Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DERMATITS DAN PSORIASIS


M.K : Anatomi dan Fisiologi

Dosen Pengampu : dr.Suzan Fitriana Pakpahan,M.KES

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 1

1. Amanda Salsabila Siagian (2102021001)


2. Aperyanus Amazihono (2102021002)
3. Friska Jamila Dawolo (2102021003)
4. Ian Setiawan Siwanahono (2102021004)
5. Maria Anjelina Sirait (2102021005)
6. Maria Wulan D.W (2102021006)
7. Namiroh Amanda (2102021007)
8. Nia Asmara Berutu (2102021008)
9. Nikmat Kristiani Zega (2102021009)
10. Noazatulo Laia (2102021010)
11. Puja Rahayu Zega (2102021011)

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
TAHUN 2022/2023
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................

Daftar Isi ................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................


1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................................................
1.3 Tujuan .................................................................................................................................
.

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................


2.1 DERMATITS ...........................................................................................................................

2.1 PSORIASIS..............................................................................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................


3.1 Kesimpulan ..........................................................................................................................

3.2 Daftar pustaka ......................................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pertolongan dan
rahmatnya, Kami bisa menyelesaikan makalah kami ini yang berjudul “DERMATITIS DAN
PSORIASIS” tepat pada waktunya.

Kami juga berterimakasih kepada dosen Mata Kuliah Anatomi dan fisioogi : dr.Suzan
Fitriana Pakpahan,M.KES yang selalu membimbing dan mengarahkan kami dalam
penyelesaian makalah ini. Serta terimakasih juga kepada orang tua yang selalu
memberikan semangat dan memfasilitasi kami dalam penyelesaian makalah yang sederhana
ini. Dan terimkasih juga kepada teman – teman yang turut memberi simpati dan saran
dalam proses penyelesaian makalah kami ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini banyak kelemahan dan kekurangan
dalam penyusunanya. Oleh itu saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat
kami harapkan demi perbaikan penulisan makalah kedepannya

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap
pengaruh faktor eksogen atau faktor endogen, menyebabkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi) dan keluhan
gatal. Dermatitis juga diklasifikasikan atas 2 tipe yaitu: endogen dan eksogen. Dermatitis
endogen terdiri dari dermatitis atopik, dermatitis seboroik, liken simpleks kronis, dermatitis
non spesifik (pompoliks, dermatitis numuler, dermatitis xerotik, otosensitisasi), dan
dermatitis akibat obat. Dermatitis eksogen terdiri dari dermatitis kontak iritan, dermatitis
kontak alergik, dermatitis infektif, dan dermatofitid.1,2 Dermatitis kontak adalah suatu
dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis/edema interseluler
pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau
terpajan dengan kulit. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik.1,2
Dermatitis kontak iritan sering terjadi pada pekerja yang sering melakukan pencucian
tangan berulang atau paparan berulang pada kulit berupa air, bahan makanan, dan berbagai
zat yang dapat mengakibatkan iritasi ataupun alergik.3 Di rumah sakit Kuala Lumpur
Hospital dilakukan uji tempel pada 689 orang dewasa dengan usia rata-rata 40,5 tahun
didapati 175 (25,4%) adalah pekerja kantor dan 118 (17,1%) adalah pekerja kesehatan.
Diagnosis sementaranya adalah dermatitis kontak sebanyak (80,8%),dimana eksim endogen
(7,9%), eksim tangan (3,2%), eksim tangan dan kaki (3,5%), eksim kaki (1,4%) dan foto
dermatitis (1,2%).4 Penelitian yang dilakukan di rumah sakit DR. R. D. Kandou di Manado
menunjukkan bahwa dermatitis kontak terbanyak didapati pada umur 45-64 tahun.5 Pada
penelitian yang dilakukan di RSUP Kariadi di Semarang, didapati bahwa kejadian dermatitis
kontak alergi lebih banyak dialami para 2 wanita dari pada laki-laki dan paling banyak pada
umur >30 tahun dan lesi yang paling banyak terdapat di wajah.6 Penelitian yang dilakukan
pada karyawan binatu, di Semarang didapati bahwa dari 50 responden terdapat 28 orang
terkena dermatitis kontak akibat kerja.7 Hasil penelitian yang dilakukan pada penari studio
fantasi Ancol sebanyak 85 pekerja dari 104 pekerja, didapati bahwa 30,8 % tidak mengalami
dermatitis kontak, sedangkan yang mengalami dermatitis kontak akibat kosmetik 61,2%
dimana diataranya 48,2% mengalami dermatitis kontak iritan dan 12,9% mengalami
dermatitis kontak alergi.

