Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN HIPOPARATIROID
Sukardi Sugeng Rahmad, SKp. MPH
Pengertian
Hipoparatiroid terjadi akibat hipofungsi paratiroid atau kehilangan
fungsi kelenjar paratiroidsehingga menyebabkan gangguan
metabolisme kalsium dan fosfor; serum kalsium menurun bisa sampai 5
mg % (N: 30 – 35 U/mL) serum fosfor meninggi 9,5- 12,5 mg% (normal:
4.24 – 7.58 mg/dl atau 1,4 – 2,5 mmol/l ).
Keadaan ini jarang sekali ditemukan dan umumnya sering disebabkan
oleh kerusakan atau pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi
paratiroid atau tiroid, dan yang lebih jarang lagi ialah tidak adanya
kelenjar paratiroid (secara congenital).
Manifestasi klinik:
1. hipokalsemia yang menyebabkan iritablitas sistem neuromuskeler dan
turut menimbulkan gejala utama hipoparatiroidisme yang berupa
tetanus.Tetanus merupakan hipertonia otot yang menyeluruh disertai
tremor dan kontraksi spasmodik atau tak terkoordinasi yang terjadi
dengan atau tanpa upaya untuk melakukan gerakan volunter. Pada
keadaan tetanus laten terdapat gejala patirasa, kesemutan dan kram
pada ekstremitas dengan keluhan perasaan kaku pada kedua belah
tangan serta kaki.
2. Pada keadaan tetanus yang nyata, tanda-tanda mencakup bronkospasme,
spasme laring, spasme karpopedal (fleksi sendi siku serta pergelangan
tangan dan ekstensi sensi karpofalangeal), disfagia, fotopobia, aritmia
jantung serta kejang.
3. Gejala lainnya mencakup ansietas, iritabilitas, depresi dan bahkan
delirium
Klasifikasi Hipoparatiroid:
1. Hipoparatiroid neonatal Hipoparatiroid neonatal dapat terjadi pada
bayi yang dilahirkan oleh ibu yang sedang menderita hiperparatiroid.
Aktivitas paratiroid fetus sewaktu dalam uterus ditekan oleh
maternal hiperkalsemia
2. Simple idiopatik hipoparatiroid Gangguan ini dapat ditemukan pada
anak-anak atau orang dewasa. Terjadinya sebagai akibat pengaruh
autoimun yang ada hubungannya dengan antibodi terhadap
paratiroid, ovarium, jaringan lambung dan adrenal. Timbulnya
gangguan ini dapat disebabkan karena menderita hipoadrenalisme,
hipotiroidisme, diabetes mellitus, anemia pernisiosa, kegagalan
ovarium primer, hepatitis, alopesia dan kandidiasis.
3. Hipoparatiroid pascabedah Kelainan ini terjadi sebagai akibat
operasi kelenjar tiroid, atau paratiroid atau sesudah operasi radikal
karsinoma faring atau esofagus. Kerusakan yang terjadi sewaktu
operasi tiroid, biasanya sebagai akibat putusnya aliran darah untuk
kelenjar paratiroidisme karena pengikatan arteri tiroid inferior.
Hipoparatiroid yang terjadi bersifat sementara atau permanen.
Karena itu kadar kalsium serum harus diperiksa sesudah melakukan
operasi-operasi tersebut, tiga bulan kemudian dan sewaktu-waktu
bila ada kelainan klinis walaupun tak khas yang menjurus pada
diagnosis hipoparatiroid.
Patofisiologi
Pada hipoparatiroidisme terdapat gangguan dari metabolisme kalsium dan fosfat, yakni
kalsium serum menurun (bisa sampai 5 mgr%) dan fosfat serum meninggi (bisa sampai
9,5-12,5 mgr%).
Pada klien post operasi disebabkan tidak adekuat produksi hormon paratiroid karena
pengangkatan kelenjar paratiroid pada saat operasi. Operasi yang pertama adalah untuk
mengatasi keadaan hiperparatiroid dengan mengangkat kelenjar paratiroid.
Tujuannya adalah untuk mengatasi sekresi hormon paratiroid yang berlebihan, tetapi
biasanya terlalu banyak jaringan yang diangkat. Operasi kedua berhubungan dengan
operasi total tiroidektomi.
