Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN DIAGNOSA MEDIS

DERMATITIS
Disusun Untuk Memenuhi
Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu :Ermalynda S, S.Kep.,Ns., M.Kep

Disusun Oleh :
1. Maria Helena Wangu 9103019022
2. Margareth Herlina Wingki 9103019023
3. Maria Aini Matondang 9103019036
4. Delia Kristin Takayuta 9103019039
5. Novita Mbisikbo 9103019044
6. Salomina Epere 9103019046
7. Septinus Napuriyu 9103019047

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan keseluruhan makalah ini dengan
baik dan benar. Dengan segala hormat, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Ermalynda, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah III yang telah memberikan kami kesempatan serta bimbingan untuk
dapat membuat makalah berjudul Asuhan Keperawatan Teori Dengan Diagnosa
Medis Dermatitis dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Dalam penyusunan makalah ini, kami selaku penulis berharap agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca yang khususnya membutuhkan
referensi terkait dengan Asuhan Keperawatan Teori Dengan Diagnosa Medis
Dermatitis. Kami juga ingin mengucapkan permintaan maaf kami apabila ada
kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam pembuatan makalah ini. Kritikan serta saran
mengenai makalah ini dapat disampaikan secara langsung kepada kami demi kebaikan
bersama, sehingga kedepannya kami dapat semakin lebih baik dalam penyusunan
makalah.

Surabaya, 13 April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB 1 LAPORAN PENDAHULUAN..................................................................1
1.1. Definisi Dermatitis..........................................................................................
1.2. Klasifikasi Dermatitis.....................................................................................
1.3. Etiologi Dermatitis..........................................................................................
1.4. Manifestasi Klinis Dermatitis.........................................................................
1.5. Patofisiologi Dermatitis..................................................................................
1.6. WoC Dermatitis..............................................................................................
1.7. Komplikasi Dermatitis ...................................................................................
1.8. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................................
1.9. Penatalaksanaan Terapi Dermatitis.................................................................
1.10. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATA .........................................................................
2.1. Pengkajian Data Dasar....................................................................................
2.2. Analisa Data....................................................................................................
2.3. Diagnosis Keperawatan...................................................................................
2.4. Intervensi Keperawatan...................................................................................
2.5. Implementasi keperawatan .............................................................................
2.6. Evaluasi keperawatan......................................................................................
BAB 3 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

3
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1. Defenisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebangai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan faktor endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa eflo-resensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuam, likenifikasi)
dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan cenerung kronis. (Djuanda Adhi,
2010).
Dermatitis atau lebih sering dikenal sebagai eksim merupakan penyakit kulit
yang mengalami peradangan karena bermacam sebab dan timbul dalam berbagai
jenis, terutama kulit yang kering, umumnya berupa pembengkakan memerah dan gatal
pada kulit. (Widhya, 2011).
1.2. Klasifikasi Dermatitis
Klasifikasi dermatitis dibagi menjadi 5 bagian yaitu :
A. Dermatitis Kontak yaitu dermatitis yang di akibatkan oleh kontak terhadap
substansi yang menempel pada kulit.
1. Klasifikasi Dermatitis Kontak :
a. Dermatitis Kontak Iritan merupakan reaksi peradangan kulit non-imuologis
(tampa sensitisasi). Dematitis Kontak Iritan lebih sering dihubungan dengan
pekerjaan, bahan kimia, deterjen dan lain lain
b. Dermatitis Kontak Alergi merupakan reaksi peradangan kulit yang didahului
proses sensitisasi. Dermatitis Kontak Alergi lebih dihubungkan terhadap stigma
atopi (asama,rinitis alergi, konjungtivitis alergi).
B. Dermatitis Atopik yaitu peradangan kulit kronis dan residif. Biasanya terjadi
selama masa bayi dan anak. Dermatitis Atopik sering berhubungan dengan
peningkatan Ig E dan riwayat atopi dan cenderung diwariskan.
2. Klasifikasi Dermatitis Atopik
a. Infatil (2-bulan -2 tahun) : Lesi diwajah ( dahi dan pipi)
b. Anak (2-10 tahun) : lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan fleksor, kelopak
mata, leher, dan jarang di wajah.

