DENGAN DERMATITIS
Disusun Oleh:
1. Shinta Nazila (1910701007)
2. Usnul Divana Suleman (1910701009)
3. Vinda Ayu Arini (1910701014)
4. Nur Fitriyah (1910701023)
5. Berlian Rahmah Pertiwi (1910701030)
6. Annisa Fara Dibba (1910701034)
7. Ade Rahmawati (1910701037)
Jl. Limo Raya No. 1, Limo, Sawangan, Limo, Kota Depok, Jawa Barat 16514
2021
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada Lansia dengan
Dermatitis”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Asuhan Keperawatan pada
Lansia dengan Dermatitis” ini dapat memberikan manfaat terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
A. Pendahuluan
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai
respon terhadap pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen,
menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik (eritema,
edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis
juga diklasifikasikan atas 2 tipe yaitu: endogen dan eksogen. Dermatitis
endogen terdiri dari dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simpleks
kronis, dermatitis non spesifik (pompoliks, dermatitis numuler, dermatitis
xerotik, otosensitisasi), dan dermatitis akibat obat. Dermatitis eksogen
terdiri dari dermatitis kontak iritan, dermatitis kontak alergik, dermatitis
infektif, dan dermatofitid.
Dermatitis kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang
disertai dengan adanya spongiosis/edema interseluler pada epidermis
karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau
terpajan dengan kulit. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun
alergik. Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada pekerja yang sering
melakukan pencucian tangan berulang atau paparan berulang pada kulit
berupa air, bahan makanan, dan berbagai zat yang dapat mengakibatkan
iritasi ataupun alergik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prevalensi dermatitis dan gangguan tidur dan istirahat
pada lansia ?
2. Apa Pengertian dari masalah Dermatitis dan gangguan tidur dan
istirahat pada lansia ?
3. Apa Etiologi dari masalah Dermatitis pada lansia ?
4. Apa Etiologi dari masalah gangguan tidur dan istirahat pada lansia ?
5. Apa Komplikasi dari masalah Dermatitis pada lansia ?
6. Apa Komplikasi dari masalah gangguan tidur dan istirahat pada
lansia ?
7. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada masalah yang dialami oleh
kasus tersebut ?
C. Tujuan
1. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Prevalensi Dermatitis dan
gangguan tidur dan istirahat pada lansia
2. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Pengertian dari masalah
Dermatitis dan gangguan tidur dan istirahat pada lansia
3. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Etiologi dari masalah Dermatitis
pada lansia
4. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Etiologi dari masalah gangguan
tidur dan istirahat pada lansia
5. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Komplikasi dari masalah
Dermatitis pada lansia
6. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Komplikasi dari masalah
gangguan tidur dan istirahat pada lansia
7. Mahasiwa mengetahui dan mengerti Asuhan Keperawatan pada
masalah yang dialami oleh kasus tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian dari masalah Dermatitis dan gangguan tidur dan istirahat pada
lansia
Dermatitis
Menurut Djuanda (2006), dermatitis adalah peradangan kulit
(epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen
dan endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik
dan keluhan gatal.
Menurut Ardhie (2014) Dermatitis ialah kelainan kulit yang
subyektif ditandai oleh rasa gatal dan secara klinis terdiri atas ruam
polimorfi yang umumnya berbatas tidak tegas. Gambaran klinisnya sesuai
dengan stadium penyakitnya.
Dermatitis atau yang sering disebut ekzema adalah peradangan
kulit dengan morfologi khas namun penyebabnya bervariasi. Kulit yang
mengalami dermatitis memiliki ciri warna kemerahan, bengkak, vesikel
kecil berisi cairan dan pada tahap akut mengeleuaarkan cairan .Pada tahap
kronis kulit menjadi bersisik, mengalami likenifikasi, menebal, tretak dan
berubah warna, (Jeyaratnam & Koh, 2010).
Gangguan tidur dan istirahat
Menurut SDKI (2016), gangguan pola tidur adalah gangguan
kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal.
Menurut Nanda,2018, gangguan pola tidur adalah interupsi jumlah
waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal.
Kulit kering,
Perbedaan kondisi genetik,
Kesalahan pada sistem imun,
Bakteri pada kulit,
Faktor lingkungan,
Adanya riwayat eksim dalam keluarga, serta
Adanya riwayat alergi atau asma.