Hal ini disebabkan karena letak anatomi kelenjar tiroid dan paratiroid yang dekat
(diperdarahi oleh pembuluh darah yang sama) sehingga kelenjar paratiroid dapat
terkena sayatan atau terangkat. Hal ini sangat jarang dan biasanya kurang dari 1 % pada
operasi tiroid. Pada banyak klien tidak adekuatnya produksi sekresi hormon paratiroid
bersifat sementara sesudah operasi kelenjar tiroid atau kelenjar paratiroid, jadi
diagnosis tidak dapat dibuat segera sesudah operasi.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tetanus laten ditunjukan oleh tanda trousseau atau tanda Chvostek
yang positif. Tanda trousseau dianggap positif apabila terjadi spasme
karpopedal yang ditimbulkan akibat penyumbatan aliran darah ke
lengan selama 3 menit dengan manset tensimeter.
Tanda Chvostek menujukkan hasil positif apabila pengetukan yang
dilakukan secara tiba-tiba didaerah nervous fasialis tepat di kelenjar
parotis dan disebelah anterior telinga menyebabkan spasme atau
gerakan kedutan pada mulut, hidung dan mata.
2. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan
laboratorium menunjukkan kalsium serum rendah
dan tetanus terjadi pada kadar kalsium serum
yang berkisar dari 5-6 mg/dl (1,2 - 1,5mmol/L)
atau lebih rendah lagi. Kadar fosfat serum
meningkat.
3. Pemeriksaan sinar X menunjukkan peningkatan
densitas tulan
4. Foto rontgen menunjukkan kalsifikasi pada
jaringan subkutan/ basal ganglia otak
Penatalaksanaan Medis
1. Hipoparatiroid akut Serangan tetani akut paling baik
pengobatannya adalah dengan pemberian intravena 10-
20 ml larutan kalsium glukonat 10% (atau chloretem
calcium) atau dalam infus.Di samping kalsium intravena,
diberikan pula parathormon (100-200 U) dan vitamin D
100.000 U per oral.
2. Hipoparatiroid menahun Tujuan pengobatan yang
dilakukan untuk hipoparatiroid menahun ialah untuk
meninggikan kadar kalsium dan menurunkan fosfat
dengan cara diet dan medikamentosa. Diet harus banyak
mengandung kalsium dan sedikit fosfor.
Medikamentosa terdiri atas pemberian alumunium hidroksida
dengan maksud untuk mengikat fosfor dan menigkatkan
ekskresinya lewat traktus gastrointestinal.Di samping itu diberikan
pula ergokalsiferol (vitamin D2), dan yang lebih baik bila
ditambahkan dihidrotakisterol.
Selama pengobatan hipoparatiroid, harus waspada terhadap
kemungkinan terjadi hiperkalsemia. Bila ini terjadi, maka kortisol
diperlukan untuk menurunkan kadar kalsium serum.
Pengkajian
1. Riwayat penyakit ditanyakan tentang sejak kapan klien menderita
penyakit, apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama,
apakah klien pernah mengalami tindakan operasi khususnya
pengangkatan Kelenjar paratiroid atau kelenjar tiroid, dan apakah
ada riwayat penyinaran daerah leher.
2. Keluhan utama meliputi kelainan bentuk tulang, perdarahan yang
sulit berhenti, kejang-kejang, kesemutan dan lemah
3. Pemeriksaan fisik mencakup:Kelainan bentuk tulang, Tetani, Tanda
trosseaus dan chovsteks, Pernapasan berbunyi (stridor), Rambut
jarang dan tipis, pertumbuhan kuku buruk, kulit kering dan kasar
4. Pemeriksaan penunjangPemeriksaan kadar kalsium serum,
Pemeriksaan radiologi
Diagnosa dan Perencanaan:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan
membersihkan sekret atau obstruksi jalan nafas untuk
mempertahankan jalan nafas tetap paten. (kode D.0001, masuk dalam
kategori fisiologis, subkategori respirasi dalam SDKI
DS:
Tidak ada
DO:
a. Batuk tidak efektif. Batuk adalah mekanisme pertahanan mendasar untuk menjaga
jalan napas bebas dari benda asing (Fernández-Carmona, 2018). Batuk tidak
efektif berarti respon batuk yang dilakukan oleh pasien tidak mampu menjaga
jalan napas tetap bersih, atau tidak mampu mengeluarkan sputum.