4
c. Remaja, Dewasa : plak papular eritmatosa hingga plak likenifikasi di lipatan siku
lipatan lutut.
C. Neurodermatitis Sirkumasripa ( Liken simpleks kronis) yaitu radang kulit dengan
gatal, kronis, sirkumskrip, disertai penebalan kulit dan likenifikasi, akibat garukan
berulang karena ragsangan pruritogenik.
D. Dermatitis Numularis dicirikan dengan dengan lesi bentuk mata uang (koin) atau
agak lonjong batas tegas dengan papulovesikel mudah pecah dan basah.
E. Dermatitis Statis yaitu dermatitiss sekunder kareana insufisiensi vena kronis di
tungkai bawah.
1.3. Etiologi Dermatitis
Penyebab dermatitis belum diketahui secara pasti. Penyebab dermatitis dapat
berasal dari:
1. Faktor Eksongen (Luar) ( Bahan kimia : deterjen, pelarut, asam, basa,) makanan,
fisik (matahari, suhu) mikroorganisme (jamur, bakteri).
2. Faktor Endogen (Dalam) Faktor Endogen (Dalam) Genetik, asma bronchial pada
anak, sistim imun, usia, riwayat Atopi misalnya dermatitis atopik.
1.4. Manisfestasi Klinis Dermatitis
Pada umumnya manisfestasi klinis dermatitis adanya tanda tanda radang akut
terutama priritus (gatal), kenaikan suhu tubuh, kemerahan, edema misalanya pada
muka (terutama palpebra dan bibir) gangguan fungsi kulit dan generalia eksternal.
a. Stadium akut : kelainan kulit berupa eritma, edema vesikel atau bula, erosi, dan
eksudasi sehingga tampak basa.
b. Stadium subakut : eritema, dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
kusta.
c. Stadium kronis : lesi tampak kering, skuama, hiperpigmentasi, papul dan
likenefekasi.
Stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis
memberikan gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis.
1.5. Patofisiologi Dermatitis
Penyebabnya belum diketahui pastinya. Gambaran klinis yang muncul
diakibatkan oleh kerjasama berbagai faktor konstitusional dan faktor pencetus.
Dermatitis merupakan peradangan pada kulit, baik pada bagian dermis ataupun
epidermis yang disebabkan oleh beberapa zat allergen atau zat iritan. Zat tersebut
masuk kedalam kulit yang kemudian menyebabkan hipersensitifitas pada kulit yang

5
terkena tersebut.masa inkubasi sesudah terjadi sensitisasi permulaan terhadap suatu
antigen adalah 5-12 hari, sedangkan masa setelah terkena yang berikutnya adalah 12-
48 jam. Bahan iritan ataupun allergen yang masuk kedalam kulit masuk kedalam kulit
dan merusak lapisan tanduk,denaturasi keratin, menyingkirkan lemak lapisan tanduk,
dan mengubah daya ikat air kulit.keadaan ini akan merusak sel dermis maupun sel
epidermis sehingga menyebabkan kelainan kulit atau dermatitis dalam dermis terjadi
vasodilatasi dan sebukan sel mononuclear di sekitar pembuluh darah dermis bagian
atas. Eksositosis di epidermis diikuti spongiosis dan edema intrasel, dan akhirnya
terjadi nekrosis epidermal.
Pada keadaan berat kerusakan epidermis dapat menimbulkan vesikel atau bula
( Djuanda, A. 2015). Sekitar 70% penderita di temukan stigmata atopi (heriditer)
berupa asma bronchial, rinitis alergik, konjungtivitis alergik dan dermatitits atopik
dalam keluarganya. Keadaan atopi ini di tutunkan mungkin di ekspresikan oleh gen
tugas, tetapi banyak gen (polygenic). Pada penderita dermatitis atopik, di temukan
peningkatan jumlah Ig E didalam serum. Antigen akan ditangkap oleh fagosit
kemudian akan di prsentasikan ke se T2 helper (Sel Th2). Sel Th2 akan memproduksi
sitokin kemudia mengaktifkan sel sel B untuk tumbuh dan berdifrensiasi sehingga
mengahsilkan antibodi Ig E. Ig E menelpel di sel mast lalu melepaskan mediator
kimia berupa Histamin. Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi
dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaksis dan menekan produksi
sel T sehingga terjadi peningkatan Ig E yang menyebabkan priuritus (rasa gatal) pada
penderita sel mast akan meningkat dan lesi dermatitis atopik krosnis. Sel ini
mempunyai kemampuan melespaskan histamin.