1.2Rumusan Masalah
2. Apa itu dermatitis ?
3. Apa saja macam macam dermatitis?
4. Apa itu Psoriasis ?
5. Apa saja macam macam Psoriasis

1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu dermatitis
2. Untuk mengetahui apa saja jenis jenis penyakit dermatitis
3. Untuk mengetahui apa itu psoriasis
4. Untuk mengetahui jenis jenis penyakit psoriasis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DERMATITS

Dermatitis adalah Peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala menggangu


seperti,ruam kemerahan serta bkulit yang terasa gatal,kering dan bersiskik. Dermatitis
merupakan suatu peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon pada faktor
endogen dan faktor eksogen. Dermatitis dapat menimbulkan rasa gatal, penebalan kulit atau
muncul bintil kemerahan pada kulit dan juga bersisik maupun berair. Hal tersebut terjadi
karena adanya kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik. Dermatitis kontak adalah
terjadinya suatu peradangan pada kulit yang disebabkan terpajan dengan bahan toksik
(primary iritan) atau dengan bahan alergik (sensitizer) atau oleh kedua-duanya. Dermatitis
kontak terbagi menjadi dua, pertama dermatitis kontak iritan yaitu terjadinya peradangan
pada kulit karena adanya kontak langsung antara kulit dengan bahan yang mengakibatkan
kulit menjadi iritasi. Dermatitis kontak iritan ini merupakan hasil dari suatu reaksi yang
bersifat nonimunologis. Substansi iritan yang kuat dapat menyebabkan dermatitis kontak
iritasi akut, seperti asam dan basa yang mengandung konsentrasi yang tinggi. Kedua
Dermatitis kontak alergik adalah suatu respon yang menimbulkan alergi jika kulit mengalami
kontak atau terpapar bahan-bahan yang sifatnya sensitizer atau alergen. Bahan kimia yang
yang mengandung alergen sangat banyak, namun hanya sedikit yang akan menimbulkan
masalah pada kulit. Nelayan merupakan salah yang berisiko terkena penyakit dermatitis
karena keseharian nelayan selalu berkontak langsung dengan perairan, terutama air laut.
Pengaruh air laut rentan menyerang nelayan karena kepekatan air laut oleh garam dapat
menarik air dari kulit. Air laut adalah penyebab terjadinya dermatitis pada nelayan dengan
sifat rangsangan primer.dermatitis yang sering terjadi pada nelayan ialah dermatitis kontak
iritan dan dermatitis kontak alergi.

Faktor penyebab dari dermatitis tersebut diantaranya adalah faktor lingkungan,


faktor individu dan karakteristik agen. Kebersihan perorangan yang buruk dapat
menimbulkan infeksi jamur, bakteri dan virus serta gangguan kulit lainnya. Lingkungan kerja
yang kotor dan lembab juga dapat memicu terjadinya perkembangan penyakit kulit.

: Macam-Macam Dermatitis

1. Dermatitis atopik Dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang paling sering terjadi.
Dermatitis tipe ini biasanya menyerang anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun dan akan
membaik seiring bertambahnya usia anak. Tipe dermatitis ini dapa disebabkan oleh faktor
genetik (keturunan), kulit kering, gangguan imun, dan faktor lingkungan. Beberapa ciri khas
dari dermatitis atopik adalah:

Dermatitis ini sering terjadi pada penderita yang memiliki riwayat asma dan
peradangan hidung akibat alergi (rhinitis alergi atau hay fever) atau memiliki riwayat
dermatitis dalam keluarga. Ruam merah, gatal, kering, dan bersisik biasanya muncul pada
area wajah, kulit kepala, dan lipatan kulit, seperti lipatan siku dan bagian belakang lutut.
Terkadang muncul gelembung kecil pada kulit yang mengeluarkan cairan jernih.