b. Tidak mampu batuk. Refleks batuk biasanya dimulai oleh iritasi mukosa trakea
atau laring (Standring, 2021). Batuk merupakan refleks defensif yang penting, dan
diperlukan untuk menjaga kesehatan paru-paru (Polverino, 2012). Pasien yang
tidak mampu batuk berisiko mengalami atelektasis, pneumonia berulang, dan
penyakit saluran napas kronis akibat aspirasi dan retensi sekret (Polverino, 2012)
c. Sputum berlebih: ubuh manusia memproduksi lendir (mukus) untuk menjaga
saluran pernapasan tetap lembab sehingga benda asing yang dapat
menimbulkan ancaman dapat terperangkap dan dipaksa keluar dengan batuk.
Pada situasi tertentu, misalnya ketika ada infeksi di paru-paru, tubuh
memproduksi mukus secara berlebihan.
Ketika mekanisme pertahanan tubuh mencoba untuk membuang kelebihan
mukus tersebut dengan batuk, maka yang keluar adalah sputum atau dahak.

d. Mengi, wheezing, dan/atau ronchi kering Mengi adalah terjemahan Bahasa


Indonesia untuk Wheezing. Dalam KBBI mengi diartikan seabgai penyakit sesak
napas atau penyakit bengek. Mengi (wheezing) dan ronki sama-sama
dihasilkan oleh saluran jalan napas yang menyempit dan udara yang mengalir
melaluinya jalan napas tersebut (Zimerman & Williams, 2021).
Mengi adalah suara napas tambahan yang disebabkan oleh gerakan udara
melalui saluran udara kecil yang menyempit, seperti bronkiolus (Zimerman &
Williams, 2021
Adapun penyebab (etiologi) untuk masalah bersihan jalan napas tidak
efektif adalah:
a. Spasme jalan napas.
b. Hipersekresi jalan napas.
c. Disfungsi neuromuskuler
d. Benda asing dalam jalan napas
e. Adanya jalan napas buatan
f. Sekresi yang tertahan
g. Hyperplasia dinding jalan napas
h. Proses infeksi
i. Respon alergi
j. Efek agen farmakologis (mis. Anestesi)
k. Merokok aktif
l. Merokok pasif
m. Terpajan polutan
Luaran (HYD) dalam (SLKI), : “Bersihan Jalan Napas Meningkat.” kode L.01002
Bersihan jalan napas meningkat berarti kemampuan pasien membersihkan
sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap
paten meningkat.
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa bersihan jalan napas meningkat adalah:
a. Batuk efektif meningkat
b. Produksi sputum menurun
c. Mengi menurun
d. Wheezing menurun
e. Mekonium (pada neonatus) menurun
Intervensi:
1. Latihan Batuk Efektif (I.01006)
a. Observasi
1) Identifikasi kemampuan batuk
2) Monitor adanya retensi sputum
3) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
4) Monitor input dan output cairan (misal: jumlah dan karakteristik)
b. Terapeutik
1) Atur posisi semi-fowler dan fowler
2) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
3) Buang sekret pada tempat sputum
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
2) Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
3) Anjurkan mengulangi Tarik napas dalam hingga 3 kali
4) Anjutkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke-3
d. Kolaborasi : Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran, jika perlu.
2. Manajemen Jalan Napas (I.01011) :Manajemen jalan napas adalah intervensi
yang dilakukan oleh perawat untuk mengidentifikasi dan mengelola kepatenan
jalan napas.
a. Observasi
1) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2) Monitor bunyi napas tambahan (misalnya: gurgling, mengi, wheezing,
ronchi kering)
3) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
b. Terapeutik
1) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw
thrust jika curiga trauma fraktur servikal
2) Posisikan semi-fowler atau fowler
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
5) Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
6) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
7) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
8) Berikan oksigen, jika perlu
c. Edukasi
1) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak ada
kontraindikasi
2) Ajarkan Teknik batuk efektif
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,
jika perlu.