6
1.6. Woc Dermatitis

Faktor Eksongen (Luar) ( Bahan kimia Faktor Endogen (Dalam)


: deterjen, pelarut, asam, basa,) Genetik, asma bronchial
makanan, fisik (matahari, suhu) pada anak, sistim imun,
mikroorganisme (jamur, bakteri) usia, riwayat Atopi

Kontak langsung dan Dermatitits Atopik


Di konsumsi atau
berulang
kontak langsung

Iritan kontak Peningkatan jumlah Ig E di


Terjadi kerusakan dalam serum
pada sel kulit dengan kimia

Antigen di tangkap oleh


Menyebabkan Sel plasma dan basofil
fagosit
kelainan kulit membentuk Ab IgE

Dipresentasikan ke sel
T2 Helper (Sel Th2)
Terjadi kerusakan
Peningkatan
lapisan tanduk
immunoglobulin E
Sel Th2 memproduksi sitokin
dan mengatifkan sel-sel B
Melalui Denaturasi
Kreatin Memicu terjadinya
proses degranulasi

Tumbuh dan berdiferensi dan


menghasilakan Antibodi Ig E
Menyikirkan lemak Pelepasan mediator
pada lapisan tanduk kimia berupa histamin Ig E menempel pada sel Mast

Mengubah daya ikat air Pelepasan mediator kimia


pada kulit berlebih berupa histamin

Terjadi iritasi atau Terjadinya reaksi


infeksi pada kulit sensitivitas pada kulit Menyebabkan pruritus

Mengakibatkan Histamin menghambat


rusaknya lapisan kemotaksis
epidermis
Menekan produksi sel T
DERMATITIS
MK: Gangguan Reaksi menggaruk yang
integritas Kulit terjadinya peningkatan Ig E
berlebih

Reaksi peradangan
MK: Ganguan Rasa
Nyaman
MK: Nyeri Akut Gatal dan rubor Menyebabkan pruritus
(rasa gatal)

Lapisan epidermis
terbuka Kerusakan pada jaringan

Kelembapan kulit menurun


Invasi bakteri atau
jamur
Kulit mengering
Pelepasan toksik Vesikel/bula, erosi
bakteri dan papula
Perubahan warrna kulit
MK: Gangguan
Citra Tubuh