Gejala dapat memburuk akibat paparan bahan kimia tertentu atau alergen (pemicu
alergi), seperti gigitan tungau dan makanan tertentu.

1. Dermatitis kontak
Ada 2 jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak iritan terjadi ketika kulit mengalami iritasi akibat paparan bahan kimia
tertentu yang merusak jaringan kulit, misalnya dalam detergen, cairan pembersih rumah
tangga, atau sabun. Gejala dermatitis kontak iritan dapat muncul setelah 1 kali terpapar
zat iritan yang sangat kuat atau setelah berulang kali terpapar zat iritan yang lemah.
Sementara itu, dermatitis kontak alergi terjadi ketika kulit terpapar bahan yang memicu
reaksi alergi, seperti nikel, lateks, jelatang (poison ivy), produk make up, atau bahan
perhiasan Gejala dermatitis kontak alergi biasanya muncul dalam 48–96 jam setelah kulit
terpapar bahan pemicu alergi. Gejala dermatitis bisa muncul di kulit bagian manapun,
misalnya tangan, kaki, leher, badan, hingga dada dan puting payudara.
2. Dermatitis dishidrotik
Dermatitis dishidrotik memiliki ciri khas berupa munculnya gelembung kecil berisi cairan
(blister) pada jari dan telapak tangan atau kaki. Blister di tangan dan kaki ini dapat
menimbulkan nyeri yang mengganggu aktivitas. Setelah 2–3 minggu, blister akan
menghilang dan meninggalkan kulit yang tampak kering dan pecah-pecah. Dermatitis
dishidrotik biasanya dipicu oleh suhu panas yang menyebabkan tangan atau kaki lebih
sering berkeringat dan mudah kering. Jenis dermatitis ini juga rentan dialami oleh
pekererja salon
3. Dermatitis numularis
ditandai dengan munculnya ruam atau blister dalam jumlah banyak dan berkelompok
yang disertai rasa gatal dan nyeri. Jenis dermatitis ini lebih sering terjadi pada pria
berusia 55–65 tahun, sedangkan wanita biasanya mengalami dermatitis jenis ini di usia
15–25 tahun. Dermatitis numularis jarang menyerang anak-anak. Penyebab dermatitis
numularis tidak diketahui secara pasti. Namun, pemicunya dapat berupa paparan nikel
dan formalin, penggunaan obat-obatan tertentu, dermatitis jenis lain, infeksi kulit, atau
cedera pada kulit.
4. Neurodermatitis
Neurodermatitis diawali dengan rasa gatal yang muncul di tangan, kaki, belakang
telinga, belakang leher, atau alat kelamin. Rasa gatal dapat memburuk saat penderita
tidur atau mengalami stres berat. Penderita akan terus menggaruk bagian kulit yang
gatal hingga kulit menebal, berwarna kemerahan atau keunguan, dan tampak keriput.
5. Dermatitis stasis
Dermatitis stasis diawali oleh ketidakmampuan pembuluh darah (vena) di tungkai untuk
mendorong darah kembali ke jantung. Kondisi ini menyebabkan cairan menumpuk di
area tungkai sehingga memicu pembengkakan dan rasa nyeri. Kondisi ini juga sering
disertai dengan timbulnya varises. Kulit di sekitar vena yang menonjol (varises) dapat
berubah warna menjadi lebih gelap, lebih kering, pecah-pecah, atau mengalami luka
(ulkus vena).

6. Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik ditandai dengan munculnya sisik berwarna kekuningan pada kulit.
Dermatitis jenis ini biasanya muncul pada kulit yang berminyak, seperti kulit kepala dan
kulit wajah. Pada bayi, dermatitis seboroik dapat membentuk sisik kekuningan yang
tebal pada kulit kepala. Kondisi ini disebut juga cradle cap. Sementara itu, pada orang
dewasa, dermatitis seboroik menimbulkan ketombe yang membandel dan sisik
kekuningan yang dapat meluas ke area wajah. Dermatitis jenis ini biasanya disebabkan
oleh pertumbuhan jamur tertentu secara berlebihan di kulit. Pengobatan biasanya
menggunakan sampo khusus dan obat-obatan antijamur. Untuk mencegah kambuhnya
dermatitis, gunakan losion atau pelembap secara rutin setelah mandi, hindari mandi
terlalu lama, dan gunakan produk sabun yang tidak mengandung parfum. Ada beragam
jenis dermatitis dengan penyebab yang berbeda-beda. Bila kulit Anda terasa gatal dan
bersisik atau muncul ruam merah, segera periksakan ke dokter spesialis kulit. Dokter
akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya dan memberikan
penanganan yang sesuai dengan penyebab tersebut.