2. Dermatitis kontak
Tanaman poison ivy atau tanaman beracun yang berasal dari tanaman
obat, bunga, buah-buahan, dan sayuran,
Perhiasan dengan nikel,
Zat kimia dalam produk pembersih,
Parfum,
Kosmetik, serta
Zat pengawet pada krim dan losion.
3. Dermatitis seboroik
1. Insomnia Primer
Insomnia primer tidak terjadi secara eksklusif selama ada
gangguan mental lainnya. Tidak disebabkan oleh faktor fisiologis
langsung kondisi medis umum. Ditandai dengan keluhan sulit untuk
memulai tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit selama 1 bulan.
Seseorang dengan insomnia primer sering mengeluh sulit masuk tidur
dan terbangun berkali-kali. Bentuk keluhannya bervariasi dari waktu ke
waktu.
2. Insomnia Kronis
Insomnia kronis biasanya disebut juga insomnia psikofisiologis
persisten. Insomnia ini dapat disebabkan oleh kecemasan, dapat juga
terjadi akibat kebiasaan perilaku maladaptive di tempat tidur. Adanya
kecemasan yang berlebihan karena tidak bisa tidur menyebabkan
seseorang berusaha keras untuk tidur tapi ia semakin tidak bisa tidur.
Ketika berusaha untuk tidur terjadi peningkatan ketegangan motorik dan
keluhan somatik lain sehingga menyebabkan tidak bisa tidur.
3. Insomnia Idiopatik
Insomnia idiopatik merupakan insomnia yang telah terjadi sejak
dini. Terkadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut
selama hidup. Penyebabnya pun tidak jelas, ada dugaan disebabkan oleh
ketidakseimbangan neurokimia otak di formasioretikularis batang otak
atau disfungsi forebrain. Lansia yang tinggal sendiri atau ada rasa takut
pada malam hari dapat menyebabkan kesulitan tidur. Insomnia kronis
dapat menyebabkan penurunan mood (risiko depresi dan ansietas),
menurunkan motivasi, energy dan konsentrasi serta menimbulkan rasa
malas. Kualitas hidup berkurang menyebabkan lansia tersebut lebih sering
menggunakan fasilitas kesehatan.
E. Komplikasi dari masalah Dermatitis pada lansia
1. Komplikasi Dermatitis Dari Segi Medis
Komplikasi medis dari dermatitis umumnya terjadi pada area kulit
yang bermasalah. Kondisi ini dapat terjadi selama kambuhnya gejala
atau bahkan berbulan-bulan setelah kulit mulai tampak pulih. Berikut
dampak jangka panjang dermatitis yang mungkin terjadi.
- Infeksi
Kulit penderita dermatitis dapat mengalami kerusakan akibat
kondisinya yang kering atau terlalu sering digaruk. Lama-
kelamaan, lapisan pelindung kulit pun terkikis habis sehingga kulit
semakin kering, pecah-pecah, dan mudah terserang virus atau
bakteri. Bakteri yang sering menyebabkan infeksi kulit adalah
Staphylococcus aureus. Bakteri ini secara alamiah terdapat di
permukaan kulit, tapi jumlahnya cenderung lebih banyak pada 60-
90% penderita dermatitis atopik (eksim).
Infeksi S. aureus pada kulit dapat memperparah gejala eksim.
Akibatnya, kulit pun mengalami peradangan, tampak memerah,
atau ditumbuhi bintil-bintil seperti bisul yang berisikan cairan.
Selain bakteri, penderita dermatitis atopik juga rentan terhadap
infeksi virus pada kulit. Virus yang sering menjadi penyebabnya
adalah virus herpes simpleks dengan gejala infeksi berupa gatal,
munculnya luka lenting, serta rasa panas pada kulit. Banyak
penderita dermatitis atopik juga dilarang menerima vaksin cacar.
Pasalnya, mereka berisiko mengalami eksim vaccinatum. Infeksi
kulit ini disebabkan oleh virus vaccinia pada vaksin cacar yang
sebenarnya tidak berbahaya secara umum.
- Neurodermatitis
Neurodermatitis merupakan komplikasi dermatitis yang berawal
dari munculnya bercak gatal pada kulit. Bercak ini lama-
kelamaan terasa semakin gatal karena kulit terlalu sering digaruk.
Kulit pun tampak menebal, memerah, dan lebih gelap dari
seharusnya. Walaupun tidak berbahaya, neurodermatitis dapat
menyebabkan perubahan warna permanen dan penebalan kulit
sekalipun eksim sudah tidak aktif. Kondisi ini sering kali harus
ditangani dengan kombinasi pengobatan dan terapi psikologis.