Mk: Resiko
Infeksi
1.7. Komplikasi Dermatitis
Komplikasi yang bisa terjadi pada dermatitis adalah :
1. Gangguan keseimbangan cairan dan elaktrolit.
2. Infeksi sekunder khususnya oleh stafilokokus aureus.
3. Hipergmentasi atau hipopegmentasu post inflamasi.
4. Jaringan parut uncul pada paparan bahan korosif atau ekskoroasi.
1.8. Pemeriksaan Diagnostik
Pada penderita dermatitis ada beberapa tes yang di lakukan untuk mengetahui
seseorang menderita penyakit dermatitis akibat alergi dapat kita memeriksa kadar Ig E
dalam darah, maka nilai nya lebih besar dari nilai normal (o,1-0,4 ug/ml dalam serum)
atau ambang batas tinggi. Lalu pasien tersebut harus melakukan test alergi untuk
mengetahui bahan atau zat apa yang menyebabkan penyakit alergi (alergen). ada
beberapa tes alergi yaitu :
1. Skin Prick Test ( Tes tusuk kulit)
Tes ini untuk memeriksa alergi terhadap alergen hirup dan makanan misalnya
debu, tungau debu, seprih buluh binatang, udang, kepiting dan lain lain. Dilakukan di
lengan bawah sisi dalam.
Syarat tes :
a. Pasien harus dalam keadaaan sehat dan bebas obat yang menganung
antihistamin (obat anti alergi) selama 3-7 hari, tergantung jenis obat nya.
b. Umur yang dianjurkan 4-50 tahun.
2. Patch Test ( Tes tempel)
Tes ini untuk mengetahui alergi kontak terhadap bahan kimia, pada penyakit
ddermatitis atau eksim. Tes ini dilakukan pada kulit punggung. Hasil tes bisa di baca
setealahh 48 jam.
3. RAST (Radio Allergi Sorbent Test)
Tes ini umtuk alergen hirup dan makanan. Test ini memerlukan sampel serum
darah sebanyak 2 cc. Lalu serum tersebut di proses dengan mesin komputerisai khusu
dan hasilnya dapat di ketahui setelah 4 jam.
4. Skin Test ( Tes Kulit)
Tes ini digunakan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang di suntikkna
hasil tes bisa di lihat setelah 15 menit. Tes ini di lakukan di bawah lapisan kulit.
5. Test Provokasi
Tes ini dilakukan untuk mengetahui alergi terhadap obat yang di minum, makanan,
dan dapat juga untuk alergen hiru, contoh nya debu.
1.9. Penatalaksanaan Terapi Dermatitis
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin
antiserotonin, antibradikini, anti-SRS-A dan lain lain. Pada kasus besar dapat
dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi Topikal di urakan sebagai berikut di bawah ini:
a. Dermatitis Basah (madidans) harus di obai dengan kompres terbuka, dermatitis
kering (sika) di obati dengan krimatau selep.
b. Makin berat atau akut penyakitnya makin rendah presentase obat spesifik.
c. Bila dermatitis akut diberi kompres. bila subakut diberi losio (bedak kocok)
pasta, krim, atau linimentum (pasta pendingin) bila kronik di beri salep.
d. Pada dermatitis sika, bila superfisal diberikan bedak, loiso, krim, atau pasta. Bila
kronik diberikan salep. Krim diberika pada daerah berambut, sedangkan pasta
diberikan pada daerah yang tidak berambut. Penetrasi salep lebih besar dari pada
krim
1.10. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit, protein total,
allbumin, globulin.
b. Penunjang (Pemeriksaan Histopatologi): Pemeriksaan ini tidak
memberikan gambaran khas untuk melihat diagnostik karena gambaran
histopatologi dapat juga terlihat pada dermatitis oleh sebab lain. Pada
dermatitis akut perubahan pada dermatitis berupa edema interseluler
(spogiosis), terbentuknya vesika dan bula, dan ppada dermis terdapat
dilatasi vaskuler di sertai edema dan infiltrasu perivaskulerr sel-sel
monoclear. Pada sub akut menyerupai bentuk akut dengan terdapatnya
akantosis dan kadang kadang parakeratosis. Pada dermatitis kronik akan
terlihat akantosisi, hiperkeratosis,parakeratosis, spongiosis ringan, tidak
tampak adanya vesikel pada dermis di jumpai infiltrasi perivaskuler,
pertambahan kapiler dan fibrosis.
BAB DUA
ASUHAN KEPERAWATAN

2.1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan upaya untuk
pengumpulan data secara lengkap dan sistematis mulai dari pengumpulan data,
identitas dan evaluasi status kesehatan klien. (Nursalam, 2011)
1. Identitas