3. Pemantauan Respirasi (SIKI I.01014) adalah intervensi yang
dilakukan oleh perawat untuk mengumpulkan dan menganalisis
data untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keefektifan
pertukaran gas.
a. Observasi
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradypnea, takipnea,
hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
3) Monitor kemampuan batuk efektif
4) Monitor adanya produksi sputum
5) Monitor adanya sumbatan jalan napas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7) Auskultasi bunyi napas
8) Monitor saturasi oksigen
9) Monitor nilai analisa gas darah
10) Monitor hasil x-ray thoraks
b. Terapeutik
1) Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
2) Dokumentasikan hasil pemantauan
c. Edukasi
1) Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2) Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
Diagnosis keperawatan dan Perencanaan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh : merupakan diagnosis keperawatan
yang didefinisikan sebagai asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
(D.0019), masuk dalam kategori fisiologis, subkategori Nutrisi dan cairan
Penyebab (etiologi) untuk masalah defisit nutrisi adalah:
a. Ketidakmampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme
e. Faktor ekonomi (mis: finansial tidak mencukupi)
f. Faktor psikologis (mis: stres, keengganan untuk makan)
DS:
Tidak ada
DO:
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
Luaran (HYD) Status nutrisi membaik diberi kode L.03030 dalam SLKI.
berarti keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme membaik.
Kriteria hasil
a. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
b. Berat badan membaik
c. Indeks massa tubuh (IMT) membaik
Intervensi:
1. Manajemen Nutrisi (I.03119) adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat
untuk mengidentifikasi dan mengelola asupan nutrisi yang seimbang.
Intervensi:
a. Observasi
1) Identifikasi status nutrisi
2) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3) Identifikasi makanan yang disukai
4) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
5) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
6) Monitor asupan makanan
7) Monitor berat badan
8) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
b. Terapeutik
1) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
2) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
3) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
4) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
6) Berikan suplemen makanan, jika perlu
7) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan oral dapat
ditoleransi
c. Edukasi
1) Ajarkan posisi duduk, jika mampu
2) Ajarkan diet yang diprogramkan
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri, antiemetik), jika
perlu
2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
2. Promosi Berat Badan (I.03136) Promosi berat badan adalah
intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk memfasilitasi
peningkatan berat badan.
Intervensi:
a.Observasi
1)Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2)Monitor adanya mual dan muntah
3)Monitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hari
4)Monitor berat badan
5)Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
b. Terapeutik
1) Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika perlu
2) Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis: makanan
dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostomy, total parenteral nutrition
sesuai indikasi)
3) Hidangkan makanan secara menarik
4) Berikan suplemen, jika perlu
5) Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
c. Edukasi
1) Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
2) Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
Menghitung balance cairan:
1. Intake (Pemasukan cairan)
a. Cairan oral 750 Ml
b.Cairan enteral : misal lewat NGT
c.Cairan parenteral : lewat infus : 700 Ml
d.Air metabolik : 15 ml/Kg BB /24 jam
Klien dengan BB 58 KG= 15 X 58 : 870 ml/24 jam
870/24 : 36,25 ml / jam. Bila perawat dalam satu shift = 7 jam
maka dalam satu shift : 7 X 36,25 : 253 ml/ shift
jadi dalam satu shift: 750+700+253: 1703 ml
2. Output (Pengeluaran cairan)
a. sensible water losses
1) Urin : 1400 Ml
2) Drain : 200 Ml
3) Muntah: ..-.... Ml
4) Diare : ..- .... Ml
b. Insensible water losses (IWL)
15 ml/ kg BB / 24 jam
Misal klien dg BB 60 Kg : 60 X 15 : 900 ml/24 jam
dalam satu shift pagi : 900 : 24 : 37,5 ml/jam
dalam satu shit : 37,5 ml X 7 : 262 ml
jadi dari contoh diatas maka output : 1400 +200+262: 1862ml
c. Penambahan IWL karena peningkatan suhu :
suhutubuh -36,3 X 200 ml : ......./24 jam
misal : 38 -36,3: 1,7X 200 : 340 ml/ 24 jam
Intake 1703 ml – output 1862ml = -159 ml

Anda mungkin juga menyukai