (true malignant).
e. Klasifikasi
Klasifikasi Tumor Ovrium menurut WHO yang dimodifikasi :
43
Tumor Sertoli cell, adalah bentuk feminisasi dari Androblastoma. Sel-sel sertoli
merupakan sumber dari estrogen pada gonad lelaki,
Tumor Sel Granulosa,
Tumor Sel Theca.
- Gynandroblastoma,
- Tidak terklasifikasi.
Diduga berasal dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu mendiferensiasi
ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat mengakibatkan
munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada penderitanya.
Tumor-tumor lipid cell.
Tumor-tumor Germ-cell :
- Disgerminoma,
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan
permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami
degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang sel telur yang besar, bundar,
ovoid, atau poligonal, terpisah oleh septa jaringan ikat. 88,6% dapat
disembuhkan hanya dengan USO (Unilateral Salpingo Oerectomy), kalau perlu
pasca bedah dapat dipertimbangkan radioterapi pada tumor bed karena tumor ini
sangat radiosensitif dan radiocurable.
- Tumor Sinus Endodermal,
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis atau
wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik
didapatkan retikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di
tengahnya. Sinus tersebut terdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel
kuboid.
- Karsinoma Embrional,
- Poli-Embrioma,
- Khoriokarsinoma,
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
seperti khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast
Ganas Gestasional). Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio
– dan sitotrofoblastanpa villikhoroalis.
- Teratoma :
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu
membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium
44
bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas
berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang (matur)
dan yang tidak matang (immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada
anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan
mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan tumor di
samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan ascites.
Terapinya pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
usia 55 – 59 tahun
pernah mengalami kanker payudara
penggunaan metode KB pil
nuliparitas
infertilitas
Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara dan/atau kanker ovarium
Riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru, prostat dan rahim
(menunjukkan adanya sindroma Lynch II).
g. Gejala
Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian bawah.
Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa merupakan
pertanda awal dari kanker ovarium.
Di dalam perut terkumpul cairan dan perut membesar akibat ovarium yang
membesar ataupun karena penimbunan cairan.
Pada saat ini penderita mungkin akan merasakan nyeri panggul,anemia dan berat
badannya menurun.
Kadang kanker ovarium melepaskan hormon yang menyebabkan pertumbuhan
berlebih pada lapisan rahim, pembesaran payudara atau peningkatan
pertumbuhan rambut.
Gejala lainnya yang mungkin terjadi:
- Panggul terasa berat
- Perdarahan pervaginam
- Siklus menstruasi abnormal
Gejala saluran pencernaan (perut kembung, nafsu makan berkurang, mual,
munatah, tidak mampu mencerna makanan dalam jumlah seperti biasanya).
h. Stadium
45
Stadium Interpretasi
i. Diagnosa
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan
penyakitnya yang sudah agak lanjut :
46
Gejala desakan yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan infiltrasi ke
jaringan sekitar,
Gejala diseminasi/ penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi peritoneal dan
bermanifestasi adanya ascites
Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi, maskulinisasi
atau hiperestrogenisme, intensitas gejala ini sangat bervariasi dengan tipe
histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologik dan palpasi abdominal akan mendapatkan tumor atau
masa, di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi mulai dari yang
kistik sampai yang solid (padat). Pemakaian USG (Ultra Sono Graphy) dan
CTscan (Computerised axial Tomography scanning) dapat memberi informasi
yang berharga mengenai ukuran tumor dan perluasannya sebelum pembedahan.
Laparotomi eksploratif disertai biopsi potong beku (Frozen section) masih tetap
merupakan prosedur diagnostik paling berguna untuk mendapat gambaran
sebenarnhya mengenai tumor dan perluasannya seta menentukan strategi
penanganan selanjutnya.
j. Pengobatan
Pembedahan
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional).
Luas prosedur pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran
ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan
rahim (korpus uteri). Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor
ovariumnya saja : oophorektomi atau oophoro kistektomi) masih dapat
dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita masih muda, blum
mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti disgerminoma, tumor
sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low potential malignancy = bordeline
malignancy.
Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2
(FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga
perut. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV)
dilakukandebulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh
sel-sel tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap
sinar (radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
Khemoterapi
47
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganas
ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens
alkylating (seperti cyclophospamide,
chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agenslain (seperti Cis-
Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan
preparat hormon progestativa.
k. Pencegahan
Beberapa faktor muncul untuk mengurangi risiko kanker indung telur, termasuk:
Kontrasepsi oral (pil KB). Dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah
menggunakan mereka, para wanita yang menggunakan kontrasepsi oral selama
lima tahun atau lebih mengurangi risiko kanker ovarium sekitar 50 persen,
sesuai dengan ACS.
Kehamilan dan menyusui. Memiliki paling tidak satu anak menurunkan risiko
Anda mengalami kanker ovarium. Menyusui anak-anak juga dapat mengurangi
risiko kanker ovarium.
l. Askeb Pada Ibu Dengan Tumor vulva, vagina,tuba, uterus dan ovarium
a. Lakukan anamnesa dengan cermat.
b. Lakukan pemeriksaan pada abdomen, dan alat genitalia, serta pada tungakai.
f. Lakukan rujukan
48
PENUTUP
KESIMPULAN
Tumor merupakan satu sel liar yang berada dibagian tubuh dan terus membesar dilokasi
yang tetap atau tidak menyebar kebagian tubuh yang lain. Akibat pembesaran ini akan muncul
benjolan dibagian tubuh tertentu, karena itu munculnya benjolan dibagian tubuh baik disertai
rasa sakit maupun tidak, tetapi patut diwaspadai sebagai tumor. Jika tidak diobati secara benar
sel tumor bisa berubah menjadi kanker.
Tumor jinak dan ganas pada organ reproduksi maupun kanker merupakan penyakit
yang endemic pada wanita hampir seluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam faktor.
Setiap orang didunia ini memiliki resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih
beresiko dari pada laki-laki.
Oleh karena itu, perlu dikenali sejak masih dini. Semakin diketahui, semakin besar
kemungkinan menyembuhkannya
49
SARAN
Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab kebanyakan kanker dan tumor
berkembang dalam jangka waktu yang lama, dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang
munculnya gejala pada stadium awal. Dalam proses preventif dan protektif ini hendaknbya ada
kerjasama antara individu, keluarga, masyarakat dan pemerintah serta komponen lainya demi
menurunkan prevelensi diIndonesia mengingat kemungkinan kecil untuk sembuh total jika
sudah terkena penyakit ini. Sudah seharusnya seorang bidan menganjurkan ibu untuk
melakukan ANC secara rutindan teratur untuk mendapatkan kesehatan ibu dan anak yang
optimal dan juga dapat mendeteksi dini jika ada masalah atau kelainan dalam kehamilannya
Berikut beberapa hal yang kami sarankan agar dapat mendeteksi gejala- gejala gangguan sistem
reproduksi :
Minimal setiap satu bulan sekali lakukan pemeriksaan SADARI (periksa Payudara
sendiri),
Biasanya waktu yang tepat yaitu tiap 1 minggu setelah selesai menstruasi. Lakukan
sesuai Prosedur.
DAFTAR PUSTAKA
Aziz, M, F. 2006. Onkologi Ginekologi. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
50