Nama, umur (umunya terjadi pada semua umur, terutama pada dewasa laki-laki dan
perempuan), alamat,jenis kelamin (umumnya terjadi di semua jenis kelamin),
agama, suku bangsa, pekerjaan, status perkawinan, gaya hidup.
2. Riwayat kesehatan (Holijah, 2018)
a. Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada
umumnya akan ditemukan klien merasakan gatal pada kulit, merasakan ruam
pada kulit dan merasakan nyeri dikulit
b. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluhkan nyeri dikulit akibat adanya bintil-bintil merah
dikulit yang digaruk, gatal pada kulit terutama di tangan dan leher, klien
merasakan kemerahan pada kulit, dan terkadang bekas garuk berdarah.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Perlu dikaji apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat
ketergantungan terhadap makanan atau minuman, zat dan obat-obatan dan
apakah klien pernah dioperasi sebelumnya, apakah ada riwayat tumor, kanker.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit yang sama
dengan klien.
e. Activity Daily Life
1. Nutrisi : Nutrisi pasien tidak terganggu
2. Eliminasi : Klien BAB 2 kali sehari dan tidak mengeluh apapaun
3. Istirahat : klien kadang tidak bisa tidur, karena gatal dibadannya
4. Aktivitas : klien bisa melakukan aktivitas dibantu oleh sang istri karena
tangan kirinya terpasang infus
5. Personal Hygiene : klien tidak mampu merawat dirinya.
6. Psikologis : Pasien gelisah dan cemas dengan penyakitnya.

Pemeriksaan Fisik
a. B1 (breath) : Tidak ada masalah
b. B2 (blood) : Tidak ada masalah
c. B3 (brain)
- Nyeri
- Tampak menyeringai
- Gelisah
- Sulit tidur
- Turgor kulit menurun
d. B4 (bladder) : Tidak ada masalah
e. B5 (bowel) : Tidak ada masalah
f. B6 (bone) : Tidak ada masalah

2.2. Analisa Data


Menurut PPNI, (2017) analisa data yaitu:

No Data Etiologi Problem


1. Ds : Agen pencedera NYERI AKUT (D.0077
klien Fisiologis ( Inflamasi) HAL 172)
mengatakan
nyeri dikulit
bekas garuk,
karena sangat
gatal di daerah
yang ada binti
merah seperti
ditangan dan
leher
P : Gatal dikulit
karena bintil-
bintil merah
Q : seperti
terbakar
R : ditangan dan
leher
S:6
T : setelah
digaruk
DO :
- Klien tampak
meringis
- Gelisah
- Bersifat
protektif
- Proses berpikir
terganggu
2. DS : Kurang terpapar GANGGUAN
informasi tentang
Klien mengatakan INTEGRITAS
upaya
gatal pada kulit mempertahankan KULIT/JARINGAN
integritas jaringan
yang timbul bintil- (D.0129 HAL 282)
bintil merah

DO :
- Kulit klien
kemerahan
- Terdapat ruam
pada kulit dan
lecet akibat
digaruk
- Terdapat
perdarahan
akibat bekas
garuk pasien
pada kulit
3. DS: Gejala penyakit GANGGUAN RASA
Klien mengatak NYAMAN (D.0074 HA
merasa tidak L 166)
nyaman karena
gatal dibagian
tangan dan
lehernya, klien
tidak bisa rileks
DO :
- Klien merasa
gelisah
- Tampak merintih
- Dan iritabilitas
4. DS : - Ketidakadekuatan RISIKO INFEKSI (D.
pertahanan tubuh
0142 HAL 304)
primer ( kerusakan
integritas kulit)
DO :
- Kulit klien
tampak
kemerahan dan
terdapat ruam
akibat bekas
garukan dan
sedikit berdarah
5. DS : Perubahan bentuk GANGGUAN CITRA
Tubuh ( dermatitis)
klien mengatakan TUBUH ( D.0083) ( Hal.
terjadi perubahan 186)
pada warna dan
bentuk kulit

DO :
- Struktur tubuh
berubah
- Menghindari
menyentuh
bagian tubuh
yang sakit
- Respon non
verbal pada
perubahan tubuh
- Fokus berlebihan
pada perubahan
tubuh
2.3. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Menurut PPNI, (2017) Rumusan diagnosa yaitu:

1. Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisiologis dibuktikan


dengan klien mengatakan klien mengatakan nyeri dikulit bekas garuk, karena
sangat gatal di daerah yang ada binti merah seperti ditangan dan leher P : Gatal
dikulit karena bintil-bintil merah, Q : seperti terbakar, R : ditanagn dan leher, S :
6, T : setelah digaruk, Klien tampak meringis, gelisah, bersifat protektif, Proses
berpikir terganggu
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Kurang terpapar informasi
tentang upaya mempertahankan integritas jaringan ditandai dengan Klien
mengatakan gatal pada kulit yang timbul bintil-bintil merah, Kulit klien
kemerahan, Terdapat ruam pada kulit dan lecet akibat digaruk, Terdapat
perdarahan akibat bekas garuk pasien pada kulit
3. Resiko infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
( kerusakan integritas kulit) dibuktikan dengan faktor risiko Kulit klien tampak
kemerahan dan terdapat ruam akibat bekas garukan dan sedikit berdarah
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit yang dibuktikan
dengan Klien mengatak merasa tidak nyaman karena gatal dibagian tangan dan
lehernya, klien tidak bisa rileks, klien merasa gelisah, tampak merintih, dan
iritabilitas
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Perubahan bentuk Tubuh
( dermatitis) dibuktikan dengan klien mengatakan terjadi perubahan pada warna
dan bentuk kulit, struktur tubuh berubah, menghindari menyentuh bagian tubuh
yang sakit, respon non verbal pada perubahan tubuh, fokus berlebihan pada
perubahan tubuh
2.4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Tingkat Nyeri (L.08066 Hal Intervensi Utama Manajemen Nyeri Intervensi Utama Manajemen
(D.0077) berhubun
145) (1.08238 Hal 201) Nyeri (1.08238 Hal 201)
gan dengan agen p
encedera fisiologis Setelah dilakukan tindakan Observasi :
dibuktikan dengan Observasi :
keperawatan selama 1 x24 jam 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
klien mengatakan 1.Membantu dalam menentuksn
klien mengatakan diharapkan nyeri akut menurun durasi, frekuensi, kualitas,
nyeri dikulit bekas kebutuhan manajemen nyeri dan
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri.
garuk, karena keefektifan program serta untuk
sangat gatal di - Keluhan nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri.
daerah yang ada mengetahui nyeri yang dirasakan
- Meringgis menurun 3. Identifikasi faktor yang
binti merah seperti 2.Penting kiranya mengetahui skala
ditangan dan leher - Gelisah menurun memperberat dan memperingan
P : Gatal dikulit nyeri, khususnya bagi para
nyeri.
karena bintil-bintil praktisi kesehatan untuk menilai
merah, Q : seperti Terapeutik :
terbakar, R : tingkatan rasa nyeri yang
4. Berikan teknik nonfarmakologis
ditanagn dan leher, dialami pasien. Skala nyeri ini akan
S : 6, T : setelah untuk mengurangi rasa nyeri.
digaruk, Klien membantu kita dalam membedakan
5. Fasilitasi istirahat dan tidur
tampak meringis, tingkat beratnya
gelisah, bersifat Edukasi :
protektif, Proses suatu penyakit sehingga dapat
6. Jelaskan strategi meredakan
berpikir terganggu membantu
nyeri.
menegakkan diagnosis yang akurat,
merencanakan pengobatan yang
Kolaborasi tepat, dan mengevaluasi efektivitas
7. Kolaborasi pemberian analgetik, pengobatan yang telah diberikan.
jika perlu. 3.Faktor pencetus nyeri yang terjadi
pada pasien dapat membantu
Intervensi Tambahan Berdasarkan tenanga medis untuk menentukan
Jurnal: intervensi selanjutnya dalam
8. Memberikan teknik relaksasi nafas d meredakan nyeri yang dirasakan
alam atau Deep Breathing Exercise pasien.
9. Tindakan selanjutnya adalah
Terapeutik :
melakukan kolaborasikan dengan
4.Meningkatkan relaksasi,
tim medis lain dalam pemberian
memberikan rasa konrol dan
terapi farmakologi.
mungkin meningkatkan koping dan
untuk mengurangi nyeri yang dirasa
5.Penyakit yang berat/eksaserbasi,
tirah baring mungkin diperlukan
(sampai perbaikan objektif dan
subjektif didapat) untuk membatasi
nyeri pada sendi serta fasilitas
istirahat dan tidur untuk
meredahkan nyeri