2.2 PSORIASIS
Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik dengan karakteristik berupa
plak eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan
terutama pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan lumbal. (Gudjonsson dan
Elder,2012). Psoriasis adalah suatu dermatosis kronis residif dengan gambaran klinis yang
khas, yaitu adanya macula eritematosa yang berbentuk bulat / lonjong, diatasnya ada
skuama yang tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih transparan seperti mika.(sastrawijaya,
1993). Psoriasis adalah penyakit kulit inflamantoris kronik, tidak menular yang ditandai
dengan papul kemerahan (elevasi padat) dan plak yang dilapisi sisik seperti perak. Sel-sel
kulit psoriatik memiliki waktu maturasi memendek ketika bermigrasi dari membran basalis
ke permukaan atau stratum korneum, akibatnya pada stratum korneum tidak terdapat plak
perak bersisik dan tebal yang merupakan tanda utama psoriasis .Psoriasis adalah suatu
penyakit peradangan kulit, bersifat kronik residif, khas ditandai adanya bagian kulit yang
menebal, eritematus, dan berbatas tegas. Bagian atasnya tertutup skuama putih sepertI
perak, sering terdapat pada daerah tubuh yang sering terkena trauma kulit, yaitu kepala,
bagian ekstensor dari ekstremitas, dan region sakralis. Luas kelainan kulit sangat bervariasi
dari lesi yang lokalisata dan terpisah sampai tersebar mengenai seluruh kulit. Psoriasis ialah
penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya
bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan
transparan; disertai fenomena tetesan lilin, Auspitz, dan Kobner.

.Jenis Penyakit Psoriasis

1. Psoriasis Vulgaris

Psoriasis vulgaris yang paling sering ditemukan pada kurang lebih 90% pasien. Plakat
eritematosa, berbatas tegas, berskuama dan tersebar simetris merupakan gambaran
khas,terdapat di daerah ekstensor ekstermitas (terutama siku dan lutut), skalp,
lumbosakral bawah, bokong dan genital. Daerah lain yang dapat terkena adalah
periumbilikus dan lipatan intergluteal. Luas lesi sangat bervariasi, sedangkan bentuk dan
distribusi setiap plakat hanya sedikit berubah. Skuama dibentuk terus-menerus. Lesi
dapat diawali terbatas di skalp selama bertahun-tahun. Lesi kecil maupun besar dapat
meluas dan berkonfluens membentuk plakat atauplakat lebih besar sehinga membentuk
gambaran khas (psoriasis geografika/girata). Kadang terdapat penyembuhan sentral
parsial sehingga membentuk psoriasis anular, keadaan ini sering dihubungkan dengan
penyembuhan atau prognosis yang baik.4,6,16 kelainan klinis lain telah dijelaskan
tergantung dari morfologi lesi,sebagian besar terdapat hiperkeratosis.
Patogenesisnya tidak begitu diketahui tetapi mungkin muncul dari inhibisi sintesis
prostaglandin.16 Pada anak terdapat bentuk papul folikular berkelompok dan bentuk
linear mengikuti garis Blaschko.

2. Psoriasis Gutata

Bentuk ini sering timbul pada anak dan dewasa muda, biasanya timbul
mendadak,seringkali setelah infeksi streptokokus. Lesi papular, bulat, atau oval,
berdiameter 0.5-1cm, di atasnya terdapat skuama putih, tersebar simetris di
badan dan ekstremitas proksimal,kadang di muka, telinga, dan skalp, jarang di telapak
tangan dan kaki. Lesi biasanya bertahan selama 3-4 bulan dan dapat hilang spontan,
tetapi kadang dapat sampai lebih dari setahun. Sebagian besar dapat kambuh
dalam 3-5 tahun. Bentuk ini berhubungan erat dengan HLA-Cw6.Pasien dengan
riwayatpsoriasis plakat dapat timbul lesi gutata dengan atau tanpa memburuknya lesi
plakat.4,15-17 Lesi plakat kecil dapat menyerupai psoriasis gutata, tetapi biasanya
awitannya pada usia lanjut, kronik dan lebih tebal dengan skuama lebih banyak daripada
psoriasis gutata.