-Bekas luka
Kebiasaan menggaruk kulit secara terus-menerus dapat
meninggalkan bekas luka. Bekas luka yang terbentuk akan
membuat permukaan kulit tampak lebih timbul atau menimbulkan
bekas luka keloid pada bagian yang bermasalah.
2. Komplikasi Dermatitis Dari segi Gaya Hidup
Dermatitis tidak hanya berdampak pada kondisi medis penderitanya,
tapi juga aspek psikis dan sosial mereka. Berikut berbagai dampak
jangka panjang yang dapat terjadi bila dermatitis tidak ditangani
dengan baik.
- Menurunnya kepercayaan diri
Banyak penderita dermatitis merasa minder dengan keadaan
kulitnya. Hal ini dapat menimbulkan stres, sedangkan stres
memicu rasa ingin menggaruk kulit kembali. Kondisi ini bisa
diatasi dengan pengobatan dan pengelolaan stres yang baik.
- Rasa tidak nyaman dalam berolahraga
Penyakit dermatitis dapat mempersulit aktivitas berolahraga
karena keringat memicu rasa gatal pada kulit. Oleh sebab itu,
beberapa penderita dermatitis menghindari aktivitas fisik akibat
komplikasi yang satu ini. Namun hal itu masih dapat disiasati
yaitu dengan berolahraga dalam ruangan ber-AC untuk
mengurangi produksi keringat. Selain itu juga bisa menghindari
aktivitas fisik yang terlalu berat serta menggunakan pakaian
olahraga yang bersahabat bagi kulit.
- Kesulitan tidur
Komplikasi lain yang kerap dialami penderita dermatitis adalah
sulit tidur. Jam tidur yang kurang lambat laun dapat memengaruhi
mood dan perilaku. Hal itu pun membuat penderita menjadi sulit
berkonsentrasi selama menjalani kegiatan sehari-hari. Terlepas
dari jenis dermatitis yang dialami, kondisi ini sebenarnya tidak
memiliki bahaya besar bagi kesehatan. Akan tetapi, dermatitis
dapat menimbulkan sejumlah dampak jangka panjang yang tidak
boleh diabaikan.
F. Komplikasi dari masalah gangguan tidur dan istirahat pada lansia
Gangguan tidur bisa menyebabkan Anda kekurangan tidur, yang
efeknya dapat menimbulkan beberapa hal berikut ini :
1. Kewaspadaan menurun dan mengantuk pada siang hari yang
berisiko mengalami kecelakaan dan cedera.
2. Tubuh kelelahan dan tidak dapat beraktivitas secara optimal.
3. Fungsi otak menurun, seperti tidak dapat berpikir dengan jernih,
daya ingat memburuk, sulit memproses informasi, memecahkan
masalah, dan mengambil keputusan.
4. Suasana hati menjadi buruk dan mudah marah sehingga bisa
memicu konflik antara Anda dan orang sekitar.
5. Sistem imun akan melemah sehingga membuat Anda mudah sakit.
6. Risiko penyakit kronis meningkat, mulai dari hipertensi hingga
penyakit jantung.
7. Hubungan dengan pasangan menjadi memburuk karena fungsi
seksual menurun.