Edukasi :
6.Memberikan dukungan panas untuk
sendi yang sakit. Catatan: Panas
merupakan kontraindikasi pada
adanya sendi – sendi yang panas
dan bengkak. Memfokuskan
kelmabli perhatian, memberikan
stimulasi, dan meningkatkan rasa
percaya diri dan perasaan sehat.

Kolaborasi
7.Obat analgesik atau pereda nyeri
berfungsi untuk meredakan nyeri
sendi pada penderita osteoartritis.
Namun, obat ini tidak bekerja untuk
mengobati peradangan yang terjadi
pada sendi. Sebagai antiinflamasi
dan efek analgesic untuk
mengurangi kekauan dan
meiningkatkan mobilitas.

2. Gangguan Integritas Kulit Dan jaringan Intervensi Utama Manajemen Intervensi Utama Manajemen
integritas kulit (L.14125 Hal 33) Hipertermia ( I.15506 Hal 181) Hipertermia
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Observasi ( I.15506 Hal 181)
dengan Kurang keperawatan selama 1x24 jam 1. Identifikasi gangguan integritas Observasi
terpapar informasi diharapkan termoregulasi kulit ( misalnya penurunan 1. Untuk mengetahui penyebab pasti
tentang upaya membaik dengan kriteria hasil : kelembapan, suhu lingkungan dari gangguan integritas kulit
mempertahankan 1. Kerusakan jaringan yang ekstrem, penurunan pasien sehingga terapi yang
integritas jaringan menurun mobilitas) diberikan juga sesuai
ditandai dengan 2. Perdarahan menurun Terapeutik
Klien mengatakan 3. Kemerahan menurun Terapeutik 1. Mencegah terjadinya luka tekan
gatal pada kulit 4. Sensasi membaik ( tidak 2. Ubah posisi tiap 2 jam tirah didaerah yang mengalami
yang timbul bintil- lagi merasa terbakar baring dermatitis
bintil merah, Kulit dikulit) 3. Gunakan produk berbahan 2. Memberikan hipoalergik pada
klien kemerahan, ringan atau hipoalergik pada pasien dengan kulit sensitif
Terdapat ruam kulit sensitif membantu mengilangkan reaksi
pada kulit dan 4. Hindari penggunaan alkohol alergi pada kulit
lecet akibat pada kulit kering 3. Penggunaan alkohol akan
digaruk, Terdapat Edukasi meningkatakn sensasi terbakar
perdarahan akibat 5. Anjurkan menggunkakan pad kulit pasien.
bekas garuk pasien pelembab ( lotion) Edukasi
pada kulit 6. Anjurkan minum air yang cukup 4. Mengguanakn pelembaap pada
7. Anjurkan menghindari terpapar kulit dapat membantu mengunci
suhu ekstrem kelembapan kulit, menghalangi
8. Anjurkan menggunakan tabir hal-hal yang bisa
surya SPF 30 saat berada diluar membuat kulit iritasi, dan
rumah membantu mengurangi rasa gatal
9. Anjurkan mandi dan karena kulit kering.
menggunakan sabun secukupnya 5. Air memabantu meningkatkan
Kolaborasi elastisitas kulit
10. - 6. Suhu yang ekstrem dapat
. memperparah kondisi kulit pasien
7. Pengguanan SPF 30 membantu
menjaga kulit agar tidak rusak
akibat cahaya sinar matahari
8. Penggunaan sabun yang
berlebihan dapat menimbulkan
reaksi kering pada kulit
9.
2.5. Implementasi keperawatan
TANGGAL DAN NO IMPLEMENTASI DAN RESPON TT
JAM DX HASIL
21/04/2021 1 1. Memantau lokasi, karakteristik Kelompok
Jam 10.00 dan kualitas nyeri
Respon : pasien tampak meringis,
pasien mengatakan nyeri seperti
terbakar, pasien mengatakan nyeri
di tangan dan lehernya