3. Psoriasis Inversa

Prosiasis tersebut mempunyai tempat predileksi pada daerah fleksor sesuai


dengan namanya (pada kulit kepala,axilla,region genitocruralis,dan leher).Lesi eritema
berbentuk tajam, dan sering terletak daerah kontak.

Psoriasis Eksudativa Bentuk tersebut sangat jarang. Biasanya kelainan psoriasis kering,
tetapi pada bentuk ini kelainannya eksudatif seperti dermatits akut.

5.Psoriasis Seboroik

Gambaran klinis psoriasis seboroik merupakan gabungan antara psoriasis dan dermatitis
seboroik, skuama yang biasanya kering menjadi agak berminyak dan agak lunak. Selain
berlokasi pada tempat yang lazim, juga terdapat pada tempat seboroik. Lesi seboroik
biasanya di wajah, di bawah payudara, kulit kepala, dan axilla.

7. Psoriasis Pustulosa
Ada 2 pendapat mengenai psoriasis pustulosa, pertama di anggap sebagai
penyakit sendiri, kedua dianggap sebagai varian psoriasis. Terdapat 2 bentuk 1psoriasis
pustulosa,bentuk lokalisata dan generalisata. Bentuk lokalisata contohhnya psoriasis
pustulosa palo-plantar (barber). Sedangkan bentuk generalisata contohnya psoriasis
pustulosa generalisata akut (von Zumbusch).
7. Psoriasis Eritroderma

Eritroderma psoriatik dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yang terlalu kuat atau

oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak
lagi karena terdapat eritema dan skuama tebal universal. Ada kalanya lesi

psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih eritematosa dan kulitnya lebih meninggi.
Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoriasis antara lain:

1.Psoriasis punctata: lesi sebesar jarum pentul atau milier.

2.Psoriasis folikularis: lesi dengan skuama tipis terletak pada muara folikel rambut.

3.Psoriasis guttata: lesi sebesar tetesan air.

4.Psoriasis numularis: lesi sebesar uang logam.

5.Psoriasis girata: lesi sebesar daun.

6.Psoriasis anularis: lesi melingka berbentuk seperti cincin karena adanya involusi dibagian

tengahnya.

7.Psoriasis diskoidea: lesi merupakan bercak solid yang menetap.

8.Psoriasis ostracea: lesi berupa penebalan kulit yang kasar dan tertutup lembaran-lembaran

skuama mirip kulit tiram.

9.Psoriasis rupioides: lesi berkrusta mirip rupia sifilitika.


BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dermatitis adalah Peradangan pada kulit yang menimbulkan gejala menggangu seperti,ruam
kemerahan serta bkulit yang terasa gatal,kering dan bersiskik. Dermatitis merupakan suatu
peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon pada faktor endogen dan faktor
eksogen. Dermatitis dapat menimbulkan rasa gatal, penebalan kulit atau muncul bintil
kemerahan pada kulit dan juga bersisik maupun berair. Hal tersebut terjadi karena adanya
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik.

Jenis jenis Dermatitis

1. Dermatits kontak
2. Dermatitis dishidrotik
3. Dermatitis numularis
4. Dermatitis statis
5. Dermatitis seboroik

Psoriasis adalah peradangan kulit yang bersifat kronik dengan karakteristik berupa plak
eritematosa berbatas tegas, skuama kasar, berlapis, dan berwarna putih keperakan terutama
pada siku, lutut, scalp, punggung, umbilikus dan lumbal. (Gudjonsson dan Elder,2012).
Psoriasis adalah suatu dermatosis kronis residif dengan gambaran klinis yang khas, yaitu
adanya macula eritematosa yang berbentuk bulat / lonjong, diatasnya ada skuama yang
tebal, berlapis-lapis dan berwarna putih transparan seperti mika.

3.2 Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/40516603/MAKALAH_KELOMPOK_PSORIASIS

https://www.academia.edu/28548870/DERMATITIS

Anda mungkin juga menyukai