2. Analisa data
DO :
- Sering terbangun
pada malah hari
dan sulit tidur lagi
karena gatal
- TD : 110/80
mmHg
- N : 80x/menit
- S : 37℃
- RR : 22x/menit
- BB 55 kg
- TB 150 cm
- GDS: 110 gr/dl
3. Diagnose Keperawatan
No. Diagnosa Tanggal Tanggal Paraf & Nama
Keperawatan ditemukan teratasi Jelas
1. Gangguan Integritas Senin, 30 Rabu, 1
berhubungan kurang Agustus 2021 Agustus
terpapar informasi 2021
tentang upaya KEL.1
mempertahankan/
melindungi integritas
jaringan
Kulit/Jaringan
Kategori :
Lingkungan
Subkategori :
Keamanan dan
Proteksi
D.0192
SDKI, 2016
2. Gangguan pola tidur Senin, 30 Rabu, 1
berhubungan gatal Agustus 2021 Agustus
pada seluruh tubuh 2021 KEL.1
Kategori : Fisiologis
Subkategori :
Aktivitas/Istirahat
D.0055
SDKI, 2016
3. Defisit Pengetahuan Senin, 30 Rabu, 1
berhubungan gaya Agustus 2021 Agustus
hidup sehat 2021
Kategori : KEL.1
Perilaku
Subkategori :
Penyuluhan dan
Pembelajaran
4. Rencana Keperawatan
Tangga No.D Tujuan dan Kriteria Rencana Tindakan Paraf
l X Hasil (NOC) (NIC) dan
Nama
Senin, 1. Setelah dilakukan Perawatan Luka
30 tindakan keperawatan I.14564
Agustus selama 2X24 jam Halaman 328-329 KEL.1
2021 diharapkan masalah SIKI
yang terjadi pada kulit Observasi :
klien dapat hilang 1. Monitor
dengan kriteria hasil : karakteristik
1. Hidrasi luka (misalnya
dipertahankan drainase, warna,
pada skala 1 ukuran, bau)
(menurun) dan 2. Monitor tanda-
ditingkatkan tanda infeksi
pada skala 5
Terapeutik :
(meningkat)
1. Bersihkan
2. Perfusi
dengan cairan
jaringan
NaCL atau
dipertahankan
pembersih
pada skala 2
nontoksis,
(cukup
sesuai
menurun) dan
kebutuhan
ditingkatkan
2. Berikan salep
pada skala 5
yang sesuai ke
(meningkat)
kulit/lesi, jika
3. Sensasi
perlu
dipertahankan
3. Berikan
pada skala 1
suplemen
(menurun) dan
vitamin dan
ditingkatkan
mineral
pada skala 5
(misalnya
(meningkat)
vitamin A,
vitamin C, zinc,
Integritas Kulit dan asam amino)
Jaringan sesuai indikasi
L.14125
Edukasi :
Halaman : 33
1. Jelaskan tanda
SLKI
dan gejala
infeksi
2. Anjurkan
mengkonsusmsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
3. Ajarkan
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
antibiotic
Perawatan Kuku
I.11355
Halaman : 327
SIKI
Observasi :
1. Monitor
perubahan
yang terjadi
pada kuku
Terapeutik :
1. Fasilitasi
pemotongan
dan
pembersihan
kuku, sesuai
kebutuhan
Edukasi :
1. Anjurkan
memotong dan
membersihkan
kuku secara
rutin
Edukasi:
1. Jelaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
2. Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
3. Ajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan
perilaku hidup
bersih dan sehat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kulit merupakan jaringan lapisan yang terdapat pada bagian luar
menutupi dan melindungi bagian tubuh, berhubungan dengan selaput
lender yang melapisi rongga, lubang-lubang masuk. Pada kulit bermuara
kelenjar keringat dan kelenjar mukosa. Masalah pada kulit salah satunya
adalah luka, dimana luka terjadi akibat kerusakan jaringan dan ketika
terjadi luka tubuh akan mengeluarkan respon local yang disebut dengan
inflamasi. Kulit mempunyai tiga lapisan utama yaitu Epidermis, Dermis
dan Jaringan Sub Kutis. Epidermis (Lapisan Luar) tersusun dari beberapa
lapisan tipis yang mengalami tahap diferensiasi pematangan.
Kulit ini melapisi dan melindungi organ dibawahnya terhadap
kehilangan air, cedera mekanik atau kimia dan mencegah masuknya
mikroorganisme penyebab penyakit. Lapisan paling dalam Epidermis
membentuk sel-sel baru yang bermigrasi kearah permukaan luar kulit.
Epidermis terdalam juga menutup luka dan mengembalikan integrase kulit
sel-sel khusus yang disebut melanosit dapat ditemukan dalam epidermis.
Mereka memproduksi melanin, pigmen gelap kulit.
B. Saran
Makalah ini dibuat dengan tujuan mahasiswa mengetahui dan mengerti
Teori dan Asuhan Keperawatan dari Dermatitis dan Masalah Gangguan
Pola Tidur dan Istirahat.
DAFTAR PUSTAKA
Indrastiti Retno dkk. 2016. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien
Dermatitis Atopik. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang.
Rarasta Meida dkk. 2018. Prevalensi Insomnia pada Usia Lanjut Warga Panti
Werdha Dharma Bakti dan Tresna Werdha Teratai Palembang. Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya
Maria Sumaryati. (2013). TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA
TENTANG PENYAKIT DERMATITIS DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATUA KOTA MAKASSAR. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Mulristyarini, Sinta, dkk. 2018. Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.
Malang : UB Press