2. Mengidentifikasi skala nyeri


Respon klien : klien mengatakan
skala nyerinya 6

3. Mengidentifikasi respon nyeri non


verbal
Respon klien : klien tampak
meringis, gelisah dan cemas
4. Memantau faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
Respon : pasien mengatakan
memegang kulit yang dermatits
meningaktkan nyeri atau jika kulit
bersentuhan dengan benda yang
kasar

26/02/2021 2 1. Mengidentifikasi gangguan Kelompok


Jam 11.00 integritas kulit ( misalnya
penurunan kelembapan, suhu
lingkungan yang ekstrem,
penurunan mobilitas)
Respon : klien mengatakan
mengalami gatal dikulit saat suhu
terlalu dingin dan terlalu panas
2. Mengubah posisi tiap 2 jam tirah
baring
Respon : klien bersedia untuk
merubah posisi tidurnya setiap 2
jam sekali
3. Menggunakan produk berbahan
ringan atau hipoalergik pada kulit
sensitif
Respon : klien bersedi diberikan
hipoalergik pada kulitnya
4. Menganjurkan menggunakan
pelembab ( lotion)
Respon : klien menggunakan
pelembab yang di anjurkan oleh
dokter
5. Menganjurkan minum air yang
cukup
Respon : klien minum air putih 8
gelas /hari
6. Menganjurkan menghindari
terpapar suhu ekstrem
Reson : klien memahami
informasi yang diberikan
7. Menganjurkan mandi dan
menggunakan sabun secukupnya
Respon klien : klien mengikuti
saran yang diberikan
2.6. Evaluasi Keperawatan
TANGGAL NO EVALUASI TT
DAN JAM DX
20/04/2021 1 S: Kelompok
Jam 14.00 Pasien mengatakan masih merasakan nyeri ditangan dan lehernya
seperti sensasi terbakar

O:
1. Tampak menyeringai
2. Gelisah
3. Klien bersifat protektif
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (4, 5, 6, 7, 8, 9)
20/04/2021 2 S: Kelompok
Jam 14.00 Pasien mengatakan masih merasakan gatal di tanagan dan lehernya
O:
1. Kulit klien masih kemerahan
2. Terdapat ruam pada kulit dan lecet akibat digaruk
3. Terdapat perdarahan akibat bekas garuk pasien pada kulit
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan (2,3,5,7,8)
BAB 3
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi SL, Bramono K, Indriatmi W, penyunting. Ilmu penyakit kulit dan
kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Badan penerbit FKUI;2017
2. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI/RSUPN Dr.Cipto
Mangunkusumo. Panduan pelayanan medis depertemen penyakit kulit dan dan
kelamin. Jakarta: RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo;20015
3. Widyanti, Agnes Indah, I. Nyoman Suartha, I. G. M. K. Erawan, L. D. Anggreni,
and L. M. Sudimartini. "Hemogram Anjing Penderita Dermatitis
Kompleks." Indonesia Medicus Veterinus 7, no. 5 (2018): 576-587.
4. Hendy, A. and Putranto, A.S., 2019. Evaluasi Angka Kejadian Komplikasi Pasca
Kolostomi Serta Faktor-Faktor Yang Berhubungan Di RSUPN Cipto Mangunkusumo
Tahun 2012-2014. Jurnal llmu Bedah Indonesia, 47(1), pp.111-123.
5. Renert-Yuval, Y. and Guttman-Yassky, E., 2019. What’s new in atopic
dermatitis. Dermatologic clinics, 37(2), pp.205-213.

Anda mungkin juga menyukai